TRANSLITERASI, TUJUAN, MANFAAT KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Qawaidul imla Dosen Pengampu: M. Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fakhruni Nur Karimah (111.11.170) Nanda Dwi Putri (111.13.112) Amizar Huznaila (111.13.173) JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA TAHUN 2013
BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia, yang telah mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan sosial masyarakat danilmu pengetahuan. Metodik khusus pengajaran Bahasa Arab, membicarakan tentang cara mengajar bidang studi Bahasa Arab tertentu, dimana prinsip didaktik umum dipergunakan. Metodik khusus perlu karena setiap bidang studi mempunyai cirri khas yang berlainan denga bidang studi lainnya. Ada yang memiliki pandangangan bahwa bahasa Arab itu berkembang sebagaimana bahasa yang lainnya, belajar bahasa merupakan upaya untuk membangun konsep baru dalam diri seseorang untuk dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemilik bahasa tersebut. Huruf Arab yang bersifat konsonan akan menyebabkan kesulitan dalam membaca teks-teks bahasa Arab, lebih-lebih akhiran setiap kalimat yang dapat berubah-ubah sesuai dengan jabatanya. Cara membaca dan menulisnya dari kanan ke kiri menyebabkan problem tersendiri bagi kebanyakan peserta didik, dikarenakan mereka sudah terlanjur familiar dengan lajur kiri ke kanan. Oleh karena itu diperlukan teknik tersendiri dalam pembelajaran baca tulis.
BAB 2 PEMBAHASAN Transliterasi Arab-Latin memang dielajari oleh bangsa indonesia karena huruf Arab dipergunakan untuk menuliskan kitab sucu agama islam. Karena ketiadaan yang baku, transliterasi Arab Latin Yang dipakai oleh masyarakat banyak ragamnya. Pedoman transliterasi Arab-Latin yang baku telah lama didambakan karena amat membantu dalam pemahaman terhadap ajaran dan perkembangan islam di Indonesia. Umat islam di Indonesia tidak semuanya mengenal dan menguasai huruf Arab, oleh karena itu pertemuan ilmiah pada dasarnya merupakan upaya untuk pembinaan dan peningkatan kehidupan beragama, khususnya bagi umat islam Indonesia. A. Pengertian Transliterasi Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya. Transliterasi Arab-Latin disini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf Latin beserta perangkatnya. Pembakuan pedoman transliterasi Arab-Latin disusun dengan prinsip sebagai berikut: 1) Sejalan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 2) Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf latin dicarikan padanan dengan cara memberi tambahan tanda diakritik, dengan dasar satu lambang. 3) Pedoman transliterasi ini diperuntukkan bagi masyarakat umum. Adapun rumusan pedoman Transliterasi Arab-Latin Hal-hal yang dirumuskan secara kongkrit dalam pedoman Transliterasi Arab-Latin meliputi : 1) Konsonan 2) Vokal 3) Maddah 4) Ta marbutah 5) Syaddah (Tasydid) 6) Kata sandang 7) Hamzah 8) Penulisan kata 9) Huruf kapital
10) Tajwid 1 B. Tujuan imla Tujuan dari pembelajaran imla tidaklah terbatas pada apa yang telah disebutkan, akan tetapi setidaknya kita mengambil imla sebagai sarana untuk mewarnai berbagai hal. Baik kegiatankegiatan bahasa, latihan dan kebiasaan yang baik. 1) Memberikan latihan kepada peserta didik penulisan huruf-huruf dan kalimat dengan memperhatikan lebih seksama kalimat-kalimat yang banyak terjadi kesalahan dalam penulisan. 2) Imla merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang bahasa, sehingga dapat memastikan tugas utama dari bahasa yaitu pemahaman. 3) Membiasakan murid-murid supaya teliti, disiplin, awas, bersih, dan tertib. 4) Memperbaiki tulisan dan memperjelasnya. 5) Memperluas pengalaman, bekal ilmu bahasa. 6) Melatih penulisan secara cepat, jelas dan benar sehingga membiasakan peserta didik untuk mendengarkan dengan baik. 7) Membiasakan siswa supaya tenang dan mendengarkan baik-baik. 8) Melatih panca indra yang dipergunakan waktu imla, supaya kuat dan tajam, yaitu telinga untuk mendengarkan, tangan untuk menulis, dan mata untuk melihat bentuk kata-kata. 9) Melatih siswa supaya menulis kata-kata dengan betul dan menetapkan bentuk katakata itu di dalam otak mereka sehingga mereka dapat menuliskannya tanpa melihat. 2 Pentingnya Imla (Dikte) Imla penting sekali di antara cabang-cabang ilmu bahasa. Bahkan imla itulah asas yang untuk mengibaratkan isi hati kita dengan tulisan. Tetapi imla wasilah untuk membentuk rupa tulisan kata-kata, imla yang salah tak dapat dibaca dan dimengerti sama sekali. Bahkan kesalahan imla menunjukkan bahwa penulis bukan orang yang pandai menulis. Imla menjadi ukuran untuk mengetahui sampai dimana pelajaran murid-murid, untuk diberikan pelajaran baru. 1 Andi Bahruddin M, Pedoman Transliterasi Arab-Latin, (Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, 2003), hlm.3. 2 http://www.thohiriyyah.com/2011/12/metode-menulis-imla-dikte-arab.19-03-2014.html
Memilih kata-kata yang akan di imlakan Kata-kata yang akan di imlakan harus disiplin, yaitu sebagai berikut: 1. Mudah dan sesuai dengan otak dan kecerdasan siswa, serta sesuai dengan kehidupan mereka. 2. Kata-kata itu telah dikenal oleh siswa, bukan kata-kata yang asing bagi mereka. 3. Untuk siswa yang baru mulai belajar Bahasa Arab, sebaiknya kata-kata yang di imlakan itu diambil dari kitab bacaan muthala ah yang telah dibaca oleh siswa. 4. Untuk kelas yang tinggi, diambil dari mahfudzah, kisah, sejarah, ilmiyah dll. 5. Kata-kata yang di imlakan itu harus dalam satu kata, dan dalam satu bahan yang sempurna dalam satu pelajaran. Macam-macam Imla 1. Imla yang disalin : Yaitu sisw menyalin kalimat dari papan tulis atau dari kitab bacaan yaitu sesudah membaca dan memberinya serta mengeja sebagian kata-katanya dengan ejaan lisan. Imla ini baik diajarkan pada tingkat pertama. 2. Imla yang dilihat : Yaitu diperlihatkan kepada siswa kalimat imla yang dituliskan di papan tulis, kemudian disuruh membaca dan memahaminya serta mengeja sebagian kata-katanya, kemudian kata-kata itu ditutup dan diimlakan kepada mereka. 3. Imla yang didengar : Yaitu diperdengarkan kepada murid-murid kaimat imla, tanpa tulisan. Dengan terlebih dahulu diadakan munaqasah tentang kata-katanya dan artinya terlebih dahulu yang dipandang sukar, lalu dituliskan di papan tulis, kemudian dihapus setelah siswa disuruh memprihatikannya, lalu diimlakan kepada mereka. 4. Imla ujian atau testing : Tujuannya untuk menguji siswa dan mengukur sampai dimana kemajuannya dalam pelajaran yang telah diberikan kepadanya. Dalam imla ujian ini kalimat imla itu, diimlakan kepada murid-murid, sesudah artinya, tanpa diejakan kata-katanya. Metode Mengajarkan Imla a. Mengerjakan imla yang disalin Pendahuluan yang sesuai dengan bahan pelajaran. Memperlihatkan bahan imla dipapan tulis atau dari kitab bacaan.
Guru membaca bahan imla sebagai contoh. Kemudian disuruh seorang murid untuk membacanya. Bersoal jawab dengan siswa untuk memahami bahan imla sehingga mereka faham dengan benar. Menyuruh siswa untuk mengeja kata-kata yang sukar. Kemudian guru menyuruh siswa menyalin bahan imla dalam buku tulis. Kemudian guru membaca baham imla sekali lagi supaya siswa dapat memperbaiki kalau ada kesalahan. Mengumpulkan buku tulis siswa dengan cara teratur dan tenang. b. Mengajarkan imla yang dilihatkan : Metode mengajarkan imla yang dilihat sama dengan mengajarkan metode imla yang disalin. Perbedaanya ialah setelah selesai membaca acara imla dan bersoal jawab untuk memahaminya, serta mengeja kata yang sukar, lalu ditutup acara imla seluruhnya, sehingga tidak dapat dilihat oleh siswa, kemudian guru membacakan imla kepada siswa, kata demi kata seperti yang telah disebut di atas. c. Mengajarkan imla yang didengar : Pendahuluan seperti ada muthala ah Guru membaca bahan imla selurhnya, supaya dapat dipahami oleh siswa secara umum tanpa dilihat tulisannya Siswa mengeluarkan buku tulis dan pena, lalu menulis tunggal dan menulis judul imla, ketika itu guru menghapus kata-kata yang tertulis dipapan tulis. Guru membaca imla sekali lagi Kemudian guru membacakan imla: Dibacakan imla itu sebagian demi sebagian, panjang pendeknya menurut keadaan murid-murid. Dibacakan imla itu hanya sekali saja, supaya siswa dapat mendengarkan dengan baik dan hati-hati. Guru membacakan pula tanda-tanda baca; koma, titik koma, titik, tanda tanya. Guru menjaga siswa supaya duduk dengan baik, tidak membungkuk.
Guru membacakan bahan ila sekali lagi (yang ketiga) supaya siswa dapat membetulkan kesalahannya. Mengumpulkan buku tulis siswa dengan tenang dan tertib. d. Mengajarkan imla ujian : Metode mengajarkan imla ujian sama dengan metode mengajarkan imla yang didengar, hanya bedanya, tidak mengeja kata-kata yang sulit Cara membetulkan Imla Banyak cara yang dapat ditempuh dalam membetulkan imla di antaranya, ialah : 1. Guru membetulkan buku tulis tiap-tiap murid di hadapannnya masing-masing, sehingga mereka dapat melihat kesalahan yang mereka lakukan secara langsung. Sedang murid-murid yang lain disuruh mengerjakan pekerjaan yang lain, seperti membaca dalam hati. Sistem ini baik, hanya bahayanya murid-murid yang lain tidak mengerjakan pekerjaan yang disuruh guru, lalu mereka bermain-main dan ribut. 2. Guru membetulkan buku tulis imla murid di luar kelas, jauh dari mereka, lalu guru membetulkan kesalahan yang ditulis mereka, dengan membetulkan yang betul dekat kesalahan itu. Kemudian guru menyuruh murid-murid menuliskan kata-kata yang betul itu beberapa kali. Sistem inilah yang biasa dilakukan banyak guru. Kesalahannya ialah masa antara kesalahan murid dalam imla dan membetulkannya sangat jauh sekali. Jadi tidak mengetahuinya secara langsung. 3. Guru memperlihatkan kepada murid contoh bahan imla di papan tulis, kemudian murid disuruh membetulkannya masing-masing dengan melihat contohnya di papan tulis jadi dia sendiri membetulkan kesalahannya. Sistem ini baik, supaya membiasakan murid teliti dan berhati-hati, serta percaya pada diri sendiri dan lagi membiasakan mereka, supaya berlaku benar dan jujur, serta berani mengakui kesalahan. 4. Guru menyuruh murid-murid bertukar buku dengan temannya secara teratur, lalu tiap-tiap murid membetulkan kesalahan temannya, dengan melihat contoh di papan tulis. Dalam dua sistem yang akhir ini, hendaklah guru mengulang membetulkan buku tulis imla murid dengan sendirinya, supaya diketahui bahwa pekerjaan murid-murid itu benar-benar sempurna.
Kalau tidak, haruslah guru memberikan peringatan kepada mereka supaya bekerja teliti dan hati-hati. CONTOH MENGAJARKAN IMLA (DIKTE) Tanggal : Materi/acara : Waktu : 40 menit Kelas : III Tsanawiyyah Alat Peraga : Sebuah papan tulis di tempat menuliskan imla sebelum mulai pelajaran. Tujuan : Supaya murid pandai menuliskan kalimat-kalimat yang akan didiktekan kepadanya dengan tulisan yang benar. 3 C. Kelebihan Bahasa Arab dari Qowaidul imla Kelebihan yang dimiliki Bahasa Arab adalah sebagai berikut: Bahasa Arab adalah bahasa Al Qur an. Sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam dunia internasional. Huruf-huruf Arab memiliki keunikan tertentu seperti adanya harokat yang dengannya dapat dibedakan subyek, objek dll. Bahasa Arab kekal sepanjang zaman. Bahasa arab itu padat maknanya Bahasa arab itu mudah dihafal dan tidak menjemukan. D. Kekurangan Bahasa Arab dari Qawaidul imla Kekurangan disini diartikan sebagai hambatan dalam mempelajari Bahasa Arab jika dilihat dari 3 aspek, yaitu: 1. Kebahasaan Kesulitan dalam aspek bunyi karena adanya perbedaan bunyi ada fonem bahasa Arab yang tidak ada bandingannya dalam bahasa indonesia. Misalnya: tsa, ain, gain, tha, kha, ha. Kesulitan dalam mendengarkan suara huruf yang berdekatan makhrajnya, contoh: ha, sod, tsa, sa, kha. 3 Dedeng Rosyidin, Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Arab, 2006/2007, hlm. 50-53.
2. Tenaga pengajar Tenaga pengajar di Indonesia sedikit yang menguasai pelajaran bahasa Arab. Mereka mengajar bahasa Arab ala Indonesia, maksudnya mereka mengajar bahasa dengan mengunakan pengantar bahasa indonesia. Kebanyakan dari tenaga pengajar Bahasa Arab di indonesia, ketika telah dimulai kegiaatan belajar mengajar, ia tidak menggunakan bahasa Arab. Hal ini mempengaruhi siswanya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. Padahal semakin sering siswa mendengar bahasa Arab ia akan semakin dekat dengan bahasa Arab. Jarang sekali pengajar memberikan latihan-latihan (tugas) untuk anak didiknya, sehingga ia tidak hanya memberikan materi saja. Timbal balik dari siswa bisa dicontohkan dengan mereka aktif bertanya bisa dilatih dengan menggunakan bahasa Arab. 3. Tantangan mempelajari Bahasa Arab Sumber-sumber dan literature ke bahasa Arab dilembaga pendedekan kita juga masih relatif kurang. Hal ini antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian pimpinan fakultas dan universitas untuk mengembangkan pendidikan bahasa Arab. Selain itu penting juga ditegaskan bahwa perhatian negara Arab dalam bentuk penyediaan sumber belajar termasuk referensi dan literature yang memadahi untuk negara-negara berkembang seperti indonesia relatif masih kurang. 4 4 http://devita-rahmawati.blogspot.com/2012/01/metode-pembelajaran-bahasa-asing.19-10-2014.html
BAB 3 PENUTUP Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya. Transliterasi Arab-Latin disini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf Latin beserta perangkatnya. Tujuan dari pembelajaran imla tidaklah terbatas pada apa yang telah disebutkan, akan tetapi setidaknya kita mengambil imla sebagai sarana untuk mewarnai berbagai hal. Baik kegiatan-kegiatan bahasa, latihan dan kebiasaan yang baik. 1) Memberikan latihan kepada peserta didik penulisan huruf-huruf dan kalimat dengan memperhatikan lebih seksama kalimat-kalimat yang banyak terjadi kesalahan dalam penulisan. 2) Imla merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang bahasa, sehingga dapat memastikan tugas utama dari bahasa yaitu pemahaman. 3) Membiasakan murid-murid supaya teliti, disiplin, awas, bersih, dan tertib. 4) Memperbaiki tulisan dan memperjelasnya. 5) Memperluas pengalaman, bekal ilmu bahasa. 6) Melatih penulisan secara cepat, jelas dan benar sehingga membiasakan peserta didik untuk mendengarkan dengan baik. 7) Membiasakan siswa supaya tenang dan mendengarkan baik-baik. 8) Melatih panca indra yang dipergunakan waktu imla, supaya kuat dan tajam, yaitu telinga untuk mendengarkan, tangan untuk menulis, dan mata untuk melihat bentuk kata-kata. 9) Melatih siswa supaya menulis kata-kata dengan betul dan menetapkan bentuk katakata itu di dalam otak mereka sehingga mereka dapat menuliskannya tanpa melihat. Kelebihan Bahasa Arab dari Qowaidul imla Kelebihan yang dimiliki Bahasa Arab adalah sebagai berikut: Bahasa Arab adalah bahasa Al Qur an. Sebagai bahasa resmi yang digunakan dalam dunia internasional. Huruf-huruf Arab memiliki keunikan tertentu seperti adanya harokat yang dengannya dapat dibedakan subyek, objek dll. Bahasa Arab kekal sepanjang zaman. Bahasa arab itu padat maknanya.
REFERENSI Bahruddin Malik, Andi. 2003, Pedoman Transliterasi Arab Latin, Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama Rosyiddin, Dedeng. 2006/2007, Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Arab, hlm.50-53 http://devita-rahmawati.blogspot.com/2012/01/metode-pembelajaran-bahasaasing.html http://www.thohiriyyah.com/2011/12/metode-menulis-imla-dikte-arab.html