PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 64/1996, PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 146/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SUDAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN PASAL 1 PASAL 2

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 91/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN KAMBOJA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN MAROKO

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PERSETUJUANPERDAGANGAN ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN KAMBOJA

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

===========================================

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SUDAN

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

disebut sebagai "Para Pihak";

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jamaica selanjutnya disebut sebagai "Para pihak". Didorong keinginan untuk saling memperdalam dan. tali persaudaraan yang telah ada diantara kedua

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI BANTUAN HIBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERJASAMA EKONOMI DANTEKNIK ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

r ANTARA KANTOR BERITA ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR BERITA TASR REPUBLIK SLOVAKIA

~ ' REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

KEPPRES 53/1998, PENGESAHAN PROTOCOL TO IMPLEMENT THE INITIAL PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

w,= REPUBLIJ[ INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DAN

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK ITALIA MENGENAI KERJASAMA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASAL 1 PEMBEBASAN VISA

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 88/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK AFRIKA SELATAN

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1973 TENTANG PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

PERSETUJUANPERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK YAMAN. Pasal 1. Pasal 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa di Jakarta, pada tanggal 11 April 1996 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Persetujuan Perdagangan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina, sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina; b. bahwa sehubungan dengan itu, dan sesuai dengan Amanat Presiden Republik Indonesia kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang Pemuatan Pembuatan Perjanjian-perjanjian dengan Negara Lain, dipandang perlu untuk mengesahkan Agreement tersebut dengan Keputusan Presiden; Mengingat: Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945; MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIKINDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA. Pasal 1 Mengesahkan Persetujuan Perdagangan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina, yang telah ditandatangani Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta, pada tanggal 11 April 1996, sebagai hasil perundingan antara Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Indonesia, Ukraina dan Inggeris sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini. Pasal 2 Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 1996 MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd. MOERDIONO Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 1996 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SOEHARTO

PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak pada Persetujuan", Memperhatikan dengan puas kesuksesan perkembangan hubungan-hubungan perdagangan dan ekonomi, dan Berkeinginan untuk lebih memperluas dan memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomi antara kedua negara atas dasar prinsip persamaan dan saling menguntungkan, Telah menyetujui sebagai berikut: PASAL 1 Para Pihak pada Persetujuan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan nasional masing-masing negara, harus mengambil segala langkah-langkah untuk memajukan, memudahkan dan mengembangkan kerjasama perdagangan dan ekonomi antara kedua negara untuk jangka panjang dan atas dasar prinsip seimbang. PASAL 2 Para Pihak pada Persetujuan sepakat untuk saling memberikan perlakuan yang menguntungkan tidak kurang daripada yang diberikan kepada negara lain di bidang perdagangan, terutama mengenai peraturan-peraturan dan tatacara pabean, bea masuk dan peraturan-peraturan dalam hal impor dan ekspor barang-barang/komoditi-komoditi. PASAL 3 Ketentuan-ketentuan pasal 2, bagaimanapun, tidak berlaku terhadap pemberian ataupun kelanjutan daripada: 1) Keuntungan-keuntungan dan pengecualian-pengecualian yang diberikan oleh salah satu dari Para Pihak pada Persetujuan kepada negara-negara tetangga dalam rangka kemudahan perdagangan lintas batas,

2) Keuntungan-keuntungan dan pengecualian-pengecualian yang berasal dari suatu uni pabean dan/atau suatu kawasan perdagangan bebas, yang salah satu dari Pihak pada Persetujuan adalah anggota atau dapat menjadi anggota. PASAL 4 Kapal-kapal niaga dari salah satu negara, dengan atau tanpa muatan-muatan didalamnya, sewaktu memasuki, tinggal atau meninggalkan pelabuhan-pelabuhan dari negara lainnya, akan menikmati fasilitas-fasilitas istimewa yang dijamin oleh hukum yang berlaku, ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan untuk berlayar dibawah bendera negara ketiga. Prinsip ini bagaimanapun, tidak berlaku terhadap kapal-kapal yang berlayar di daerah wilayah pantai. PASAL 5 Impor dan ekspor barang dan jasa akan dilakukan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di negara Para Pihak pada Persetujuan, praktek-praktek perdagangan internasional atas dasar kontrak-kontrak yang akan diputuskan antara individu-individu dan badan hukum dari kedua negara. Para Pihak pada Persetujuan tidak bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban ataupun kerugian-kerugian, pada individu-individu dan badan hukum sebagai akibat daripada transaksi perdagangan tersebut. PASAL 6 Semua pembayaran yang timbul dari Persetujuan ini harus dilakukan didalam mata uang internasional yang bebas dipertukarkan sesuai dengan hukum dan peraturan di masing-masing Pihak pada Persetujuan. PASAL 7 1) Para Pihak pada Persetujuan akan mendorong untuk partisipasi pelaku-pelaku ekonomi dalam kegiatan-kegiatan promosi perdagangan seperti pameran, kunjungan-kunjungan dan seminar-seminar yang diorganisir di kedua negara untuk mengembangkan hubungan-hubungan perdagangan yang saling menguntungkan. 2) Sesuai dengan hukum dan peraturan nasional yang berlaku di kedua negara, Para Pihak pada Persetujuan harus membebaskan, barang-barang dibawah ini dari bea masuk, pajak-pajak dan pungutan lainnya atas barang yang diimpor dan diekspor sebagai berikut: a) contoh barang dan barang untuk keperluan iklan yang tidak mempunyai nilai

komersial. b) alat-alat dan komponen-komponen yang diimpor untuk dirakit atau diperbaiki, dengan syarat alat-alat ataupun komponen tadi dire-ekspor. c) barang-barang untuk keperluan pameran baik yang bersifat tetap maupun sementara, dengan syarat barang-barang tersebut dire-ekspor. PASAL 8 Para Pihak pada Persetujuan harus saling memberikan perlindungan atas kekayaan intelektual sesuai dengan Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang dari Hak Atas Kekayaan Intelektual yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Persetujuan Akhir yang memuat hasil-hasil Putaran Uruguay dari perundingan-perundingan Perdagangan Multilateral, yang telah ditandatangani di Marrakesh pada tanggal 15 April 1994. PASAL 9 Setiap perselisihan diantara Para Pihak pada Persetujuan mengenai penafsiran dan pelaksanaan Persetujuan ini harus diselesaikan secara bersahabat oleh kedua Pihak pada Persetujuan melalui saluran diplomatik. PASAL 10 Persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal pemberitahuan terakhir dimana Para Pihak pada Persetujuan saling memberitahukan bahwa persyaratan konstitusional untuk berlakunya Persetujuan ini telah dipenuhi. Persetujuan ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Kecuali salah satu Pihak pada Persetujuan telah memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lainnya mengenai keingginannya untuk mengakhiri Persetujuan ini 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut, Persetujuan harus dianggap secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya dan sesudahnya, dengan prosedur yang sama mengenai pengakhiran Persetujuan, setiap 1 (satu) tahun secara berturut-turut. Persetujuan ini dapat dirubah atau diakhiri dengan persetujuan bersama dari Para Pihak pada Persetujuan Perubahan atau pengakhiran Persetujuan ini tidak akan mempengaruhi keabsahan kontrak-kontrak yang telah diadakan antara individu-individu dan badan hukum dari kedua negara. SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan dibawah ini, yang diberi kuasa oleh Pemerintah

masing-masing, telah menandatangani Persetujuan ini. DIBUAT di Jakarta pada tanggal 11 April 1996 dalam rangkap dua dalam bahasa Indonesia, Ukraina dan Inggris, semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Apabila terdapat perbedaan penafsiran atas Persetujuan ini, maka naskah bahasa Inggris yang berlaku. UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ttd. UNTUK PEMERINTAH UKRAINA ttd. Sumber: LN. 1996/80

TRADE AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF UKRAINE The Government of the Republic of Indonesia and the Government of Ukraine, hereinafter referred to as "the Contracting Parties", Noting with satisfaction the successful development of trade and economic relations, and Being desirous for further expansion and strengthening of trade and economic relations between the two countries on the basis of equality and mutual benefit, Have agreed as follows ARTICLE 1 The Contracting Parties shall in accordance with their national laws and regulations take all appropriate measures to promote, facilitate and develop economic and trade co-operation between the two countries on a long term and stable basis. ARTICLE 2 The Contracting Parties agree to accord to each other no less favorable treatment than that accorded to any other country in matters of trade, particularly as regard customs rules and formalities, custom duties and regulations governing the importation and exportation of goods/commodities. ARTICLE 3 The provision of article 2, however, shall not apply to the grant or continuance of.any 1. advantages and preferences provided by either Contracting Party to the neighbouring countries for the purpose of facilitating frontier trade,

2. advantages and preferences resulting from a customs union and/or free trade zone, to which any of the contracting parties is/or may become a party. ARTICLE 4 Merchant ships of either country, with or without cargoes therein, will, while entering, staying-in or leaving the ports of the other country, enjoy the most favoured facilities granted by their laws, rules and regulations to ships under third countries flags, its principle shall not, however, apply to ships engaged in coastal navigations. ARTICLE 5 The import and export of goods and services shall be carried out in accordance with the laws and regulations in force of the Contracting Parties, international trade practices based on contracts to be concluded between the natural and juridical persons of both countries. Neither of the Contracting Parties shall be responsible for liabilities or damages of natural and juridical persons, which results from such commercial transactions. ARTICLE 6 All payments arising under this Agreement shall be made in freely-convertible international currencies in accordance with the laws and regulations in either country unless otherwise specifically agreed upon between the Contracting Parties. ARTICLE 7 (1) The Contracting Parties shall encourage the participation of its economic entities in trade promotional events such as exhibitions, missions and seminars organized in both countries in the interest of developing mutual trade relations. (2) The Contracting Parties shall exempt, in accordance with the national laws and regulations in force of both countries, the following goods from duties, taxes and other dues upon their importation and exportation : a. samples and advertising materials of no commercial value, b. tools and components imported for assembly or repair purposes, provided that such tools and components are re-exported,

c. goods for permanent and temporary fairs and exhibitions provided that such goods are re-exported. ARTICLE 8 The Contracting Parties shall provide each other intellectual property protection, in accordance with the Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights which forms an integral part of the Final Act Embodying the Results of the Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations signed in Marrakesh on 15 April 1994. ARTICLE 9 Any dispute between the Contracting Parties on the interpretation or implementation of this Agreement shall be settled amicably by both Contracting Parties through Diplomatic Channels. ARTICLE 10 This Agreement shall enter into force on the date of last notification by which the Contracting Parties notify each other that their constitutional requirements for the entry into force of this Agreement have been fulfilled. It shall be valid for a period of five years. Unless either Contracting Party has notified the other in writing about its intention to terminate the present Agreement six months prior to the expiration of the aforesaid period of five years, it shall be considered as automatically extended for another year and thereafter, subject to the same procedure with respect to its terminations, for further successive periods of one year each. This Agreement may be revised or terminated by mutual consent of the Contracting Parties. The revision or termination of this Agreement shall not affect the validity of the contracts already concluded between the natural and juridical persons of the two countries. IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, duly authorized thereto by their respective Governments, have signed this Agreement. DONE at Jakarta on this... day of April 1996, in duplicate in the Indonesian, Ukrainian and English languages, all texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation about this Agreement, the English text shall prevail.

FOR THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA ttd FOR THE GOVERNMENT OF UKRAINA ttd