BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpulan Data. Kajian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Teknik Pengumpul Data. Kajian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni

BAB I PENDAHULUAN. kaca di atmosfer karena aktivitas manusia seperti pembakaran BBM dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian mengenai implementasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. tinggi yang berada di kota Jakarta, yang memiliki karakteristik mahasiswa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengkaji peranan efektivitas model pembelajaran PKn berbasis

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di kantor partai politik yang menang pada

BAB II METODE PENELITIAN

perumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu cara untuk mencari kebenaran secara ilmiah berdasarkan pada data

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. inilah yang dijadikan tempat berkumpulnya Virginity Jogja pada waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam tesis ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan pengamatan dan mencari data deskriktif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. integrasi sosial dalam pengembangan budaya kewarganegaraan di kelurahan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode, berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konteks dari suatu keutuhan sebagai sumber data. Karena yang dikaji adalah latar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. profil SMK, perumusan manajemen stratejik dalam pemberdayaan SMK, dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

penutup, dan melengkapi data-data yang sudah di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Keraton Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III yaitu metodologi penelitian berisi uraian mengenai pendekatan,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena menghasilkan data

Transkripsi:

135 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan aspek metodologi sebagai bagian dari penelitian yang banyak berperan dalam proses pengumpulan dan analisis data yakni: Pendekatan dan Metode Penelitian; Pengumpulan data; Penentuan Subjek Penelitian dan Sumber data; dan Analisis Data A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya, melainkan lebih menekankan kepada kajian interpretatif (Strauss dan Corbin, 2009:4). Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berimplikasi pada penggunaan ukuran-ukuran kualitatif secara konsisten, artinya dalam pengolahan data, sejak mereduksi, menyajikan, memverifikasi dan menyimpulkan data tidak menggunakan perhitunganperhitungan secara matematis dan statistik, melainkan lebih menekankan pada kajian interpretatif. Creswell (1998: 15) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut: Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analyzes words,

136 reports detailed views of informants, and conducts the study in a natural setting. Kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah. Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif adalah kepedulian terhadap makna. Dalam hal ini penelitian kualitatif tidak peduli terhadap persamaan dari obyek penelitian melainkan sebaliknya mengungkap tentang pandangan tentang kehidupan dari orang-orang yang berbeda-beda. Pemikiran ini didasari oleh kenyataan bahwa makna yang ada dalam setiap orang berbeda-beda. Maka tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai instrumen. Lincoln dan Guba (1985:199) menyatakan bahwa...the human-as-instrument is inclined toward methods that are extensions of normal human activities: looking, listening, speaing, reading, and the like. Dari pernyataan ini semakin jelas bahwa keunggulan manusia sebagai instrumen dalam penelitian naturalistik karena alat ini dapat melihat, mendengar, membaca, merasa, dan sebagainya yang biasa dilakukan manusia umumnya. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode grounded theory yaitu metode penelitian kualitatif yang menggunakan sejumlah prosedur sistematis guna

137 mengembangkan teori grounded yang disusun secara induktif tentang suatu fenomena. Temuan penelitiannya merupakan rumusan teori tentang realitas yang diteliti, bukan sekedar sederet angka atau sejumlah tema yang kurang berkaitan. Melalui metodologi ini tidak hanya dihasilkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep, namun juga dilakukan pengujian sementara terhadap konsep ini. Tujuan metode grounded theory adalah menyusun teori yang sesuai dengan dan menjelaskan tentang bidang yang diteliti (Strauss dan Corbin, 2009:12). Lebih lanjut dijelaskan bahwa grounded theory memberikan peluang sangat besar untuk menemukan teori baru, disusun dan dibuktikan melalui pengumpulan data yang sistematis, dan analisis data yang berkenaan dengan fenomena itu. Pengumpulan data, analisis data, dan teori saling terkait dalam hubungan timbal balik. Peneliti tidak memulai penyelidikan dengan pegangan pada suatu teori tertentu lalu membuktikannya, melainkan dengan pegangan pada suatu bidang kajian dan halhal yang terkait dengan bidang tersebut (Strauss dan Corbin, 2009: 10-11). Beberapa alasan yang mendasari penggunaan metode grounded theory dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, sesuai dengan permasalahan bagaimana kompetensi yang diperlukan bagi pengembangan model PKn sebagai media pendidikan politik. Kajian ini bersifat konseptual teoretik tentang filsafat keilmuan khususnya menyangkut epistimologi. Kedua, setelah dibahas melalui analisis data yang peneliti lakukan, diharapkan peneliti dapat menemukan teoriteori grounded atas penelitian yang peneliti lakukan secara epistimologi tersebut, mengingat dalam penelitian ini diperlukan kepekaan yang dalam untuk menyingkap makna yang dituangkan melalui interaksi peneliti dengan subjek.

138 B. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia maupun bukan manusia. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang meliputi studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. 1. Studi Dokumentasi Cara pengumpulan data yang pertama digunakan oleh peneliti adalah studi dokumentasi. Selain menjadikan peneliti sebagai instrumen dalam pengumpulan data, peneliti memanfaatkan sumber-sumber lain berupa catatan dan dokumen (non human resources). Menurut Lincoln dan Guba (1985: 276-277) catatan dan dokumen ini dapat dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk pertanggungjawaban. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti mengumpulkan catatan dan dokumen yang dipandang perlu untuk membantu analisis dengan memanfaatkan sumber kepustakaan berupa dokumen kepartaian, literatur, makalah, jurnal, dan hasil penelitian. Kajian dokumen difokuskan pada aspek materi atau substansi yang ada kaitannya dengan topik yang akan dibahas. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai human instrument. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bogdan dan Biklen (1982:27) bahwa Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and the researcher is the key instrument. Peneliti yang berperan sebagai instrumen utama dalam proses pengumpulan data merupakan aspek penting dalam proses penelitian secara

139 keseluruhan. Ia dapat memanfaatkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. 2. Wawancara Cara pengumpulan data kedua yang digunakan adalah wawancara. Subjek penelitian yang diwawancarai adalah para pengurus partai, politisi partai dan pakar yang berlatar keilmuan terkait dengan Pendidikan Kewarganegaraan serta banyak menaruh perhatian yang tinggi terhadap pendidikan politik. Tujuannya ialah untuk mendapatkan informasi tentang persepsi perorangan, cita-cita, gagasan, perasaan, motivasi, tuntutan, pendapat, dan kepedulian para subjek penelitian tersebut terhadap model Pendidikan Kewarganegaraan sebagai media pendidikan politik. Kecuali untuk mencari informasi tentang kegiatan seseorang pada saat percakapan dilakukan, wawancara dilakukan untuk merekonstruksi perspektif dan gagasan para subjek penelitian sesuai dengan pengalamannya masing-masing tentang model Pendidikan Kewarganegaraan sebagai media pendidikan politik. Hasil wawancara dimanfaatkan untuk mengembangkan informasi yang sudah diperoleh, atau untuk perubahan dan verifikasi. Menurut Patton (1990: 280) pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian dapat mengikuti tiga macam pilihan sebagai berikut: Pertama, wawancara percakapan informal (the informal conversation interview), ialah wawancara yang sepenuhnya didasarkan pada susunan pertanyaan spontan ketika interaksi berlangsung khususnya pada proses observasi partisipatif di lapangan. Pada saat wawancara melalui percakapan informasi berlangsung terkadang orang yang diwawancarai tidak diberitahu bahwa mereka sedang diwawancarai.

140 Kedua, wawancara umum dengan pendekatan terarah (the general interview guide approach), ialah jenis wawancara yang menggariskan sejumlah isu yang harus digali dari setiap responden sebelum wawancara dimulai. Artinya bahwa pertanyaan mendasar yang akan menjadi pokok bahasan pada saat wawancara dilakukan adalah pertanyaan-pertanyaan yang diangkat dari isu yang berkembang dari temuan-temuan yang didapat sebelum wawancara dilakukan, untuk kemudian digali lebih lanjut informasinya dari responden pada saat proses wawancara. Hal ini sebagai upaya untuk mendalami informasi yang didapat sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan dalam jenis wawancara ini berkisar pada fenomena yang didapat selama penelitian. Pertanyaan tersebut tidak perlu dalam urutan yang diatur terlebih dahulu atau dengan kata-kata yang dipersiapkan, tetapi peneliti menyesuaikan baik urutan pertanyaan maupun kata-kata untuk responden tertentu dengan responden lain. Ini berarti bahwa wawancara dilakukan berdasar pada kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dituangkan dalam pertanyaan yang disesuaikan dengan keadaan informan dalam konteks wawancara yang sebenarnya. Ketiga, wawancara terbuka yang baku (the standardized open-ended interview), meliputi seperangkat pertanyaan yang secara seksama disusun dengan maksud menjaring informasi mengenai isu yang sesuai dengan urutan dan katakata yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada wawancara ini peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara yang didasarkan pada indikator variabel penelitian yaitu berkaitan dengan Pendidikan Kewarganegaraan, pendidikan politik, partai politik dan kesadaran politik. Fleksibilitas dalam menggali informasi dibatasi, tergantung pada sifat wawancara dan keterampilan peneliti.

141 Wawancara dilakukan secara langsung antara peneliti dan nara sumber secara dialogis, tanya jawab, diskusi dan melalui cara lain yang dapat memungkinkan diperolehnya informasi yang diperlukan. Teknik wawancara ini merupakan metode pengumpulan data dan informasi untuk mendeskripsikan pengalaman informan yang nantinya akan sangat diperlukan untuk menyusun dan mengembangkan teori grounded. Pewawancara sendiri tidak banyak melakukan intervensi dan mendesakkan pendapat sehingga informasi yang diperoleh terjamin reliabilitasnya. 3. Observasi Alat pengumpul data berikutnya adalah observasi partisipatif. Jorgenson (Sapriya, 2007:139) menggambarkan bahwa: Though participant observation, it is possible to describe what goes on, who or what is involved, when and where things happen, how they occur, and why - at least from the standpoint of participants things happen as they do in particular situations. Artinya melalui observasi partisipatif dimungkinkan peneliti mendeskripsikan apa yang sedang terjadi, siapa dan apa yang terlibat, kapan dan dimana sesuatu itu terjadi, bagaimana mereka terjadi, dan mengapa sesuatu itu terjadi, paling tidak dari sudut pandang partisipan ketika mereka melakukan sesuatu dalam situasi tertentu. Merujuk pada pendapat Patton (1990: 203-205), maka ada sejumlah keuntungan dari digunakannya jenis observasi pada penelitian ini, yaitu dengan melaksanakan pengamatan langsung, maka peneliti akan mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang konteks pelaksanaan pendidikan politik oleh partai politik.

142 Pemahaman konteks program ini sangat penting untuk persfektif keseluruhan. Keuntungan lainnya adalah pengalaman pertama dalam program akan mendorong peneliti bersikap terbuka, berorientasi untuk menemukan sesuatu, mendekati permasalahan secara induktif, dan mengakses pengetahuan pribadi dan pengalaman langsung dengan bantuan memahami dan menafsirkan program yang sedang diteliti. Selain itu peneliti akan mempunyai kesempatan untuk melihat halhal yang mungkin tidak disadari oleh partisipan dan pihak-pihak terkait. Dengan observasi partisipatif maka peneliti dapat belajar tentang hal-hal yang mungkin tidak ingin dibicarakan partisipan pada saat wawancara terutama hal-hal yang sensitif. C. Subjek Penelitian dan Sumber Data 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, teknik penentuan subjek penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat sebanyak mungkin memperoleh informasi dengan segala kompleksitas yang berkaitan dengan model pengembangan pendidikan kewarganegaraan sebagai media pendidikan politik. Meskipun demikian, pemilihan subjek penelitian tidak dimaksudkan untuk mencari persamaan yang mengarah pada pengembangan generalisasi, melainkan untuk mencari informasi secara rinci yang sifatnya spesifik yang memberikan citra khas dan unik. Tujuan lain dari penentuan subjek penelitian adalah untuk mengembangkan informasi yang diperlukan sebagai landasan dan desain yang timbul dari teori yang mendasar (grounded theory) yang muncul dari telaah ini (Lincoln dan Guba,

143 1985: 201). Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dalam penetapan subjek penelitian, yakni latar (setting), para pelaku (actors), peristiwa-peristiwa (events), dan proses (process) (Miles dan Huberman, 2007:57; Alwasilah, 2003:145-146). Kriteria pertama adalah latar, yang dimaksud adalah situasi dan tempat berlangsungnya proses pengumpulan data, yakni pada kantor partai politik di Jawa Barat yang masuk kedalam tiga besar pemenang pemilu legislatif tahun 2009 yaitu Partai Demokrat, Partai Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pemilihan ketiga partai politik ini didasarkan pada argumen bahwa partai politik ini merupakan partai yang memperoleh dukungan masa terbanyak di Indonesia. Dengan posisi itu memungkinkan partai politik tersebut menempatkan banyak kadernya pada pucuk pimpinan eksekutif maupun perwakilannya di lembaga legislatif yang nantinya akan berpengaruh terhadap kemajuan bangsa dan negara. Maka dari itu peneliti ingin melihat sejauhmana partai ini melakukan proses pendidikan politik terhadap kadernya. Sementara untuk melakukan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara terhadap narasumber, tidak menutup kemungkinan bahwa tempatnya disesuaikan dengan keinginan dan kesiapan narasumber yang bersangkutan. Kriteria kedua adalah pelaku, yang dimaksud adalah para pimpinan, pengurus, dan anggota partai politik ditambah dengan anggota legislatif dan pimpinan eksekutif yang merupakan perwakilan dari partai tersebut. Dalam penelitian ini pelaku tersebut dijadikan sebagai subjek penelitian yang nantinya akan diobservasi bagaimana mereka menjalankan aktivitas dalam hubungannya dengan pendidikan politik dan kesadaran politiknya, baik dalam aktivitas rutin

144 kepartaian, dalam lembaga legislatif maupun di eksekutif. Selain itu pelaku tersebut akan dimintai informasi berkaitan dengan bagaimana proses pelaksanaan pendidikan politik yang dilakukan oleh partai terhadap para kadernya dalam meningkatkan kesadaran politik. Kriteria ketiga adalah peristiwa, yang dimaksud adalah proses pelaksanaan pendidikan politik bagi kader partai dalam meningkatkan kesadaran politik yang dilakukan secara formal oleh partai politik baik dalam kegiatan pertemuan, seminar atau lokakarya ataupun pelatihan kader, maupun yang dilakukan secara non formal melalui aktivitas rutin kepartaian. Kriteria keempat adalah proses, yang dimaksud adalah peneliti melakukan observasi partisipan untuk melihat bagaimana proses pendidikan politik dijalankan oleh partai politik terhadap para kadernya dalam meningkatkan kesadaran politik dan proses wawancara dengan subjek penelitian berkenaan dengan pendapat dan pandangannya terhadap fokus masalah dalam penelitian ini. 2. Sumber Data Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar/foto) yang diperoleh dari sumber data. Sedangkan sumber data yang dimaksud dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok. Pertama, Sumber bahan cetak (kepustakaan), meliputi buku teks, makalah dan literatur tentang Pendidikan Kewarganegaraan, pendidikan politik, dan kesadaran politik yang diperoleh dari surat kabar, majalah ilmiah, jurnal, situs internet, dan lain-lain. Sumber data yang utama yang termasuk kedalam kategori

145 bahan cetak dalam penelitian ini berupa dokumen kepartaian yang meliputi AD/RT, visi dan misi, flatform, program kerja partai dan kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh partai politik berkaitan dengan pendidikan politik partai tersebut yang peneliti peroleh dari partai politik yang dijadikan latar penelitian. Kategori sumber data yang kedua adalah sumber responden (human resources), dari berbagai kalangan berdasarkan kepakaran yang terkait dengan bidang kajian. Sumber responden yang pertama adalah pakar Pendidikan Kewarganegaraan, yang akan dimintai informasinya berkenaan dengan bagaimana proses pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik terhadap kadernya berdasarkan pemahaman PKn. Kedua yaitu pakar pendidikan politik, pengamat politik, dan tokoh politik yang akan dimintai keterangannya berkaitan dengan bagaimana realitas pelaksanaan pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik terhadap kadernya dalam meningkatkan kesadaran politik. Sumber responden yang ketiga yakni pimpinan partai, para pengurus partai, kader partai dan anggota legislatif dari partai yang dijadikan tempat penelitian baik ditingkat Provinsi maupun ditingkat Kabupaten/Kota. Pemilihan responden dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yaitu pemilihan yang diambil dengan maksud dan tujuan untuk mencari informasi dari responden yang peneliti anggap mempunyai data dan keterangan yang diperlukan bagi penelitian terutama berkenaan dengan model pendidikan kewarganegaraan sebagai media pendidikan politik bagi kader partai dalam meningkatkan kesadaran politik.

146 D. Analisis Data Analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis terhadap transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang terkumpul untuk meningkatkan pemahaman tentang data serta menyajikan apa yang telah ditemukan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen, 1982:145). Dalam penelitian kualitatif, analisis data yang digunakan adalah analisis data induktif. Patton (1990: 390) mengemukakan pendapatnya, yakni inductive analysis means that the patterns, themes, and categories of analysis come from the data; they emerge out of the data rather than being imposed on them prior to data collection and analysis. Hal ini berarti bahwa analisis induktif meliputi polapola, tema-tema dan kategori-kategori analisis yang berasal dari data; pola, tema dan kategori ini berasal dari data bukan ditentukan sebelum pengumpulan dan analisis data. Dengan demikian, analisis data adalah tahapan pembahasan terhadap data dan informasi yang telah terkumpul agar bermakna baik berupa pola-pola, tema-tema maupun kategori. Dalam penelitian ini, analisis data meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan data tentang konseptualisasi pendidikan politik dalam meningkatkan kesadaran politik. Kegiatannya antara lain adalah menyusun data, memasukkannya ke dalam unit-unit secara teratur, mensintesiskannya, mencari pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang harus dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dikemukakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini analisis data mengacu pada langkah-langkah yang dipakai oleh Miles dan Huberman (2007: 16-19) yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data,

147 penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul. Bagan 3.1 Komponen Analisis Data Sumber : Miles dan Huberman (2007:20) Bagan diatas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi) merupakan proses siklus interaktif. Penulis harus siap bergerak di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Reduksi Data (data reduction) diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan penting.

148 Setelah melakukan pencatatan terhadap data yang dikumpulkan, maka tahap selanjutnya peneliti menyajikan data-data dalam bentuk deskripsi sebagai tahap penyajian data (data display) yang berdasarkan aspek-aspek yang diteliti dan disusun berturut-turut mengenai pendidikan politik dalam meningkatkan kesadaran politik. Proses terakhir pengambilan kesimpulan/verifikasi (conclussion/ verification), diawali dengan pengambilan kesimpulan sementara. Namun dengan bertambahnya data maka perlu dilakukan verifikasi data yaitu dengan mempelajari kembali data-data yang ada (yang direduksi maupun disajikan). Setelah itu penulis meminta pertimbangan kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Setelah itu dilakukan, maka peneliti baru dapat mengambil kesimpulan akhir. Paradigma penelitian konseptual filosofis tentang pendidikan politik dalam meningkatkan kesadaran politik dapat digambarkan sebagai berikut:

149 Bagan 3.2 Paradigma Penelitian Studi dokumen Wawancara Observasi Analisis konseptual filosofis gagasan/pemikiran/citacita/harapan Pakar Pendidikan Kewarganegaraan Pakar Pendidikan Politik Pengurus dan anggota partai politik Konstruksi Pendidikan Politik dalam meningkatkan kesadaran politik Kesimpulan Teoritis, Temuan Penelitian terdahulu, Dokumen