BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Internet Service Provider (ISP) atau penyelenggara jasa komunikasi adalah sebuah kelompok usaha atau perusahaan yang menyediakan jasa layanan internet bagi perorangan maupun organisasi menggunakan tembaga, fiber atau satelit komunikasi (study.com diakses pada 22/5/2015). Hal ini dikuatkan dengan pasal 1 ayat 8 undang-undang nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi yang menyebutkan Penyelenggara telekomunikasi adalah perseorangan, koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, dan instansi pertahanan keamanan negara. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan ada dua fasilitas jaringan internet yaitu fixed broadband internet dan mobile broadband internet. Mobile broadband internet adalah fasilitas internet yang dapat dipindahpindah karena menggunakan teknologi nirkabel, seperti: WCDMA, UMTS, HSDPA, HSUPA dan CDMA 2000, sedangkan Fixed broadband internet adalah fasilitas internet dengan kecepatan di atas 256 Kbps yang tidak bisa berpindah-pindah. Teknologi yang digunakan oleh fixed broadband internet dapat berupa WiFi, WiMAX, Microwave, VSAT, Fiber Optic, Leased Line dan DSL (APJII, 12). Objek studi dalam penelitian ini adalah ISP fixed broadband internet yang terdapat di Indonesia. Data yang dikeluarkan oleh APJII menyebutkan bahwa Di Indonesia terdapat 220 ISP (APJII, 16). Daftar ISP yang cukup banyak muncul di Indonesia karena adanya peraturan di undang-undang nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi pasal 10 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Dalam penyelenggaraan telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di antara penyelenggara telekomunikasi.
Berdasarkan Top Brand Award, di Indonesia terdapat 6 nominasi ISP yang termasuk dalam kategori TOP ISP Fixed yaitu Speedy, First Media/Fastnet, Telkomnet Instant, Biznet, Access.net dan Indosat.net. Tabel 1.1 Top Brand ISP FIXED Indonesia 2015 Merek TBI TOP IndiHome/Speedy 57% TOP First Media/FastNet 13.5% TOP Telkomnet Instant 5.6% Bizznet 1.4% Access.net 1.4% Indosat.net 1.4% Sumber: www.topbrand-award.com (diakses pada 22/5/2015) Survey Top Brand pada tahun 2015 fase 1 kategori ISP Fixed menyebutkan bahwa terdapat dua merk yang masuk kedalam golongan TOP yaitu Speedy dan First Media/Fastnet. Hal ini dilihat berdasarkan nilai Top Brand Index (TBI) berada diatas angka 10%. Berdasarkan data diatas maka penulis memutuskan untuk memilih ISP Fixed terbaik di Indonesia menurut survey dari top brand. 1.1.1. INDIHOME/SPEEDY Telkom merupakan perusahaan BUMN Indonesia yang bergerak dibidang telekomunikasi. Telkom menyediakan jaringan telekomunikasi dan layanan internet kepada masyarakat dengan produknya yang bernama speedy. Namun mulai tahun 2015, perusahaan ini mulai mengganti speedy yang hanya bergerak pada jasa penyedia layanan internet. Produk speedy kemudian diganti dengan produk IndiHome, dimana internet IndiHome telah menggunakan kabel fiber optik yang menawarkan kestabilan dan kecepatan yang lebih baik. IndiHome merupakan penggabungan antara layanan telepon rumah, IpTv dan internet atau disebut triple play. (Sumber: www.indihome.co.id diakses pada 22/5/2015)
Gambar 1.1 Logo IndiHome Sumber: www.indihome.co.id (diakses pada 22/5/2015) Indihome merupakan produk internet baru dari Telkom pada awal 2015, sebelumnya indihome bernama speedy. Speedy adalah merupakan layanan broadband akses internet dari Telkom Indonesia berkualitas tinggi bagi perumahan serta SME (Small Medium Enterprise). Speedy menggunakan teknologi ADSL (Asymmetric Digital Line Subscriber), MSAN (Multi Service Access Node), dan GPON (Gigabit Passive Optical Network), yang menghantarkan sinyal digital berkecepatan tinggi melalui jaringan telefon secara optimal bagi keperluan konsumsi konten internet, dengan kecepatan data dari 384 kbps hingga 100 Mbps. Dengan bergantinya layanan internet yang ditawarkan oleh Telkom menjadi Indihome, produk ini menggunakan fiber optic yang terintegrasi dengan tiga produk sekaligus yaitu internet, IpTv dan telepon. Indihome sendiri menjanjikan internet yang lebih cepat, handal, stabil serta canggih. (www.indihome.co.id diakses pada 22/5/2015) Hal tersebut karena produk internetnya ini dibekali dengan teknologi fiber optic. Berikut adalah rincian produknya:
Gambar 1.2 Produk Indihome Sumber : Brosur Telkom Kantor Cabang Lembong Gambar 1.3 Harga Indihome Sumber : Brosur Telkom Kantor Cabang Lembong
1.1.2. FIRSTMEDIA/FASTNET First Media merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet kabel pita lebar atau high speed internet,televisi kabel dan komunikasi data. Perusahaan ini telah berdiri di Indonesia sejak 6 Januari 1994, didasarkan pasa Notarial Deed no 37 sebelum Siti Safariyah S.H digantikan oleh B.R.AY. Mahyastoeti Notonagoro, S.H, Notaris di Jakarta, dibawah nama dari PT Safria Ananda. Pada tahun 2007 PT. Safira Ananda berubah nama menjadi PT. First Media Tbk. Produk Internet yang dimiliki oleh First Media adalah FastNet. FastNet merupakan produk internet dengan menggunakan teknologi pita lebar. Kecepatan yang ditawarkan dari produk FastNet ini sendiri mulai dari 2Mbps dari paket Family, 6 Mbps dari paket D Lite, 12 Mbps dari paket Elite, 25 Mbps dari paket supreme, 50 Mbps paket Maxima, dan 100 Mbps paket Maxima. (www.firstmedia.com diakses pada 22/5/2015) Gambar 1.4 Logo FIRSTMEDIA Sumber: jkt.firstmedia.com (diakses pada 22/5/2015 pukul 21.20) Firstmedia merupakan perusahaan yang menawarkan produk tripleplay yaitu internet, saluran televisi berbayar serta video on demand. Internet yang ditawarkan oleh firstmedia sendiri telah menggunakan kabel fiber optic untuk semua jaringannya sehingga internet yang ditawarkan akan menjadi lebih baik. Firstmedia merupakan perusahaan penyedia jasa internet yang saat ini dapat diakses di Jakarta,
Bandung, Bali dan Surabaya. Pelanggan firstmedia sendiri hingga akhir 2014 berjumlah 1,4 juta pelanggan (www.kabarbisnis.com diakses pada 10/11/2015). Berikut adalah rincian produk dari firstmedia: Gambar 1.5 Produk dan Harga Firstmedia 1 Sumber : Firstmedia Kantor Cabang Bandung
Gambar 1.6 Produk dan Harga Firstmedia 2 Sumber: Firstmedia Kantor Cabang Bandung
1.2. Latar Belakang Perkembangan internet beberapa tahun terakhir memberikan pertumbuhan yang cukup pesat. Data yang dikeluarkan situs internetlivestats.com mengenai jumlah pengguna internet dari tahun 1993 hingga 2014 adalah sebagai berikut: Gambar 1.7 Pengguna Internet Dunia Sumber : www.internetlivestats.com (Diakses pada 22/5/2015) Data tersebut menjelaskan bahwa setiap tahun pengguna internet didunia terus meningkat. Pada tahun 1993 dengan jumlah pengguna 14.161.570 Hingga pada 2014 mencapai 2.925.249.355 Sementara pengguna internet terbanyak pada tahun 2014 berasal dari Cina dengan jumlah pengguna internet sebanyak 641.601.070 User.
Gambar 1.8 Peringkat Negara Pengguna Internet Sumber: www.internetlivestats.com (Diakses pada 22/5/2015) Sementara Indonesia pada tahun 2014 berada diperingkat 12 dari 198 jumlah pengguna internet di dunia yang disurvey oleh internetlivestats.com. Hal tersebut dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi yang semakin hari semakin canggih. Sehingga kebutuhan akan internet berbanding lurus dengan perkembangan tersebut. Saat ini internet bukan hanya sebagai sarana untuk mengakses situs saja, namun saat ini internet pun dapat digunakan sebagai sarana menyimpan data, mengirim pesan, bertatap muka, belanja hingga sekolah pun dapat dilakukan melalui internet. Layanan internet saat ini dibagi menjadi menjadi dua yaitu fixed broadband internet dan mobile broadband internet. Fixed broadband internet merupakan penyedia layanan internet yang menggunakan coaxial atau fiber optic (Tutang, 2008:8), Sementara mobile broadband adalah layanan akses internet yang dilakukan melalui telepon sseluler baik CDMA maupun GSM (BPS, 2014:32). Banyak yang berasumsi internet mobile merupakan internet yang memberikan kualitas baik, namun pada kenyataannya internet mobile memiliki banyak kekurangan di mana medium yang digunakan memiliki hambatan yang banyak seperti ketika pengguna banyak maka bandwith akan penuh dan mengakibatkan penurunan kecepatan internet, jangkauan sinyal pun terbatas sehingga pengguna
hanya akan mendapatkan sinyal rendah ketika posisi pengguna berada jauh dari modem. Kemudian kuota yang membatasi akses internet pengguna. Mungkin beberapa operator menawarkan jenis internet dengan kuota unlimited namun pada kenyataannya tetap diberlakukan pembatasan akses internet dan ketika jumlah pemakaian telah melebihi batas, maka akan terjadi penurunan kecepatan (www.geekbusiness.com diakses pada 22/5/2015) Selain itu, kualitas internet di Indonesia sendiri dikenal belum optimal. Nationalgeoraphic.co.id menyebutkan kecepatan internet di Indonesia berada pada peringkat ke-122 dunia. Pada tiga bulan terakhir 2014, berdasarkan laporan tersebut, kecepatan koneksi internet rata-rata di Indonesia adalah 1,9 Mbps selama kuartal 4 tahun 2014. Data ini menunjukkan penurunan drastis sebanyak 50 persen atau dari 3,7 Mbps pada kuartal 3 tahun 2014. Oleh karena itu, Fixed broadband internet sangat baik digunakan untuk pengguna internet yang menginginkan kecepatan internet yang tinggi dan menghabiskan waktu penggunaan yang lama. Karena fixed broadband internet memberikan kestabilan kecepatan internet yang lebih baik dibanding menggunakan mobile internet. Masalah lain adalah kecepatan Internet di Indonesia yang tergolong lambat namun harga untuk berlangganan yang cenderung mahal serta rendahnya kualitas dari layanan internet, merupakan masalah-masalah yang sering dijumpai oleh kalangan pengguna Internet di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh merdeka.com. penyebab dari mahalnya harga internet di Indonesia itu sendiri adalah banyaknya pungutan yang dibebankan kepada operator, mulai dari kewajiban bayar BHP frekuensi hingga pungutan Pemda. Indonesia sendiri saat ini berada pada peringkat 43 dari 120 negara berdasarkan data dari www.numbeo.com (diakses pada 22/5/2015) dengan harga rata-rata per bulan adalah $25,5. Jumlah tersebut masih kalah dengan Negara berkembang lain seperti Vietnam yang berada pada peringkat 8 ($10,96), Thailand pada peringkat 22 ($17,63) Internet sendiri sekarang telah disediakan oleh berbagai macam ISP sehingga banyak jenis penawaran yang diberikan kepada pelanggan. ISP internet itu sendiri saat ini telah menyebar hingga keberbagai daerah di Indonesia dari kota besar hingga ke kota kecil. Di Indonesia sendiri, data terakhir yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2012 menyebutkan terdapat 220 ISP yang terdaftar di Indonesia. Masyarakat Indonesia menggunakan internet melalui berbagai macam media seperti telepon genggam dan laptop atau desktop. Namun, kebanyakan menggunakan internet pada telepon genggam mereka. Data dari techinasia.com menyebutkan bahwa di Indonesia 62% pengguna internet di Indonesia menggunakan internet menggunakan perangkat mobile atau telepon genggam. Para pengguna internet dengan menggunakan telepon genggam ini biasa mengakses internet sebagai alat untuk berkomunkasi dengan orang lain (chatting) 90% menggunakanya setiap hari dan 60% menggunakanya berkali kali dalam sehari. Kemudian mereka menggunakan internet pada laptop atau dekstop untuk aktivitas internet yang membutuhkan bandwith tinggi. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan dari mereka menggunakan internet pada telepon genggam dengan menggunakan kuota internet sehingga mereka tidak dapat mengakses internet secara bebas sedangkan ketika mereka menggunakan internet pada laptop mereka menggunakan internet kabel karena kebanyakan internet kabel memberikan kuota yang lebih besar atau bahkan unlimited sehingga pengguna dapat lebih bebas menggunakan internet. (helixtec.net). Hal ini selaras dengan statistik dari wearesocial yang menyebutkan bahwa pengguna internet desktop rata-rata lebih lama menggunakan internet setiap hari yaitu 5jam 6menit sementara pengguna telepon genggam 2jam52menit. Saat ini para penyedia layanan fixed broadband internet tidak hanya menjual internet saja namun juga satu paket dengan fitur lain berupa saluran televisi berbayar dan telepon bahkan ada yang menyediakan fitur tambahan berupa video on demand. Preferensi konsumen adalah kecenderungan konsumen untuk melakukan pilihan terhadap produk yang akan dibelinya dengan membandingkan produk yang satu dengan produk pesaing. Konsumen memproses informasi tentang pilihan produk untuk membentuk keputusan akhir (Hair et al, 2010:567). Preferensi dapat digunakan oleh pengusaha untuk mengenali kebutuhan konsumen agar diperoleh produk dengan orientasi pasar, didasarkan pada tingkat preferensi konsumen bagi tiap-tiap atribut produk. Preferensi juga dapat digunakan
untuk mengidentifikasi segmen preferensi yang berbeda-beda. (Kotler dan Keller, 2007:294). Preferensi konsumen nampaknya menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh para penyedia internet. Nikou, Bowman dan Reuver dalam jurnalnya yang berjudul International Journal of Bussines and Management Vol. 6 No.11 (2012) menemukan bahwa adanya ketidak selarasan antara konsumen dengan penyedia layanan internet dan menemukan apa yang seharusnya lebih utama menjadi perhatian provider agar dapat unggul diatas competitor. Sementara itu, penelitian lain mengenai preferensi dalam telekomunikasi di Ghana juga dapat menemukan kelas usia 40 lah yang lebih dominan memilih operator telekomunikasi dan operator ternyata kurang memberikan fitur yang familiar bagi konsumen dengan usia itu. Dari hal ini dapat dilihat bahwa preferensi merupakan salah satu hal yang penting bagaimana cara mengetahui hubungan antara konsumen dengan produsen. Bahkan dengan preferensi, peneliti dapat memberikan solusi dari masalah yang penulis teliti kepada pasar. Melihat fenomena kurangnya provider ISP fixed dalam mendapatkan konsumen serta semakin ketatnya persaingan antar provider internet di Indonesia membuat provider ISP fixed harus mengerti bagaimana preferensi akan produk yang ditawarkannya, sehingga para provider ini dapat menawarkan produk yang sesuai dengan minat dan kebutuhan konsumennya agar pangsa pasar internet fixed tidak semakin berkurang. Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih judul Analisis Preferensi Konsumen Dalam Memilih Fixed Broadband Internet Di Indonesia. 1.3. Perumusan Masalah Pangsa pasar dari Fixed broadband internet di Indonesia masih kalah bersaing dengan Mobile Internet. Hal ini berbanding lurus dengan penetrasi mobile internet Indonesia dengan angka 112%. Dengan semakin meningkatnya pengguna internet, para penyedia layanan internet harus mengetahui apa saja preferensi konsumen akan atribut dari produk yang ditawarkannya. Dengan mengetahui preferensi akan produk yang ditawarkannya, para penyedia layanan internet ini akan dapat
menawarkan produk yang diminati konsumen sehingga akan terjadi keselarasan produk internet yang ditawarkan dengan yang diinginkan. Dari hasil pencarian literature, studi ini belum menemukan artikel terpublikasi mengenai preferensi konsumen akan Fixed Broadband Internet. 1.4. Pertanyaan Penelitian Apa preferensi konsumen terhadap Fixed Broadband internet di Indonesia dilihat dari tingkat kepentingan atribut kecepatan, fitur bundling dan Harga? 1.5. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap Fixed Broadband internet yang dilihat dari tingkat kepentingan atribut kecepatan, fitur bundling dan harga. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memiliki nilai yang signifikan dalam memverifikasi penerapan model konjoin untuk menentukan preferensi konsumen fixed broadband internet. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan mengenai preferensi konsumen dengan menggunakan model konjoin pada konteks penelitian preferensi konsumen fixed broadband internet. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaanperusahaan penyedia jasa layanan internet terutama pada bidang fixed broadband dalam menyusun strategi harga dan produk. 1.7. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah tentang preferensi konsumen dalam memilih fixed broadband internet di Indonesia. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti layanan penyedia jasa fixed broadband internet mengingat jumlah konsumennya masih kalah dengan mobile broadband internet. Penelitian ini menggunakan sampel pengguna internet di Indonesia melihat yang diteliti adalah calon pengguna dan pengguna fixed broadband internet. Sebagai provider fixed broadband internet, mereka harus mengerti apa yang
menjadi keinginan konsumen sehingga dapat ditemukan keselarasan antara pihak provider dengan konsumen. 1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Dalam penelitian ini, penulis akan menyusun sebagai berikut: Selain Bab I yang telah diuraikan, Bab II tentang Tinjauan Pustakan dan Lingkup Penelitian akan menguraikan tinjauan pustaka yang berisi rangkuman teori dan, kerangka teori. Kemudian penelitian berlanjut ke Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, operasionalisasi variabel, tahapan penelitian, populasi, teknik sampling dan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis yang digunakan. Selanjutnya Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan akan membahas hasil penelitian secara sistematis. Kemudian pada bagian akhir terdapat Bab V Kesimpulan dan Saran akan membahas tentang kesimpulan akhir dari keseluruhan penelitian dan memberikan saran sebagai hasil penelitian.