melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu melalui peranan seseorang atau

Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban

I. PENDAHULUAN. apabila tingkat perekonomian menengah keatas dan kondisi keamanan yang harmonis,

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

I. PENDAHULUAN. saat ini membutuhkan kendaraan dengan tujuan untuk mempermudah segala akses

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

1.PENDAHULUAN. di zaman era reformasi ini sangat berpengaruh bagi. masyarakat, khususnya terpengaruh oleh budaya-budaya yang modernisasi.

informasi, tetapi setiap pembangunan memiliki dampak negatif dari pembangunan antara lain

I. PENDAHULUAN. kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat ini

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi, perbaikan sistem publik, melakukan usaha

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan masyarakat. Peranan yang seharusnya dilakukan Kepolisian Resort

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

hukum terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur

I. PENDAHULUAN. terhadap tindak pidana pencurian, khususnya pencurian dalam keluarga diatur didalam

I. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

I. PENDAHULUAN. Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against

I. PENDAHULUAN. dalam rumah tangga saat ini kerap terjadi baik merupakan kekerasan secara fisik

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

I. PENDAHULUAN. peralatan di dalam mobil dengan modus memecahkan kaca mobil. Meningkatnya pencurian

BAB I PENDAHULUAN. positif dari pembangunan tersebut antara lain semakin majunya tingkat

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

I. PENDAHULUAN. Geng motor telah merajarela di Kota Bandung dan sangat meresahkan masyarakat

I. PENDAHULUAN. didalamnya. Kejahatan tidak dapat kita hindari secara menyeluruh, karena kejahatan

I. PENDAHULUAN. perhatian dunia sejak perang dunia kedua berakhir. Di Indonesia sendiri fenomena

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. (BT), Kabupaten Wonosobo berjarak 120 Km dari Ibu Kota Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. kemakmuran bagi rakyatnya. Namun apabila pengetahuan tidak diimbangi dengan rasa

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

I. PENDAHULUAN. hukum sebagai sarana dalam mencari kebenaran, keadilan dan kepastian hukum. Kesalahan,

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

I. PENDAHULUAN. tanpa ada satu pun aparat keamanan muncul untuk mengatasinya. Selama ini publik Jakarta

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Secara etimologis kata hakim berasal dari arab hakam; hakiem yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

I. PENDAHULUAN. melalui sebuah ikatan perkawinan. Anak adalah bukan orang dewasa dalam

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi

I. PENDAHULUAN. Kejahatan (Crime) yang terjadi dalam masyarakat biasanya dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjudian adalah sebuah tindak pidana yang banyak dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. dengan daerah daratan, lautan dan udara yang dimana musim penghujan dan

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

I. PENDAHULUAN. kebebasan, baik yang bersifat fisik maupun pikiran. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. Perubahan kehidupan manusia pada era globalisasi sekarang ini terjadi dengan

I. PENDAHULUAN. kondisi sosial budaya dan politik suatu negara berkembang untuk menuju sistem

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini banyak sekali beredar makanan yang berbahaya bagi kesehatan para

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

JURNAL PENEGAKAN HUKUM OLEH POLRI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KEKERASAN DI KABUPATEN SLEMAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

I. PENDAHULUAN. kereta api, maka di butuhkan pula keamanan dan kenyamanan kereta api. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

I. PENDAHULUAN. kebijakan sosial baik oleh lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun

I. PENDAHULUAN. Anarkis merupakan sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan, anarkis dimulai di

I. PENDAHULUAN. yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa dimasa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

I. PENDAHULUAN. karna hukum sudah ada dalam urusan manusia sebelum lahir dan masih ada

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

tertolong setelah di rawat RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo, kota Mojokerto. 1

I. PENDAHULUAN. Masalah kejahatan di Indonesia beberapa tahun terahir ini seringkali dipersoalkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin besar pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap penegak hukum mempunyai kedudukan (status) dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

V. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

I. PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun seluruh manusia Indonesia

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

I. PENDAHULUAN. usahanya ia tidak mampu, maka orang cenderung melakukanya dengan jalan

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

I. PENDAHULUAN. prinsip hukum acara pidana yang mengatakan peradilan dilakukan secara

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

I. PENDAHULUAN. sadari, terutama di lingkungan yang penuh dengan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) sehingga saling melengkapi satu

I. PENDAHULUAN. seseorang (pihak lain) kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

III. METODE PENELITIAN. digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Keamanan dan ketertiban di dalam suatu masyarakat merupakan masalah yang penting, dikarenakan keamanan dan ketertiban merupakan cerminan keamanan di dalam masyarakat melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah Bandar Lampung khususnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di dominasi dengan permasalahan tindak pidana pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan dan pencurian kendaraan bermotor atau yang sering kita sebut Curat, Curas dan Curanmor (C3), hampir setiap hari dapat kita lihat bersama di media masa baik cetak maupun elektronik permasalahan Curat, Curas dan Curanmor (C3) sudah sangat memprihatinkan, sebab jumlah kejadiannya sudah mencapai angka yang tinggi, rata-rata mencapai 11 kasus perminggu (Polresta Bandar Lampung, 2 Agustus 2012) ditambah lagi nilai barang dicuri dan korban yang ditimbulkan, para pelaku C3 yang belakangan ini banyak beraksi tidak sungkan-sungkan lagi melakukan tindak kekerasan terhadap korbannya yang mencoba melakukan perlawanan yang berakibat luka-luka bahkan kematian. Kejadian-kejadian tersebut di dominasi pada daerah-daerah tertentu seperti yang terjadi di wilayah Bandar Lampung, dan bahkan sudah menyebar di beberapa daerah akan tetapi dari data yang di dapat dari surat kabar Radar Lampung pada tanggal 7 Februari 2012 halaman 7, para pelaku yang tertangkap di daerah lain itu tersebut juga berasal dari Bandar Lampung, di Bandar Lampung sebagaimana pra research yang dilakukan oleh penulis di Polresta Bandar Lampung, bahwa permasalahan yang tejadi disana sungguh sangat memprihatinkan, hampir setiap hari permasalahan keamanan selalu diisi oleh tindak pidana C3, hal tersebut mengakibatkan

masyarakat yang tinggal di sekitar daerah-daerah rawan dan juga masyarakat yang hendak bepergian menuju dan atau melintasi daerah-daerah rawan tersebut merasa cemas dan takut diri mereka menjadi korban dari tindak kejahatan C3 dan untuk masyarakat dari luar yang hendak memasuki atau melintasi daerah-daerah rawan tersebut untuk melakukan berbagai kegiatan banyak yang mengurungkan niatnya. Pencurian kendaraan bermotor yang terjadi di Kota Bandar Lampung menjadi perhatian masyarakat, akibat dari kejadian tersebut menimbulkan rasa ketakutan dan keresahan bagi masyarakat untuk berpergian dengan kendaraan bermotor ke daerah-daerah yang mereka anggap rawan tindak pidana C3, apabila kejadian ini dibiarkan terus menerus tanpa adanya tindakan tegas dari aparat keamanan dalam hal ini Kepolisian yang dibantu oleh masyarakat, maka akan menimbulkan potensi gangguan yang sangat serius, yaitu potensi keamanan dan ketertiban masyarakat permasalahan tersebut seperti rasa cemas dan ketakutan masyarakat, terganggunya aktivitas masyarakat, kegiatan ekonomi di suatu daerah akan menurun dikarenakan faktor keamanan, dan bahkan aksi main hakim sendiri yang dilakukan masyarakat terhadap para pelaku tindak pidana C3 seperti yang terjadi belakangan ini. Kondisi seperti ini seharusnya tidak perlu lagi terjadi di masa-masa seperti sekarang ini dimana pendidikan sudah mulai maju, kegiatan ekonomi sudah mulai berkembang, informasi dan teknologi yang sangat cepat kemajuanya,sehingga kegiatan mesyarakat yang seharusnya sudah mencapai tingkat kemajuan di segala bidang sudah mencapai tingkatan yang pesat namun terhambat oleh permasalah-permasalahan yang di timbulkan terutama pada warga yang tidak mau taat akan hukum yang telah berlaku di Negara kita, dan ketika mereka sudah ditangkap oleh Kepolisian atau masyarakat selalu saja menjadikan faktor ekonomi sebagai alasan mereka, sungguh ironisnya karena para pelaku yang tertangkap sebenarnya masih pada usia-usia

produktif yang masih mampu untuk bekerja dan mencari jalan untuk mendapatkan uang dengan cara yang benar. Keadaan sebagaimana dikemukakan di atas juga diperburuk dengan sekelompok masyarakat yang tidak mau mengetahui, memahami, menyadari dan menerapkan hukum, banyak mereka melakukan tindakan-tindakan yang terkesan melindungi tersangka pelaku tindak pidana C3 yang masih berstatus berhubungan keluarga dengan kelompok masyarakat tersebut, seperti yang terjadi di Kecamatan Tanjungkarang Timur Kelurahan Tanjung Raya beberapa bulan yang lalu, yaitu terjadinya pencurian kendaraan bermotor milik seorang pelajar SMU yang sedang melintas di jalan gunung Camang Kelurahan Tanjung Gading yang memang sepi pada waktu sore hari, setelah di dorong dari kendaraannya dan terjatuh kemudian motornya dibawa kabur. Kejadiankejadian tersebut tidak hanya terjadi di Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung tetapi juga terjadi di kelurahan-kelurahan pada kecamatan-kecamatan lain sehingga memerlukan peran polisi dalam menanggulangi pencurian kendaraan bermotor tersebut yang marak terjadi khususnya di wilayah hukum Polresta Bandar Lampung. (Radar Lampung; S elasa, 7 Februari 2012). Berdasarkan permasalahan yang ada, Kepolisian selalu berusaha menciptakan situasi yang aman dan kondusif, walaupun dengan fasilitas seadanya dan dengan jumlah personil yang ada tidak sesuai dengan luas wilayah yang harus selalu dipantau situasi kamtibmasnya, upaya-upaya tersebut sesungguhnya sudah dapat kita lihat bersama walupun belum memuaskan seperti yang apa kita inginkan, upaya-upaya tersebut di laksanakan dalam beberapa tindakan Kepolisian, yaitu tindakan pencegahan ( preventive), pendekatan ( preemptive)dan penegakan hukum ( repressive), yang bertujuan terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif, penegakan hukum yang sesuai

dengan aturan yang ada, serta menciptakan situasi yang bersifat melindungi mengayomi dan melayani masyarakat sesuai dengan tugas pokok Kepolisian yang tertuang pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Pasal 13 tentang Tugas Pokok Kepolisian. Pada situasi normal, apabila diketahui ataupun adanya laporan dari masyarakat bahwa telah terjadi suatu tindak pidana (pen curian kendaraan bermotor), maka Kepolisian sudah pasti akan melaksanakan upaya-upaya tindakan Kepolisian secara represif dan prosedural, yaitu tindakan penegakan hukum secara tegas, terukur, profesinal dan sesuai dengan aturan hukum yang ada, sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana BAB IV Pasal 4, bahwa Kepolisian berwenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana. Sehubungan dengan keadaan tersebut di atas di wilayah hukum Polresta Bandar Lampung pencurian kendaraan bermotor terjadi terutama di daerah-daerah dekat keramaian seperti mal, pasar, sarana olahraga dan lain-lain sehingga hal tersebut memerlukan peranan polisi dalam penanggulangan pencurian kendaraan bermotor yang mengakibatkan kerugian dari pemilik kendaraan karena kendaraan yang dicuri tersebut kadang kala masih dalam proses kredit atau belum lunas angsuran. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan peranan Polisi dalam Menanggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor di Wilayah Bandar Lampung yaitu dalam penanganannya hendaknya polisi tidak mengedepankan tindak kekerasan melainkan melalui suatu tindakan preventif dengan memberikan penyuluhan dan pengarahan kepada masyarakat untuk menjaga keamanan kendaraan bermotornya dan peranan polisi dalam mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kamtibmas keamanan dilingkungannya akan berjalan lancar dan tindak pencurian kendaraan bermotor akan berkurang atau dapat dicegah, sehingga terlihat peranan polisi tersebut

dalam menanggulangi pencurian kendaraan bermotor khususnya di wilayah Polresta Bandar Lampung. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul : Peran Polisi Dalam Menanggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi Kasus di Polresta Bandar Lampung). B. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah Peran Polisi dalam Menanggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Wilayah Polresta Bandar Lampung)? 2. Apakah yang menjadi faktor penghambat polisi dalam Menanggulangi pencurian kendaraan bermotor (Studi di Wilayah Polresta Bandar Lampung)? 2. Ruang Lingkup Agar penelitian dapat lebih terfokus dan terarah sesuai dengan yang penulis maksud, maka sangat pening dijelaskan terlebih dahulu batasan-batasan atau ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu hukum pidana khususnya pada Peran Polisi dalam Menanggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor di Polresta Bandar Lampung. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui Peran Polisi dalam Menanggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Polresta Bandar Lampung). 2. Untuk mengetahui faktor penghambat polisi dalam Menanggulangi pencurian kendaraan bermotor (Studi di Polresta Bandar Lampung). 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut : a. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan akademis bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya, juga menambah wawsasan pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum pidana. b. Secara praktis Secara praktis penelitian ini ditunjukkan kepada masyarakat umum, agar lebih mengetahui dan memahami tentang Peran Polisi dalam Menanggulangi Pencurian Kendaraan Bermotor di Polresta Bandar Lampung. D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari hasil-hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi yang dianggap relevan oleh peneliti. 1 Menurut Soerjono Soekanto, Peranan penegak hukum dapat dijabarkan ke dalam unsur-unsur sebagai berikut 2 : 1. Peranan yang ideal (ideal role) 2. Peranan yang seharusnya (expected role) 3. Peranan yang dianggap oleh diri sendiri (perceived role) 4. Peranan yang sebenarnya dilakukan (actual role). Penanggulangan tindak kejahatan pencurian kendaraan bermotor menurut G.P. Honafgels yang dikutip oleh Barda Nawawi Arief. Penanggulangan kejahatan ditetapakn dengan cara : a. Penerapan Hukum Pidana (Criminal Law Application) b. Pencegahan tanpa Pidana (Preventiob Without Pinishment) c. Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat media masa. 3 Pada butir (1) menitik beratkan pada upaya yang bersifat represif (penindakan/pemberantasan) sesudah kejahatan terjadi dalam sarana Penal, sedangkan pada butir (2 dan 3) menitik beratkan pada upaya yang bersifat Preventif (pencegahan/penangkalan) sebelum kejahatan terjadi dikelompokkan dalam sarana non penal. 1 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, Bumi Aksara, Jakarta, 1983. hlm.15 2 Ibid. hlm.23 3 Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 1996. hlm.61

Selain itu juga dilakukan melalui sarana non penal, seperti tindakan preventif dari masyarakat untuk tidak menjadi korban kejahatan, penerangan-penerangan melalui media cetak dan elektronik sebagai sarana informasi lainnya, meningkatkan norma, keimanan dan ketakwaan serta memperkuat norma-norma agama. Menurut Soerjono Soekanto, ada lima faktor yang mempengaruhi upaya penegakan hukum, lima faktor tersebut adalah : 1. Faktor hukumnya sendiri, yang dalam tulisan ini dibatasi pada faktor undang-undang saja. 2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun menerapkan hukum. 3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. 4 2. Konseptual Kerangka konseptual merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antar konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti-arti yang berkaitan dengan istilah yang diinginkan atau diteliti. 5 a. Pengertian peranan adalah sesutau yang memegang peran penting dalam melaksanakan atau menentukan sesuatu. 6 b. Peranan yang sebenarnya dilakukan kadang-kadang juga dinamakan role perfomance atau role playing. Kiranya dapat dipahami bahwa peranan yang ideal dan seharusnya datang dari pihak 9atau pihak-pihak) lain sedangkan peranan yang dianggap oleh diri sendiri serta peranan yang seharusnya dilakukan berasal dari diri pribadi. Sudah tentu bahwa dalam 4 Soerjono Soekanto, 1983, Op.cit. Hlm.91 5 Barda Nawawi Arief, 1996, Op.cit. Hlm. 23 6 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1996. hlm. 58

kenyataannya, peranan-peranan tadi berfungsi apabila seseorang berhubungan dengan pihak lain (disebut role sector ) atau dengan beberapa pihak (role set). c. Pengertian pencurian adalah perbuatan mengambil suatu barang milik orang lain sehingga merugikan orang lain tersebut. 7 d. Polresta Bandar Lampung adalah wilayah hukum tempat terjadinya pencurian kendaraan bermotor. e. Kendaraan bermotor adalah suatu alat transportasi yang digunakan banyak orang untuk keperluan transportasi sehari-hari. E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis akan menguraikan secara garis besar materi yang akan dibahas dalam sistematika, sebagai berikut : I. PENDAHULUAN Merupakan Bab Pendahuluan yang memuat tentang ; latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penulisan, kerangka teoritis dan konseptual, serta sistematika penulisan. II. TINJAUAN PUSTAKA Berisikan pengertian peranan, pengertian tindak pidana, proses penegakkan hukum oleh kepolisian, Kepolisian Negara Republik Indonesia dan peranannya. III. METODE PENELITIAN Merupakan Bab yang membahas tentang pendekatan masalah, sumber dan jenis data, penentuan populasi dan sampel, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data. 7 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini berisikan tentang karakteristik responden, peran Polisi dalam menanggulangi pencurian kendaraan bermotor, serta faktor-faktor penghambat Polri dalam menanggulngi pencurian kendaran bermotor di wilayah Polresta Bandar Lampung. V. PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup dan berisi tentang kesimpulan dan saran.