BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIAU No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPINANG SEPTEMBER 2016 INFLASI PERSEN Pada bulan September 2015 di Kota Tanjungpinang terjadi inflasi sebesar persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,04. Tingkat inflasi tahun kalender (September 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 2,27 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 2,29 persen. Inflasi di Kota Tanjungpinang disebabkan naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran yaitu Kelompok sandang 0,62 persen; kelompok kesehatan 0,45 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,42 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,38 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok bahan makanan 0,31 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,18 persen; diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen. Dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat 19 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,68 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bungo sebesar 0,06 persen. Secara nasional dari 82 kota IHK tercatat 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota yang mengalami deflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto dan Banyuwangi 0,02 persen. Sebaliknya deflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak sebesar 1,06 persen dan deflasi terendah terjadi di Kendari sebesar 0,01 persen. Komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain: selar, sewa rumah, kembung, tarip pulsa ponsel, cabai merah, rokok kretek filter, minyak goreng, baju kaos berkerah, cumi-cumi, rokok kretek, air kemasan, bawang putih, cabe hijau, rokok putih, obat dengan resep, dan telur ayam ras. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain: bayam, angkutan udara, ketimun, kangkung, tongkol, kacang panjang, sawi hijau, daging ayam ras, cabai rawit, wortel, gula pasir, bawang merah, tomat sayur, pisang, cabe merah keriting, kerudung, dan modem internet. Jika diurutkan inflasi tertinggi dari 23 kota IHK di Sumatera, Tanjungpinang menempati urutan ke-18 dari 19 kota yang mengalami inflasi dan 4 kota yang mengalami deflasi. Jika diurutkan inflasi tertinggi dari 82 Kota IHK se-indonesia, Tanjungpinang menempati urutan ke-41 dari 58 kota yang mengalami inflasi dan 24 kota yang mengalami deflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang pada September 2016 mengalami kenaikan dari 124,88 pada Agustus 2016 menjadi 125,04 pada bulan ini atau terjadi Inflasi sebesar persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 1
IHK Terjadinya perubahan harga pada 103 komoditi kebutuhan masyarakat menjadi pemicu terjadinya Inflasi di Kota Tanjungpinang September 2016. Sebanyak 61 komoditi/jasa diantaranya mengalami kenaikan harga/tarif, antara lain: selar, sewa rumah, kembung, tarip pulsa ponsel, cabai merah, rokok kretek filter, minyak goreng, baju kaos berkerah, cumi-cumi, rokok kretek, air kemasan, bawang putih, cabe hijau, rokok putih, obat dengan resep, telur ayam ras, anggur, celana panjang jeans, kentang, parfum, blus, tarip listrik, udang basah, dan handuk. Sebaliknya, 42 komoditi lainnya justru mengalami penurunan harga/tarif, antara lain: bayam, angkutan udara, ketimun, kangkung, tongkol, kacang panjang, sawi hijau, daging ayam ras, cabai rawit, wortel, gula pasir, bawang merah, tomat sayur, pisang, cabai merah kering, kerudung, modem internet, belanak, tenggiri, rampela hati ayam, dan baju kaos berkerah. Grafik 1 Perkembangan IHK Kota Tanjungpinang(2012=100) September 2015 s.d September 2016 140 135 130 125 120 115 110 105 100 Sep-15 Okt-15 Nop-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Agust- 16 Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Sep-16 Grafik 2 Perkembangan Inflasi Kota Tanjungpinang 2012 s.d 2016 Januari s.d Desember (2012=100) *) 2007=100 **) Tahun 2016 sampai dengan September Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 2
Tabel 1 Inflasi 23 Kota IHK di Sumatera dan Nasional (%) 1. Meulaboh 2. Banda Aceh Kota 3. Lhokseumawe 4. Sibolga 5. Pematang Siantar 6. Medan 7. Padang Sidempuan 8. Padang 9. Bukit Tinggi 10. Tembilahan 11. Pekanbaru 12. Dumai 13. Bungo 14. Jambi 15. Palembang 16. Lubuk Linggau 17. Bengkulu 18. Bandar Lampung 19. Metro 20. Tanjung Pandan 21. Pangkal Pinang 22. Batam 23. Tanjungpinang Nasional *) September 2016 terhadap September 2015 September Januari-September Inflasi Tahun ke Tahun* 2015 2016 2015 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) -0,02-0,36 0,22-1,85-0,28-0,70-0,82-0,49-0,73-0,38-0,40-0,23-0,21-1,26-0,38-0,16-0,22 0,02 0,15 1,20 0,84-0,12 0,68 0,05 0,83 0,78 1,44 1,85 0,29 1,32 0,83 0,58 1,11-0,22 0,94 0,64-0,06-0,17 0,24 0,79 0,30 0,15-0,68 0,64 0,35 0,22-0,24 0,39 0,41 0,63 0,84 1,72-0,18-0,95 0,55 1,38 1,24 2,14 0,12-0,08 1,03 2,37 2,87 3,23 2,02 2,28 4,33 3,85 2,44 2,24 2,96 2,27 2,71 4,64 2,73 4,48 2,94 3,19 3,03 1,90 1,89 2,57 2,01 2,43 2,49 1,83 4,24 1,02 2,13 2,94 5,49 2,28 2,27 1,97 3,81 3,17 4,79 7,47 5,29 6,13 4,83 5,07 5,33 2,58 3,37 3,07 3,20 3,93 4,54 2,93 4,62 2,41 2,79 1,53 5,82 3,14 2,29 3,07 Inflasi tahun Kalender Kota Tanjungpinang (Januari - September 2016) adalah sebesar 2,27 persen. Laju inflasi 'year on year' (September 2016 dibanding dengan September 2015) di Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 2,29 persen. Dari 23 kota IHK di Sumatera, tercatat 19 kota mengalami Inflasi dan 4 kota mengalami deflasi dan dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar persen. Sebaliknya, deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan 0,68 dan deflasi terendah di Kota Bungo 0,06 persen. Kota Tanjungpinang menduduki peringkat ke 18 dari 19 Kota yang mengalami Inflasi di 23 Kota IHK sumatera. Selanjutnya bila dilihat dari 82 kota IHK di Indonesia, secara nasional ada 58 kota yang mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,85 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Purwokerto dan Banyuwangi 0,02 persen. Sedangkan ada 24 kota yang mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Pontianak 1,06 persen dan deflasi terendah di Kota Kendari 0,01 persen. Dari 82 Kota IHK se-indonesia, Kota Tanjungpinang menduduki posisi ke 41 dari 58 kota yang mengalami inflasi. Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 3
Tabel 2 IHK, Inflasi dan Andil Inflasi Kota Tanjungpinang Menurut Kelompok Pengeluaran, September 2016 U m u m Kelompok Pengeluaran Indeks September 2016 Inflasi September 2016 Andil Inflasi [1] [2] [3] [4] 125,04 1. Bahan Makanan 2. Makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, rekreasi dan olahraga 7. Transpor, komunikasi dan jasa keuangan 136,12 134,37 117,53 124,74 117,96 118,42 115,87-0,31 0,42 0,38 0,62 0,45-0,02-0,18-0,08 0,08 0,09 0,04 0,02-0,02 Grafik 3 Andil Komoditi yang Mendorong Inflasi/Deflasi Bulan September 2016 di Tanjungpinang Perkembangan IHK Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi di Kota Tanjungpinang disebabkan kenaikan indeks pada empat kelompok pengeluaran yaitu Kelompok sandang 0,62 persen; kelompok kesehatan 0,45 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,42 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,38 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok bahan Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 4
makanan 0,31 persen; kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,18 persen; diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun 0,02 persen. 1. Kelompok Bahan Makanan Pada September 2016 ini kelompok bahan makanan di Kota Tanjungpinang mengalami penurunan indeks sebesar 0,31 persen atau turun dari 136,55 pada Agustus 2016 menjadi 136,12 pada bulan ini. Penurunan indeks kelompok bahan makanan disebabkan oleh turunnya indeks dari tiga subkelompok pengeluaran bahan makanan, yaitu: subkelompok sayur-sayuran 12,40 persen; subkelompok daging dan hasil-hasilnya 0,95 persen; dan subkelompok kacang-kacangan 0,44 persen. Sebaliknya, ada delapan subkelompok pengeluaran bahan makanan yang mengalami kenaikan indeks, yaitu: subkelompok ikan segar 3,56 persen; subkelompok lemak dan minyak 2,61 persen; subkelompok bumbu-bumbuan 1,28 persen; subkelompok ikan diawetkan 0,56 persen; subkelompk telur, susu dan hasil-hasilnya 0,40 persen; subkelompok buah-buhan 0,27 persen; subkelompok bahan makanan lainnya 0,20 persen; dan subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,03 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah: selar 0,1272 persen; kembung 0,0572 persen; cabai merah 0,0529 persen; minyak goreng 0,0357 persen; dan cumicumi 0,0191 persen. Sedangkan urutan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar di kelompok ini adalah: bayam 0,1018 persen; ketimun 89 persen; kangkung 0,0698 persen; tongkol 0,0408 persen; dan kacang panjang 0,0295 persen. Dengan penurunan indeks sebesar 0,31 persen pada bulan ini berarti kelompok bahan makanan telah menghambat terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang dengan memberikan andil sebesar -0,08 persen. 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di Kota Tanjungpinang mengalami kenaikan indeks pada bulan ini sebesar 0,42 persen atau naik dari 133,81 persen pada Agustus 2016 menjadi 134,37 persen pada bulan ini. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah: rokok kretek filter 0,0450 persen; rokok kretek 0,0168 persen; air kemasan 0,0152 persen; rokok putih 0,0106 persen; dan sirup 28 persen. Sedangkan, komoditi yang mengalami deflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah gula pasir 96 persen; dan minuman ringan 15 persen. Dengan terjadinya kenaikan indeks harga sebesar 0,42 persen berarti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan ini telah mendorong terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen. Dari tiga subkelompok yang menyusun kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan ini di Kota Tanjungpinang tercatat dua subkelompok mengalami kenaikan indeks, yaitu indeks subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,81 persen; dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol 0,21 persen. Sedangkan subkelompok makanan jadi tidak terjadi perubahan indeks. Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 5
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Pada bulan ini kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar di Kota Tanjungpinang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,38 persen atau naik dari 117,09 persen pada bulan sebelumnya menjadi 117,53 persen pada bulan ini. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah: sewa rumah 0,0893 persen; tarip listrik 59 persen; sabun cair/cuci piring 14 persen; tissue 08 persen; dan pembersih lantai 05 persen. Sedangkan urutan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar di kelompok ini adalah bahan bakar rumah tangga 25 persen. Dengan kenaikan indeks sebesar 0,38 persen berarti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan ini telah mendorong terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang September 2016 dengan memberi andil sebesar 0,09 persen. Dari empat subkelompok yang menyusun kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, tercatat tiga subkelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu subkelompok pengeluaran biaya tempat tinggal 0,54 persen; subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,16 persen; dan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,06 persen. Sedangkan, subkelompok perlengkapan rumahtangga tidak mengalami perubahan indeks. 4. Kelompok Sandang Pada September 2016 di Kota Tanjungpinang, kelompok sandang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,62 persen atau naik dari 123,97 persen pada bulan sebelumnya menjadi 124,74 persen pada bulan ini. Kenaikan indeks kelompok sandang pada bulan ini merupakan akibat dari naiknya indeks pada subkelompok sandang laki-laki sebesar 1,98 persen dan subkelompok sandang wanita naik sebesar 0,37 persen. Sebaliknya subkelompok yang mengalami penurunan indeks adalah subkelompok sandang anak-anak naik 0,15 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami penurunan indeks sebesar 0,04 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah: baju kaos berkerah 0,0266 persen; celana panjang jeans 76 persen; blus 59 persen; handuk 35 persen; dan kaos dalam 09 persen. Sedangkan urutan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar di kelompok ini adalah: kerudung 42 persen; baju kaos berkerah anak-anak 29 persen; baju kaos berkerah wanita 04 persen; dan kemeja pendek anak-anak 03 persen. Dengan naiknya indeks harga sebesar 0,62 persen berarti kelompok sandang telah mendorong terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen. 5. Kelompok Kesehatan Pada bulan ini kelompok kesehatan di Kota Tanjungpinang tercatat mengalami kenaikan indeks sebesar 0,45 persen. Kenaikan indeks kelompok kesehatan pada bulan ini dikarenakan naiknya subkelompok obat-obatan sebesar 1,18 persen serta subkelopok perawatan jasmani dan kosmetik naik sebesar 0,49 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan indeks harga. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah: obat dengan resep 0,0105 persen; parfum 59 persen; pasta gigi 26 persen; pembersih/penyegar 08 persen; dan obat batuk 06 persen. Sedangkan urutan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi di kelompok ini adalah: jamu 09 persen; bedak 08 persen; pelembab 05 persen; obat flu 05 persen; dan lipstick 01 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 6
Dengan kenaikan indeks harga sebesar 0,45 persen berarti kelompok kesehatan telah mendorong terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang pada September 2016 dengan memberikan andil sebesar 0,02 persen. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Pada bulan ini kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga di Kota Tanjungpinang tercatat mengalami penurunan indeks sebesar 0,02 persen. Dari lima subkelompok pembentuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, tercatat subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Sedangkan empat subkelompok pengeluaran kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks yaitu subkelompok pendidikan; subkelompok kursus-kursus/pelatihan; dan subkelompok rekreasi dan subkelompok olahraga. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar pada kelompok ini adalah buku pelajaran SD 32 persen. Sedangkan urutan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi di kelompok ini adalah modem internet 38 persen. Dengan mengalami penurunan harga indeks berarti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga menghambat terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang dengan andil sebesar -1 persen. 7. Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan ini di Kota Tanjungpinang mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,18 persen atau turun dari 116,08 persen pada Agustus 2016 menjadi 115,87 persen pada bulan ini. Penurunan indeks harga kelompok ini disebabkan oleh turunnya indeks subkelompok transpor sebesar 0,90 persen. Sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman mengalami kenaikan indeks 1,56 persen. Ada dua subkelompok yang tidak mengalami perubahan indeks yaitu subkelompok jasa keuangan; serta subkelompok sarana dan penunjang transpor. Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada kelompok ini adalah angkutan udara 0,0813 persen, dan bensin 11 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi di kelompok ini adalah tarif pulsa ponsel 0,0570 persen. Dengan penurunan indeks sebesar 0,18 persen pada bulan ini berarti kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan telah menghambat laju Inflasi di Kota Tanjungpinang pada September 2016 dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 7
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen dan Inflasi 82 Kota di Indonesia September 2016 (Tahun 2012 = 100) Kota IHK Inflasi (1) (2) (3) 1. Meulaboh 2. Banda aceh 3. Lhokseumawe 4. Sibolga 5. Pematang Siantar 6. Medan 7. Padang Sidempuan 8. Padang 9. Bukit Tinggi 10. Tembilahan 11. Pekanbaru 12. Dumai 13. Bungo 14. Jambi 15. Palembang 16. Lubuk Linggau 17. Bengkulu 18. Bandar Lampung 19. Metro 20. Tanjung Pandan 21. Pangkal Pinang 22. Batam 23. Tanjungpinang 24. DKI Jakarta 25. Bogor 26. Sukabumi 27. Bandung 28. Cirebon 29. Bekasi 30. Depok 31. Tasikmalaya 32. Cilacap 33. Purwokerto 34. Kudus 35. Surakarta 36. Semarang 37. Tegal 38. Yogyakarta 39. Jember 40. Banyuwangi 124,85 118,94 121,52 129,12 129,51 130,29 123,75 131,16 125,20 129,02 125,12 125,91 123,02 124,65 123,53 122,72 134,05 125,16 133,06 131,70 130,56 125,34 125,04 125,32 124,37 123,99 123,67 120,61 121,86 123,64 123,44 126,96 121,81 129,70 121,43 123,60 121,91 122,33 121,37 121,84 0,83 0,78 1,44 1,85 0,29 1,32 0,83 0,58 1,11-0,22 0,94 0,64-0,06-0,17 0,24 0,79 0,30 0,15-0,68 0,64 0,35 0,18 0,09 0,10 0,14 0,28 0,26 0,37 0,12 0,05 0,02 0,04 0,06-0,16 0,22 0,02 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 8
Kota IHK Inflasi (1) (2) (3) 41. Sumenep 42. Kediri 43. Malang 44. Probolinggo 45. Madiun 46. Surabaya 47. Tangerang 48. Cilegon 49. Serang 50. Singaraja 51. Denpasar 52. Mataram 53. Bima 54. Maumere 55. Kupang 56. Pontianak 57. Singkawang 58. Sampit 59. Palangka Raya 60. Tanjung 61. Banjarmasin 62. Balikpapan 63. Samarinda 64. Tarakan 65. Manado 66. Palu 67. Bulukumba 68. Watampone 69. Makassar 70. Pare-pare 71. Palopo 72. Kendari 73. Bau-bau 74. Gorontalo 75. Mamuju 76. Ambon 77 Tual 78 Ternate 79 Manokwari 80 Sorong 81 Merauke 82 Jayapura Nasional 121,78 121,58 125,31 122,31 121,65 124,88 131,90 129,06 132,21 133,64 122,15 122,64 129,12 118,41 125,41 133,94 124,95 125,32 121,98 125,24 125,44 129,88 127,49 135,10 124,02 126,24 129,02 120,08 125,50 120,52 123,02 121,65 129,58 120,98 123,94 123,93 137,15 129,78 120,79 127,35 130,76 126,84 125,41 0,04 0,21 0,17-0,14 0,16 0,18 0,40-0,12 0,51 0,26-0,66-0,45 1,20-0,37-1,06-0,75-0,46 0,11-0,45 0,11 0,21-0,20-0,44-0,68 0,59 0,60 0,30 0,41-0,50 0,05-0,01 0,27-0,40 0,32-0,11-0,71 0,09-0,67-0,02 0,27 0,55 0,22 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 9
Tabel 4 Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tanjungpinang Agustus 2016 September 2016 (Tahun 2012 = 100) Kelompok/Sub Kelompok IHK Agustus 2016 % Perub thd Juli 2016 IHK September 2016 % Perub thd Agustus 2016 (1) (2) (3) (4) (5) UMUM I. BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan segar Ikan diawetkan Telur, susu dan hasil-hasilnya Sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Bumbu-bumbuan Lemak dan minyak Bahan makanan lainnya II. MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan jadi Minuman yang tidak beralkohol Tembakau dan minuman beralkohol III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR Biaya tempat tinggal Bahan bakar, penerangan dan air Perlengkapan rumah tangga Penyelenggaraan rumah tangga IV. SANDANG Sandang laki-laki Sandang wanita Sandang anak-anak Sandang pribadi dan sandang lainnya V. KESEHATAN Jasa kesehatan Obat-obatan Jasa perawatan jasmani Perawatan jasmani dan kosmetik VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA Jasa pendidikan Kursus-kursus/pelatihan Perlengkapan/peralatan pendidikan Rekreasi Olah raga VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan pengiriman Sarana dan penunjang transpor Jasa keuangan 124,88 136,55 146,65 135,24 132,47 130,04 116,10 163,21 142,17 139,68 144,84 105,63 122,20 133,81 134,15 127,42 138,53 117,09 111,67 143,88 115,92 109,20 123,97 127,55 134,67 121,45 110,89 117,43 112,48 112,65 135,45 119,77 118,44 112,88 109,06 129,08 124,59 116,78 116,08 123,26 99,84 123,50 114,76 0,06 0,43 0,45 1,18 0,18 0,49-1,50-0,25 1,14 2,19-0,12-0,32 0,09 0,28 0,01 0,39 1,96-0,11 0,51 0,62 0,97 0,32-0,04 0,26 0,11 0,59 0,21 0,34 0,21 0,34-1,49-2,45 0,52 125,04 136,12 146,69 133,96 137,18 130,77 116,57 142,98 141,54 140,06 146,70 108,39 122,44 134,37 134,15 127,69 141,04 117,53 112,27 143,97 115,92 109,37 124,74 130,08 135,17 121,27 110,85 117,96 112,48 113,98 135,45 120,36 118,42 112,88 109,06 129,01 124,59 116,78 115,87 122,15 101,40 123,50 114,76-0,31 0,03-0,95 3,56 0,56 0,40-12,40-0,44 0,27 1,28 2,61 0,20 0,42 0,21 1,81 0,38 0,54 0,06 0,16 0,62 1,98 0,37-0,15-0,04 0,45 1,18 0,49-0,02-0,05-0,18-0,90 1,56 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Riau No. 79/10/21/Th. XI, 3 Oktober 2016 10