BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. perdagangan 10 Juli 2002, indeks Dow Jones anjlok menjadi 8.813, suatu

PERSEPSI AKADEMISI DAN PRAKTISI AKUNTANSI TERHADAP KEAHLIAN AKUNTAN FORENSIK

BAB I PENDAHULUAN. Satu dekade ini terdapat 2 bentuk kejahatan yang paling sangat berpengaruh di

BAB I PENDAHULUAN. korupsi yang telah dilakukan oleh institusi kelembagaan pemerintah selama ini

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud

BAB I PENDAHULUAN. Jenis fraud (kecurangan) yang terjadi di setiap negara ada kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud yang berarti penyalahgunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya kejahatan fraud seperti korupsi, penyalahgunaan aset dan kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

PERSEPSI AKADEMISI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP ADANYA AKUNTANSI FORENSIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tindakan kecurangan ini berkembang pesat ditengah-tengah perkembangan

2016 PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR FORENSIK TERHADAP PROSES PENGINVESTIGASIAN KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. akuntansi pada suatu periode tertentu untuk mengetahui posisi keuangan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dunia, perkembangan pendidikan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap orang dituntut untuk memiliki perilaku jujur dalam melakukan pekerjaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kecurangan di Indonesia sangat berpengaruh bagi masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan secara sepihak. G.Jack Blogna et. al. (1993) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI MINAT STUDI AKUNTANSI FORENSIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Fraud di Indonesia sangat berpengaruh bagi masyarakat umumnya, salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri UKDW

BAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. dengan laporan keuangan, dan semakin kompleks suatu kegiatan bisnis maka. sebagai pedoman dalam mengambil suatu kebijakan.

BAB I PENDAHULUAN. yang disedikan oleh para unversitas negeri ataupun universitas swasta di

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar besarnya (profitmaking)

BAB I PENDAHULUAN. segala jenis kejahatan yang semakin merajalela. Tidak hanya kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus-kasus korupsi masih menjadi hiasan di layar kaca televisi kita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan telah berkembang di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. (Konsorsium

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. whistleblower. Beberapa dekade terakhir istilah whistleblower menjadi makin. pemukul kentongan, atau pengungkap fakta.

BAB I PENDAHULUAN. peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu media informasi yang sangat penting untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan investor, kreditur, dan instansi

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. intensitas dan modusnya semakin berkembang dengan penyebab multi factor.

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Bab 1. Pendahuluan. Diawal tahun 2000 dunia dikejutkan dengan merebaknya kasus-kasus

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Faktor-Faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu bidang pengetahuan dalam akuntansi, pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun nonbank,

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. umum menyediakan informasi keuangan perusahaan pelapor bagi investor,

BAB 1 PENDAHULUAN. gandum, emas, dan aset lainnya yang dimililiki oleh raja. Mereka yang menjadi orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan bahkan kasus yang terjadi di Indonesia. Dengan munculnya isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1967, 1968 yaitu pada saat pemerintah mulai mengeluarkan undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mendorong masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Hal ini membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab terpuruknya sistem perekonomian bangsa. Hal ini disebabkan karena korupsi di Indonesia terjadi secara sistemik dan meluas sehingga bukan saja merugikan kondisi keuangan negara, tetapi juga telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas. Untuk itu pemberantasan tindak pidana korupsi tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa dengan menggunakan cara-cara khusus. Perkembangan pemberantasan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang sebagai upaya pemerintah dalam menanggapi tindak pidana korupsi di Indonesia. Pemerintah pusat membentuk suatu badan khusus untuk memberantas korupsi, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal tersebut merupakan salah satu wujud nyata pemerintah untuk memberantas korupsi. KPK dan pengadilan harus membuktikan kecurigaan mereka kepada seseorang tentang apakah dia melakukan korupsi atau tidak. Pengusutan ini sangat sulit dilakukan karena berkaitan dengan bidang tertentu diluar hukum, yaitu bidang ekonomi. Melakukan pengusutan tindak pidana diluar bidang hukum pengadilan dapat dibantu seorang yang ahli. Ahli ekonomi yang dapat membantu adalah seorang auditor. Auditor dianggap sebagai orang yang ahli dibidang keuangan dan akuntansi 9

10 oleh masyarakat dan penyidik, oleh sebab itu apabila dalam pengadilan atau hukum terdapat kasus ekonomi, penyidik dapat meminta bantuan auditor sebagai tenaga ahli untuk mengungkap indikasi ada tidaknya korupsi atau kecurangan lainnya Skandal-skandal keuangan (Enron, WorldCom, Global Crossing, Qwest, Parmalat) yang telah menurunkan kepercayaan investor dan membuat akuntansi forensik menjadi peluang karir yang menarik bagi para akuntan untuk digunakan sebagai alat penanggulangan tindak penipuan. Hal yang serupa terjadi di Indonesia (kasus BLBI, Bank Bali, kasus Bank Century) yang juga telah mengurangi kepercayaan lembaga bantuan dana luar negeri. Dengan demikian akuntansi penting untuk meyakinkan kembali investor dan kepercayaan publik terhadap laporan keuangan perusahaan (Rezaee 2003), sehingga akuntansi forensik yang dikembangkan dan sebagai pelaksanaannya akuntan forensik yang memiliki keahlian yang relevan untuk menginvestigasi kasus-kasus yang terjadi tersebut. Menurut Tuanakota (2007), faktor yang mendorong berkembangnya akuntansi forensik dengan cepat di Amerika Serikat, yaitu Sarbanes-Oxley Act (2002). Yang menjadi objek akuntansi forensik di sektor swasta maupun sektor publik adalah skandal keuangan yang menyangkut fraud penghilangan aset, seperti pencurian, penyalahgunaan, dan lain-lain. Dengan demikian diperlukan akuntan forensik yang mempunyai keahlian dalam menginvestigasi indikasi adanya korupsi atau tindak penyelewengan lainnya di sebuah perusahaan atau instansi negara. Menurut Brooks et al. (2005), akuntan forensik dalam menjalankan tugas mencari aktivitas keuangan yang mencurigakan dan fraud yang dilakukan oleh perorangan maupun bisnis. Akuntan forensik juga menjalankan peran yang lebih

11 nyata dalam membantu pemerintah untuk mengevaluasi catatan akuntansi dan perbankan yang dicurigai terlibat dalam aksi terorisme. Sehingga peran akuntan forensik di dalam pemerintahan sangat penting dalam mengevaluasi catatan akuntansi atau laporan realisasi anggaran pemerintahan. Kahan (2006) menjelaskan akuntan forensik semakin dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan finansial perusahaan bersama shareholders dan lembaga pemerintah, untuk mencegah terjadinya fraud dan kecurangan di dalam praktek akuntansi. Dengan demikian akuntan forensik sangat berperan dalam pendeteksian dan pencegahan terjadinya fraud di setiap kegiatan financial. Rezaee et al. (2006) mengemukakan bahwa kejadian transaksi keuangan yang kompleks akan lebih mudah ditangani oleh orang-orang memiliki tingkat kecakapan atau keahlian yang baik. Ramaswamy (2005) maupun Rezaee et al. (2006) lebih jauh menyatakan bahwa salah satu dari keahlian yang diperlukan untuk mengatasi kasuskasus pelanggaran keuangan ialah keahlian atau kecakapan dalam bidang akuntansi forensik. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki keahlian atau kecakapan dalam bidang akuntansi forensik semakin sering digunakan dalam penyelidikan tindak kecurangan dalam bidang keuangan. Menurut lembaga akuntan forensik indonesia (LAFI) dalam Tuanakota (2007), akuntan forensik harus memiliki suatu perasaan mendalam tentang etika dan perilaku etik profesional, dan mampu membuat laporan yang kuat dan meyakinkan baik dalam bentuk tulisan maupun verbal sebagai saksi ahli di persidangan pengadilan atau proses persidangan hukum lainnya. Setiap saat, seorang akuntan forensik harus mampu membawa suatu pola pikir profesional yang skeptis yang tetap

12 dipertahankan, dan karena itu dapat meyakinkan bahwa informasi yang dia kerjakan akan selalu akurat dan obyektif. Topik tentang fraud kebanyakan disampaikan pada mata kuliah audit internal. Di Amerika Serikat, Buckhoff dan Schrader (2000) mengamati ruang lingkup di mana lembaga akademik yang menawarkan mata kuliah akuntansi forensik. Hasil pengamatan menemukan bahwa secara rata-rata perguruan tinggi menganggap akuntansi forensik menjadi penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum dan mengadakan pengamatan terhadap silabus-silabus perguruan tinggi yang menyelenggarakan mata kuliah akuntansi forensik dan menjelaskan bahwa para pengajar bidang akuntansi sepakat bahwa perguruan tinggi semakin memerlukan pendidikan akuntansi forensik, sedangkan Rezaee (2002) lebih jauh menyatakan bahwa para mahasiswa percaya bahwa akuntansi forensik merupakan sebuah peluang karir yang layak bagi mereka, namun masalahnya adalah bahwa bidang ini belum mendapatkan perhatian yang serius dari pihak perguruan tinggi. Di Indonesia, di beberapa institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan akuntansi telah memasukkan akuntansi forensik dalam kurikulum pendidikan mereka. Pada tingkatan lebih lanjut, yakni tingkatan pascasarjana, akuntansi forensik telah menjadi topik yang banyak diminati oleh mahasiswa. Hal ini dapat menjadi peluang tersendiri bagi mahasiswa akuntansi untuk dapat memilih akuntan forensik sebagai pilihan karir mereka. Menjadi seorang akuntan yang memiliki spesialisasi forensik adalah sebuah pilihan hidup. Akuntansi forensik yang telah berkembang menjadi alternatif bagi seorang calon akuntan sebagai sebuah lahan

13 pekerjaan yang memiliki keunikan sendiri. Namun pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh persepsi yang terbangun dalam benak calon akuntan. Institusi pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan akuntansi menjadi media untuk penyampaian informasi dan pembelajaran mengenai hal yang terkait dengan akuntansi forensik dan profesi akuntan forensik bagi mahasiswa. Jika mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi forensik selama di bangku kuliah maka seharusnya mahasiswa akan memiliki persepsi bahwa akuntansi forensik bersifat unik dan membutuhkan keahlian yang unik juga serta pilihan akan profesi akuntan forensik terbuka luas. Penelitian tentang akuntan forensik telah dilakukan oleh Harris dan Brown (2000), Messmer (2004), Ramaswamy (2005), Digabriele (2008) di Amerika Serikat. Sedangkan di Indonesia dilakukan oleh Iprianto (2009). Tapi penelitian-penelitian tersebut hanya menghimpun persepsi akademisi dan praktisi serta lebih terfokus untuk membahas tentang keahlian yang harus dimiliki oleh seorang akuntan forensik. Sedangkan peneltian dalam rangka melihat persepsi mahasiswa masih belum ada. Padahal pandangan dan pendapat mahasiswa dapat mendukung relevansi keahlian akuntan forensik dan memperjelas marketability lulusan program akuntansi forensik. Pandangan dan opini dari mahasiswa sangat bermanfaat bagi perguruan tinggi yang akan menyelenggarakan program akuntansi forensik. Penelitian tentang persepsi tapi dengan sasaran yang berbeda telah banyak dilakukan, seperti penelitian Musriyadi (2010) tentang persepsi mahasiswa terhadap fraud, ataupun Adriansyah (2011) tentang persepsi mahasiswa dan praktisi akuntansi syariah terhadap praktisi akuntansi syariah di Indonesia.

14 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap akuntan forensik. Adapun judul dalam penelitian ini adalah Persepsi Mahasiswa dan Praktisi Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Forensik. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini akan melakukan penilaian terhadapa persepsi dari mahasiswa akuntansi tentang akuntan forensik. Masalah yang kemudian akan dibahas diturunkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi mahasiswa dan praktisi akuntansi terhadap profesi akuntan forensik terkait dengan etika, keahlian, dan pilihan karir? 2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa dan praktisi akuntansi terhadap profesi akuntan forensik terkait dengan etika, keahlian, dan pilihan karir? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa dan praktisi akuntansi terhadap profesi akuntan forensik di Indonesia terkait dengan etika, keahlian, dan pilihan karir. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa mahasiswa dan praktisi akuntansi terhadap profesi akuntan forensik di Indonesia terkait dengan etika, keahlian, dan pilihan karir.

15 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis, terkhusus pada topik permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. 2. Bagi akademisi, diharapkan agar hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum akuntansi forensik. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai literature tambahan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang juga tertarik untuk membahas bidang kajian permasalahan ini. 4. Bagi institusi, sebagai bahan masukan bagi istitusi terkait, baik itu institusi yang menggunakan jasa akuntan forensik atau institusi pendidikan sebagai penyedia tenaga professional akuntasi forensik dengan melihat pemahaman mahasiswa terhadap permasalahan dalam penelitian ini. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan karya akhir ini tersusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan. Bab ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang relevan dan mendasari di dalam penulisan skripsi ini.

16 BAB III : Metode Penelitian Bab ini membahas tentang lokasi penelitian, variable penelitian dan difenisi operasional, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, serta metode analisis data. BAB IV : Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi pembahasan mengenai karateristik data, hasil uji validitas dan realibilitas data, uji hipotesis, dan pembahasan hasil analisis data. BAB V : Penutup Bab ini menjelaskan mengenai simpulan atas pembahasan masalah serta saransaran yang diberikan kepada pihak-pihak yang terkait berdasarkan hasil penelitian ini.