BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia merupakan masalah yang sering ditemui pada remaja putri. Remaja putri termasuk dalam kelompok rawan gizi dan karena merupakan calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus. Apabila AGB dan KEP pada remaja putri tidak ditanggulangi maka dampaknya akan berlanjut dan saat hamil akan berisiko pendarahan pada persalinan bahkan dapat menimbulkan kematian ibu dan janin. Selain itu Ibu hamil dengan AGB dan KEP dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur (Prawirohardjo, 2009). Anemia Gizi Besi (AGB) pada remaja putri paling banyak disebabkan oleh defisiensi zat besi dalam tubuh yang bersumber dari kurangnya konsumsi makanan yang mengandung Fe, dimana penyerapan Fe yang berasal dari hewan sangat mudah diserap tubuh, terutama yang berasal dari hewan. Bahan makanan nabati merupakan sumber zat besi tinggi tetapi sangat sulit diserap, sehingga dibutuhkan porsi yang besar untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam sehari. Kebutuhan zat besi pada wanita tiga kali lebih besar dari pada kebutuhan pria (Briawan, 2013). Hal ini dikarenakan wanita mengalami haid setiap bulan yang berarti kehilangan darah secara rutin dalam jumlah yang cukup banyak, Hal lain yang memperberat terjadinya anemia adalah praktek pengontrolan berat badan. Sehingga sering kali wanita memasuki massa kehamilan dengan kondisi dimana cadangan zat besi dalam tubuh kurang atau terbatas. Faktor ketidaktahuan dan faktor kebiasaan atau budaya juga mempengaruhi terjadinya anemia (Prawirohardjo, 2009). 1
2 Kadar hemoglobin yang rendah pada remaja putri dapat menurunkan kesanggupan anak belajar dikarenakan fungsi hemoglobin sebagai pembawa oksigen (O 2 ) ke otak. Semakin banyak oksigen yang masuk ke otak maka tingkatan kerja otak semakin bagus dan mempengaruhi konsentrasi belajar (Handayani & Hariboma 2008). Jika konsentrasi belajar anak tersebut baik maka akan mempengaruhi tingkat prestasi anak di sekolah (Djaeni, 2005). KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (Setyaningsih, 2003). Pada usia 15 18 tahun sangat dibutuhkan energi protein yang cukup karena pada massa tersebut tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan. KEP dapat menghambat pertumbuhan dan dapat menimbulkan ketidak bugaran pada anak, tubuh anak yang tidak bugar maka dapat mempengaruhi prestasi anak disekolah (Triyani, 2005). Prevalensi AGB di Indonesia pada tahun 2013 pada kelompok anak usia sekolah (15 24 tahun) adalah 18,4%. Prevalensi AGB pada seluruh kelompok umur di Provinsi Bali pada tahun 2013 adalah 10,5%, dimana dari sembilan Kabupaten/ Kota madya di Provinsi Bali, prevalensi AGB tertinggi di Kabupaten Badung dengan jumlah penderita sebanyak 14 orang (2,7%) dengan jumlah penduduk tertinggi ketiga di Provinsi Bali (Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, 2013). Laporan Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa persentase kelebihan berat badan pada remaja di Indonesia mencapai 26,23% dan di Provinsi Bali mencapai 28,73%. Menurut profil Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2012 mengenai status gizi berdasarkan IMT menurut umur (IMT/U) pada anak usia >15 tahun, untuk katagori kurus sebesar 14,8%, dan pada katagori obesitas sebesar 10,3% (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2013).
3 Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat salah satunya melalui prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan yang kemudian akan diukur dan dinilai dalam bentuk angka dan pernyataan. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal terdiri dari aspek fisiologis dan psikologis. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Faktor pendekatan belajar terdiri dari pendekatan tinggi, sedang dan rendah. Faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain status anemia, kondisi umum jesmani, status gizi dan tonus otot (Syah, 2010). SMK Kesehatan Gana Husada memiliki jumlah siswi perempuan terbanyak (98%) (Dinas Pendidikan Kab Badung, 2014), dilihat dari rata-rata prestasi belajar siswi SMK Kesehatan Gana Husada ±40% siswi memilki prestasi belajar kurang. 1.2 Rumusan Massalah Bagaimanakah hubungan antara status anemia dan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) dengan prestasi belajar siswi di SMK Kesehatan Gana Husada? 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.3.1 Bagaimanakah gambaran status anemia siswi SMK Kesehatan Gana Husada? 1.3.2 Bagaimanakah gambaran indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) siswi SMK Kesehatan Gana Husada? 1.3.3 Bagaimanakah gambaran prestasi belajar siswi siswi SMK Kesehatan Gana Husada? 1.3.4 Apakah terdapat hubungan antara status anemia dengan prestasi belajar siswi SMK Kesehatan Gana Husada?
4 1.3.5 Apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) dengan prestasi belajar siswi SMK Kesehatan Gana Husada? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status anemia dan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dengan prestasi belajar siswi di SMK Kesehatan Gana Husada 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Mengetahui status anemia siswi SMK Kesehatan Gana Husada 1.4.2.2 Mengetahui indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) siswi SMK Kesehatan Gana Husada 1.4.2.3 Mengetahui prestasi belajar siswi SMK Kesehatan Gana Husada 1.4.2.4 Meganalisis hubungan status anemia dengan prestasi belajar siswi SMK Kesehatan Gana Husada. 1.4.2.5 Menganalisis hubungan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) dengan prestasi belajar siswi SMK Kesehatan Gana Husada. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Teoritis Memberikan kontribusi hasil penelitian yang diharapkan dapat dijadikan refrensi dalam pengembangan penelitian berikutnya. 1.5.2 Praktis 1.5.2.1 Memberi sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan dan pembinaan dalam meningkatkan prestasi Siswi. 1.5.2.2 Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan dan Pendidikan Kabupaten Badung dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
5 1.6 Ruang Lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Gizi kesehatan masyarakat yang meliputi status anemia dan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) dengan prestasi belajar siswi.
6