FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN PETANI NANAS DI DESA BUNGA JAYA KECAMATAN BASARANG KABUPATEN KAPUAS

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

I. PENDAHULUAN. berusaha di pedesaan (Abdurrahman et al, 1999). Hampir sebagian besar. dalam arti sebagai sumber pendapatan (Sumaryanto, 2002).

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam peningkatan. memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Ketidakmampuan tersebut

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

VALUE CHAIN ANALYSIS (ANALISIS RANTAI PASOK) UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI PADA INDUSTRI KOPI BIJI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

BAB I PENDAHULUAN. Gula adalah salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Pi sang termasuk komoditas hortikultura yang penting dan sudah sejak. lama menjadi mata dagangan yang memliki reputasi internasional.

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

Transkripsi:

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 2, No 2, Maret 2015 Halaman 40-46 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN PETANI NANAS DI DESA BUNGA JAYA KECAMATAN BASARANG KABUPATEN KAPUAS Oleh: Eddy Rahman 1, Deasy Arisanty 2, Eva Alviawati 2 ABSTRAK Penelitian ini berjudul FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN PETANI NANAS DI DESA BUNGA JAYA KECAMATAN BASARANG, KABUPATEN KAPUAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor sosial ekonomi yang menyebabkan keberhasilan petani nanas di Desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani nanas yang ada di Desa Bunga Jaya, Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah mengambil sampel penuh, yaitu dengan mengambil seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh petani nanas yang ada di Desa Bunga Jaya, Kecamatan Basarang. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan pengumpulan data yang diambil dari sumber pertama, meliputi observasi dan kuesioner (angket). Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Kelompok usaha tani nanas, Kecamatan Basarang. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data statistik deskriptif menggunakan teknik distribusi frekuensi yang dilakukan dengan cara menghitung frekuensi data hasil penelitian kemudian di persentasikan. Menghitung sebaran persentase dari frekuensi untuk mengetahui faktor penyebab keberhasilan petani di Desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada beberapa faktoryang menghambat faktor keberhasilan petani nanas.faktor-faktor tersebut yaitu faktor modal tidak cukup, luas lahan yang kurang luas menyebabkan kurangnya hasil produktivitas nanas, tenaga kerja kurang keterampilan dan keahlian dalam mengelola nanas, pemasaran nanas. Kata Kunci: faktor, penyebab keberhasilan, petani nanas I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara agraris, sebagian besar rakyat mendapatkan nafkah dari sumber- sumber pertanian. Sektor pertanian memegang peran penting dalam pembangunan nasional. Selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk nasional, sektor ini juga menyumbang devisa serta menyediakan kesempatan kerja 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat 2. Dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lambung Mangkurat 40

dan bahan baku industri. Luas lahan garapan atau areal tanam dan panen buahbuahan Indonesia secara rata-rata relatif kecil. Sifat musiman yang terlalu besar, menejemen usaha tani yang sangat sederhana dan terkesan seadanya kerena sebagai usaha sampingan, dan lain-lain. Akibatanya produksi dan produtvitas sangat kecil dan sangat beragam dari suatu tempat ketempat lainnya (Arifin, 2001, dalam Nasution, 2008 ). Nanas merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan sangat petensial, baik untuk pasar dalam negeri ( domestik ) maupun sasaran luar negeri (ekspor). Menurut Rukmana (1996), permintaan pasar dalam negeri terhadap buah nanas cenderung terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk akan nilai gizi dan buah-buahan, dan makin bertambahnya permintaan bahan baku industri pengolahan buah-buahan. Nanas (comusus) merupakan salah satu menjadi komoditas andalan ekspor Indonesia. Walaupun didalam peran Indonesia sebagai produsen maupun eksportir nanas segar di pasar internasional masih sangat kecil. Indonesia menempati posisi yang ketiga dari negara-negara penghasil nanas olahan dan segar setelah negara Thailand dan Filipina. Daya saing ekspor nanas segar Indonesia berdasarkan pangsa pasarnya relatif masih kecil dibandingkan produsen dan eksportir nanas segar lainnya. Komoditi nanas telah lama dibudidayakan di Indonesia, dan di pasar domestik banyak dijual dan dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi untuk preferensi konsumen internasional sendiri adalah nenas olahan. Selama 9 tahun terakhir tahun 2005 2013 perkembangan produksi nanas Indonesia rata-rata sebesar 9.145.382 ton dengan sedikit naik-turun, produksi tertinggi sebesar 925 ribu ton terjadi pada tahun 2009. Total ekspor nanas (yang terbagi dalam nanas segar dan nanas olahan), ekspor terbesar untuk nanas segar ditujukan ke negara Malaysia (74,54 %), ke Jepang (25,40 %). Untuk nanas olahan terbesar berturutturut adalah ke negara Amerika Serikat (22,62 %), Belanda (15,19 %), Singapura (13,94 %), Jerman (13,86 %), Spanyol (10,58 %), China (24,10 %). Rata- rata volume ekspor ke Amerika sejak tahun 2005 2013 sebesar 52.054 ton dan relatif stabil setiap tahunnya, tetapi ekspor ke negara Belanda, Singapura dan Jerman serta Spanyol terus menunjukkan trend yang meningkat.sebagai salah satu sentra produksi nanas di Indonesia yakni Kabupaten Subang, Jawa Barat Berdasarkan informasi daerah setempat bahwa permintaan ekspor buah nanas asal Kabupaten Subang Jawa Barat, terus meningkat. Tahun 2007, jumlah ekspor nanas baru 95,663 ton. Januari hingga Maret tahun ini adalah 124,160 ton. Tiga bulan terakhir sudah meningkat sekitar 30%. Pangsa pasar tujuan negara ekspor adalah di Timur Tengah, Iran, Mesir dan Korea. Diharapkan dengan banyak permintaan pasar ekspor ini, para pelaku usaha agribisnis Indonesia untuk komoditas nanas dapat lebih baik lagi didalam mutu dan standardisasi untuk pangsa ekspor (Frans Hero, 2006). II. TINJAUAN PUSTAKA Munurut A.T Mosher mengartikan, pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. 41

Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang primer. Ia mengambil gas karbondioksida dari udara melalui daunnya. Diambilnya air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya, dari bahan-bahan ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat dan minyak yang dapat digunakan oleh manusia. Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau kelembaban yang tersedia serta sifat tanah. Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim tertentu. Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah yang hidup di daerah tersebut, karena beberapa di antara hewan itu memakan tumbuhan yang terdapat di daerah tersebut, sedangkan lainnya memakan hewan lain. Sebagai akibatnya terdapatlah kombinasi tumbuhan dan hewan di berbagai dunia. Pertanian terbagi ke dalam pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti sempit Pertanian dalam arti luas mencakup : pertanian rakyat atau disebut sebagai pertanian dalam arti sempit, perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar), kehutanan, peternakan, perikanan. Dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut (Mubyanto, 1994). Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam arti sempit pertanian diartikan sebagai pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga di mana diproduksinya bahan makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacangkacangan dan ubi-ubian) dan tanaman-tanaman hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan. Pertanian rakyat yang merupakan usaha tani adalah sebagai istilah lawan dari perkataan farm dalam Bahasa Inggris. Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang luas yang terbuka terhadap sorotan sinar matahari. Pertanian rakyat diusahakan di tanahtanah sawah, ladang dan pekarangan, pertanian rakyat hampir tidak ada usaha tani yang memproduksi hanya satu macam hasil saja, satu tahun petani dapat memutuskan untuk menanam tanaman bahan makanan atau tanaman perdagangan. Alasan petani untuk menanam bahan makanan terutama didasarkan atas kebutuhan makan untuk seluruh keluarga petani, sedangkan alasan menanam tanaman perdagangan didasarkan atas iklim, ada tidaknya modal, tujuan penggunaan hasil penjualan tanaman tersebut dan harapan harga (Sunarjono, 2000. dalam Nasution, 2008). Tanaman nanas tingginya 50-100 cm. Daunnya berbentuk pedang, panjangnya mencapai 1 m atau lebih. Lebarnya 5-8 cm, pinggirnya berduri atau hampir rata, berujung lancip, bagian atas daun berdaging serat. Tersusun dalam spiral yang tertutup, bagian pangkalnya memeluk poros utama (Vertheij dan Coremel, 1999). Nanas cocok dibudidayakan di daerah bnyak hujan. Daerah ini umumnya terletak disekitar garis khatulistiwa antara 30º LU- 30º LS dengan ratarata curah hujan pertahunnya 1000 3000 mm dan suhu berkisar antara 21-27ºC (Lisdiana dan Soemadi, 1999). 42

Tanaman nanas banyak jenisnya dan sudah tersebar dimana-mana, secara umum dikenal dengan jenis nanas komersial yaitu Cayenne dan Queen. Nanas Cayanne banyak ditanam dalam skala besar. Nanas Queen cocok disuguhkan sebagai buah segar dan aromanya wangi. Apabila sudah masak kulitnya kuning kemerahan, ukurannya lebih kecil dari nanas Cayanne. Nanas di Indonesia kebanyakan nanas Queen (Marpaung, 2000). III. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan pada penelitian yang berjudul faktor penyebab keberhasilan petani nanas di Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditunjukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya, penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka. Penelitian kuantitatif di dasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol (Bungin, 2005). IV. PEMBAHASAN a. Identitas Responden petani nanas, ditemukan bahwa yang menjadi petani nanas lebih banyak berjenis kelamin laki-laki meskipun perbedaan angkanya tidak terlalu besar. Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini dan kelompok yang mengisi kusioner adalah orang yang ikut dalam kelompok tani dan non petani yang da di Desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas. Hampir seimbangnya antara jumlah petani nanas berjenis kelamin laki-laki dan perempuan disebabkan karena dalam hal bertani nanas tidak terlalu mempermasalahkan tentang jenis kelamin. Berdasarkan umurnya, petani nanas yang menjadi responden terbanyak berada pada kelas umur 31-40 tahun dan terbanyak kedua berada pada kelas umur 41-50 tahun. Hal ini menyebabkan petani nanas yang sudah banyak berumur tua. yang berumur 21-30 adalah para petani yang sudah bekeluarga karena melanjutkan lahan tani yang dulu punya orang tuanya dan tidak ada keahlian lain selain bertani nanas. Berdasarkan jenjang pendidikan terakhirnya sebagian besar nasabah yang menjadi responden adalah tamat SMP/sederajat. Hal ini terjadi karena saat penelitian dilakukan responden tidak memiliki uang untuk sekolah dan memilih untuk menjadi petani nanas. Beberapa responden yang memiliki jenjang pendidikan terakhir diploma atau sarjana adalah responden yang menjadi 43

pengurus kelompok tani. 1) Faktor Modal petani nanas di Desa Bunga Jaya kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas sebagai responden ditemukan bahwa,sebagian besar responden menyatakan modal yang mereka gunakan modal pribadi walaupun terkadang modal tersebut tidak cukup dalam usaha tani nanas. Sebagian responden lainnya menyatakan bahwa modal yang digunakan dalam usaha tani nanas mereka berasal dari koperasi dan bank. Responden yang menyatakan ini karena mereka mengaku tidak memiliki modal yang cukup ingin memajukan usaha mereka Responden yang menyatakan modal yang mereka dalam menjalankan usaha mereka berkisar antara 2.100.000-4.000.000, sebagian lagi menyatakan modal yang mereka perlukan adalah > 15.000.0000. Sebagian besar responden mengatakan bahwa upaya yang mereka lakukan adalah melakukan pinjaman bank dan koperasi. Dengan melakukan pinjaman bank atau koperasi responden beranggapan akan dapat memajukan usaha tani nanas mereka. 2) Luas Lahan petani nanas di Desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas sebagai responden, ditemukan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa luas lahan yang mereka gunakan itu sangat berpengaruh terhadap produksi nanas mereka. Semakin luas lahan yang mereka gunakan untuk bertani nanas akan menambah penghasilan untuk para petani nanas tersebut. Sebagian besar reponden menyatakan lahan yang mereka miliki itu adalah milik pribadi. Responden yang menyatakan lahan yang mereka gunakan sekitar 2.1ha- 4ha itu sangat cukup luas dan menghasilkan nanas yang bagus dan cukup berkualitas tinggi, mengetahui luas lahan yang responden gunakan itu cukup luas memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak dan memerlukan bibit yang unggul supaya menghasilkan nanas yang berkualitas tinggi. Sebagian besar responden mengatakan bahwa supaya yang mereka lakukan adalah meminta kepada Dinas Pertanian Untuk memberi bibit yang unggul. Dengan melakukan kerja sama terhadap Dinas Pertanian maka akan mendapatkan hasil nanas yang berkualitas tinggi. 3) Tenaga Kerja Tingkat pendidikan dan keterampilan serta keahlian tenaga kerja petani nanas mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk. Kualitas dari petani nanas juga mempengaruhi perkembangan usaha tani nanas yang dikelolanya. Lama usaha juga ikut berpengaruh kualitas dari tenaga kerja yang bersangkutan. petani nanas di Desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas, sebagian besar jumlah tenaga kerja dilahan tani nanas mereka 3-4 orang sebagian lagi menyatakan tenaga kerja dilahan tani nanas mereka 5-6 orang saja. Sebagian besar reponden menyatakan bahwa mereka pernah mengikuti (pelatihan dan 44

penyuluhan) mengenai pertanian nanas. Pendidikan yang mereka dapatkan sebagian besar berupa pelatihan dan penyuluhan tentang cara pengolahan nanas. Dengan mengikuti pelatihan tentang pengolahan nanas akan menambah ilmu pengetahuan mereka terhadap pertanian nanas tersebut. Lama bekerja juga menentukan seberapa besar keahlian mereka dalam bidang pertanian nanas. Sebagian besar respoden menyatakan bahwa mereka bekerja sebagai petani nanas selam 10-30 tahun, sebagian responden lainnya juga menyatakan mereka bekerja selama >30 tahun. Untuk meningkatkan pendidikan keterampilan dan pengalaman kerja responden menyatakan dalam meningkatkannya adalah dengan cara mengikuti pelatihan/pelatihan yang diadakan Dinas Pertanian, mereka mengaku dengan adanya pelatihan sangat terbantu. 4) Pemasaran Nanas Pemasaran diartikan sebagai perencanaan dan pelaksanaan konsep distribusi barang. Pelaksanaan konsep melalui proses sosial dimana individuindividu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang emereka butuhkan dan diingin kan (Kotler & Amstrong, 1997). petani nanas di Desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas sebagian besar mereka melakukan teknik pemasaran dengan cara menjualnya ke pengepul. Mengenai sebab responden menjual hasil produksinya ke pengepul adalah mereka beranggapan bahwa akan lebih menguntungkan. Kebanyakan pengepul akan menjual lagi nanas yamg mereka beli dari petani ke daerah Banjarmasin dan Palangka Raya, sebagian ada juga petani nanas menjual ke Kuala Kapuas. 5) Paguyuban/Kelompok tani petani nanas di Desa Bunga jaya kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas sebagian besar menyatakan tergabung dalam paguyuban/kelompok usaha tani nanas. Responden yang menyatakan dirinya tergabung dalam paguyuban/kelompok tani nanas adalah mereka yang sudah lama menjadi petani nanas. Paguyuban/kelompok tani nanas yang paling banyak diikuti oleh petani nanas ini adalah paguyuban/kelompok tani nanas Usaha Bersama, walaupun ada sebagian responden lainnya yang bergabung di paguyuban/kelompok tani nanas Sejahtera Bersama. Perbedaan paguyuban/kelompok tani nanas yang dia ikuti tidak menjadikan perbedaan diantara sesama paguyuban/kelompok tani nanas. Mereka tetap berupaya untuk meningkatkan fungsi paguyuban/kelompok tani nanas masing-masing. Sebagian besar upaya mereka dalam meningkatkan fungsi paguyuban/kelompok tani nanas dengan cara berkumpul dan berdiskusi untuk meningkatkan pengetahuan tentang pertanian nanas. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan pada petani nanas di Desa 45

Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas yang dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi dalam persentase, maka dapat disimpulkan bahwa factor penyebab keberhasilan petani nanas di Desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas adalah sebagai berikut: 1. Faktor modal yang sangat mempengaruhi petani nanas di desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas adalah karena modal sangat mempengaruhi dalam usaha tani nanas. 2. Faktor lahan yang sangat mempengaruhi petani nanas di desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas adalah karena mempengaruhi hasil kualitas buah nanas. 3. Faktor tenaga kerja yang sangat mempengaruhi petani nanas di desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas adalah karena keahlian tenaga kerja petani nanas mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil kualitas nanas. 4. Faktor paguyuban/kelompok tani yang sangat mempengaruhi petani nanas di desa Bunga Jaya Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas adalah karena mendapatkan informasi menegenai pertanian nanas. 46