KERAGAAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, INGKUNGAN DAN TEKNOLOGI SERTA KELEMBAGAAN DI NUSA TENGGARA BARAT MUAIDY YASIN
RPJM 3 (2015-2019) Memantapkan Pembangunan secara menyeluruh Dengan menekankan pembangunan Keunggulan Kompetetif Prekonomian Yang Berbasis Sumberdaya Alam yang Tersedia, Sumberdaya manusia Berkualitas Serta Kemampuan Iptek
LETAK GEOGRAFI NUSA TENGGARA BARAT 1. Terletak digugus pulau bagian tenggara dari kepulauan indonesia 2. Memiliki curah hujan yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain di indonesia, sehingga paling lambat turun hujan dan paling cepat musim kemarau. 3. Karakteristik komoditi yang dihasilkan sesuai dengan iklim yang terjadi (komoditi pangan : padi jagung dan palawija lainnya) 4. Elastisitas Harga dan Pendapatan bersifat Inelastis.
A. Potensi Ekonomi. Peran Sektor Pertanian masih dominan dalam PDRB NTB Tahun 2013 Sektor/Sub sektor PDRB Kesmpt Kerja 1 Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Perikanan Peternakan Kehutanan 2 Pertambangan dan galian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik Gas `dan Air bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan Hotel dan Restoran 7.Pengangkutan dan Komunikasi 8.Keuangan Persewaaan dan jasa Persh 9.Jasa-jasa 30,74 20,00 3,39 4,23 0,08 2,65 4,68 0,61 5,39 20,06 5,20 6,94 15,24 44,25 2,47 8,50 0,19 4.75 18,83 3,57 1,39 16.05 Total 100,- 100
1. Produksi Padi di NTB Tahun 2008-2012 Tahun Luas Panen Rata-rata Produksi (Kw/Ha) 2008 2009 2010 2011 2012 359.714 374.279 374.284 418.062 425.448 48,64 49.98 47,71 49,45 49,69 Produksi 1.750.677 1.870.775 1.774. 499 2. 067.137 2.114.231 Berangkat dari data di artas : 1. Produksi dan produktivitas lahan naik 2. Produktivitas tenaga kerja masih positif 3. Teknologi usaha tani yang digunakan padat karya 4. NTP Petani th 2012,sebesar 95 5. NTP Nelayan tahun 2012 sebesar 96 6. Tingkat kesejahteraan petani dan nelayan rendah.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan Petani dan Nelayah adalah : 1. Intensifikasi pertanian dengan metode SRI (System of Rice intensificatian ) 2. Mengembalika kedaulatan petani dan nelayan. 3. Memberikan price support program oleh pemerintah 4. Menyediakan subsidi pupuk yang memadai sehingga harganya terjangkau oleh petani
2. Perkebunan (Tembakau Virginia) Luas Tanam dan Produksi Tembakau Virginia Tahun Luas Tanam Produksi (Ton ) 2008 2009 2010 2011 2012 24.564,67 29758, 95 29.527, 40 22.890,33 30.774,92 42.922.45 51.353,32 35.890,29 36.476,51 54.494,48 Potensi cukup besar 70 persen kebutuhan tembakau nsional Penyerapan tenaga kerja cukup besar mulai dari proses budidaya hingga pengolahan pasce panen Kebutuhan modal kerja mulai dari proses budidaya hingga pengolahan pasca panen cukup besar terutama dalam biaya minyak tanah.dan tenaga kerja. Pasar output yang dihadapi petani bersifat persaingan oligopoli dimana masingmasing perusahaan memiliki dan menentukan harga untuk setiap standar kualitas (grade) yang telah ditetapkan. Petani memiliki bargaining position yang lemah untuk harga outpun yang dihasilkan
Akibatnya adalah: 1. Harga tembakau petani rendah sehingga pendapatan yang diterima hanya cukup untuk menutupi semua biaya yang dikeluarkan. 2. Nilai tambah tembakau yang dihasilkan petani dinikmati oleh daerah penghasil rokok terutama di jawa sehingga terjadi backwash effect oleh daerah industri (jawa) terhadap daerah penghasil inputnya. 3. Petani mencari alternatif bahan bakar dengan mengunakan kayu sebagai pengganti minyak tanah. Hal ini mengakibatkan terjadinya penggundulan hutan oleh petani yang memanfaatkan kayu hasil hutan tersebut. 4. Pemerintah mengembangkan industri berbasis Input yang selama ini dikembangkan berbasis Pasar. 5. Industri terkonsentrasi di pulau jawa (pasar terbesar)
3. PETERNAKAN Potensi ternak (Ternak besar, kecil dan unggas) NO Jenis ternak Jumlah Populasi 1 Kuda Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Ayam petelur Ayam pedaging Ayam buras 1. Populasi ternak cukup besar 2. Berfungsi sebagai tabungan 77.520 916.560 144.261 627.283 36.656 57.670 184.652 3.661. 433 5.014.749 3. Mensuplai kebutuhan sendiri dan daerah lain untuk bibit dan ternak potong. 4. Harga ditentukan pedagang (bargaining position) lemah sehingga harga yang diterima relatif rendah. Keuntungan sama dengan upah kerja.
B. PERDAGANGAN HOTEL DAN RESTORAN Peran Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran terbesar kedua setelah sektor pertanian 20,06 persen Penyerapan tenaga kerja cukup besar 18,83 persen Pengembangan sektor ini belum di barengi dengan penyiapan sumberdaya manusia pariwisata. Tenaga kerja yang terserap sebagian besar dipenuhi dari SDM luar daerah shg dapat menjadi BOM waktu terjadinya isu putra daerah yang dapat menimbulkan gejolak dimasyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan SDM pariwisata berkualitas dikembangkan Sekolah Pokasional setingkat D1,D2 dan D3. Pengembangan Sektor ini membawa dampak multiplier bagi berkembangnya usaha-saha pendukung pariwisata seperti lembaga keuangan, Transportasi, usaha barang kerajinan dan lainnya.
C. PENDIDIKAN 1. Angka Partisipasi Murni. Indikator 2009 2010 2011 2012 1. APM SD/sederajat 2. APM SMP/sederajat 3. APM SMA /Sederajat 98,68 90,53 57,83 98,92 92,87 62,87 99,19 94,83 68,59 99,51 95,46 70,89 Angka partisipasi murni untuk ke tiga jenjang pendidikan mengalami kenaikan. Ini berarti tingkat partisipasi sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan meningkat. Angka partisipasi murni SMA/sederajat rendah. Hal ini berindikasi bhw anak usia kerja 15 tahun memilih masuk pada dunia kerja membantu orang tua atau menjadi pekerja ke malaysia.
2. Angka Partisipasi Kasar indikator 2009 2010 2011 2012 1. APK SMP Sederajat 2. APK SMA Sederajat 3. Rata-rata Lama sekolah 4. Angka melek Aksara 15 tahun ke atas 5. Angka Putus Sekolah 103,74 69,28 6,7 89,79 1,02 104,28 74,43 6,73 92,54 0,91 104,81 80,54 6,77 97,95 0,33 104,53 80,78 6,79 100 0,33 Tingkat pertisipasi sekolah SMP/sederajat dukup tinggi dan terdapat siswa yang umurnya diatas/dibawah jenjang pendidkan SMP/sederajat tersebut. Dalam empat tahun telah berhasil membebaskan NTB dari buta aksara. Angka putus sekolah menurut secara sistematis. Lama rata-rata sekolah masih rendah hanya tamat sekolah dasar atau baru sampai kelas satu SMP. Bila dibandingkan dengan Prov. Bali dan NTT, Angka rata-rata lama sekolah di NTB masih diatas NTT dan dibawah Bali.
D. KESEHATAN 1. Angka Kematian Ibu dan Anak Indikator 2009 2010 2011 2012 1. Angka Kematian Ibu 2. Angka kematian Anak 3. Angka Kurang Gizi (%) 4. Angka harapan Hidup 300,50 68,96 5,49 61,80 294,30 66,34 4,77 62,11 280,50 62,26 4,57 62,41 Angka kematian ibu dan anak melebihi capaian nasional walaupun ada kecenderungan menurun Angka harapan hidup lebih rendah dari capaian nasional rata-rata di atas 71 tahun sementara NTB hanya 62 tahun Bila dibandingkan dengan prov bali dan NTT usia harapan hidup di NTB lebih rendah dari Bali dan NTT. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat di NTB dsebabkan oleh kontak rate masyarakat dengan sarana kesehatan masih rendah disamping tingginya biaya kesehatan yang berkualitas. Mengembangkan BPJS ke seluruh lapisan masyarakt. - - - -