BAB III PENUTUP. penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA RUMAH SAKIT SWASTA YANG MEMPERSULIT PENERIMAAN PASIEN. Diajukan Oleh : BAGUS WIRA SAPUTRA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. anggota militer beserta keluarganya secara gratis termasuk masyarakat. oleh kelompok agama yang ingin mendirikan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto, 2004, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Kekecewaan pasien terhadap perilaku dokter seringkali terjadi

BAB III PENUTUP. Dokter terhadap Pasien Gawat Darurat atas Tindakan Medis Dalam Bentuk Implied

Daftar pustaka. Bastian, Indra dan Suryono, 2011, Penyelesaian Sengketa Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Malpraktik Kedokteran, Bayumedia, Malang, 2007.

I. PENDAHULUAN. hidup layak dan baik. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

BAB III PENUTUP. di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP MALPRAKTEK YANG BERTENTANGAN DENGAN INFORMED CONSENT

URAIAN TUGAS DAN WEWENANG DOKTER PELAKSANA IGD 1. Nama jabatan : Dokter Pelaksana IGD 2. Pengertian : Seorang dokter umum yang diberi wewenang dan

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin, Zaenal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam Pasal 28H Ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik

BAB V KESIMPULAN. Discrimination Againts Women) dalam menentukan kebijakan di. penjelasan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tidak efisien ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

KARYA ILMIAH TINJAUAN YURIDIS AKIBAT MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN DOKTER DI RUMAH SAKIT

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB III PENUTUP. pertanggungjawaban pidana pengganti (vicarious liablity) sebagaimana dimaksud

BAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGATURAN PELAYANAN KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut

BAB III PENUTUP. mendapatkan hasil dari penelitian pihak Polda DIY dan Rumah Sakit Panti

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. II dr. SOEPRAOEN NOMOR : / / /2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Operasi bedah Caesar (Caesarean Section atau Cesarean Section) atau

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dari pembahasan di atas maka dapat diberi kesimpulan,

INFORMED CONSENT ATAS TINDAKAN KEDOKTERAN DI RUMAH SAKIT GRHASIA PAKEM YOGYAKARTA *

REKAM MEDIS SEBAGAI PEMBUKTIAN PERKARA MALPRAKTEK DI BIDANG KEDOKTERAN PENULISAN HUKUM. Oleh : EL WARDA KHAERANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PENGELOLAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT BHAKTI WIRATAMTAMA SEMARANG SETELAH BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT SKRIPSI

Lex Crimen Vol. VI/No. 7/Sep/2017

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

ABSTRAK PENERAPAN REKAM MEDIS DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA MALPRAKTEK KEDOKTERAN. Oleh

FUNGSI RM DI RUMAH SAKIT MATERI MIK - 1 PRODI DIII RMIK F KES. UDINUS

Daftar Pustaka. Arenawati, 2014, Administrasi Pemerintahan Daerah; Sejarah Konsep dan Penatalaksanaan di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan dan kemajuan

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

Lucia Murniati, Endang Wahyati Y. dan Siswo Putranto Santoso.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap tindakan yang diberikan dokter IGD, selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

DAFTAR PUSTAKA. Achadiat, Chrisdiono M., 2006, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran (Dalam Tantangan Zaman), Kedokteran EGC, Anggota IKAPI, Jakarta

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

TINJAUAN YURIDIS INFORMED CONCENT BAGI PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. penyembuhan atau transaksi terapeutik. Transaksi terapeutik

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG

PENULISAN HUKUM. Oleh : ERZA TRI WIDYANINGGAR NIM :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Kata Kunci : Kewenangan Bidan, Pelayanan Kebidanan, Bidan Praktik Mandiri, ABSTRAK. *Fitriani Nur Damayanti

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya maka dapat. Yogyakarta melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN MASALAH. Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa Setiap orang berhak

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, PT Raja Grafido Persada, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

49 BAB III PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dalam bab I yang terdahulu maka penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut : Rumah sakit sebagai rechpersoon harus mendapatkan sanksi pidana apabila rumah sakit menolak pasien yang membutuhkan pertolongan medis tetapi tidak dilakukan pelayanan medis oleh rumah sakit. Tidak hanya pemimpin Rumah Sakit saja yang mendapatkan sanksi pidana sesuai dengan Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 190 ayat (1) dan ayat (2) tetapi rumah sakit sebagai rechpersoon harus mendapatkan sanksi pidana juga. Jika dilihat dari fakta yang diangkat oleh penulis, rumah sakit dan pemimpin fasilitas rumah sakit selalu tidak dapat dikenakan sanksi pidana sedangkan masyarakat yang menjadi pasien dan membutuhkan pertolongan medis mengalami kerugian, kerugian tersebut berupa pasien mengalami kecacatan bahkan kematian karena tidak mendapatkan pelayanan medis dari rumah sakit.

50 B. Saran Pertanggungjawaban pidana dalam penerimaan pasien di Rumah Sakit Swasta sering kali ada persoalan tentang dipersulitnya bahkan tidak diterimanya calon pasien yang membutuhkan perawatan medis sedangkan penyakit pasien mengancam jiwanya. Oleh karena itu, usaha usaha yang diperhatikan agar masalah pertanggungjawaban penerimaan pasien Rumah Sakit swasta mengutamakan pasien yang membutuhkan perawatan medis adalah sebagai berikut : 1. Sebaiknya pemerintah berperan aktif dalam memberikan pengertian kepada Rumah Sakit agar tidak terjadi penelantaran calon pasien yang membutuhkan perawatan medis. 2. Sebagai pemerintah lebih mengawasi dan memberikan penyuluhan terhadap Rumah Sakit agar Rumah Sakit lebih mengutamakan keselamatan jiwa pasien yang membutuhkan perawatan medis daripada kepentingan bisnis semata. 3. Tidak hanya pemilik atau pemimpin Rumah Sakit saja yang mendapat sanksi Pidana tetapi Rumah Sakit sebagai Korporasi dan rechpersoon harus menerima sanksi pidana apabila menolak atau mempersulit pasien dalam keadaan gawat darurat.

51 DAFTAR PUSTAKA Buku : Kusuma Astuti, Endang. 2009. Transaksi Terpeuitik Dalam Upaya Pelayanan Medis Di Rumah Sakit Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta Tengker, Freddy, 2007. Hak Pasien, CV. Mandar Maju, Bandung Hanafiah, Jusuf dan Amir, Amri, 2007. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Moeljatno, 2008. Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta Ali, Mahrun, 2008. Kejahatan Korporasi. Arti Bumi Intaran, Yogyakarta Mertokusumo, Sudikno, 1999. Mengenal Hukum, Liberti, Yogyakarta Siswari, Sri, 2013. Etika dan Hukum Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Tangerang Supadan, Suryani, 2008. Etika Kebidanan Dan Hukum Kesehatan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta Supriadi, Wila, 2001. Hukum Kedokteran, Mandar Maju, Jakarta Perundang Undangan : Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

52 Skripsi : Maharani Varaputri Kulalein. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Sebagai Konsumen Jasa Dibidang Pelayanan Medis Yang Diselenggarakan Oleh Rumah Sakit, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta Henggar Jati. Tinjauan Yuridis Terhadap Pertanggung Jawaban Pidana Malpraktek Dokter, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta Margarita Veani Prajati. Tanggung Jawab Rumah Sakit Privat Di Bidang Pelayanan Kesehatan Dalam Memenuhi Hak Pasien Tidak Mampu, Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta Website : http://www.indosiar.com/ragam/masyarakat-miskin-bakal-sulit-sehat_61938.html http://megapolitan.kompas.com/

53 Lampiran Penulis mewawancarai kepala Rumah Sakit Khusus Bedah yang berada di Ring Road Selatan Yogyakarta. Penulis mempertanyakan bagaimanakah tata cara pelayanan medis kepada pasien yang membutuhkan pertolongan pertama, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut : 1. Pasien yang membutuhkan perwatan pertama harus mendaftar terlebih dahulu di tempat pendaftaran, yang melakukan pendaftaran tidak perlu si pasien cukup yang mengantarkan saja. 2. Orang yang melakukan pendaftaran atas nama si pasien selama itu pasiern dirawat di IGD ( Instalasi Gawat Darurat ). 3. Rumah Sakit menghubungi keluarga si pasien, apabila tidak ada keluarga yang berada di dekat Rumah Sakit maka perawatan tetap berjalan. 4. Setelah mendapat perawatan di IGD apabila ada perawatan selanjutnya seperti membutuhkan dokter spesialis maka akan diberikan perawatan lanjutan. 5. Apabila Rumah Sakit Khusus Bedah tidak ada fasilitas yang memadahi untuk perawatan lanjutan dan membutuhkan rujukan ke Rumah Sakit lain maka pasien harus membayar biaya perawatan yang telah dijalani terlebih dahulu. 6. Apabila si pasien membutuhkan rawat inap maka pasien akan diberikan alternatif kelas kelasnya.

54 7. Apabila si pasien hanya membutuhkan rawat jalan maka sebelum meninggalkan Rumah Sakit si pasien harus membayar biaya terlebih dahulu. 8. Apabila si pasien dalam melakukan pembayaran baiaya Rumah Sakit tidak punya uang maka ada beberapa alternatif, yaitu : a. Kalau pasien dalam keadaan tidak membawa uang maka harus ada jaminan dan surat pernyataan. b. Kalau tidak mempunyai jaminan dan tidak mempunyai uang maka si pasien harus minta surat keterangan tidak mampu dari RT dan RW c. Atau menggunakan jaminan sosial yang di setujuai oleh Rumah Sakit Khusus Bedah.