BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan hidupnya di masa depan. Kesejahteraan hidup

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Study Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan berfungsi sebagai upaya sistematik untuk

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi manusia. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia dilahirkan menjadi makluk sempurna yang memiliki akal fikiran,

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan yang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan merupakan salah satu indikator penting dalam kemajuan sebuah bangsa. Peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan dan keterampilan. Di Indonesia sendiri masalah pendidikan ini juga mendapat perhatian dari pemerintah. Dimana pemerintah telah mengupayakan banyak pembaharuan dan peningkatan dibidang pendidikan, baik dari segi pengembangan kurikulum, bahan belajar, perubahan standar kelulusan serta sarana dan prasarana belajar. Yang tentunya hal ini dilakukan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan di Indonesia. Adapun tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Untuk mencapai tujuan diatas, salah satu kegiatan yang paling utama yang harus dilakukan adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung kepada bagaimana 1

2 proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Kemudian hasil dari proses belajar dinamakan hasil belajar. Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal sangat penting dan menjadi salah satu tolak ukur pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya merupakan cermin dari usaha belajar. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah siswa mendapat pengajaran dalam waktu tertentu. Semakin baik usaha belajar maka semakin baik pula prestasi yang dicapai. Dengan kata lain, prestasi belajar merupakan cerminan kemampuan dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Salah satu ciri manusia yang berkualitas adalah memiliki prestasi yang baik. Keunggulan prestasi belajar selalu menjadi penilaian masyarakat terhadap suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Hal ini tidak lepas dari keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar. Proses belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Bukan hanya guru, siswa turut menentukan terjadi atau tidaknya belajar, sehingga siswa dituntut aktif dalam belajar. Hasil belajar yang baik berupa prestasi yang memuaskan merupakan harapan bagi siswa, orang tua siswa, dan juga guru, namun memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah karena banyak faktor yang berpengaruh didalamnya. Faktor siswa memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar, karena siswa yang melakukan kegiatan perlu memiliki efikasi diri dan motivasi berprestasi yang tinggi. Melihat begitu pentingnya prestasi belajar dalam pendidikan, tentunya sekolah akan berusaha menghasilkan siswa-siswa yang memiliki prestasi yang memuaskan dalam setiap mata pelajaran. Akan tetapi pada kenyataannya, di SMA

3 Swasta Al-Hidayah Medan, terjadi fenomena dimana masih ada juga siswa yang memperoleh nilai yang rendah pada mata pelajaran ekonomi. Rendahnya nilai siswa ini dapat dilihat dari masih ada beberapa siswa yang nilainya berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dimana Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di SMA Swasta Al-Hidayah Medan sebesar 75. Berikut merupakan data mengenai nilai-nilai siswa di kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan pada mata pelajaran ekonomi: Tabel 1.1 Daftar Jumlah Siswa yang Belum dan Sudah Memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Tahun Pembelajaran 2013/2014 Jumlah Siswa Kelas Belum Memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum Sudah Memenuhi Kriteria Ketuntasan Jumlah Siswa (KKM) Minimum (KKM) X-1 4 30 34 X-2 5 29 34 X-3 5 29 34 Jumlah 14 88 102 Sumber:Data Nilai Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta Al-Hidayah Medan

4 Tabel 1.1 tersebut memperlihatkan bahwa masih ada juga siswa yang nilainya berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Untuk lebh jelasnya ada pada lampiran 2. Berdasarkan permasalahan yang ada di atas, untuk mewujudkan tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar, banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor psikis, self-efficacy, motivasi belajar, sikap, minat, locus of control, dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu factor lingkungan alam, faktor sosio ekonomi, guru, metode mengajar, kurikulum, mata pelajaran, sarana dan prasarana. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah Self- Efficacy. Self-Efficacy merupakan evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan. Efikasi diri sangat mempengaruhi kepercayaan diri, sedangkan kepercayaan diri adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia, yang terbentuk melalui proses belajar dalam interaksi dengan lingkungan. Efikasi diri juga besar pengaruhnya dalam mencapai sebuah kesuksesan atau prestasi. Karena dengan adanya efikasi diri yang tinggi pada siswa maka yakin terhadap kesuksesan atau prestasi yang akan dicapai, sehingga siswa berusaha mempengaruhi dirinya dengan cara berprilaku atau bertindak. Efikasi diri sangat mempengaruhi motivasi seseorang dalam mengembangkan potensinya, mengejar prestasi yang ingin diraih dan juga mempengaruhi

5 kepercayaan diri dalam bersosialisasi di kehidupan masyarakat. Dengan kata lain siswa yang memiliki efikasi diri tinggi maka ia akan mempersiapkan dirinya untuk belajar dengan baik, agar dapat prestasi belajar yang baik. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Motivasi Berprestasi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar. Motivasi berprestasi mendorong seseorang untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi belajarnya. Mc Clelland (dalam Widiyanto, 2013:5) menyebutkan Motivasi berprestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat seseorang, yang mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi yang maksimal. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pasti lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan mengikuti kegiatan belajar-mengajar dengan malas, tidak fokus dan tidak bersemangat. Efikasi diri mengacu pada keyakinan akan kemampuan individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan situasi. Mengigat pentingnya peran efikasi diri dan motivasi bagi siswa maka guru diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri siswa atau membangkitkan motivasi belajar siswa untuk berprestasi (motivasi berprestasi). Dengan

6 adanyaefikasi diri yang tinggi dan motivasi berprestasi pada siswa, maka siswa akan mempersiapkan dirinya untuk belajar dan terdorong untuk lebih giat lagi dalam belajar dan mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai prestasi setingi-tingginya.motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi sehingga melebih prestasi normal Berdasarkan observasi peneliti, salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah rendahnya efikasi diri siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki efikasi diriyang rendah merasa tidak memiliki keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan tugas, maka dia berusaha untuk menghindari tugas tersebut atau hanya berpatokan kepada siswa yang pintar di kelas itu. Bahkan tidak jarang siswa ditemukan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru dikerjakan di sekolah sebelum dikumpul, dan mencontek hasil tugas dari siswa lain yang mereka percaya lebih pintar.disamping itu, siswa kurang termotivasi untuk berprestasi dalam belajar, sehingga pada saat berlangsungnya kegiatan belajarmengajar siswa kurang aktif, tidak fokus, dan tidak bersemangat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahasnya dalam bentuk skiripsi yang berjudul Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

7 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efikasi diri siswa di SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana motivasi berprestasi siswa di SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Mengapa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014 rendah? 4. Bagaimana pengaruh efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah 1. efikasi diri terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al- Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 3. efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh antara efikasi diri terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Apakah ada pengaruh antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Apakah ada pengaruh antara efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

9 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pengaruh efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Swasta Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah guna meningkatkan efikasi diri dan motivasi berprestasi yang memacu pada prestasi belajarekonomi siswa. 3. Sebagai bahan referensi civitas akademik UNIMED dalam melakukan penelitian tentang topik yang sama pada masa yang kan datang.