BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan bertujuan menyiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ersa Herudi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

II. KAJIAN PUSTAKA. diterbitkan oleh Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1994 dalam Rahmat (1998),

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

I. PENDAHULUAN. manusia masih ada di muka bumi, belajar sangat penting bagi manusia, karena

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam aktivitas yang mungkin dilakukan sebagai rutinitas sehari-hari yang membutuhkan banyak energi, atau sekedar bersantai untuk menikmati kehidupan. Suatu aktivitas akan dirasakan nyaman atau dapat dilakukan dengan baik, harus didasari dengan sehat, yang berhubungan dengan kesehatan pribadi dan lingkungan. Dengan sehat pula kita bisa merasakan nikmatnya makan untuk kebutuhan energi tubuh, nikmatnya tidur yang merupakan fase istirahat setelah melakukan aktivitas, nikmatnya minum sebagai pelepas dahaga dan sehat juga terasa begitu berarti ketika suatu aktivitas menuntut tubuh ketika bergerak, bekerja dan berfikir yang dapat dilaksanakan dengan baik. Hal inilah yang merupakan nikmat sehat dalam kemampuan. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Giriwijoyo dan Komariyah (2007:22) Sehat adalah nikmat karunia dari Allah yang menjadi dasar dari segala nikmat dan kemampuan. Maka syukurilah bagi setiap orang yang diberikan kesehatan, dengan terus menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan, karena nikmat yang besar ini haruslah dijaga dan ditingkatkan dengan baik, karena jika sehat itu berganti sakit akan berubah menjadi nikmat yang mahal, seperti salah satu semboyan, lebih baik mencegah dari pada mengobati, karna tentunya dalam mengobati penyakit, memerlukan biaya yang cukup mahal sesuai penyakit yang dideritanya untuk bisa kembali sehat seperti sediakala. 1

2 Organisasi kesehatan dunia WHO (1981) menjelaskan bahwa Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan (Giriwijoyo dan Komariyah, 2007:23). Sehat dari definisi tersebut merupakan sehat paripurna yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi untuk mencapai sehat tersebut cukup sulit, karena datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa perkirakan walaupun kadangkadang bisa dicegah atau dihindari. Kesehatan tidak hanya ditinjau dari aspek jasmaninya saja, walaupun berbagai penyakit bisa menjangkit tubuh dengan berbagai macam cara, tetapi banyak juga penyakit yang tidak disadari, seperti penyakit hati yang mempengaruhi pada mental serta sosial dan didalamnya kesehatan jiwa yang merupakan bagian integral kesehatan. Ditegaskan juga dalam UU No.23, 1992 tentang kesehatan yang menyatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Soejoeti, S. Z, 2008:1). Sehat jika dilihat dari segi ilmu faal yang merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan struktur, khususnya struktur biologis. Jasmani dikatakan sehat bila seluruh proses fisiologis atau seluruh fungsi organ pada jasmani dalam keadaan normal. Karna fungsi organ tubuh berubah dari keadaan istirahat ke keadaan kerja, maka sehat menurut ilmu faal juga dibagi menjadi dua (1) sehat statis : fungsi organ tubuh normal dalam keadaan istirahat. (2) sehat dinamis : fungsi organ tubuh normal dalam keadaan bekerja, atau bergerak (Giriwijoyo, 1991:49). Dari definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa ketika seseorang merasa sehat pada waktu beristirahat dan organ tubuhnya bekerja dengan normal dikatergorikan

3 memiliki sehat statis tapi seseorang itu belum tentu memiliki kebugaran jasmani yang baik. Hal ini penting karena setiap orang perlu memiliki derajat sehat dinamis, jika seseorang yang sehat dinamis pasti akan memiliki sehat statis tapi tidak sebaliknya. Seperti yang dikemukakan oleh Giriwijoyo (1991:49) bahwa : Jasmani yang bugar adalah yang memiliki derajat sehat dinamis yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tampa terjadi kelelahan yang berlebihan, dan kelelahan itu pulih kembali sebelum datang tugas yang sama pada keesokan harinya. Masalah kesehatan menjadi pembahasan yang tidak henti-hentinya baik dikalangan peneliti kesehatan, pemerintah maupun masyarakat. Karna dewasa ini banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan, terutama pada kesehatan remaja usia sekolah. Usia remaja ini merupakan masa yang rentan terhadap perilaku hidupnya, berbagai macam faktor dapat mempengaruhi, salah satunya dalam kesehatan. Perilaku individu merupakan faktor yang dapat memperngaruhi kesehatan, perilaku gaya hidup modern yang bisa menimbulkan penyakit gaya hidup. Pendapat ini sesuai dengan pendapat yang di kemukakan oleh Anies (2010:3) berpendapat, bahwa Saat ini dikenal penyakit yang disebut dengan Penyakit Gaya Hidup termasuk golongan penyakit tidak menular yang banyak mengakibatkan kematian, antara lain: penyakit jantung koroner, stroke (penyakit pembuluh darah otak), diabetes mellitus (kencing manis) serta kanker paru-paru.

4 Anies (2010:3) mengkategorikan gaya hidup yang tidak sehat, antara lain : (1) Merokok. Merokok menjadi kebiasaan sehari-hari, yang semula dijadikan sebagai gaya hidup, telah menjadi semacam kebutuhan, bahkan sulit ditinggalkan. Padahal merokok berisiko tinggi menimbulkan kanker paru-paru. (2) Pola makan tinggi lemak, dan rendah serat. (3) Gaya hidup tidak aktif atau kurang aktivitas fisik.(4) Obesitas. (kegemukan). Pola makan yang tidak menghiraukan aspek kesehatan yang hanya mengikuti budaya, yang berdampak buruk terhadap kesehatan, salah satunya dari makanan Fastfood (cepat saji) atau jajanan anak sekolah yang kurang memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berbagai kandungan kimiawi yang dapat menimbulkan penyakit. Selain hal tersebut gaya hidup yang kurang aktif, juga bisa mempengaruhi kesehatan seeorang. Kegiatan di sekolah hampir menyita sebagian waktu dari keseluruhan aktivitas anak sehari-hari termasuk makan. Banyak dari hasil penelitian bahwa makanan jajanan di sekolah sangat beresiko terjadi cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan. Perilaku anak benar-benar harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan anak usia sekolah agar tidak mudah terserang penyakit. Pada umumnya kebiasaan remaja usia sekolah yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan dan minum di kantin atau di warung dekat sekolah dan kebiasaan mengkonsumsi fastfood. Menurut Organisasi dunia FAO (dalam Judarwanto, 2008 :1) menyatakan : Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih.

5 Faktor yang juga banyak mempengaruhi kesehatan yaitu faktor kesehatan pribadi dan lingkungan hidup. Kebiasaan hidup bersih terhadap jasmani bisa menghindarkan dari terjangkitnya penyakit, misalkan rajin membersihkan diri dari mulai ujung rambut, telinga, kuku, kulit, dan lain-lain yang berhubungan dengan badan, karena tubuh yang kurang terjaga kebersihannya merupakan salah satu jalan masuknya penyakit. Kebersihan jasmani juga dipengaruhi kebersihan lingkungan yang menjadi sumber berbagai penyakit, jika perilaku individunya kurang menjaga keadaan lingkungannya yang bersih, seperti contoh kecil membuang sampah sembarangan, menyimpan bekas jajanan yang organik maupun non organik disembarang tempat dan lain-lain. Beberapa penyakit yang disebabkan karena lingkungan tidak bersih, seperti flu burung, flu babi yang kian marak pada tahun 2009, juga berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh serangga nyamuk, seperti demam berdarah, malaria yang sudah mewabah sampai saat ini (Anies, 2010:1). Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan perilaku yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan dapat menimbulkan penyakit (Soejoeti, S. Z, 2008:7). Maka dari itu perilaku tidak sehat itu harus diganti dengan penerapan perilaku sehat, khususnya pada remaja usia sekolah dengan cara menjaga dan meningkatkan kesehatan, mencegah dari berbagai penyakit melalui perawatan kebersihan diri, menjaga kebugaran jasmani melalui aktivitas olahraga dan aktivitas gerak serta selalu mengkonsumsi makan yang bergizi. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sunanti Z. Soejoeti (2008:17) menjelaskan, bahwa Perilaku

6 sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa. kualitas bangsa ditentukan oleh sumber daya anak-anak saat ini, terutama pada usia sekolah, harus diberikan pendidikan agar mempunyai sumber daya tinggi yang memberikan manfaat bagi dirinya maupun bangsanya sendiri. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Tersedia : http//www.perpustakaan.depdiknas.go.id) Ditegaskan pula dalam undang-undang No. 23 tahun 2003 Bab II Pasal 3 (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2006:3) yang berbunyi sebagai berikut : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari kutipan diatas dapat diuraikan bahwa pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan, mengembangkan dan membentuk manusia seutuhnya, termasuk dalam hal kesehatan. Hal ini sejalan dengan pendidikan di sekolah, yaitu

7 pembelajaran kesehatan yang pada umumnya terpadu dengan kegiatan pendidikan jasmani yang memberikan pelajaran gerak atau aktivitas fisik berbagai cabang olahraga karena tujuan yang hakiki penjas yaitu menciptakan bangsa yang bugar. Selain pembelajaran penjas, pendidikan kesehatan umumnya yaitu melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sunarjo, S. Dan Tanjung, A.B. (2007:77) bahwa Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah. Dan sasaran UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan. Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menimbulkan perubahan tingkahlaku hidup sehat (Ichsan.M, 1991:75). Dari pengertian tersebut perilaku sehat dapat dibentuk dengan adanya usaha melalui pendidikan kesehatan, sebagai pembentukan hidup sehat dan sebagai pembentukan sikap positif terhadap kesehatan itu sendiri dan sikap penting lainnya yaitu untuk memelihara kesehatan diri beserta lingkungan fisik, seperti tempat tinggal atau tempat dimana saja seseorang hidup serta lingkungan sosial dalam ruang lingkup masyarakat. Pendidikan kesehatan memiliki peranan penting terutama dalam memberikan pemahaman mendasar tentang pentingnya kesehatan bagi peserta didik, maka dari itu pendidikan kesehatan dan pendidikan keterampilan hidup sehat sangat sesuai dan tepat untuk dikembangkan pada peserta didik (Sunarya, E, 2007:64). Perilaku sehat tidak saja dapat dibentuk secara sendirinya, tetapi melalui proses pembinaan kesehatan, pemeliharaan terhadap kesehatan itu sendiri, dan

8 mengetahui serta memehami akan pentingnya hidup sehat yang mempengaruhi status sehat dan derajat sehat, serta tujuan pendidikan kesehatan dapat tercapai. Tujuan khusus pendidikan kesehatan ialah untuk membantu dan mendorong setiap orang untuk mencapai status kesehatan yang lebih baik melalui usaha dan perbuatannya sendiri (Ichsan. M,1991:3). Hal ini sejalan dengan World Health Organization Technical Report tahun 1954 N0.98 yang dikutip oleh Komariyah (2010:32), bahwa : Pendidikan kesehatan dititik beratkan pada mencapai keadaan sehat melalui usaha sendiri yang didahului dengan timbulnya minat, kebutuhan seseorang untuk memperbaiki keadaan hidupnya dengan penuh rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sesuai dengan kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan kesehatan dapat terwujud, melalui ketekunan dan semangat untuk membangkitkan minat pada diri seseorang untuk memelihara kesehatannya. Minat ini tentunya berhubungan dengan mental yang menjadikan perilaku sehat untuk mencapai status sehat yang sejalan dengan derajat sehatnya. Menurut Sunarya, E (2007:64) tujuan yang dapat ditentukan dalam pembelajaran pendidikan kesehatan dan keterampilan hidup di sekolah sebagai berikut : A. Tujuan umum : (1) Pendidikan di sekolah diharapkan mampu memberikan pemahaman dan meningatkan kesadaran peserta didik akan pentingnya kesehatan. (2) Pendidikan keterampilan hidup sehat di sekolah diharapkan mampu menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam melaksanakan hidup sehat. B. Tujuan khusus: (1) Pendidikan kesehatan; a. Peserta didik diharapkan dapat menjelaskan konsep hidup sehat; b. Perserta didik mampu mengidentifikasi persoalan yang berhubungan dengan kesehatan yang ada di lingkungan dirinya dan sekitarnya; c.

9 Peserta didik dapat memecahkan berbagai masalah kesehatan sesuai dengan keadaan lingkungan mereka. (2) Pendidikan keterampilan hidup sehat : a. Peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan cara hidup sehat; b. Peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan kesehatan; c.peserta didik memiliki rasa tanggung jawab terhadap kesehatan pribadi, lingkungan dan masyarakat. Dibeberapa sekolah berkaitan dengan pendidikan kesehatan sekolah dan perilaku sehat siswa, masih belum diterapkan secara menyeluruh terutama untuk tingkat SMA dengan anggapan anak SMA sudah dapat menjaga diri dan lingkungannya dengan baik namun pada kenyataanya masih banyak hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu perilaku terhadap gizi makanan yang tidak sehat disekitar sekolah, keamanan dan kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan, kesadaran diri siswa menaati peraturan sekolah, kasus tawuran antar sekolah dan kasus kesurupan pada saat pembelajaran di sekolah. hal ini penting karena masa remaja masih rentan terhadap perubahan perilaku. SMA Negeri 11 Bandung dapat menjadi contoh sekolah yang menerapkan pendidikan kesehatan di lingkungan sekolah dengan prestasi pernah mendapat juara I lomba sekolah sehat tingkat SMA/sederajat se kota Bandung pada tahun 2005. Namun karena perilaku sehat bersifat tidak tetap tergantung dari individu yang menjaganya, sebagian siswa masih terlihat kurang mehiraukan peraturan sekolah, memakai jaket di sekolah, sikap terhadap sisa makanan yang menyimpan sampah dibawah meja, kedapatan ada siswa yang merokok sembunyi-sembunyi di sekolah dan membolos saat jam pelajaran. Alangkah baiknya agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan yang dapat mempengaruhi perilaku siswa lain maka pendidikan kesehatan di sekolah diharapakan mampu memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran

10 peserta didik akan pentingnya kesehatan untuk menjaga perilaku yang berkaitan dengan jasmani, rohani, dan sosial siswa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, betapa pentingnya pendidikan kesehatan dan menjaga perilaku sehat, maka penulis akan mengadakan penelitian mengenai hubungan pendidikan kesehatan sekolah dengan perilaku sehat di SMA Negeri 11 Bandung. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan perilaku anak di sekolah mugkin ditemukan berbagai masalah yang berkaitan dengan perilaku sehat, pengetahuan dan pemahaman akan hidup sehat, dalam gaya hidup kurang aktif dan pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa, menerapkan budaya hidup sehat dalam perilaku jasmani dan lingkungan di sekolah maupun tempat tinggalnya. hal tersebut juga dimungkinkan dapat berdampak pada keikutsertaan siswa dalam aktivitas belajar di sekolah. Maka disusun rumusan masalah, sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kondisi dan situasi pendidikan kesehatan sekolah di SMA Negeri 11 Bandung? 2. Bagaimanakah perilaku sehat siswa di SMA Negeri 11 Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan pendidikan kesehatan sekolah dengan perilaku sehat siswa di SMA Negeri 11 Bandung?

11 C. Tujuan Penelitian Dalam setiap penelitian ilmiah harus memiliki tujuan jelas yang akan dicapai, sehingga dapat menghasilkan informasi dan hasil-hasil penelitian dengan tingkat kepercayaan dan kebenaran yang tinggi. Maka penulis merumuskan tujuan, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran kondisi dan situasi pendidikan kesehatan sekolah di SMA Negeri 11 Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran perilaku sehat siswa di SMA Negeri 11 Bandung. 3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan kesehatan sekolah dengan perilaku sehat siswa di SMA Negeri 11 Bandung. D. Manfaat Hasil Penelitian berikut : Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai 1. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah agar lebih mengetahui permasalahan mengenai kesehatan yang berkaitan dengan perilaku sehat dan budaya hidup sehat dilingkungan pendidikan maupun manfaat bagi siswa dikehidupan sehari-hari. Sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat pada setiap masalah kesehatan dengan meningkatkan kerjasama antara orangtua, guru, murid dan pihak sekolah, untuk meningkatkan kualitas kesehatan.

12 2. Sebagai acuan bagi para guru semua mata pelajaran khususnya mata pelajaran penjas untuk lebih mempromosikan kesehatan dan mengetahui seberapa jauh terlaksananya pendidikan kesehatan dengan perilaku sehat siswa, yang menjadi salah satu dasar terlaksananya aktivitas pembelajaran disekolah sebagai pendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam kurikulum 3. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi murid tentang pemahaman dan pentingnya perilaku sehat, dalam menjalani aktivitas menuntut ilmu dengan baik dan memberikan manfaat bagi kehidupan sehari-harinya sebagai penerus bangsa yang sehat. 4. Sebagai tambahan ilmu bagi penulis agar dapat mengetahui gambaran kesehatan dan hubungan pendidikan kesehatan dengan perilaku sehat siswa di SMA Negeri 11 Bandung. E. Batasan Penelitian 1. Penelitian ini membahas kondisi, situasi, pemahaman dan pandangan siswa terhadap pendidikan kesehatan sekolah di SMA Negeri 11 Bandung. 2. Penelitian ini membahas tentang perilaku sehat siswa selama berada di sekolah, SMA Negeri 11 Bandung. 3. Populasi yang ditetapkan adalah SMA Negeri 11 Bandung di Jalan Kembar Baru No23 Bandung. 4. Sampel penelitian adalah siswa kelas X dan XI.

13 F. Deskripsi Teori 1. Pendidikan kesehatan, adalah usaha sadar untuk menimbulkan perubahan tingkahlaku hidup sehat (Ichsan.M, 1991:75) 2. Sehat, adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial; bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. (WHO dalam Giriwijoyo, 2007:23) 3. Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (Undangundang tentang kesehatan No.23, 1992 dalam Soejoeti, S. Z, 2008:1) 4. Perilaku sehat, adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. (Soejoeti, S. Z, 2008:17) G. Kerangka Berfikir Uma Sekaran (dalam Sugiyono,2008:91) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dalam hal ini perilaku sehat siswa sangat erat kaitannya dengan derajat kesehatan, banyak siswa karena kesehatan terganggu, sehingga berdampak pada keikutsertaan dalam aktivitas di sekolah, berbagai macam faktor dapat mempengaruhi perilaku sehat antara lain gaya hidup kurang aktif, pengaruh perilaku terhadap kebersihan diri dan lingkungan, pola makan yang kurang memperhatikan gizi seimbang seperti fastfood, padahal remaja merupakan masa

14 yang rentan berkaitan dengan perubahan perilaku khususnya perilaku sehat. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya hidup sehat, memberikan suatu keterampilan untuk hidup sehat serta bertanggungjawab terhadap kesehatan pribadi, lingkungan masyatakat dan negara. Hal ini tentunya berhubungan dengan usaha peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabiltatif) serta adanya perubahan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat. H. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian yang ditetapkan, dibagi menjadi dua jenis variabel yaitu: variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat), sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : pendidikan kesehatan sekolah SMAN 11 Bandung (X 1 ) dan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah (Y), dan variabel terikatnya yaitu perilaku sehat siswa SMAN 11 Bandung. Bentuk paradigma antara kedua varibel penelitian ini, sebagai berikut : Pendidikan kesehatan sekolah (X) Perilaku sehat siswa (Y) Bagan 1.1.Keterkaitan Variabel Bebas dan Variabel Terikat Dalam Penelitian