BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

dokumen-dokumen yang mirip
5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit,

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai. Dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif ditunjukan pada

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih merata. Kemajuan

PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Sumber Waras. Naya pada tahun Diatas tanah ± 619 hektar dijalan tangerang (sekarang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan tingginya standar tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Kecepatan Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan. responden yang mendapatkan pelayanan tidak cepat yaitu sebanyak 62

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dapat bersifat promosi (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

BAB 1 PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Analisis hubungan bauran..., Tri Yuliana, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB III GAMBARAN UMUM RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali pelayanan penunjang medis di bidang farmasi. Pelayanan yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya. Di rumah sakit, terdapat berbagai upaya yang ditunjukan guna pemulihan penderita, upaya itu adalah upaya kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif. Usaha pelayanan rumah sakit bertujuan agar tercapai kesembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin. Pelayanan kesehatan paripurna seorang pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap, secara teoritis memerlukan tiga jenis asuhan (care) yang pada pelaksanaannya dikenal sebagai pelayanan (service). Ketiga jenis pelayanan tersebut:1) asuhan medik, 2) asuhan keperawatan, 3) asuhan gizi (Depkes RI, 2003). Dalam melakukan pelayanan ini, seluruh komponen sumber daya rumah sakit termasuk perawat, dokter dan apoteker mempunyai peranan masing-masing dan bersama-sama untuk melaksanakan tugas pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien. Memfokuskan dari segi pelayanan resep di apotek berdasarkan Kepmenkes No 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah 1

2 Sakit, disebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Kualitas mutu pelayanan farmasi dapat dicapai apabila unit farmasi di rumah sakit mampu memenuhi harapan pasien. Tuntutan pasien dan masyarakat terhadap mutu pelayanan farmasi mengharuskan adanya perubahan dari paradigma drug oriented ke paradigma baru patient oriented (Depkes RI, 2004). Artinya pelayanan yang diberikan tidak sekedar berorientasi pada produk yaitu sebatas penyediaan dan pendistribusian obat semata, melainkan juga memperhatikan pasien yang memanfaatkan jasa unit farmasi. Permasalahan yang sering dihadapi adalah lamanya waktu tunggu pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di unit farmasi. Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan obat oleh pasien dari unit perawatan dan polipoli yang ada di rumah sakit. Keadaan ini akan menimbulkan antrian yang panjang. Permasalahan ini akan menyebabkan pasien menunggu terlalu lama dan akan dirugikan baik segi waktu maupun biaya. Secara psikologis seorang pasien dengan mendapatkan waktu efektif pelayanan yang cukup lama di unit farmasi akan merasakan ketidaknyamanan dan ketidakpuasan pelanggan. Dampak yang lebih parah adalah akan mempengaruhi proses penyembuhan penyakit yang diderita oleh pasien.

3 Urgent permasalahan yang ada menuntut manajemen farmasi untuk merancang manajemen pelayanan jasa farmasi dengan mempertimbangkan sistem antrian yang dirancang lebih cepat dan efisien. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pasien yang ingin memperoleh pelayanan dengan cepat. Harapan pasien yang dapat dipenuhi akan mewujudkan kepuasan terhadap pelayanan jasa yang diberikan. Kepuasan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan jasa. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul dengan membandingkan kinerja yang dipersepsikan terhadap ekspektasi atau harapan (Kotler, 2009). Secara umum harapan konsumen terhadap pelayanan jasa menurut Nasution (2010) disebutkan dalam pelayanan jasa perlu diperhatikan beberapa karakteristik jasa yang diinginkan pelanggan antara lain kecepatan waktu pelayanan, kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan, variasi model pelayanan, pelayanan pribadi, kenyamanan dalam memperoleh pelayanan dan atribut pendukung lain. Dalam arti luas, pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang sesuai dengan keinginan konsumen dan upaya peningkatkan kualitas untuk menghilangkan kesalahan serta ketepatan waktu yang sesuai dengan harapan konsumen. Harapan konsumen lebih spesifik pada mutu pelayanan farmasi, faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan pada pasien meliputi pelayanan yang cepat dan ramah disertai dengan jaminan tersedianya obat dengan kualitas baik, harga yang kompetitif, adanya kerjasama dengan unsur lain di rumah sakit, dan faktor lain seperti lokasi, kenyamanan dan kelengkapan sarana prasarana (Aditama, 2000). Instalansi farmasi rumah sakit

4 yang mampu memenuhi harapan maka akan mampu meningkatkan kepuasan pasien. Berbagai penelitian yang dilakukan sebelumnya membuktikan adanya pengaruh antara kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Hasil penelitian Yvone (2001) menunjukkan ada hubungan yang nyata antara mutu pelayanan kefarmasian terhadap kepuasan pelanggan internal maupun eksternal. Hasil penelitian Harianto (2005) diketahui bahwa kepuasan terhadap pelayanan resep berhubungan dengan kecepatan pelayanan obat, kelengkapan obat, keramahan petugas serta kenyamanan ruang tunggu. Berdasarkan hasil kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah mutu pelayanan farmasi sangat penting bagi terciptanya mutu pelayanan kesehatan. Hal ini juga berlaku bagi pelayanan farmasi di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong. RS PKU Muhammadiyah Gombong, merupakan unit pelayanan kesehatan yang berdiri tahun 1958, pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan berdasarkan izin (Bupati Kebumen No. V/57/DPD/Kes/58). Sebagai unit pelayanan kesehatan RSU PKU Muhammadiyah Gombong memiliki pelayanan kesehatan Rawat jalan meliputi 14 poliklinik pelayanan kesehatan dan 2 bagian pelayanan penunjang medik, pelayanan poliklinik meliputi: poliklinik Umum, Gigi dan Mulut, Anak, Syaraf, Mata, THT, Kebidanan dan Kandungan, Bedah (Umum, Tulang, Syaraf, Onkologi), Penyakit Dalam, Jantung dan Pembuluh Darah, Kesehatan Jiwa, Kulit dan Kelamin, Paru-Paru, Psikologi dan pelayanan penunjang medik yaitu, Fisioterapi, Konsultasi Gizi. Pasien-pasien yang dilayani di poliklinik mengambil obatnya di farmasi rawat jalan. Banyaknya pasien dan karyawan

5 yang memanfaatkan unit pelayanan kesehatan ini dan melakukan pembelian obatnya di pelayanan farmasi rumah sakit, secara ekonomis menjadi peluang bagi rumah sakit untuk menjadi unit pelayanan farmasi sebagai sumber pendapatan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui jumlah kunjungan rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Gombong adalah sebagai berikut:

6 Tabel 1. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Dari Januari Sampai Desember 2010 di Farmasi RS PKU Muhammadiyah Gombong No. Poli Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jumlah 1 Umum 388 369 454 408 468 605 523 418 520 494 513 470 5630 469 2 Bedah 403 415 377 341 378 430 430 358 383 334 394 379 4622 385 3 Dalam 375 352 429 369 418 325 325 363 286 395 341 393 4371 364 4 Anak 275 286 410 344 360 296 219 249 225 319 223 235 3441 287 5 Obsgyn 349 299 330 352 322 336 371 339 332 305 339 338 4012 334 6 Syaraf 135 151 156 157 135 168 154 142 129 151 144 134 1756 146 7 Jiwa 56 61 70 51 62 75 68 67 43 51 59 50 713 59 8 Paru 208 139 154 189 240 188 140 255 123 214 157 191 2198 183 9 Jantung 76 82 93 99 84 69 109 75 91 88 78 76 1020 85 10 Mata 200 63 55 122 84 76 63 62 71 84 78 88 1046 87 11 THT 159 133 76 181 171 188 141 127 133 139 147 167 1762 147 12 Gigi 170 136 109 127 132 157 142 118 186 110 65 168 1620 135 13 Kulit 70 82 104 105 100 18 0 0 0 0 0 0 479 40 14 Fisioterapi 113 106 134 122 77 108 113 69 67 83 54 82 1128 94 15 Pisikologi 1 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 1 7 1 Jumlah 2978 2674 2954 2967 3031 3041 2798 2642 2589 2767 2592 2772 33805 2817 Rata- Rata Rata-Rata 199 178 197 198 202 203 187 176 173 184 173 185 2254 Sumber data: Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah 188

7 Pasien-pasien yang berobat rawat jalan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong mendapatkan lembaran resep-resep obat sebagian besar mengambil obatnya di farmasi rawat jalan rumah sakit, hal ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penerimaan Resep Penderita Rawat Jalan di RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2010 No. BULAN JUMLAH 1 Januari 3297 2 Februari 2942 3 Maret 3284 4 April 3310 5 Mei 3210 6 Juni 3152 7 Juli 2947 8 Agustus 2886 9 September 2942 10 Oktober 3073 11 November 3185 12 Desember 3414 JUMLAH 37642 Sumber : Farmasi Rumah Sakit PKU Muhamamadiyah Gombong Melihat dari Tabel 1 dan Tabel 2, dapat diketahui banyaknya pasien yang berkunjung dan melakukan pemeriksaan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Jumlah resep yang ada lebih banyak dari pada jumlah kunjungan pasien, hal ini dikarenakan satu orang pasien bisa mendapatkan satu atau dua resep. Banyaknya jumlah resep juga disebabkan karena adanya pembelian resep oleh karyawan karena adanya potongan harga bagi karyawan serta tidak adanya antrian bagi karyawan dan biasanya tidak terdaftar sebagai pasien. Berdasarkan hasil wawancara informal dengan dr. Rahmawari, M.Kes., sebagai Wakil Direktur rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong disebutkan bahwa memang telah terjadi kebocoran

8 resep di dalam instalansi farmasi rumah sakit. Banyak karyawan yang melakukan penebusan obat padahal tidak terdaftar sebagai pasien. Banyaknya pasien yang berobat dan menebus obat di unit pelayanan farmasi RS PKU Muhammadiyah Gombong menimbulkan permasalahan yaitu menyebabkan waktu tunggu yang lama. Berdasarkan hasil pemantauan sementara pasien mengungkapkan bahwa pasien harus mengantri dan menunggu pengambilan obat terlalu lama. Berdasarkan pengamatan penulis pada waktu jam sibuk antara jam 09.30 12.30 terutama hari kamis dan sabtu, cepatnya pelayanan obat sekitar antara 15-20 menit/lembar resep tergantung jenis obatnya, malah untuk obat racikan bisa melebihi waktu tersebut apalagi bila pasien yang berobat banyak maka lebih banyak lagi tumpukan resep yang belum di proses dan lebih lama lagi pasien atau keluarga pasien menunggu obatnya. Sedangkan menurut Setiawan (1991) waktu pelayanan yang standar adalah 15 menit/lembar resep. Lamanya pelayanan di farmasi juga di sebabkan kurangnya karyawan yang menyiapkan obat. Petugas farmasi yang bertugas di pelayanan farmasi rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong, berjumlah 23 orang, yang terdiri 3 orang apoteker, 11 orang asisten apoteker, 2 orang kasir dan juru resep, 4 orang pembantu gudang, 3 orang pembantu umum dan pembukuan. Keterbatasan sumber daya manusia menyebabkan proses peracikan obat menjadi lebih lama. Standar jumlah apoteker yang diatur dalam Kepmenkes RI No 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit disebutkan bahwa untuk rumah sakit besar sekurang-kurangnya terdapat

9 3 orang apoteker. Jumlah apoteker di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong telah sesuai dengan standar, tetapi masih terdapat permasalahan beban kerja. Hal ini dapat disebabkan karena distribusi tenaga farmasi yang kurang proporsional dengan beban kerja yang ada terutama pada hari dan jam sibuk. Berdasarkan hasil pengamatan juga terlihat kondisi ruang tunggu di pelayanan farmasi tidak nyaman, karena merupakan ruangan terbuka, tidak ada perbedaan antara ruang tunggu pasien poliklinik rawat jalan dan pasien yang menebus obat di unit farmasi. Pada jam-jam tertentu dan pada hari-hari tertentu terjadi penumpukan pasien di ruang tunggu tersebut yang menyebabkan pasien poliklinik rawat jalan dan pasien yang menebus obat menunggu di luar ruang tunggu. Saat petugas apoteker memanggil nama pasien untuk menyerahkan obatnya pasien tersebut tidak mendengar atau sudah pulang, hal tersebut menyebabkan proses pemanggilan nama pasien berikutnya tertunda dan penjelasan tentang obat yang didapatkan jadi terburuburu, serta membuat ketidakjelasan pada pasien dan membuat pasien tersebut menanyakan kembali. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian harapan pasien terhadap mutu pelayanan farmasi rumah sakit PKU Muhammdiyah Gombong belum terpenuhi. Hal ini apabila dibiarkan dapat memberikan pengaruh terhadap mutu pelayanan obat farmasi yang kurang baik dan membuat pasien yang berobat ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong membeli obatnya di luar rumah sakit tersebut. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa

10 responden diperoleh informasi bahwa perilaku pembelian obat pasien di luar instalasi farmasi rumah sakit, karena melihat antrian yang banyak dan ruang tunggu resep sudah penuh sehingga tidak ada tempat lagi untuk menunggu antrian. Hal ini membuat pasien melakukan penebusan obat di luar farmasi rumah sakit dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan rumah sakit. Berdasarkan gambaran tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut masalah yang terjadi di unit pelayanan farmasi rumah sakit sebagai penyebab yang paling penting untuk diatasi. Dari proses pelayanan di unit pelayanan farmasi ini yang akan diprioritaskan untuk diteliti lebih lanjut adalah kepuasan pasien, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien atau keluarga pasien saat menebus obat di unit pelayanan farmasi rumah sakit. Maka untuk melihat keadaan yang realistis, penulis ingin melakukan penelitian tentang evaluasi kualitas pelayanan farmasi rawat jalan terhadap kepuasan pasien di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong. B. Rumusan Masalah Penelitian Belum maksimalnya sistem pelayanan managemen obat di unit pelayanan farmasi rawat jalan rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Hal ini terlihat dari standar waktu tunggu resep yang melebihi dari standar waktu yaitu lebih dari 15 menit. Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas dapat dirumuskan permasalahan Bagaimanakah tingkat kualitas pelayanan farmasi rawat jalan terhadap kepuasan pasien di RS PKU Muhammadiyah Gombong?

11 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Mengetahui tingkat kepuasan pelayanan farmasi rawat jalan pada pasien di RS PKU Muhammadiyah Gombong. 2. Tujuan Khusus: a. Mengetahui harapan pasien terhadap pelayanan farmasi rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Gombong. b. Mengetahui kinerja pelayanan farmasi rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Gombong. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis penelitian ini untuk memantau dan mengevaluasi kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi, sebagai upaya meningkatkan pelayanan resep dan meningkatkan kepuasan pasien atau keluarga pasien rawat jalan terhadap kualitas dan pelayaan di farmasi RS PKU Muhammadiyah Gombong. 2. Bagi Manajemen Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan rumah sakit akan mendapat masukan untuk menyempurnakan pelayanan di farmasi, sehingga kualitas pelayanan farmasi rawat jalan dapat lebih ditingkatkan.

12 E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang evaluasi kualitas pelayanan farmasi rawat jalan terhadap kepuasan pasien di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong merupakan hal yang pertama dilakukan. Penelitian serupa telah dilakukan oleh: 1. Yvonne (2001), dengan judul penelitian Evaluasi Intrevensi Manajemen Terhadap Mutu Pelayanan Apotek/Depot Farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Jakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen semu dengan pendekatan time series. Analisis data menggunakan uji-t. Hasil analisis diketahui ada pengaruh nyata setelah dilakukan intervensi manajemen terhadap peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di farmasi Budhi Asih. Ada hubungan yang nyata antara mutu pelayanan kefarmasian terhadap kepuasan pelanggan internal maupun eksternal (p<0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas terletak pada metode penelitian dimana penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik. Perbedaan lain terletak pada alat analisis data, subjek penelitian dan lokasi penelitian. 2. Harianto (2005), dengan judul penelitian Kepuasan pasien terhadap pelayanan resep di apotek Kopkar Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional. Anilisis data dilakukan dengan statistik deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pasien Farmasi Kopkar sangat puas terhadap

13 keramahan petugas, dan kebersihan ruang tunggu, (2) Pasien cukup puas terhadap kecepatan pelayanan obat, kecepatan pelayanan kasir, kelengkapan informasi obat, kelengkapan obat, kemurahan harga obat, kecukupan tempat duduk, dan kenyamanan ruang tunggu dengan kipas angin dan AC dan (3) Pasien puas terhadap ketersediaan televisi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas terletak pada materi penelitian ini mana penelitian sebelumnya mengambil sudut pandang kepuasan terhadap kualitas pelayanan farmasi, sedangkan penelitian ini meneliti kepuasan terhadap kecepatan pelayanan farmasi. Perbedaan lain terletak pada subjek, lokasi dan waktu penelitian. 3. Dito Wirawan (2010), dengan judul penelitian Analysis of Drug Taking on Queue Counter at a Pharmacy Mandala Jaya Jakarta North Hope. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan obyek penelitian Apotek Mandala yang berlokasi di Jl. Krakatau Raya Blok B/103 Harapan Jaya, Bakasi Utara. Hasil analisis diketahui untuk mengetahui bagaimana proses pelayanan antrian pada Farmasi Mandala menyediakan 3 loket pengambilan obat dengan tingkat kedatangan rata-rata pasien per jam yaitu 59 pasien, waktu pelayanan rata-rata yang dibutuhkan adalah 3 menit untuk setiap pasien dan tingkat pelayanan rata- rata jumlah pasien yang dilayani setiap jam adalah 20 pasien. Dilihat dari jumlah peracik obat yang disediakan pada jam biasa sebanyak 3 orang sudah optimal dan untuk jam sibuk 3 peracik obat kurang optimal untuk melayani pasien yang ingin membeli obat.

14 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas terletak pada metode penelitian dimana penelitian sebelumnya menggunakan metode kualitatif, sedangkan penelitian ini akan dilakukan dengan metode kuantitatif. Perbedaan lain terdapat pada subjek penelitian, lokasi dan waktu penelitian.