BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

Supraventicular Tachycardia. 3. Laki-laki 81 tahun Pneumonia Pneumonia - - Klebsiella

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2015

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN/ ORANGTUA/ KELUARGA PASIEN

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

LAPORAN TRIWULAN INDIKATOR MUTU PERIODE JULI S.D SEPTEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit Diabetes Melitus yang dapat disingkat dengan DM.Menurut American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

LAPORAN BULANAN INDIKATOR MUTU PERIODE APRIL S.D JUNI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN INDIKATOR MUTU RSUD JEND. AHMAD YANI METRO BULAN: AGUSTUS 2016 s/d OKTOBER 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran napas. bawah akut yang tersering. Sekitar 15-20% kasus

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquaired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hemoptisis atau batuk darah merupakan masalah kesehatan yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menurut Global Initiative of

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian Rekam Medik RSUP DR. M. Djamil Padang. Populasi penelitian adalah pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUP DR. M. Djamil Padang. Data yang diambil sebagai bahan penelitian yaitu nomor rekam medik, nama pasien, jenis kelamin, jumlah penyakit komorbid, lama rawat inap dan jenis penyakit komorbid yang terbagi menjadi penyakit kardiovaskuler, penyakit saluran pernapasan kronis, penyalit serebrovaskuler, dan penyakit lain yang menyertai pasien selama perawatan. 5.1 Karakteristik Umum Subjek Penelitian 5.1.1 Karakteristik Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini. Tabel 5.1 Karakteristik Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Frekuensi (orang) % Jenis Kelamin -Laki-laki 108 69,2 -Perempuan 48 30,8 42 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa distribusi frekuensi laki-laki yang mengalami pneumonia komunitas lebih banyak daripada perempuan. Pasien laki-laki didapatkan sebanyak 108 orang dan perempuan sebanyak 48 orang. 5.1.2 Karakteristik Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Karakteristik umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini. Tabel 5.2 Karakteristik Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Karakteristik Frekuensi (tahun) -Rerata SD 52,03±14,834 -Median 54 -Maksimum 83 -Minimum 18 Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa usia pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUP DR. M.Djamil Padang mempunyai rata-rata 52,03±14,834 dengan median usia 54 tahun. Usia maksimal pasien adalah 83 tahun dan usia minimal 18 tahun. 43 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

5.1.3 Karakteristik Umum Usia Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik umum usia subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini. Tabel 5.3 Karakteristik Umum Usia Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Laki-laki (tahun) Perempuan (tahun) -Rerata SD 53,49±14,758 48,73±14,621 -Median 56 50 -Maksimum 83 80 -Minimum 19 18 Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa rata-rata usia pasien CAP laki-laki adalah 53,49±14,758 tahun sedangkan perempuan 48,73±14,621 tahun. Median usia pasien CAP laki-laki adalah 56 tahun sedangkan pasien perempuan memiliki median 50 tahun. 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit Komorbid CAP Distribusi frekuensi jenis penyakit komorbid pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUP DR. M. Djamil Padang dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini. 44 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit Komorbid CAP Jenis Penyakit Komorbid CAP Frekuensi (orang) % Penyakit Saluran Pernapasan Kronis 170 45,58 Penyakit Kardiovaskuler 64 17,16 Diabetes Melitus 45 12,06 Gastritis 38 10,19 Anemia 16 4,29 Penyakit ginjal akut 12 3,22 Penyakit Serebrovaskuler 9 2,41 Sepsis 9 2,41 HIV 3 0,80 Ulkus peptikum 2 0,54 Emfisema Subkutis 1 0,27 Hemoroid 1 0,27 Karsinoma nasofaring 1 0,27 Karsinoma prostat 1 0,27 Penyakit Parkinson 1 0,27 Total 372 100 Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan jenis penyakit komorbid CAP yang paling banyak adalah penyakit saluran pernapasan kronis yang ditemukan 170 orang (45,69%), dilanjutkan dengan penyakit kardiovaskuler sebanyak 64 orang (17,20%) dan diabetes melitus yang ditemukan pada 45 orang pasien (12,09%). 5.2.1 Distribusi Frekuensi Penyakit Kardiovaskuler sebagai Komorbiditas CAP Distribusi frekuensi penyakit kardiovaskuler sebagai komorbiditas pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUP DR. M. Djamil Padang dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini. 45 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Penyakit Kardiovaskuler sebagai Komorbiditas CAP Penyakit Kardiovaskuler Frekuensi (orang) % Gagal Jantung 16 25,00 Infark Miokard 10 15,63 Hipertensi 34 53,13 Fibrilasi Atrium 4 6,25 Total 64 100 Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan data bahwa jenis penyakit kardiovaskuler yang paling banyak ditemukan pada pasien pneumonia komunitas adalah hipertensi yaitu 34 orang (53,13%) sedangkan yang paling sedikit adalah fibrilasi atrium yaitu 4 orang (6,25%). 5.2.2 Distribusi Frekuensi Penyakit Saluran Pernapasan Kronis sebagai Komorbiditas CAP Distribusi frekuensi penyakit saluran pernapasan kronis sebagai komorbiditas pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUP DR. M. Djamil Padang dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Penyakit Saluran Pernapasan Kronis sebagai Komorbiditas CAP Penyakit Saluran Pernapasan Kronis Frekuensi (orang) % TB 66 38,82 PPOK 44 25,88 Asma 30 17,65 Karsinioma paru 23 13,53 Bronkiektasis 7 4,12 Total 170 100 46 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan data bahwa jenis penyakit saluran pernapasan kronis yang paling banyak ditemukan pada pasien pneumonia komunitas adalah tuberkulosis yaitu 66 orang (38,82%) sedangkan yang paling sedikit adalah bronkiektasis yaitu 7 orang (4,12%). 5.2.3 Distribusi Frekuensi Penyakit Serebrovaskuler sebagai Komorbiditas CAP Distribusi frekuensi penyakit serebrovaskuler sebagai komorbiditas pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUP DR. M. Djamil Padang dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Penyakit Serebrovaskuler sebagai Komorbiditas CAP Penyakit Serebrvaskuler Frekuensi (orang) % Stroke 8 100 Total 8 100 Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan data bahwa jenis penyakit serebrovaskuler yang ditemukan pada pasien pneumonia komunitas adalah stroke yaitu 8 orang. 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Penyakit Komorbid CAP Distribusi frekuensi jumlah penyakit komorbid pasien CAP yang dirawat inap di RSUP DR. M. Djamil Padang dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini. 47 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Jumlah Penyakit Komorbid CAP Jumlah Penyakit Komorbid Frekuensi (orang) % Tidak memiliki penyakit komorbid 0 0 Sedikit 93 59,60 Sedang 52 33,30 Banyak 11 7,10 Total 156 100 Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan data bahwa pasien pneumonia komunitas yang memiliki jumlah penyakit komorbid sedikit ditemukan 93 orang (59,60%) sedangkan pasien dengan jumlah penyakit komorbid sedang ditemukan 52 orang (33,30%) dan pasien dengan jumlah penyakit komorbid yang banyak ditemukan 11 orang (7,10%). Tidak ditemukan pasien pneumonia komunitas yang tidak memiliki penyakit komorbid. 5.4 Distribusi Frekuensi Lama Rawat Inap Pasien CAP Distribusi frekuensi lama rawat inap pasien CAP di RSUP DR. M. Djamil Padang dapat dilihat pada tabel 5.9 dibawah ini. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Lama Rawat Inap Pasien CAP Lama Rawat Inap Frekuensi (orang) % Singkat 92 59 Lama 64 41 Total 156 100 Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan data bahwa lama rawat inap pasien pneumonia komunitas sebagian besar singkat yaitu ditemukan pada 92 orang pasien (59%) sedangkan pasien yang mendapat perawatan lama ditemukan 64 orang (41%). 48 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

5.5 Hubungan Jumlah Penyakit Komorbid dengan Lama Rawat Inap pada Pasien CAP Tabel 5.10 Hubungan Jumlah Penyakit Komorbid dengan Lama Rawat Inap pada Pasien CAP Jumlah Penyakit Komorbid Lama Rawat Inap Total p Lama Singkat Sedang dan Banyak 56 (88,9%) 7 (11,1%) 63 Sedikit 8 (8,6%) 85 (91,4%) 93 Total 64 (100%) 92 100%) 156 <0,001 Tabel 5.10 menunjukkan hubungan jumlah penyakit komorbid dengan lama rawat inap pada pasien CAP di RSUP DR. M. Djamil Padang. Terlihat bahwa pasien pneumonia komunitas yang memiliki jumlah penyakit komorbid sedang dan banyak dengan lama rawat inap yang lama ditemukan sebanyak 56 orang (88,9%). Sebanyak 7 orang (11,1%) memiliki jumlah penyakit komorbid sedang dan banyak dengan lama rawat yang singkat. Pasien pneumonia komunitas yang memiliki jumlah penyakit komorbid sedikit dengan lama rawat yang lama ditemukan hanya 8 orang (8,6%). Sedangkan pasien pneumonia komunitas yang memiliki jumlah penyakit komorbid sedikit dengan lama rawat yang singkat ditemukan 85 orang (91,4%). Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUP DR. M. Djamil Padang memiliki jumlah penyakit komorbid yang sedikit dengan lama rawat inap yang singkat (< 7 hari). 49 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Setelah dilakukan uji chi square, diperoleh hasil chi-square 100,062 dan nilai p<0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji. 50 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas