PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA MULIA MEDAN TP.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Irdes Hidayana Siregar dan Rita Juliani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Ida Wahyuni dan Khairil Irfan Lubis Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

Taufik Aulia Rahmandan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

ABSTRAK. PBL (Problem Based Learning), Gerak lurus, Media peta pikiran, Hasil belajar siswa. ABSTRACT

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Icha Novika Sari dan Ratelit Tarigan Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 3 KISARAN

Pengaruh Model Pembelajaran The Learning Cell

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIPISPIS T.P. 2012/2013

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

Denni Saulina Tambunan dan Alkhafi Maas Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

AbdulHakim SdanEva Sari E. Br. Aritonang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

PENGRUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIK GEOMETRI KELAS X SMA St.

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

PENGARUH MODEL PEMBELEJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBASIS MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM-HUKUM NEWTON

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS VISUAL SISWA PADA KONSEP SISTEM INDRA

Nanda Dwi Prasepty dan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

PENERAPAN TEORI MOTIVASI KOMPETENSI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE MIND MAPS

Transkripsi:

Jurnal INPAFI, Volume 1, Nomor, Juni 013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA Fathia Rahmi*), Mara Bangun Harahap**) *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Unimed **) Dosen Jurusan Fisika Unimed Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran pencapaian konsep dengan menggunakan peta pikiran sebagai upaya mengurangi miskonsepsi siswa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Tanjungtiram yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas siswa kelas eksperimen 86,7 (kategori amat baik) dan kelas kontrol 7,1 (kategori baik). Hasil pengujian hipotesis diperoleht hitung > t tabel yaitu 9,56> 1,997 denganα = 0,05. Hal ini berarti H a diterima artinya ada perbedaan yang signifikan akibat pengaruh penggunaan konsepdengan menggunakan peta pikiran sebagai upaya mengurangi miskonsepsi siswa. Kata Kunci : quasi eksperimen, pencapaian konsep, miskonsepsi 184

Pendahuluan Salah satu tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat, yaitu mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Tujuan ini dicapai melalui pendidikan. Membicarakan pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari tujuan pendidikan, dengan kata lain pendidikan akan bertitik tolak dari tujuan pendidikan itu sendiri, mulai dari tujuan pendidikan nasional hingga tujuan instruksional khusus. Hakikat belajar dan mengajar yang lebih progresif berbeda dengan hakikat belajar dan mengajar dengan pola tradisional. Pada pola tradisional, kegiatan mengajar lebih diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa. Pandangan ini mendorong guru untuk memerankan diri sebagai tukang ajar. Artinya apabila guru mengajar ia lebih mempersiapkan dirinya supaya berhasil dalam menyampaikan serta menuntaskan/menyelesaikan semua materi pelajaran sesuai dengan waktu yang disediakan. Pada pola progresif makna belajar diartikan sebagai pembangunan gagasan pengetahuan oleh siswa sendiri, selain peningkatan keterampilan dan pengembangan sikap positif. Oleh karena itu istilah mengajar yang dianggap berkonotasi teachers centered diganti dengan istilah pembelajaran. Diharapkan dengan penggunaan istilah pembelajaran guru akan selalu ingat bahwa tugasnya adalah membelajarkan siswa dengan kata lain membuat siswa dapat belajar untuk mencapai hasil yang optimal. Realisasi learning to know, guru memiliki berbagai fungsi yang di antaranya adalah sebagai fasilitator, yaitu sebagai teman sejawat dalam berdialog dan berdiskusi dengan siswa guna mengembangkan penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu. Learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) akan bisa berjalan jika sekolah memfasilitasi siswa untuk mengaplikasikan keterampilan yang dimilikinya sehingga dapat berkembang dan dapat mendukung keberhasilan siswa nantinya. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang) erat hubungannya dengan bakat dan minat, perkembangan fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak serta kondisi lingkungannya. Bagi anak yang agresif, proses pengembangan diri akan berjalan bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Sebaliknya, bagi anak yang pasif peran guru pengarah dan fasilitator sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya dalam kegiatan belajar dan pengembangan diri. Selanjutnya, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu ditumbuhkembangkan termasuk dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi seperti ini memungkinkan terjadinya proses learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama). Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari tentang gejala-gejala dan fenomena alam yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat pentingnya fisika maka pengajaran fisika diberbagai jenjang pendidikan sudah sewajarnya dikembangkan dan diperhatikan. Namun pada kenyataannya masih banyak siswa yang beranggapan bahwa fisika 185

tergolong pelajaran yang sulit dan membosankan, sehingga siswa kurang berminat mendalami fisika dan menyebabkan hasil belajar fisika rendah. Rendahnya Berdasarkan observasi dari hasil pengalaman peneliti ketika melaksanakan PPLT di SMA Negeri 1 Tanjungtiram, ditemukan bahwa pelajaran fisika masih dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit, Selain itu siswa menganggap pelajaran fisika itu membosankan dan rumusnya sulit dimengerti sehingga kuranglah minat siswa untuk mempelajari fisika. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 60. Berdasarkan data Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran fisika adalah 70. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Diantara sekian banyak model pembelajaran yang melatih kemampuan berpikir yang pernah ada dan dikupas banyak ahli pendidikan, satu diantaranya adalah konsep. Joyce, dkk., (010:143) menyatakan bahwa, Pembelajaran pencapaian konsep mempertajam dasar keterampilan berpikir. Pembelajaran konsep memberikan suatu perubahan untuk menganalisis proses berpikir siswa dan untuk membantu siswa mengembangkan strategi belajar yang efektif. Hasil penelitian mengenai pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Menurut kesimpulan dari hasil penelitian oleh Aristi (010) mahasiswa jurusan fisika Universitas Negeri Medan diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model adalah 73,3 yang tergolong baik. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah peta pikiran (mind maping) yang digunakan serta pemanfaatan media sederhana dalam proses pembelajaran, sedangkan peneliti sebelumnya hanya menggunakan konsep saja. Dan peneliti akan mencoba menutupi kelemahan dari peneliti sebelumnya dengan menginformasikan langkah-langkah konsep dengan menggunakan peta fikiran serta pemanfaatan media sederhana yang dapat merangsang ketertarikan siswa dalam pembelajaran, sehingga penyampaian konsep yang akan diajarkan menjadi lebih mudah dan siswa juga lebih tertarik untuk belajar konsep. Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pencapaian konsep merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori. Pembentukan konsep yang merupakan dasar dari model induktif merupakan proses yang mengharuskan siswa menentukan dasar di mana 186

merekaakan membangun kategori, maka penemuan konsep mengharuskan mereka menggambarkan sifat-sifat dari suatu kategori yang sudah terbentuk dalam pikiran orang lain dengan cara membandingkan dan membedakan contoh-contoh yang berisi karakteristik-karakteristik konsep itu dengan contoh-contoh yang tidak berisi karakteristik-karakteristik ini (Joyce, dkk., 010: 15). Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan konsep yaitu; 1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau tingkat formal.. Analisis Konsep Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian konsep untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain: 1. Nama konsep,. Atribut-atribut kriteria dan atribut-atribut variabel dari konsep, 3. Definisi konsep, 4. Contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan 5. Hubungan konsep dengan konsep-konsep lain. Struktur pengajaran model pencapaian konsep ditunjukkan pada tabel 1. Tabel.1 Struktur pengajaran model pencapaian konsep ( adaptasi dari Joyce, dkk., 010:136) Fase Fase I Penyajian Data dan Identifikasi Konsep Fase II Pengujian Pencapaian Konsep Fase III Analisis Strategi Strategi Berpikir Tingkah Laku Guru dan Siswa Guru menyajikan contoh contoh yang telah dilebeli Siswa membandingkan sifat sifat / ciri ciri dalam contoh contoh positif dan contoh contoh negatif Siswa menjelaskan sebuah defenisi menurut sifat sifat / ciri ciri yang paling esensial Siswa mengidentifikasi contoh contoh tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda ya dan tidak Guru menguji hipotesis, menamai konsep, dan menyatakan kembali defenisi defenisi menurut sifat sifat / ciri ciri yang paling esensial Siswa membuat contoh contoh Siswa mendeskripsikan pemikiran pemikiran Siswa mendiskusikan peran sifat sifat dan hipotesis hipotesis Siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Tanjungtiram di kelas XI pada semester II T.A 01/013 yang beralamat Jln. Rahmadsyah, desa Suka Maju, kecamatan Tanjungtiram Kabupaten Batu Bara. Penelitian berlangsung selama empat minggu yang dimulai dari 08 Mei sampai dengan 30 Mei 013. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas XI semester II SMA N 1 Tanjungtiram yang terdiri dari 3 kelas. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik acak kelas sebanyak kelas. Satu kelas 187

dijadikan sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model dengan menggunakan peta pikiran dan satu kelas lagi dijadikan sebagai kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Desain penelitian adalah two group pretest-posttest desaign, seperti ditunjukkan pada tabel. Tabel. Two group pretest-posttest desaign Kelas Pretest Perlakuan Postes Eksp T 1 X 1 T Kont T 1 X T Keterangan : T 1 = Pemberian pretest T = Pemberian posttest X 1 =Pembelajaran model pencapaian konsep menggunakan peta pikiran X = Pembelajaran model konvensional Data yang diperoleh diuji normalitasnya untuk mengetahui data kedua sampel berdistribusi normal digunakan uji Liliefors. Kemudian dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen digunakan uji kesamaan varians, dengan rumus: S1 F hitung S Dimana: S 1 = varians terbesar; S = varians terkecil. Jika F hitung > F tabel, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel tidak mempunyai varians yang homogen dengan α = 0,05 (α adalah taraf nyata untuk pengujian). Pengujian hipotesis digunakan uji t dengan rumus: x1 x t 1 1 S n1 n dengan standar deviasi gabungan: n1 1 S 1 n 1 S S n1 n Dimana: t = Distribusi t x 1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen x = Nilai rata-rata kelompok kontrol n 1 = Ukuran kelompok eksperimen n = Ukuran kelompok kontrol S 1 = Varians kelompok eksperimen S = Varian kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah: terima H o jika t t 1-α dimana t 1-α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α) dan dk = n 1 + n dan α = 0,05. Untuk harga t lainnya H o ditolak. Hasil dan Pembahasan Penerapan model pencapaian konsep menggunakan peta pikiran akan menentukan bentuk aktivitasaktivitas pembelajaran tertentu. Model pencapaian konsep dapat menyempurnakan tujuantujuan instruksional, tergantung pada tekanan pelajaran tertentu. Model ini dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep yang spesifik dan sifat-sifat dari konsep-konsep tersebut. Model ini juga menyediakan praktik dalam logika induktif dan kesempatan-kesempatan untuk mengubah dan mengembangkan strategi-strategi membangun konsep yang dimiliki siswa. Pada akhirnya, khusus pada konsep-konsep yang abstrak, model ini berusaha mendidik kesadaran pada perspektif-perspektif alternatif, kepekaan pada nalar logis dalam 188

komunikasi, dan toleransi pada ambiguitas. Berdasarkan pengamatan aktivitas siswa kelas eksperimenterjadi peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari pertemuan pertama sampai ketiga. Rata-rata nilai keseluruhan sebesar 86,7 (kategori amat baik). Aktivitas untuk tiap kategori yaitu: 8 siswa mendapat kategori amat baik, 8 siswa aktif, 9 siswa cukup aktif dan 9 siswa buruk. Hal ini menunjukkan bahwa konsep menggunakan peta pikiran dpat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian yang penulis peroleh adalah nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebesar 7,5 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol sebesar 7,4. Berdasarkan hasil pretes yang diperoleh, selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda dimana pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep menggunakan peta pikiran dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran Konvensional. Rata-rata postes untuk tiap kelas setelah diberi perlakuan yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 77,8 dan ratarata postes kelas kontrol sebesar 5,9. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil uji coba normalitas dengan uji Lilliefors data pretes menunjukkan bahwa L hitung <Ltabeldengan α = 0,05 dapat diartikan data berdistribusi normal. Kelas eksperimen memiliki L hitung (0,1065) <L tabel (0,1477). Kelas kontrol memiliki L hitung (0,135) <Ltabel(0,1477) sehingga dapat diartikan bahwa data hasil pretes berdistribusi normal. Uji Lilliefors data postes menunjukkan bahwal hitung <Ltabelyaitu0,165 < 0,1477 untuk kelas eksperimen dan 0,1381 < 0,1477 untuk kelas kontrol dengan α = 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa data hasil pretes berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji F untuk data pretes menunjukkan bahwa F hitung < F- tabelyaitu1,1 < 1,78 dengan α = 0,05, maka diartikan bahwa data pretes homogen. Uji F untuk data postes menunjukkan bahwa F hitung <Ftabelyaitu1,187 < 1,78 dengan α = 0,05, maka diartikan bahwa data pretes homogen. Uji hipotesis menggunakan uji t, dimaksudkan untuk melihat perbedaan yang signifikan akibat pengaruh hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol akibat adanya pengaruh penerapan konsep menggunakan peta pikiran sebagai upaya mengurangi miskonsepsi siswa. Pengujian hipotesis dengan uji t (satu pihak) dengan α = 0,05 dari data postes. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung > t tabel (9,56>1,997), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan akibat pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan model menggunakan peta pikiran di kelas XI SMA N 1 Tanjungtiram. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar fisika siswa meningkat maka miskonsepsi siswa berkurang. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat 189

disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model menggunakan peta pikiran adalah 77,8 yang tergolong baik. Dan ratarata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional adalah 5,9 yang tergolong cukup, Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penerapan pembelajaran pencapaian konsep menggunakan peta pikiran mengalami peningkatan dari pertemuan I sampai pertemuan III dengan perolehan rata-rata nilai keseluruhan sebesar 86,7 termasuk kategori penilaian amat baik dan berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel (9,56 > 1,997) maka ada perbedaan yang signifikan akibat pengaruh model pembalajaran pencapaian konsep menggunakan peta pikiran sebagai upaya mengurangi miskonsepsi siswa di kelas XI SMA N 1 Tanjungtiram. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model (concept attainment) dalam penelitian sebaiknya memperhatikan bagaimana cara belajar siswa yang akan diteliti untuk menyesuaikan metode-metode yang akan digunakan saat penelitian kemudian jika ingin menggunakan pembelajaran kooperatif pada saat penggunaan konsep disarankan untuk membagi kelompok-kelompok siswa sebelum memulai proses pembelajaran, sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran tidak menyita waktu untuk pembagian kelompok. Daftar Pustaka Abdullah, dkk., (009), LKS Fisika Kelas XI Semester, Penerbit Pustaka Manggala, Surakarta Anonim, (010), TeoriBelajar Gagne,http://www.scribd.com/d oc/090385/teori-belajar Gagne (Diakses pada tanggal 5 Januari 013). Arikunto, S., (010), Prosedur Penelitian, Penerbit PT Asdi Mahasatya, Jakarta. Aristi, F, A., (011), Pengaruh Model Pembelajaran Perolehan Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Statis Kelas IX Semester I di SMP Negeri 9 Tanjungbalai T.P 010 / 011, Laporan Hasil Penelitian, Universitas Negeri Medan. Evelin, dkk., (010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Hamid, A., (009). Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit FR. Dongoran, Medan. Irawani, A., ( 009), Perbedaan Retensi Siswa Yang Diajar Dengan Metode Ekspositori Berbasis Peta Pikiran Dengan Tanpa Peta Pikiran Pada Pokok Bahasan Bentuk Akar Dan Logaritma Di Kelas X SMU Negeri 8 Padangsidimpuan Tahun Ajaran 008/009, Universitas Negeri Medan. 190

Joyce, dkk., (010), Models of Teaching (Model Model Pengajaran), Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Kamajaya, (009), Fisika, Penerbit Grafindo, Jakarta Kanginan, M., (009), Fisika Untuk SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta. Majid, A., (009), Perencanaan Pembelajaran, Penerbit Rosda, Bandung Sudjana., (005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsino, Bandung Tim Dosen., (009), Fisika Umum I, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan Trianto., (007),Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta 191