1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era

SELF-REGULATED LEARNING DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu bagian atau unsur dari universitas atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

Prokrastinasi Akademik Mahasantri Ma had Al Jami ah IAIN Kerinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK

Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Bekerja

SKRIPSI. Oleh: Bagus Sidik Darmawan

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan keaslian penelitian 1.1 Latar Belakang Memasuki era perkembangan teknologi dan globalisasi yang semakin pesat, menuntut sumber daya manusia untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan yang lebih. Kemampuan dan pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui dunia pendidikan. Oleh karena itu sumber daya manusia diharapkan memiliki tingkat pendidikan yang cukup untuk menjawab kebutuhan dari kemajuan tersebut agar memiliki peluang yang lebih besar untuk mencari lapangan pekerjaan. Kuliah sambil bekerja sudah menjadi hal yang banyak ditemukan saat ini, hal ini dilatarbelakangi oleh, kebutuhan pribadi, menambah pengalaman, memperluas jaringan atau ada yang memang sudah bekerja (Lestari, 2011). Terlepas dari kegiatanya diluar kuliahnya mahasiswa memiliki kewajibanya dalam mengerjakan tugas-tugas akademik, beberapa tuntutan penyelesaian tugas tersebut antara lain adalah membuat makalah, menyiapkan presentasi maupun membuat jurnal-jurnal penelitian, membuat berbagai macam tugas akademik maupun ujian yang merupakan suatu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang dilaksanakan secara rutin, serta kegiatan non akademik (Mayasari, 2010). Meskipun demikian tak jarang sebagian dari mahasiswa yang terlalu santai dalam mengerjakan tugas atau sengaja menunda pengerjaan tugas dengan berbagai alasan seperti sering mengerjakan tugas pada akhir waktu saat pengumpulan tugas atau sering disebut deadline, dan tidak langsung segera memulai pengerjaan tugas yang diberikan dosen. Berdasarkan hasil survei peneliti di lapangan dari 20 mahasiswa Fakultas Psikologi yang bekerja didapatkan 61% mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengatur waktu untuk mengerjakan tugas kuliah karena bekerja dan 39% tidak mengalami kesulitan. Didapatkan hasil 55% mahasiwa menghabiskan waktu luangnya mereka dengan melepas penat atau istirahat setelah lelah bekerja, 28% 1

bermain game, menonton tv dan kumpul dengan teman serta 17% mengerjakan tugas kuliah. 50% alasan mahasiswa yang bekerja menunda mengerjakan tugas kuliah karena tidak memiliki waktu luang, 28% tidak tahu kapan harus mengerjakan tugas dan 22% karena alasan sibuk bekerja. Sementara itu berdasarkan survei awal peneliti pun melakukan pengamatan di lapangan dan menemukan masih terdapat mahasiswa yang terlamabat dalam mengumpulkan tugas kuliah, bahkan mengerjakan tugas pada hari pengumpulan tugas. Selain itu masih terdapat mahasiswa yang belajar menjelang ujian berlangsung serta masih ada mahasiswa yang sengaja menunda pelunasan pembayaran administratif perkuliahan. Alasan menunda-nunda menyelsaikan tugas dalam istilah psikologi sering disebut prokrastinasi. Menurut Ghuron, (2010) prokrastinasi merupakan kecendrungan untuk menunda dalam memulai, melaksanakan dan mengakhiri suatu aktifitas. Selain itu Knaus, (2010) menjelaskan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan menunda-nunda untuk memulai melakukan maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas pada waktu yang telah ditentukan. Prokrastinasi yang dilakukan mahasiswa, anak sekolah, orang kerja jika prokrastinasi terkait dengan tugas akademik disebut sebagai prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus. Menurut Solomon & Rothblum dalam (Ghufron, 2010) prokrastinasi akademik terbagi ke dalam enam area yang sering muncul dalam bentuk perilaku menunda, yaitu : pertama, tugas menulis meliputi penundaan pelaksanaan tugas menulis makalah, laporan atau tugas mengarang lainya; kedua, belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian seperti ujian UTS atau UAS; ketiga, membaca meliputi penundaan untuk membaca buku; keempat, kerja administratif seperti menyalin catatan, mengisi absensi mendaftar praktikum, dan sebagainya; kelima, menghadiri pertemuan yaitu keterlambatan menghadiri pelajaran, praktikum dan pertemuan-pertemuan lainya; dan yang keenam, penundaan kinerja akademik secara keseluruhan. 2

Adapun hasil wawancara kepada Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi pada tanggal 17 Juli 2016 diperoleh informasi bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja mengalami kesulitan dalam mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Sementara itu dari hasil wawancara yang dilakukan pada 10 mahasiwa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi pada tanggal 10 juni 2016 menyatakan bahwa 6 dari 10 mahasiswa mengalami kesulitan dalam membagi waktu untuk dapat mengerjakan tugas kuliah, karena disibukan dengan tugas pekerjaan. Prokrastinasi akademik mahasiswa masih terlihat di perguruan tinggi. Beberapa penelitian yang mendukung hal tersebut diantaranya, Solomon dan Rothblum (dalam Ferrari, 1995), berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 46% mahasiswa melakukan prokrastinasi di area menulis sebuah makalah, 30% prokrastinasi dalam tugas membaca, 28% mengerjakan tugas kuliah, 23% mengumpulan tugas, dan 11% tugas yang terkait administrasi perkuliahan. Burka & Yuen, (2009) mengemukakan bahwa di Amerika Utara sekitar 70% pelajar memunculkan prokrastinasi, 90% mahasiswa melakukan prokrastinasi dan 25% diantaranya melakukan penundaan secara parah atau kronis yang akhirnya akan putus kuliah atau drop-out dari masa studinya. Sama halnya dengan penelitian diatas, prokrastinasi akademik terjadi pada kalangan mahasiswa di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2014), menunjukan bahwa dari 275 subjek mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Surabaya, 62% melakukan prokrastinasi akademik pada kategori sedang, sebanyak 21% tinggi dan 17% tergolong rendah. Selain itu penelitian yang dilakukan Kartadinata & Tjunjding, (2008 ) di salah satu perguruan tinggi Surabaya, dari angket yang di sebar ke 60 subjek mahasiswa, didapatkan 95% alasan mahasiswa pernah melakukan prokrastinasi. Dua alasan terbesar yang membuat mahasiswa tersebut melakukan prokrastinasi antara lain rasa malas mengerjakan tugas (42%) dan banyak tugas lain yang harus dilakukan (25%), serta sisanya dikarenakan hal-hal lain. Data masa studi mahasiswa yang diperoleh dari sekertariat Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jaakarta Raya, Bekasi sebagai berikut : 3

Tabel 1.1 Data Kelulusan Mahasiswa No Angkatan Awal Masuk Lulus Belum Lulus Persentase Lulus (%) 1 Tahun 2011 26 Orang 21 Orang 5 Orang 80% 2 Tahun 2010 16 Orang 13 Orang 3 Orang 81% 3 Tahun 2009 16 Orang 12 Orang 4 Orang 75% 4 Tahun 2008 11 Orang 7 Orang 4 Orang 63% 5 Tahun 2007 16 Orang 16 Orang - 100% Jumlah 85 Orang 69 Orang 16 Orang Masa studi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi. Berkaitan dengan data di atas, maka mahasiswa angkatan 2008 yang mestinya selesai tahun 2012 terdapat masih ada 4 orang yang belum lulus pada angkatanya. Jumlah awal mahasiswa angkatan 2008 adalah 11 orang. Adapun mahasiswa yang telah lulus pada angkatanya 7 orang atau 63%. Angkatan tahun 2009 yang seharusnya selesai tahun 2012 tercatat masih ada 4 orang yang belum lulus pada angkatanya. Jumlah awal mahasiswa angkatan 2008 adalah 16 orang. Adapun mahasiswa yang telah lulus pada angkatan tahun tersebut 12 orang atau 75%. Dari data tersebut menunjukan adanya perilaku prokrastinasi akademik yang memberikan dampak negatif dalam penundaan kelulusan pada angkatan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 mahasiwa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi pada tanggal 10 juni 2016 menyatakan bahwa 6 dari 10 mahasiswa mampu menyelesaikan tugas makalah atau laporan tepat waktu, akan tetapi meskipun tugas tersebut selesai. Hasil dari pekerjaan yang dilakukan menjadi tidak maksimal karena tergesa-gesa dalam menyelesaikan tugas untuk tepat waktu, selain itu 6 dari 10 mahasiswa menyatakan nilai yang diperoleh pun menjadi kurang memuaskan karena menurut mereka, seharusnya masih banyak hal yang bisa dibahas dalam tugas membuat makalah dan laporan tersebut namun kurangnya waktu akhirnya tugas selesai 4

dengan seadanya. Sementara itu 7 dari 10 mahasiswa menyatakan bahwa ketika menjelang ujian UTS dan UAS berlangsung mereka baru mulai belajar dan memfotocopy materi yang nanti akan diujikan beberapa jam sebelum ujian dimulai, mereka mengungkapkan bahwa ketika saat mengerjakan soal-soal, mengalami kesulitan dalam mendeskripsikan secara tulisan apa yang harus di isi pada soal-soal ujian tersebut dikarenakan hanya belajar beberapa jam sebelum ujian dimulai. Prokrastinasi akademik bukanlah suatu hal yang baik bagi individu yang melakukanya. Bagi mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik artinya mahasiswa mempersempit waktu untuk dapat mengerjakan tugas maupun menyelesaikan tugas. Hal ini juga menyebabkan tugas-tugas yang harusnya selesai menjadi menumpuk, selain itu karena waktu yang sempit maka memungkinkan bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu dampak dari prokrastinasi dapat menimbulkan, nilai akademik yang kurang baik, pengambilan SP (semester pendek), bahkan sampai terjadi penundaan dalam kelulusan. Menurut Ferarri penundaan yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah disebut sebagai disfungtional procrastination (Ghufron, 2010). Selain itu berdasarkan wawancara kepada salah satu dosen yang mengajar kelas mahasiwa yang bekerja pada tanggal 17 Agustus 2016 didapatkan bahwa akibat dari mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik yaitu mahasiswa kurang memahami mata kuliah yang sudah diambil di semester lalu, ketika pengumpulan tugas masih terdapat banyak koreksi terkait teknis maupun materi dari laporan yang dikumpulkan sehingga tugas sering dikembalikan ke mahasiswa, selain itu menyebabkan adanya toleransi pengumpulan tugas yang membuat perkuliahan menjadi tidak efektif dan efisien. Penundaan-penundaan kegiatan akademik pada mahasiswa cenderung terjadi karena adanya keyakinan irasional yang dimiliki oleh mahasiswa. Keyakinan irasional tersebut dapat disebabkan suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas kuliah. Keyakinan seseorang akan ketidakmampuannya 5

menyelesaikan tugas, akibatnya menunda untuk mengerjakan tugas tersebut (Ferarri dkk, 1995). Menurut Ghufron, (2010) terdapat dua faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan prokrastinasi, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan fisik individu seperti kelelahan (fatigue), dan kondisi psikologi individu yang turut memunculkan perilaku penundaan seperti, trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan soosial serta besaranya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif. Kemudian faktor eksternal berupa gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan yang turut mempengaruhi prokrastinasi seseorang. Hasil penelitian Purnamasari (2014) terhadap mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Surakarta diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara variabel self regulation dengan variabel prokrastinasi akademik dengan hubungan sebesar 73%. Artinya, kenaikan salah satu variabel diikuti dengan penurunan variabel yang lainya. Hal ini menunjukkan self regulation memberikan sumbangan efektif terhadap prokrastinasi akademik sebesar 53%. Menurut Zimermman (dalam Boekaerts dkk., 2000) self regulation merupakan proses menghasilkan pikiran, perasaan serta tindakan yang direncanakan dan menyesuiakannya pada pencapaian tujuan personal. Selain itu menurut Brown (dalam ayala, 2014) mendefinisikan self regulation sebagai kemampuan seseorang untuk merencanakan, memantau dan mengarakan perilakunya dalam mengubah situasi. Proses belajar di tingkat perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dan disiplin dalam mengatur waktu dan proses belajarnya. Sebagai civitas akademika mahasiswa diharapkan mampu untuk menyesuaikan, mengatur dan mengendalikan dirinya terkait aktivitas perkuliahan dan tugas-tugas kuliah. Untuk itu dibutuhkan suatu usaha aktif dan mandiri oleh mahasiswa dalam memiliki keterampilan akademik dalam proses belajar dan menetapkan tujuan belajar yang ingin dicapai. Pada proses pembelajaran, mahasiswa yang memiliki self 6

regulation terdapat kesesuaian, kesinambungan, dan fokus antara tindakan dengan terget yang ingin dicapai (Husna, 2014). Sementara itu hasil penelitian Santiara, (2014) terdapat self regulation mahasiswa 66,3% sedang, 16,8% rendah dan 16,8% tinggi. Hal ini menunjukan bahwa mahasiwa cenderung kurang dapat melakukan perencanaan dalam belajar, menetapkan tujuan untuk mencapai hasil yang baik, mengatur diri, memonitor diri dalam proses belajar. Menurut Miller & Brown (dalam Ayala, 2014) proses self regulation terdiri dari (receiving) atau menerima, (evaluating) atau mengevaluasi, (triggering) atau membuat suatu perubahan, (searching) atau mencari solusi, (formulating) atau merancang suatu rencana, (implementing) atau menerapkan rencana, (assessing) atau mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat. Hasil penelitian yang berjudul Hubungan Prokrastinasi Akademis dan Kecurangan Akademis pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara pada penelitian tersebut menunjukan tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi perguruan tinggi di Sumatera Utara paling banyak dalam kategori sedang, yaitu 70.24% (Rizki, 2009). Diperikuat pula dengan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Perfeksionisme Terhadap Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Fakultas Psikologi Uin Sunan Gunung Djati Bandung. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi pada mahasiswa paling banyak berada pada kategori sedang, yaitu 68,42% (Srantih, 2016). Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara self regulation dan prokrastinasi akademik mahasiswa khususnya mahasiswa yang bekerja. Untuk lokasi penelitian, peneliti mengambil lokasi di Fakultas Psikologi Universitas Bhyangkara Jakarta Raya Bekasi dimana peneliti menemukan fenomena dan berusaha untuk menelitinya. Oleh karenanya, penelitian ini berjudul Hubungan antara self regulation dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi yang bekerja. 7

1.2 Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas, maka dapat dirumusankan masalah penelitian ini secara khusus mencari keterkaitan antara self regulation dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi yang bekerja. Jadi rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah ada hubugan self regulation dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi yang bekerja? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data secara langsung sesuai dengan permasalahan di atas yaitu mengetahui hubugan antara self regulation dengan prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Bekasi yang bekerja. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penerapan keilmuan di bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan, terutama mengenai self regulation pada individu, khususnya individu sebagai mahasiswa dan kaitannya dengan prokrastinasi akademik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan di bidang psikologi pendidikan sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan kepada individu khususnya mahasiswa mengenai informasi hubungan antara self regulation dan prokrastinasi akademik sehingga dapat diterapkan dalam kegiatan akademik guna mencapai kesuksesan akademiknya. 8

1.5 Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan tema prokrastinasi akademik maupun self regulation adalah sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Fibrianti (2009), dengan judul Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponogoro Semarang dengan sampel penelitian 42 mahasiswa, dari populasi sebanyak 104 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponogoro yang telah mengambil mata kuliah skripsi minimal selama dua semester, yang diperoleh melalui teknik propotional sampling. Didapatkan hubungan negatif dengan pengaruh sebesar 37%, artinya terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi yang menunjukan bahwa semakin tinggi dukungan sosial orangtua maka semakin rendah prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi. Penelitian yang dilakukan Rizanti (2013), dengan judul Hubungan antara Self Regulated Learning dengan Prokrastinasi dalam Menghafal Al-Aquran pada Mahasiswa Ma`Had Aly Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dengan sampel 32 subjek dari populasi mahasantri Ma`Had Aly Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Didapatkan hubungan negatif dengan pengaruh sebesar 83%, antara variabel self regulated learning dengan variabel prokrastinasi akademik. Penelitian yang dilakukan Purnamasari (2014), dengan judul Hubungan antara Regulasi Diri dengan Prokrastinasi Menyelesaikan Tugas pada Asisten Mata Kuliah Praktikum dengan populasi penelitian yaitu asisten mata kuliah praktikum di fakultas psikologi, farmasi, dan teknik yang berjumlah 126 orang. Pengambilan menunggunakan cluster random sampling. Didapatkan hubungan negatif dengan hubungan 73%, antara variabel regulasi diri dengan prokrastinasi menyelesaikan tugas pada asisten mata kuliah praktikum. 9

Penelitian yang dilakukan Kurniawan (2013), dengan judul Hubungan Antara Self Regulated Learning Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang dengan populasi penelitian yaitu Mahasiswa jurusan psikologi dalam proses pengerjaan proposal skirpsi yang berjumlah 120 orang. Pengambilan menunggunakan stratifed random sampling. Didapatkan hubungan negatif dengan pengaruh 65%, antara variabel self regulated learning dengan prokrastinasi akademik. Dari beberapa penelitian diatas terdapat perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan meliputi : Penelitian yang dilakukan oleh Fibrianti (2009), dengan judul Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponogoro Semarang. Terdapat perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan diantaranya: Variabel penelitian, sampel penelitian, subjek penelitian, dan tempat penelitian. Penelitian yang dilakukan Rizanti (2013), dengan judul Hubungan antara Self Regulated Learning dengan Prokrastinasi dalam Menghafal Al-Aquran pada Mahasiswa Ma`Had Aly Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Terdapat perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan diantaranya: Variabel penelitian, sampel penelitian, subjek penelitian, dan tempat penelitian. Penelitian yang dilakukan Purnamasari (2014), dengan judul Hubungan antara Regulasi Diri Dengan Prokrastinasi Menyelesaikan Tugas pada Asisten Mata Kuliah Praktikum. Terdapat perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan diantaranya: Sampel penelitian, subjek penelitian, dan tempat penelitian. Penelitian yang dilakukan Kurniawan (2013), dengan judul Hubungan antara Self Regulated Learning dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang. Terdapat perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan diantaranya: Variabel penelitian, sampel penelitian, subjek penelitian, dan tempat penelitian. 10