BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 309 TAHUN 2012

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI SEKOLAH

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 08 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 177 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Menuju LEBAK CERDAS 2019

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR : 29 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALI KOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN NOMOR : 01 TAHUN 2017

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Repoblik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Ke

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 41 TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 28 TAHUN 2017

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALI KOTA METRO PERATURAN WALI KOTA METRO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG. SISTEM ONLINE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN DAN MUTASI PESERTA DIDIK BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL NOMOR 48 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

PEDOMAN UMUM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TK, SD DAN SMP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SITUBONDO TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Permendikbud No 17 Tahun 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROPINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN DEMAK NOMOR 422.1/ 1378 / 2017

K E P U T U S A N KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KENDAL NOMOR 420/5998/DISDIKBUD/2017 T E N T A N G

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN NOMOR 01 TAHUN 2018

U Mengingat :1. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO DAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN WALIKOTA BLITAR,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

Draf Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru Provinsi Bali Tahun 2018/2019

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR : 422.1/Kep.279-Disdik/VI/2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Transkripsi:

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga negara usia sekolah dalam memperoleh layanan pendidikan adalah dengan melaksanakan penerimaan peserta didik baru; b. bahwa pelaksanaan penerimaan peserta didik baru harus dilakukan secara transparan, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak dan Sekolah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2008 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal, dan Sekolah/ Madrasah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. MEMUTUSKAN : MENETAPKAN : PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. 2. Kepala Dinas Pendidikan yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. 3. Penerimaan Peserta Didik Baru adalah kegiatan penerimaan calon peserta didik baik berasal dari calon peserta didik baru maupun perpindahan peserta didik yang telah memenuhi syarat tertentu untuk memperoleh pendidikan dan mengikuti suatu jenjang pendidikan atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Perpindahan peserta didik adalah perpindahan peserta didik dari sekolah yang satu pada sekolah yang lain pada jenjang yang sama. 5. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 (empat) tahun sampai 6 (enam) tahun. 6. Sekolah adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), baik negeri maupun swasta. 2

7. Madrasah adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) baik negeri maupun swasta. 8. TK dan SD Model adalah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar yang dirancang, dibangun, dikembangkan dan dibina sesuai dengan ketentuan sistem pendidikan nasional. 9. Sekolah Andalan adalah satuan pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikembangkan dan dibina berdasarkan Keputusan Bupati Sleman Nomor 198/Kep.KDH/2005 tentang Penunjukan Sekolah Andalan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas Tahun 2005 Dalam Rangka Akselerasi Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Sleman. 10. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. 11. Program Paket A adalah program pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan setara Sekolah Dasar (SD). 12. Program Paket B adalah program pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang diselenggarakan dalam kelompok belajar atau kursus yang memberikan pendidikan setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). 13. Surat Keterangan Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional yang selanjutnya disingkat SKHUASBN adalah surat resmi yang menerangkan bahwa pemegangnya telah mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). 14. Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat SKHUN dan Surat Keterangan Yang Berpenghargaan Sama yang selanjutnya disingkat SKYBS adalah surat resmi yang menerangkan bahwa pemegangnya telah mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat UN. 15. Ijazah/STTB adalah surat pernyataan resmi dan sah yang menerangkan bahwa pemegangnya telah lulus dan tamat belajar pada satuan pendidikan. 16. Keluarga miskin adalah keluarga yang dapat menunjukkan Kartu Keluarga Miskin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan atau terdaftar dalam data keluarga miskin pemerintah daerah. 17. Daya tampung Taman Kanak-Kanak atau Sekolah yang selanjutnya disingkat daya 3

tampung adalah jumlah calon peserta didik baru paling banyak yang dapat diterima di Taman Kanak-Kanak atau Sekolah. 18. Rombongan belajar adalah sejumlah peserta didik dalam setiap kelas yang aktif mengikuti proses belajar mengajar di Taman Kanak-Kanak atau Sekolah. BAB II TUJUAN DAN AZAS Pasal 2 Penerimaan peserta didik baru bertujuan memberikan kesempatan yang seluasluasnya bagi warga negara usia sekolah untuk memperoleh layanan pendidikan. Pasal 3 Penerimaan peserta didik baru berazaskan: a. obyektifitas artinya bahwa pelaksanaan penerimaan peserta didik baru memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. transparansi artinya pelaksanaan penerimaan peserta didik bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat termasuk orang tua peserta didik, untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi; c. akuntabilitas artinya penerimaan peserta didik baru dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, baik prosedur maupun hasilnya; d. tidak diskriminatif artinya setiap warga negara berusia sekolah dapat memperoleh layanan pendidikan tanpa dibedakan suku, daerah asal, agama, dan golongan. BAB III PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU Bagian Kesatu Tahapan Pelaksanaan Pasal 4 (1) Penerimaan peserta didik baru dilaksanakan melalui tahapan: a. pengumuman penerimaan; b. pendaftaran; c. seleksi; d. pengumuman hasil seleksi; dan e. pendaftaran ulang. 4

(2) Kegiatan penerimaan peserta didik baru dilaksanakan dengan memperhatikan kalender pendidikan. Bagian Kedua Persyaratan, Pengumuman, dan Waktu Pendaftaran Paragraf 1 Persyaratan Pasal 5 (1) Persyaratan calon peserta didik baru Taman Kanak-Kanak: a. berusia 4 (empat) sampai dengan 5 (lima) tahun untuk kelompok A; b. berusia 5 (lima) sampai dengan 6 (enam) tahun untuk kelompok B. (2) Persyaratan calon peserta didik baru kelas I Sekolah Dasar: a. berusia 7 (tujuh) tahun sampai 12 (dua belas) tahun wajib diterima; b. berusia 6 (enam) tahun dapat terima apabila daya tampung belum terpenuhi. (3) Persyaratan calon peserta didik baru kelas I Sekolah Menengah Pertama: a. lulus SD/MI/Program Paket A, memiliki ijazah dan SKHUASBN atau SKYBS; b. berusia setinggi-tingginya 18 (delapan belas) tahun pada hari pertama tahun ajaran baru dan belum menikah. (4) Persyaratan calon peserta didik baru kelas I Sekolah Menengah Atas: a. Lulus SMP/MTs/Program Paket B, memiliki ijazah dan SKHUN atau SKYBS. b. Berusia setinggi-tingginya 21 (dua puluh satu) tahun pada hari pertama tahun ajaran baru dan belum menikah. (5) Persyaratan calon peserta didik baru kelas I Sekolah Menengah Kejuruan: a. lulus SMP/MTs/Program Paket B, memiliki ijazah dan SKHUN atau SKYBS; b. berusia setinggi-tingginya 21 (duapuluh satu) tahun pada hari pertama tahun ajaran baru dan belum menikah. c. memenuhi persyaratan fisik sesuai dengan program keahlian. Paragraf 2 Pengumuman Penerimaan Pasal 6 5

(1) Pengumuman penerimaan peserta didik baru dibuat secara tertulis, jelas, dan mudah dipahami masyarakat. (2) Materi pengumuman meliputi jadwal pelaksanaan, persyaratan, jumlah rombongan belajar, daya tampung, dan biaya pendaftaran. Paragraf 3 Waktu Pendaftaran Pasal 7 Waktu pelaksanaan pendaftaran penerimaan peserta didik baru diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas. Bagian Ketiga Rombongan Belajar dan Daya Tampung Pasal 8 (1) Setiap rombongan belajar harus memenuhi jumlah peserta didik baru sebagai berikut: a. Taman Kanak-Kanak paling sedikit 10 siswa dan paling banyak 24 siswa; b. Sekolah Dasar paling sedikit 10 siswa dan paling banyak 36 siswa; c. Sekolah Menengah Pertama paling sedikit 10 siswa dan paling banyak 36 siswa; d. Sekolah Menengah Atas paling sedikit 10 siswa dan paling banyak 36 siswa; e. Sekolah Menengah Kejuruan: 1) Kelompok Pertanian dan Kehutanan, Teknologi dan Industri, Kesejahteraan Masyarakat, Bisnis dan Manajemen paling sedikit 16 siswa dan paling banyak 36 siswa; 2) Kelompok Pariwisata paling sedikit 10 siswa dan paling banyak 36 siswa; 3) Kelompok Seni dan Kerajinan paling sedikit 10 siswa dan paling banyak 32 siswa. (2) Apabila jumlah peserta didik baru sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) tidak memenuhi ketentuan paling sedikit untuk setiap rombongan belajar sampai dengan dimulainya tahun ajaran baru, peserta didik baru disalurkan ke sekolah lain. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rombongan belajar dan daya tampung untuk penerimaan peserta didik baru diatur oleh Kepala Dinas. Pasal 9 6

Kuota calon peserta didik baru dari penduduk luar Kabupaten Sleman paling banyak 20% (dua puluh persen) dari daya tampung sekolah. Bagian Keempat Seleksi Pasal 10 (1) Seleksi calon peserta didik baru Taman Kanak-Kanak dan kelas I Sekolah Dasar dilakukan berdasarkan usia, kecuali pada TK dan SD Model ditambah dengan psikotes. (2) Seleksi calon peserta didik baru kelas I Sekolah Menengah Pertama dilakukan dengan menggunakan SKHUASBN. (3) Seleksi calon peserta didik baru kelas I Sekolah Menengah Atas dilakukan dengan menggunakan SKHUN. (4) Seleksi calon peserta didik baru kelas I Sekolah Menengah Kejuruan dilakukan dengan menggunakan SKHUN. (5) Seleksi calon peserta didik baru sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat ditambah dengan melakukan tes bakat, minat, dan kemampuan sesuai dengan program keahlian. (6) Seleksi calon peserta didik baru kelas I Sekolah Menengah Pertama Andalan dan Sekolah Menengah Atas Andalan selain berdasarkan ketentuan pada ayat (2) dan ayat (3), dilakukan dengan peringkat nilai ujian nasional calon peserta didik baru yang berasal dari sekolah andalan jenjang di bawahnya. (7) Komite sekolah maupun pihak lain dilarang turut campur dalam seleksi penerimaan peserta didik baru. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi peserta didik baru diatur oleh Kepala Dinas. Pasal 11 (1) Sekolah wajib menerima calon peserta didik baru yang mengalami keterbatasan (tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan tunadaksa) apabila memenuhi ketentuan yang berlaku. 7

(2) Kepala Taman Kanak-Kanak dan Sekolah wajib melaporkan penerimaan peserta didik baru yang mengalami keterbatasan (tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan tunadaksa) kepada Kepala Dinas. Bagian Kelima Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Pasal 12 Pelaksanaan penerimaan peserta didik baru rintisan sekolah bertaraf internasional dilakukan berdasarkan ketentuan dari Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. BAB IV HARI MASUK SEKOLAH Pasal 13 (1) Hari pertama masuk sekolah bagi peserta didik baru pada hari Senin minggu ketiga bulan Juli tahun ajaran berjalan. (2) Kegiatan awal pembelajaran bagi peserta didik baru diisi dengan kegiatan pengenalan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah selama 3 (tiga) hari. (3) Pada waktu peserta didik baru melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), peserta didik pada kelas di atasnya tetap melaksanakan proses pembelajaran. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kegiatan awal Taman Kanak-Kanak dan Sekolah diatur oleh Kepala Dinas. BAB V BIAYA PENDAFTARAN Pasal 14 (1) Biaya pendaftaran penerimaan peserta didik baru: a. Taman Kanak-Kanak, sebesar Rp15.000,000 (lima belas ribu rupiah); b. Sekolah Dasar, sebesar Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah); c. Sekolah Menengah Pertama, sebesar Rp25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah); d. Sekolah Menengah Atas, sebesar Rp30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah); 8

e. Sekolah Menengah Kejuruan, sebesar Rp40.000,00 (empat puluh ribu rupiah); f. Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar Model, sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah). (2) Biaya pendaftaran peserta didik baru untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dibebankan pada dana bantuan operasional sekolah (BOS). (3) Bagi calon peserta didik baru Taman Kanak-Kanak, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang berasal dari keluarga miskin dibebaskan dari biaya pendaftaran sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf a, huruf d, dan huruf e dengan dibuktikan memiliki kartu keluarga miskin. Pasal 15 (1) Taman Kanak-kanak dan Sekolah dalam penerimaan peserta didik baru dilarang memungut biaya apapun selain biaya pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Ayat (1). (2) Pengadaan sarana prasarana pendidikan tidak dibenarkan dikaitkan dengan kegiatan penerimaan peserta didik baru. BAB VI PENERIMAAN PESERTA DIDIK PINDAHAN Pasal 16 (1) Penerimaan peserta didik pindahan yang mengikuti orang tua karena melaksanakan kewajiban pindah tugas/kepindahan domisili baik dari luar negeri maupun dari provinsi/kabupaten/wilayah lainnya, diatur sebagai berikut: a. Siswa anak dari PNS/TNI/POLRI yang dimutasikan dengan menunjukkan/melengkapi surat pindah tugas orang tua/wali peserta didik yang bersangkutan; b. Siswa anak dari mereka yang bukan PNS/TNI/POLRI agar melengkapi fotokopi Kartu Keluarga orang tua/wali peserta didik atau surat keterangan pindah dari Kepala Desa setempat yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah berdomisili di wilayah yang baru; c. Perpindahan peserta didik dari sekolah di luar negeri dilampiri hasil penilaian kesetaraan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 9

d. Perpindahan kelas I, VII, dan X dengan alasan mengikuti perpindahan tugas orang tua pelaksanaannya setelah Semester I. e. Perpindahan peserta didik dari sekolah di luar Kabupaten Sleman harus mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. (2) Penerimaan peserta didik pindahan dapat dilakukan selama daya tampung sekolah memungkinkan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerimaan peserta didik pindahan diatur oleh Kepala Dinas. BAB VII SERAGAM SEKOLAH Pasal 17 Ketentuan pakaian seragam sekolah sebagai berikut: a. pakaian seragam sekolah yang diwajibkan adalah seragam OSIS, olahraga, dan pramuka; b. sekolah dapat menambah jenis seragam lain selain seragam sekolah sebagaimana tersebut pada ayat (1) sesuai kebutuhan; c. pakaian seragam sekolah diadakan oleh masing-masing orang tua/wali peserta didik. BAB VIII RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH Pasal 18 (1) Sekolah wajib membuat rencana kerja setiap tahun. (2) Sekolah bersama komite sekolah menyusun rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah. (3) Sekolah bersama komite sekolah menyelenggarakan musyawarah pembahasan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah dengan orang tua peserta didik baru dalam waktu 1 (satu) bulan setelah peserta didik diterima. (4) Berdasarkan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah ditetapkan oleh komite sekolah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang atau ketua yayasan (bagi sekolah swasta) menjadi anggaran pendapatan dan belanja sekolah. 10

(5) Sekolah bersama komite sekolah dapat melakukan perubahan anggaran pendapatan dan belanja sekolah. BAB IX SANKSI Pasal 19 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan ini dikenakan sanksi. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa sanksi administratif dan atau sanksi kepegawaian oleh Pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB X PENUTUP Pasal 20 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatan dalam Berita Daerah Kabupaten Sleman. Ditetapkan di Sleman. Pada tanggal 2 Mei 2009 BUPATI SLEMAN, ttd IBNU SUBIYANTO Diundangkan di Sleman. Pada tanggal 4 Mei 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SLEMAN ttd SUTRISNO BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E 11

12

13