EFEKTIVITAS SIKAT GIGI MASSAL DI SEKOLAH DASAR BINAAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES PONTIANAK BERDASARKAN ANGKA KARIES GIGI TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR DALAM MENGHILANGKAN BAU MULUT (HALITOSIS) PADA PEROKOK AKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebersihan gigi dan mulut. Perilaku pencegahan terhadap

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : THOMAS RIADI PURBA NIM:

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

STATUS GIZI PENDERITA KARIES GIGI PADA MAHASISWA TINGKAT 1 D-III JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

TINGKAT KEPARAHAN KARIES PADA GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR 6 DAN 12 TAHUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERTIWI, MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

GAMBARAN TINGGINYA ANGKA KARIES GIGI PADA SD BINAAN PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KOTA PONTIANAK

PERBEDAAN KHASIAT ANTARA BIJI ALPUKAT DAN BUNGA CENGKEH DALAM MENGHILANGKAN SAKIT GIGI (HYPEREAMI PULPA) PADA MASYARAKAT YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam terjadinya berbagai penyakit gigi. Kebersihan gigi dan mulut di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara umum (Malik, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi. 1 Hasil Survei Kesehatan Rumah

PENELITIAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH. Di SDN 1 Gabel Kecamatan Sumoroto Kabupaten Ponorogo

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

PENYULUHAN METODE AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu. deskripsi tentang keadaan secara obyektif.

Tujuan Umum. Tujuan Khusus

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. American Public Health Association mendefinisikan anak cacat sebagai

PENINGKATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MELALUI KEGIATAN BAKTI SOSIAL PEPSODENT DAN FKG UNIVERSITAS JEMBER PADA SISWA SDI IMAM SYAFI I JEMBER

HUBUNGAN TINGKAT KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD INPRES KANITI KECAMATAN KUPANG TENGAH KABUPATEN KUPANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

BAB 1 PENDAHULUAN. yang unik pada bayi, balita, dan anak prasekolah. Dahulu Early Childhood Caries (ECC) dikenal

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut

Kata Kunci : Pengetahuan, Karies Gigi. 1 Samuel Tambuwun, 2 I Ketut Harapan, dan 3 Susanti Amuntu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempat, yaitu PAUD Amonglare, TK Aisyiyah Bustanul Athfal Godegan,

HUBUNGAN PERILAKU PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES DAN INDEKS ORAL HIGIENE PADA MURID SMP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB IV METODE PENELITIAN

Kris Adityawarman*, Diyah Fatmasari **, Arlina Nurhapsari** ABSTRAK

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

PERANAN ORANG TUA DAN PERILAKU ANAK DALAM MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambaran Status Karies Gigi Pada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Jakarta 1,2008

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

I Nyoman Wirata, Anak Agung Gede Agung, Ni Ketut Nuratni Poltekkes Kemenkes Denpasar ABSTRACT

GAMBARAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK TUNAGRAHITA USIA TAHUN DI SLB NEGERI WIDIASIH KECAMATAN PARI KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN

GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

PENILAIAN INDEKS DMF-T ANAK USIA 12 TAHUN OLEH DOKTER GIGI DAN BUKAN DOKTER GIGI DI KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

DAFTAR GAMBAR. 2.1 Empat Faktor Utama Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gambaran Klinis Karies Pada Daerah Occlusal...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

Jurnal Kesehatan Gigi Vol.04 N0.2, Desember 2017 ISSN

: Penyuluhan Kesehatan gigi, Pengetahuan,Sikap, dan Keterampilan

Muhammad Ilyas, Indah Nisita Putri Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Makassar, Indonesia

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

Transkripsi:

EFEKTIVITAS SIKAT GIGI MASSAL DI SEKOLAH DASAR BINAAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES PONTIANAK BERDASARKAN ANGKA KARIES GIGI TAHUN 2013 Rusmali dan Abral Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Pontianak Email: doktergigiabral@gmail.com Abstrak: Pengetahuan tentang cara menyikat gigi sangatlah penting untuk mendasari terbentuknya sebuah perilaku, perilaku tersebut apakah mendukung atau tidak mendukung pemahaman seseorang tentang efek dari menyikat gigi yang berkaitan dengan angka karies gigi seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh secara alami maupun terencana melalui pendidikan formal atau non formal, karena pengetahuan adalah sebagai predesposisi seseorang dalam berprilaku mendukung dalam bidang kesehatan gigi dan mulut yaitu tentang karies gigi. Status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) anakanak SD binaan dari Jurusan Keperawatan dari katagori sedang (68,0%) menjadi katagori baik (73,0%). Rata-rata angka karies gigi perorangan hanya 2 artinya termasuk katagori rendah dan rata-rata anak-anak SD binaan dari Jurusan Keperawatan Gigi dalam sehari menyikat gigi 2 kali (67,1%). Apabila anak-anak SD binaan dari Jurusan Keperawatan Gigi tersebut menyikat gigi hanya 1 x sehari dapat terjadi karies gigi sebesar 43,0%, untuk yang 2 x sehari sebesar 11,0% dan untuk yang 3 x sehari sebesar 18,0%. Berdasarkan hasil analisa bahwa efek dari menyikat gigi sangatlah besar pengaruhnya terhadap terjadinya karies gigi yaitu sebesar 0,72% (R 2 ) dengan kekuatan hubungan atau pengaruh 72,0% (R). Kata Kunci: sikat gigi, angka karies gigi, efektivitas sikat gigi massal PENDAHULUAN Pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk memberi pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat khususnya anak ditingkat Sekolah Dasar melalui penyuluhan, penyuluhan yang disampaikan dengan metode demontrasi. Metode demontrasi menyikat gigi diupayakan dapat mempengaruhi atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok masyarakat (Budiharto, 1998). Penelitian Bagian Kedokteran Gigi Anak Universitas Padjajaran tahun 2004 didapatkan bahwa dengan sikat gigi bersama (massal) secara berkesinambungan akan berpengaruh terhadap peningkatan higiene oral murid, yang berdampak terhadap penurunan nilai DMF-T (Decay, Missing, Filling Tooth) dari 78,9% menjadi 5,74 (Riyanti E, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan secara obyektif tentang efektivitas dari menyikat gigi berdasarkan angka karies gigi, dengan tujuan khusus adalah: 1) Untuk mengetahui status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) awal dan akhir; 2) Untuk mengetahui angka karies gigi; dan 3) Untuk mengetahui efektivitas dari frekuensi menyikat gigi. 68

69 METODE Jenis penelitian Kuantitatif dengan metode pemeriksaan langsung melalui format survey serta cara pengumpulan data dengan cara purposive random sampling. Variabel bebas dan variabel terikat diukur atau dikumpulkan sekaligus pada waktu bersamaan dan setiap subyek diamati pada saat yang bersamaan (Pratiknya, 2001). Penelitian dilakukan selama 1 semester dari kegiatan program pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dari Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Pontianak. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 222 orang responden. HASIL Hasil penelitian tentang efektivitas sikat gigi massal berdasarkan angka karies gigi anak-anak SD binaan Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Pontianak adalah sebagai berikut, yaitu: responden yang mengalami karies dengan jumlah tertinggi mencapai 8 kasus sebanyak dua orang (0,9%), kasus terendah yaitu 1 kasus sebanyak 32 orang (14,4%), responden yang bebas dari karies gigi atau tidak mengalami karies gigi sebanyak 82 orang (36,9%). Rata-rata status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) awal masuk katagori sedang sebanyak 151 orang (68%), dan akhir menjadi katagori baik sebanyak 162 orang (73,0%). Rata-rata responden dalam sehari menyikat gigi 2 kali sehari yaitu sebanyak 149 orang (67,1%), dengan angka karies gigi perorangan adalah 2 kasus. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan status OHI-S awal/akhir dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden % Laki-laki 108 48,6 Perempuan 114 51,4 Jumlah 222 100,0 Tabel 2. Status OHI-S awal/akhir berdasarkan katagori baik, kurang dan sedang Status OHI-S OHI-S awal OHI-S akhir N % N % Baik 61 27,5 162 73,0 Kurang 10 4,5 2 0,9 Sedang 151 68,0 58 26,1 Jumlah 222 100,0 222 100,0 Tabel 3. Hasil analisis korelasi regresi Korelasi OHI-S Kebiasaan Menyikat regresi Awal Akhir Msikat-1X Msikat-2X Msikat-3X P 0,062 0,064 0,043 0,011 0,018 Siq 0,358 0,340 0,523 0,869 0,788 R 2 0,072 R 72,0 Vokasi, Juni 2014, Th. X, No. 1

70 Angka signifikasi awal (0,358) dan akhir (0,340) mendekati satu atau sempurna, artinya status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) anak-anak SD binaan sebagai akibat dari program asuhan keperawatan gigi yang lebih menitik beratkan pada pelatihan dalam menanamkan kebiasaan menyikat gigi secara baik dan benar oleh mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Pontianak adalah sangat baik.. Anak-anak SD binaan JKG yang menyikat gigi 1 kali sehari dapat mengalami karies gigi 43,0%, menyikat 2 kali sehari dapat mengalami karies gigi sebesar 11,0% dan menyikat gigi 3 kali sehari dapat mengalami karies gigi 18,0%. Menyikat gigi akan mempengaruhi terjadinya karies gigi sebesar 0,72% (R 2 ) dengan kekuatan hubungan atau pengaruh mencapai 72,0% (R). PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan adalah sebagai evaluasi dari salah satu kegiatan program asuhan keperawatan gigi, oleh mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi semester 5 di Sekolah Dasar binaan Jurusan Keperawatan Gigi (JKG). Evaluasi dilakukan pada kegiatan sikat gigi massal yang diberikan/dilakukan apakah dapat mempengaruhi dan berapa besaran pengaruhnya terhadap terjadinya karies gigi yang dikukur dengan nilai angka DMF-T (decay, missing dan filling teeth) dan nilai status OHI-S. Angka karies gigi perorangan dalam penelitian ini yaitu adalah rata-rata 2 kasus setiap orang, artinya setiap anak hanya mengalami 2 kasus kesehatan gigi. Hasil penelitian ini jauh lebih kecil kalau dibandingkan dengan hasil penelitian dari Rusmali, dkk tahun 2010 kepada Siswa(i) usia SD umur 5 s.d. 14 tahun di Kota Pontianak dengan rata-rata angka karies mencapai 7,6. Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh pola asuhan keperawatan gigi yang lebih intensif dari program asuhan keperawatan gigi oleh Poltekkes Kemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan Gigi yang lebih menitik beratkan pada menanamkan kebiasaan dalam menyikat gigi yang baik dan benar. Pengaruh dari menyikat gigi sebesar 0,072% (R 2 ) dengan 72,0% (R). Anak-anak SD binaan JKG yang menyikat gigi 1 kali sehari akan mengalami karies gigi sebesar 43,0%, masih banyaknya anak yang menyikat gigi 1 kali sehari sehingga masih didapati 2 orang anak SD dengan kasus tertinggi mencapai 8 kasus (0,9%), sedangkan anak SD yang bebas dari karies sebanyak 82 orang (36,9%). Status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) awal dari sedang 68,0% menjadi baik sebesar73,0%, status ini dipengaruhi oleh belum terbiasanya anak dalam merubah cara menyikat gigi yang baik dan benar dari gerakan-gerakan yang sudah terbiasa dilakukan. Gerakan maju-mundur atau teknik horizontal saja, sementara program asuhan keperawatan gigi yang diberikan atau diajarkan khususnya dalam hal teknik menyikat gigi. Teknik yang baik dan benar adalah mengkombinasi gerakan, teknik yang disarankan tidak hanya gerakan horizontal tetapi kombinasi gerakan horizontal, vertikal dan roll teknik, teknik inilah yang dimungkinkan masih mempengaruhi siswa(i) SD dalam menerapkan pola cara menyikat gigi. Karakteristik responden dalam penelitian ini lebih banyak dengan jenis Efektivitas Sikat Gigi Massal di Sekolah Dasar Binaan Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Pontianak Berdasarkan Angka Karies Gigi Tahun 2013

71 kelamin perempuan yaitu mencapai 114 orang (51,4%) dibandingkan dengan lakilaki hanya 108 orang (48,6%). Jumlah siswa(i) SD ini setelah dikonfirmasi kepada pihak sekolah dengan melihat daftar absensi memang rata-rata didalam setiap kelas lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu bahwa jenis kelamin perempuan lebih memperhatikan tentang masalah kesehatan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki menurut Berkowizt, (1997). Pada saat memberikan materi penyuluhan bahwa anak dengan jenis kelamin perempuan lebih memperhatikan apa yang disampaikan oleh mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Pontianak. Anak dengan angka karies gigi tinggi serta status OHI-S kurang, biasanya tidak terlalu konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, hal terkait lainya yaitu proses pencernaan juga akan terganggu karena fungsi pengunyahan tidak sepenuhnya berfungsi dengan baik. Hasil penelitian ini didukung dari Bagian Kedokteran Gigi Anak Universitas Padjajaran tahun 2004 didapatkan bahwa sikat gigi bersama secara berkesinambungan di sekolah akan berpengaruh terhadap peningkatan higiene oral murid, yang akan berdampak terhadap penurunan nilai DMF-T (Decay, Missing, Filling Tooth) (Riyanti E, 2010). Pada penelitian tersebut didapatkan penurunan nilai karies gigi mencapai 78,9% dengan angka DMF-T perorangan sebesar 5,74. Hasil serupa juga didapatkan oleh Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia yang melaporkan penurunan angka karies gigi setelah anakanak diberikan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut dan dilakukan kegiatan sikat gigi bersama secara rutin selama enam bulan dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi (Herijulianti E, 2001). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) dari sedang 68,0% menjadi baik 72,0%; 2) Karies gigi perorangan adalah 2,0 kasus, artinya masuk katagori rendah; 3) Menyikat gigi 1 kali sehari dapat terjadi karies gigi sebesar 43,0%; 4) Menyikat gigi 2 kali sehari dapat terjadi karies gigi sebesar 11,0%; 5) Menyikat gigi 3 kali sehari dapat terjadi karies gigi sebesar 18,0%; dan 6) Menyikat gigi dapat mempengaruhi (R2) terjadinya karies gigi sebesar 0,72% (R2) dengan 72,0% (R). Saran Program asuhan keperawatan gigi yang menitik beratkan pada cara menyikat gigi yang baik dan benar secara intensif akan lebih baik dan dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi 0,072% (R 2 ) dengan 72,0% (R). DAFTAR PUSTAKA Berkowitz, E., N., L., G., and Thomas, R., K., 1997, Healthcare Market Research: Tools and Techniques for Analyzing and Undestanding Today s Healthcare Environment, The McGraw-Hill Companies, hal 202-204. Inc, USA. Budiharto. 1998. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta. Vokasi, Juni 2014, Th. X, No. 1

72 Herijulianti E., Indriani TS, Artini S. 2001. Pendidikan kesehatan gigi. Jakarta: EGC. Hal. 67. Pratiknya, A. W. 2001. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan, Cetakan IV. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Riyanti E, Chemiawan E, Rizalda RA. 2010. Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi Dengan Tingkat Kebersihan Gigi Dan Mulut Siswa- Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari. hal 3-10. Diunduh dari: http://studentresearch.umm.ac.id/rese arch/download/umm_student_researc h_abstract_75.pdf. Diakses Oktober 2010. Rusmali. 2008. Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat I (PPK I) PT. Jamsostek Cabang Kalimantan Barat Berdasarkan Persepsi Peserta. Tesis. Tidak dipublikasikan. MMPKG Yogyakarta. Efektivitas Sikat Gigi Massal di Sekolah Dasar Binaan Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Pontianak Berdasarkan Angka Karies Gigi Tahun 2013