1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik dengan kerja lama. Deksametason (16 alpha methyl, 9 alpha fluoro-prednisolone) dihasilkan dengan penggandengan gugus methyl pada karbon 16, dalam posisi alpha (Kusumaadhi dan Ismail, 2010). Deksametason memiliki efek farmakologi yang luas, sehingga sering digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit. Penggunaannya di rumah sakit sangat sering terlebih dalam bentuk sediaan injeksi atau tablet. Deksametason, seperti kortikosteroid lainnya memiliki efek anti inflamasi dan anti alergi dengan pencegahan pelepasan histamin (Ridho dan Ismail, 2010). Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan, deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsangan. Aktivitas antiinflamasi deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi (Katzung, 2002). Seperti obat lainnya, deksametason akan mengalami proses ekskresi. Organ ekskresi terpenting dalam tubuh adalah ginjal. Hal tersebut menjadikan ginjal rentan terhadap kerusakan oleh obat yang merupakan zat kimia. Diketahui bahwa 1
2 deksametason memiliki efek toksik yang dapat merusak ginjal terutama pada tubulus proximal (Ridho dan Ismail, 2010). Sebagai upaya untuk mencegah efek toksik dari deksametason, diperlukan pemberian antioksidan yang dapat melindungi sel-sel tubuh terhadap kerusakan oleh senyawa kimia reaktif. Antioksidan yang tinggi dapat ditemukan pada vitamin E (Brigelius-Fohle dan Traber, 1999). Pemberian vitamin E dengan dosis tepat diketahui dapat mencegah kerusakan sel. Vitamin E larut dalam lemak dan merupakan substansi esensial untuk proses metabolisme normal dalam tubuh. Oleh karena itu perlu diteliti tentang pemberian suplementasi vitamin E dapat menurunkan tingkat degenerasi pada tubulus ginjal akibat pemberian deksametason. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang diberikan deksametason? 2. Apakah pemberian vitamin E dapat mencegah kerusakan ginjal tikus putih yang diberi bersamaan dengan deksametason? 2
3 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang diberi deksametason. 2. Untuk mengetahui apakah pemberian vitamin E dapat mencegah kerusakan histopalogi ginjal akibat efek toksik deksametason. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat mendeskripsikan gambaran histopatologi ginjal tikus putih yang diberikan deksametason. 2. Dapat mendeskripsikan secara histopatologi manfaat dari pemberian vitamin E pada kerusakan ginjal akibat efek toksik dari deksametason. 1.5 Kerangka Konsep Deksametason berfungsi sebagai imunosupresan dan anti-inflamasi. Deksametason tergolong obat kortikosteroid sintetik kelompok glukokortikoid (Olson, 2004). Secara farmakokinetik, obat yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Zat kimia tersebut akan dikeluarkan melalui organ ekskresi, dalam hal ini organ ekskresi terpenting adalah ginjal. Karena itulah ginjal merupakan organ kedua setelah hepar yang sering 3
4 mengalami efek buruk dari obat. Penggunaan deksametason memiliki efek samping terhadap organ ekskresi yakni ginjal terutama pada tubulus proksimal (Ridho dan Ismail, 2010). Efek toksik dari deksametason dilaporkan dapat diminimalisir dengan pemberian antioksidan tinggi seperti yang terkandung pada vitamin E. Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin E sebagai antioksidan dapat menghentikan reaksi berantai radikal bebas dan mencegah kerusakan sel-sel normal (Aminullah et al, 2012). Berbagai faktor dapat mempengaruhi efek vitamin E yang diberikan bersama deksametason diantaranya dosis vitamin E, hewan coba (spesies, umur, berat badan) (Gambar 1.). Variabel Kendali Tikus Putih Tikus Seragam - Umur - Berat Badan Deksametason dan Vitamin E - Spesies Perbaikan histologi ginjal Gambar 1. Kerangka konsep penelitian 4
5 1.6 Hipotesis Penelitian Vitamin E dapat memberikan efek proteksi pada ginjal tikus putih (Rattus novergicus) yang terjadi akibat efek toksik deksametason. 5