ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN MARET DIBANDING BULAN FEBRUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN FEBRUARI DIBANDING BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

LAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

DATA PIRANTI LUNAK SEKSI PROPAM POLRES SUMBAWA TAHUN 2016

DATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN

DATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN

DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET

DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2016

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

NO ISI SURAT LAMPIRAN KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB III ORGANISASI POLDA JAWA TENGAH

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR Nomor : R /01/I/ 2016

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TENGAH DARI BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penegakan Disiplin bagi Anggota Polri yang Melakukan Pelanggaran di

2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Data Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 2016

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS TAHUN 2016

Data Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 2016

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perlu dikemukakan terlebih dahulu identitas responden. : Anggota Pembinaan dan Disiplin Bid Propam Polda Lampung

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

DATA EVALUASI KINERJA POLRES SUMBAWA BARAT BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2017

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam

DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d OKTOBER TA. 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB I PENDAHULUAN. sangat berbeda dalam sifat dan substansinya (Rahardjo, 2010)

BAB IV PENYELESAIAN KASUS ANGGOTA POLRI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

DATA PELANGGARAN DISIPLIN ANGGOTA POLRI/PNS POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI JUNI ( SMESTER I ) TAHUN

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

PERANAN PROPAM POLRES JAYAPURA KOTA DALAM PENANGANAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d MEI TA. 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING)

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAANKEGIATAN OPERASIONAL DIT PAMOBVIT POLDA NTBTAHUN 2016

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

Pelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT DOMPU LAPORAN BULANAN SEKSI PROPAM POLRES DOMPU BULAN JUNI 2016

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

LAPORAN PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT QUICK WINS 2015 BIDANG PELAYANAN BPKB DAN STNK DIREKTORAT LANLU LINTAS POLDA MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MUTASI DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK BARAT

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) TENTANG PENYELIDIKAN DI LINGKUNGAN SIPROPAM POLRES BIMA

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

ETIKA PROFESI SATPAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

DATA PELANGGARAN DISIPLIN SAT LANTAS SEMESTER I TAHUN 2016 URAIAN SINGKAT KEJADIAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANALISIS KESENJANGAN PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BAB III PENUTUP. II tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan yaitu:

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

I. PENDAHULUAN. alat transportasi yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan, dari berbagai

Transkripsi:

MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk mengimbangi perubahan dan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap kinerja Aparat Kepolisian, Polri dituntut mengeliminir penyimpangan yang dilakukan oleh Anggota / PNS Polri dengan melakukan fungsi pembinaan terhadap Profesi Kepolisian, Pengamanan Internal serta Pembinaan Disiplin di lingkungan Polri sehingga tugas pokok Polri sebagai alat Negara Pemeliharaan Keamanan dan ketertiban masyarakat serta selaku Aparat Penegak Hukum, Pelindung, Pelayan dan Pengayom masyarakat, dipandang perlu melaksanakan pengawasan perilaku Anggota/ PNS Polri dari perbuatan yang menyimpang, untuk itu diperlunya adanya penegakan hukum Disiplin dan Kode Etik Profesi Polri secara obyektif dan transparan terhadap seluruh anggota Polri dan PNS Polri. 2. Dasar a. Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/97/XII/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Perubahan Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi Div Propam. b. Keputusan Kadiv Propam Polri No.Pol : Kep/VI/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Rencana Kerja Div Propam Polri TA. 2010. 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan pertanggung jawaban tentang pelaksanaan tugas bidang Pembinaan Fungsi Propam pada bulan Juni 2010. b. Tujuannya adalah memberikan laporan berupa Analisa dan Evaluasi kepada pimpinan terkait dengan permasalahan atau kasus-kasus pelanggaran anggota Polri/PNS dan kegiatan fungsi yang sudah dilaksanakan oleh Divpropam Polri dan jajarannya selama satu bulan. 4. Ruang Lingkup Ruang lingkup laporan ini meliputi analisa dan evaluasi data dari laporan rutin dan laporan harian satuan kewilayahan termasuk dari Pus / Bag di lingkungan Divpropam Polri yang sudah diterima pada bulan Juni 2010. / 5. Sistematika...

2 5. Sistematika I. PENDAHULUAN II. DATA KASUS KASUS III. ANALISA DATA IV. KESIMPULAN V. SARAN VI. PENUTUP II. DATA KASUS-KASUS Jumlah perbandingan data kasus kasus tindak pidana bulan Mei 2010 dengan bulan Juni 2010 sbb: NO JENIS TP MEI JUNI KETERANGAN 1. Pidana 22 kejadian 36 kejadian Naik 64% 2. Narkoba 9 kejadian 4 kejadian Turun 56% 3. Laka lantas 18 kejadian 26 kejadian Naik 44% 4. Perkelahian Polri & TNI 7 kejadian 3 kejadian Turun 57% 5. Perkelahian Polri & Polri 0 kejadian 1 kejadian Naik 6. Penyerangan thdp Polri 11 kejadian 14 kejadian Naik 27% 7. Masalah Senpi 9 kejadian 8 kejadian Turun 11% 8. Masalah Tahanan 7 kejadian 4 kejadian Turun 43% 9. Kasus Unras thdp Polri 17 kejadian 14 kejadian Turun 18% 10. Pelayanan Pengaduan Masyarakat 161 kejadian 174 kejadian Naik 8% 11. Pelanggaran Disiplin 387 Orang 307 Orang Turun 21% 12. Sidang disiplin 20 kali 24 kali Naik 20% Teguran tertulis 21 putusan 15 putusan Turun 29% Mutasi dari jabatan 10 putusan 5 putusan Turun 50% Penundaan pendidikan 12 putusan 9 putusan Turun 25% Penundaan UKP 17 putusan 10 putusan Turun 41% Penundaan gaji berkala 4 putusan 2 putusan Turun 50% Patsus 35 putusan 12 putusan Turun 66% Tidak terbukti 2 putusan 0 putusan Turun 100% Ganti rugi/tpgr 0 putusan 0 putusan - Non Job 1 putusan 0 putusan Turun 100% 13. Pelanggaran Tatib 872 Orang 1175 Orang Naik 35% 14. Pelanggaran Kode Etik 17 Orang 3 Orang Turun 82% Dinyatakan perbuatan 1 putusan 0 putusan tercela Turun 100% Meminta maaf 0 putusan 0 putusan - Mengikuti dik ulang 0 putusan 0 putusan - Tour of Area 0 putusan 0 putusan - Tour of Duty 0 putusan 0 putusan - PDH khusus 0 putusan 0 putusan - PTDH 16 putusan 3 putusan Turun 81% / 1. Kasus...

[ 3 1. Kasus Tindak Pidana Jumlah kasus tindak pidana (kejahatan dan pelanggaran) yang dilakukan oleh anggota / PNS Polri selama bulan Juni 2010 sebanyak 36 kasus, dengan perincian sebagai berikut: NO JENIS MEI JUNI KETERANGAN 1. Penganiayaan 10 12 Naik 20% 2. Asusila 3 3-3. Pencurian 1 2 Naik 100% 4. Lahgunwen 3 1 Turun 67% 5. Pengancaman 2 0 Turun 100% 6. Perjudian 1 1-7. Curanmor 1 0 Turun 100% 8. Curat 1 0 Turun 100% 9. Pungli 0 12 Naik - 10. KDRT 0 1 Naik - 11. Pemerasan 0 1 Naik - 12. Miras 0 1 Naik - 13. Penggelapan 0 1 Naik - 14. Penipuan 0 1 Naik - Pelaku tindak Pidana (kejahatan dan pelanggaran) melibatkan 55 orang anggota / PNS Polri dengan golongan kepangkatan sebagai berikut: NO GOL.PANGKAT MEI JUNI KET 1. Pemen 1 orang 2 orang Naik 100% 2. Pama 3 orang 2 orang Turun 33% 3. Bintara 31 orang 51 orang Naik 65% 4. Pns 0 orang 0 orang - 2. Jumlah kasus Narkoba berdasarkan jenis yang melibatkan anggota / PNS Polri selama bulan Juni 2010 sebanyak 4 kejadian dengan perincian sebagai berikut: NO Jenis Narkoba MEI JUNI KET 1. Shabu-shabu 6 4 Turun 33% 2. Ganja 2 0 Turun 100% 3. Ekstacy 1 0 Turun 100% NO Katagori MEI JUNI KET 1 Pengedar 2 3 Naik 50% 2 Pemakai 7 4 Turun 43% Pelaku tindak pidana Narkoba berdasarkan pangkat melibatkan 7 orang anggota Polri dengan golongan kepangkatan sebagai berikut : NO GOL.PANGKAT MEI JUNI KET 1. Pama 0 orang 1 orang Naik - 2. Bintara 9 orang 6 orang Turun 33% / 3. Kasus...

4 3. Kasus Kecelakaan Lalu-Lintas Kecelakaan Lalu-lintas dijalan raya yang terjadi selama bulan Juni 2010 terjadi 26 kali kejadian dengan melibatkan 27 anggota dan PNS Polri. Anggota / PNS Polri yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas sebanyak 32 orang dengan perincian sebagai berikut : NO KORBAN MEI JUNI KET 1. Meninggal dunia 4 orang 11 orang Naik 175% 2. Luka Berat 4 orang 16 orang Naik 300% 3. Luka Ringan 8 orang 5 orang Turun 38% Anggota / PNS Polri yang kepangkatan terdiri dari : terlibat kecelakaan lalu-lintas dari golongan NO GOL.PANGKAT MEI JUNI KET 1. Pamen 0 orang 3 orang Naik - 2. Pama 0 orang 1 orang Naik - 3. Bintara 19 orang 22 orang Naik 16% 4. PNS 0 orang 1 orang Naik - 4. Kasus Perkelahian Polri TNI Dalam bulan Juni 2010 kasus perkelahian Polri dan TNI terjadi 3 kali, dengan perincian sebagai berikut : NO POLDA MEI JUNI KET 1. Polda Sumut 0 1 Naik - 2. Polda Sulsel 0 1 Naik - 4. Polda Jabar 1 1 - Korban yang dialami anggota Polri sebanyak 4 orang dari golongan pangkat Bintara dengan perincian sebagai berikut: NO KORBAN MEI JUNI KET 1. Luka Berat 4 orang 3 orang Turun 25% 2. Luka Ringan 2 orang 1 orang Turun 50% 5. Kasus Perkelahian Polri Polri Dalam bulan Juni 2010 kasus perkelahian Polri dan Polri terjadi 1 kali, dengan perincian sebagai berikut : NO POLDA MEI JUNI KET 1. Polda NTT 0 1 Naik - Korban yang dialami anggota Polri sebanyak 2 orang dari golongan pangkat Bintara dengan perincian sebagai berikut: NO KORBAN MEI JUNI KET 1. Luka Ringan 0 orang 2 orang Naik - / 6) Kasus...

5 6. Kasus Penyerangan terhadap Polri Kasus penyerangan terhadap Polri selama bulan Juni tahun 2010 terjadi sebanyak 14 kali kejadian, jumlah sasaran penyerangan yaitu mako sebanyak 3 mako, penyerangan terhadap anggota sebanyak 22 orang, dan penyerangan terhadap alut/ alsus sebanyak 2 unit, dengan perincian sasaran penyerangan sebagai berikut: 1. Penyerangan Mako 1 mako 3 mako Naik 200% 2. Penyerangan anggota 10 orang 22 orang Naik 120% 3. Penyerangan Alut/Alsus 3 unit 2 unit Turun 33% Akibat penyerangan pada bulan Juni, 16 anggota menjadi korban, bila dibandingkan bulan Mei 2010 adalah sebagai berikut : 1. Meninggal Dunia 1 1-2. Luka Berat 6 10 Naik 67% 3. Luka Ringan 9 5 Turun 44% 7. Masalah Senjata Api Dinas Kasus-kasus yang berkaitan dengan Senjata Api dinas anggota Polri selama bulan Juni 2010 terjadi 8 kasus sebagai berikut : 1. Senpi Hilang 1 kali 2 kali Naik 100% 2. Penyalahgunaan senpi 0 kali 1 kali Naik 3. Penembakan 9 kali 5 kali Turun 44% Akibat kejadian penembakan tersebut 6 orang menjadi korban terdiri dari tersangka meninggal dunia 2 orang dan luka tembak 1 orang, Warga masyarakat meninggal dunia 2 orang, luka tembak 1 orang dan Korban Anggota Polri nihil. 8. Masalah Tahanan dan Penembakan terhadap tersangka Kasus - kasus yang berkaitan dengan masalah Tersangka/Tahanan selama bulan Juni 2010 terjadi sebanyak 4 kejadian, jumlah tahanan yang lari dari sel sebanyak 20 orang, tahanan mati nihil, penembakan terhadap tersangka nihil dengan rincian sebagai berikut: 1. Tahanan Lari dari sel 10 kali 20 kali Naik 100% 2. Tahanan Mati/ Sakit 1 Kali 0 Turun 100% 3. Penembakan 0 0 - Penyebab larinya tahanan dari sel dikarenakan lemahnya pengawasan dan kelengahan anggota 9. Unjuk Rasa terhadap Polri Unjuk rasa yang dilakukan masyarakat dan ditujukan pada institusi Polri selama bulan Juni 2010 terjadi sebanyak 14 kali kejadian, keseluruhan Unjuk / rasa...

6 rasa berjalan tertib dan aman, dengan issue yang dibawa pengunjuk rasa berupa permintaan/ tuntutan agar Aparat Polri lebih bertindak tegas dan segera menuntaskan kasus-kasus pelanggaran hukum yang terjadi, dengan perincian sebagai berikut : 1. Unjuk rasa 17 kali 14 kali Turun 18% 10. DATA PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT NO JENIS MEI JUNI KET a. Pengaduan yang masuk 161 174 Naik 8% b. Terbukti 1 0 Turun 100% c. Tidak terbukti 0 2 Naik - d. Dalam proses 160 172 Naik 8% III. ANALISA DATA Kasus-kasus menonjol 1. Tindak Pidana yang dilakukan oleh anggota / PNS POlri selama bulan Juni 2010 terjadi 36 kali dengan urutan terbanyak kasus Penganiayaan, pelanggaran, terbanyak oleh Bintara Polri sebanyak 51 orang. 2. Kasus Narkoba masih terjadi sebanyak 4 kasus dengan perincian Shabushabu 4 kasus, sebagai pengguna 4 orang anggota Polri dan pengedar/penjual 3 orang anggota Polri, Kepangkatan pelaku masih didominasi Bintara Polri 6 orang. 3. Kecelakaan Lalu-Lintas yang melibatkan anggota / PNS Polri terjadi 26 kali kejadian yang melibatkan 27 orang anggota, dimana kecelakaan paling banyak terjadi pada pengendara motor (R2) dan korban atau pelakunya sebagian besar dari pangkat Bintara Polri. Korban meninggal dunia 11 orang (Anggota Polri= 6 orang, Masyarakat= 5 orang), Luka Berat 16 Orang dan Luka Ringan 5 Orang. 4. Perkelahian Polri TNI masih terjadi 3 kali yang berawal dari rasa ketersinggungan dan salah paham, akibatnya terjadi perkelahian dan pengeroyokan. Kurangnya pengarahan oleh para Pimpinan kesatuan di kewilayahan tentang pencegahan konflik Polri dan TNI mengakibatkan masih terjadinya perkelahian antara anggota Polri dan TNI di beberapa tempat. 5. Perkelahian Polri Polri masih terjadi 1 kali yang terjadi di Polda NTT yang berawal dari ketersinggungan pelaku. 6. Peristiwa Penyerangan terhadap anggota Polri oleh masyarakat masih terjadi 14 kali kejadian, jumlah sasaran penyerangan yaitu mako sebanyak 3 mako, penyerangan terhadap anggota sebanyak 22 orang, dan penyerangan terhadap alut/ alsus sebanyak 2 unit dengan jumlah korban anggota 16 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terjadi sikap arogansi anggota Polri di lapangan, dan kurang profesionalnya anggota melakukan penangkapan pelaku kejahatan dan anggota teroris, serta belum berjalannya program Community Policing di kewilayahan. / 7. Kasus-kasus...

7 7. Kasus-kasus masalah Senpi Dinas masih terjadi 8 kali, hal ini terjadi disebabkan tidak dipatuhinya oleh para pemegang senpi dinas tata cara penyimpanan, pengamanan maupun kurangnya latihan sehingga tidak tepat sasaran seperti bermaksud melumpuhkan namun yang terjadi mematikan. 8. Masalah Tahanan yang lari dari ruang tahanan Polri masih terjadi 4 kali dan 20 orang tahanan melarikan diri, hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan para atasan terhadap pelaksanaan jaga tahanan serta kondisi bangunan yang kurang memadai sebagai ruang tahanan. 9. Kegiatan Unjuk Rasa yang dilakukan elemen masyarakat di kantor Polisi sebanyak 14 kali dengan membawa issue-isue aktual, mengindikasikan bahwa masyarakat masih menginginkan adanya peningkatan kinerja Polri ke depan dalam penegakkan hukum maupun memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat semuanya berjalan lancar, aman dan tertib. 10. Pelanggaran Disiplin yang terjadi dan menonjol adalah perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian. 11. Pelanggaran Tata Tertib masih cukup tinggi, pelanggaran banyak terjadi tidak mengikuti apel sedangkan pelanggaran lalu-lintas umumnya surat ijin mengemudi dan tidak lengkapnya perlengkapan kendaraan bermotor. Artinya kesadaran anggota Polri untuk patuh pada aturan masih rendah dan perlu terus ditingkatkan. 12. Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri, selama bulan Juni 2010 sudah dilakukan Sidang Komisi Kode Etik Polri 3 kali sidang dengan putusan 3 anggota direkomendasikan untuk PTDH. 13. Pengaduan Masyarakat yang diterima oleh satuan kewilayahan maupun Mabes Polri/Div Propam dalam bulan Juni 2010 sebanyak 174 laporan (terbukti = 0, tidak terbukti = 2, dan 172 laporan masih dalam proses) sebagian besar berisi keluhan masyarakat terhadap proses penyidikan yang masih dirasakan lambat dan perlakuan penyidik yang belum memberikan pelayanan yang profesional baik kepada pelapor maupun kepada tersangka. IV. KESIMPULAN 1. Kasus Tindak Pidana yang dilakukan anggota Polri terbanyak adalah kasus Penganiayaan oleh anggota dengan kepangkatan Bintara. Diduga penyebabnya adalah jiwa muda dan pengendalian emosi yang masih labil sehingga menimbulkan arogansi. 2. Kasus Kecelakaan Lalu-lintas sebagian besar dialami oleh pengguna motor (R2) dan yang menjadi korban pada umumnya Bintara Polri, angka kematian anggota Polri pada bulan Juni 2010 adalah 6 orang, artinya tingkat kesadaran tertib berlalu-lintas dan kehati-hatian bagi anggota / PNS Polri di jalan raya masih perlu ditingkatkan. 3. Konsumsi Narkoba dan obat-obatan Psikotropika bahkan sampai dengan pengedarnya masih dilakukan oleh anggota Polri, mengingat bisnis tersebut dapat menghasilkan keuntungan, apalagi dilakukan oleh anggota Polri yang menurut anggapan pelaku jauh dari pantauan petugas. Kondisi ini diduga rendahnya kesadaran akan pemuliaan profesi atau tuntutan kebutuhan ekonomi untuk hidup di kota besar. / 4. Pelanggaran...

8 4. Pelanggaran Disiplin atau Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang terjadi didominasi perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian dan menghindar dari kewajiban melaksanakan tugasnya. Hal ini diduga dilakukan karena anggota mencari tambahan penghasilan lain pada jam dinas untuk mencukupi kebutuhan ekonomi yang makin naik. 5. Pengaduan masyarakat baik melalui surat maupun laporan langsung ke Divpropam Polri maupun di kesatuan kewilayahan, umumnya masih didominasi atas ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan Polri dibidang Penyidikan khususnya proses penyidikan yang tidak profesional dan berlarut-larut tidak ada kepastian. V. S A R A N 1. Perlunya peningkatan pembinaan mental bagi anggota khususnya pada Bintara Polri yang masih baru untuk dapat merubah sikap perilakunya lebih dewasa, sesuai dengan pandangan masyarakat umum bahwa Polri adalah panutan dalam mematuhi hukum ditengah masyarakat. 2. Perlunya pelatihan khusus bagi anggota / PNS Polri tentang berlalu-lintas dengan baik termasuk mewajibkan memiliki SIM bagi anggota / PNS Polri yang berkendaraan. 3. Perlunya peningkatan pemeriksaan urine berkala yang dilakukan secara insidentil / mendadak terhadap anggota / PNS Polri yang dicurigai sebagai pengguna atau pengedar narkoba. 4. Perlunya para pimpinan kesatuan untuk meningkatkan kerjasama dan kekompakan dengan TNI di kewilayahan dalam bentuk kegiatan bersama untuk menjalin kerukunan dan kebersamaan. VI. PENUTUP Demikianlah Laporan Sub Bag Binfung tentang Analisa dan Evaluasi tentang Tindak Pidana, Pelanggaran Disiplin dan Kode Etik Profesi Polri Divpropam Polri pada bulan Juni 2010 ini dibuat sebagai bahan masukan bagi pimpinan guna pengambilan kebijakan lebih lanjut. Jakarta, Juli 2010 KASUBBAG BINFUNG APRIYANTO B. R, SIK, MH AKBP NRP. 68040390