STASIUN KERETA API EKSEKUTIF CERME DI GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
PUSAT PENGEMBANGAN BATIK MADURA DI BANGKALAN

WISATA RELIGI PESAREAN KH. MOHAMMAD KHOLIL DI BANGKALAN

WAHANA RADIO SIARAN SWASTA DI SURABAYA

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM NPM

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PADI DI LAMONGAN

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

STUDI PERENCANAAN TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRAVEL DEMAND DAN PENENTUAN LOKASI STRATEGIS DENGAN ADJACENT MATRIX TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

STUDI PENATAAN TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN SURABAYA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

TUGAS AKHIR. STASIUN KERETA API PASAR TURI di SURABAYA ( After Fire Accidence )

TUGAS AKHIR RUSUNAWA DI SURABAYA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan oleh : AGUNG ADI WIBOWO

WISATA PANTAI SERANG DI BLITAR

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

TUGAS AKHIR PUSAT PAGELARAN SENI TEATER DI SURABAYA. untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

TUGAS AKHIR PUSAT PERDAGANGAN ELEKTRONIK DI SURABAYA. untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

PUSAT PENANGANAN MUATAN PETI KEMAS TERPADU DI GRESIK

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. lautan 38% : 62%, memiliki pulau, dimana 6000 di antaranya telah

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan I-1

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

STUDI PERENCANAAN ANGKUTAN KERETA API KOMUTER JURUSAN SURABAYA-LAMONGAN VIA STASIUN GUBENG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini sarana transportasi merupakan suatu bagian yang

PUSAT INFORMASI PROMOSI DAN PERDAGANGAN INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

PENGEMBANGAN STASIUN KA GUBENG SURABAYA DENGAN PENAMBAHAN FASILITAS MALL Penekanan Desain Richard Meier

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pilangsari : yaitu desa yang berada di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini

TERMINAL PULO GEBANG DENGAN FASILITAS PENDUKUNG SHOPPING MALL, JAKARTA TIMUR PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR HIGH-TECH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. gelombang laut, maka harus dilengkapi dengan bangunan tanggul. diatas tadi dengan menggunakan pemilihan lapis lindung berupa

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

TUGAS AKHIR STADION KERAPAN SAPI DI BANGKALAN. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu jaringan yang secara fisik menghubungkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Marina Central Place di Jakarta Utara (Sebagai Lokasi Sentral Bisnis dan Wisata Berbasis Mixed Use Area)

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS SHOPPING MALL

STUDI KEBUTUHAN PENUMPANG DAN PENATAAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN KOTA (MPU) JALUR TERMINAL KRIAN DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN FLY OVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN JALAN REL DI BENDAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. barang dari angkutan darat ke angkutan laut atau sebaliknya, dibutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO)

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kediri adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang

Transkripsi:

STASIUN KERETA API EKSEKUTIF CERME DI GRESIK TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S 1) JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR Diajukan Oleh : MUHAMMAD AKHYADIN 0551010041 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

TUGAS AKHIR STASIUN KERETA API EKSEKUTIF CERME DI GRESIK dipersiapkan dan disusun oleh MUHAMMAD AKHYADIN 0551010041 telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 29 Juli 2011 Pembimbing Utama Penguji Ir. Lily Syahrial, MT NIP. 19550908 199103 1 00 1 Dr. Ir Pancawati Dewi, MT NPT. 3 6705 94 0033 1 Pembimbing Pendamping Ir Erwin Djuni Winarto, MT NPT. 3 6506 99 0166 1 Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT NPT. 19670722 199303 2 00 2 Ir. Syaifuddin Zuhri, MT NPTY. 19621019 199403 1 00 1 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S 1) Tanggal : 18 Agustus 2011 Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. NIP. 19590729 1986030 2 00 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat transportasi adalah salah satu sarana yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berkembang pula teknologi dalam transportasi. Terutama perkembangan transportasi yang ada dikota-kota besar di Indonesia seperti kota Jakarta yang merupakan kota terbesar di Indonesia, dan juga kota Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua yang ada di Indonesia. Selain beberapa kota besar lainnya seperti medan, semarang, jogjakarta, dan beberapa kota besar lain yang ada di Indonesia dengan kepadatan penduduk dan kendaraan yang sangat tinggi. Kabupaten Gresik termasuk Propinsi Jawa Timur, dengan letak geografis 7 o -8 o Lintang Selatan dan 112 o -113 o Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten ini 1.192,25 Km 2. Kabupaten Gresik sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Mojokerto dan Kab. Sidoarjo, sebelah barat berbatasan dengan Kab. Lamongan. Jumlah penduduk kab. Gresik tahun 2006 sekitar 1.309.549 Jiwa dengan pertumbuhan penduduk 11,11 %. Sektor industri, perdagangan dan pertanian merupakan kontributor utama dalam struktur PDRB Gresik dari tahun ke tahun. Nilai nominal PDRB 2006 adalah sebesar 12,7 trilyun. pada kenyataannya, sektor industri memberikan sumbangan terbesar terhadap kinerja perekonomian Kabupaten Gresik dengan angka kontribusi terbesar 47.32%, kemudian disusul sektor Perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Di Gresik terdapat tiga industri besar yaitu: PT. BHS dengan produknya yang berupa sarung, kopiah dengan merek yang terkenalnya yaitu Atlas yang menguasai pangsa pasar sarung di Indonesia, juga terdapat industri semen PT. Semen Gresik yang salahh satu pabriknya berada di Tuban, jawa Timur dan Industri pupuk PT. Petrokimia Gresik, adanya industri tersebut cukup menyerap tenaga kerja yang bekerja di wilayah industri tersebut. Keunggulan industri membuat sektor itu memberikan sumbangan terbesar terhadap

PDRB wilayah ini. Di Gresik juga terdapat industri kerajinan rotan, industri anyaman, bordir dan industri tikar bawean yang terletak di Kecamatan Bawean. Karena wilayah yang kurang subur untuk bercocok tanam di Gresik tidak mengandalkan pertanian sebagai unggulannya.sementara sektor yang tetap dijadikan primadona oleh masyarakat Gresik adalah budi daya tambak. Komoditas tambak yang dikembangkan di Gresik yaitu udang windu payau, udang windu tawr, kepiting, bandeng umpan dan kerapu. Gresik memiliki satu Pelabuhan Umum dan enam dermaga khusus milik swasta (PT Petrokimia Gresik, PT Semen Gresik, PT Smelting, PT Kawasan Industri Maspion, PT PJB UP Gresik, PT UPMS V / Asphalt Plant) selain sebuah dermaga khusus bongkar muat batubara milik PT Gresik Jasa Tama. Di era globalisasi saat ini dimana perkembangan kabupaten Gresik sangatlah pesat baik dalam hal sarana maupun prasarana, dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Sehingga pihak pemerintah mengambil suatu kebijaksanaan dengan cara mengurangi atau mengalihkan beban transportasi angkutan jalan raya dan lebih mengaktifkan transportasi kereta api sebagai angkutan transportasi darat alternatif. Angkutan transportasi kereta api memiliki ciri-ciri : misal, aman, nyaman, dan relatif murah serta cepat. Yang mana diharapkan mampu berperan didalam mengatasi permasalahan transportasi dan memenuhi tuntutan kebutuhan angkutan transportasi manusia yang semakin padat. Ini dibuktikan bahwa jumlah penumpang kereta api mulai 22 Desember 2008 sampai 4 Januari 2009 mencapai 426.678 orang. Jumlah ini naik 10 persen dibandingkan tahun lalu, yaitu 388.914 orang. Jumlah itu keseluruhan dari penumpang Kereta Api ekonomi, eksekutif dan bisnis yang berangkat dari Stasiun Pasar Turi Surabaya. Dalam upaya peningkatan sarana Satasiun Kereta Api mengenai kebutuhan ruang maupun fasilitas dan kwalitas pelayanannya, maka dari pihak PT. KAI mempunyai gagasan untuk mengembangkan stasiun stasiun yang ada di Indonesia, dimana nantinya dapat meningkatkan kwalitas sarana dan prasarana sehingga dapat menunjang kelancaran transportasi di kota kota besar. Oleh sebab itu maka sarana perkereta apian perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat memenuhi sasaran yang telah ditetapkan. (sumber : data DAOP VIII Surabaya)

Tabel 1.1. Perbandingan penumpang eksekutif (Sumber: data dari stasiun pasar turi) Melihat dari keadaan itulah maka perlu adanya suatu usaha untuk bisa setidaknya menanggulangi sedikit ataupun banyak masalah mengenai penumpang kereta api eksekutif yang ada di Kabupaten Gresik. Berlatar dari kondisi diatas, kemudian banyak bermunculan gagasan untuk membuat sebuah stasiun kereta api eksekutif di Kabupaten Gresik, sehingga dapat mengurangi kepadatan penumpang di Kota Surabaya ini dikarenakan tidak cukupnya daya tampung yang ada dan tidak representatif baik dari fisik bangunan maupun sarana dan fasilitas yang ada di Stasiun Pasar turi maupun Stasiun Gubeng. Akibat grafik penumpang eksekutif yang naik 10% tiap tahunnya dan pada musim libur / lebaran naik hingga 109%. Untuk mewujudkan Stasiun khusus penumpang kereta api eksekutif, mengingat belum adanya pemberhentian kereta api eksekutif di Kabupaten Gresik dan Lamongan. (Berdasarkan analisa wawancara dengan Bpk. Herijanto Widodo KEPALA SUB SEKSI SDM DAOP VIII Surabaya, dan Bpk. Yudi, Kepala Tata Usaha Stasiun Besar Pasar Turi Surabaya). Mengantisipasi perkembangan wilayah barat yg cukup pesat (perkembangan penduduk di Gresik), adanya stadion bertaraf Internasional.

Jadi nantinya permasalahan penumpang kereta api eksekutif baik di Kota Surabaya maupun di Kabupaten Gresik dan Lamongan dapat diatasi. Juga tidak dilupakan bahwa stasiun kereta api eksekutif ini akan menjadi sesuatu yang menarik baik dari segi visual (bangunan) maupun sarana dan prasarana sehingga fungsi stasiun sebagai sarana transportasi juga benar-benar dapat terpenuhi. 1.2 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dirancangnya bangunan ini, adalah : Untuk meningkatkan layanan yang prima terhadap masyarakat atau penumpang kereta api Eksekutif dalam menggunakan transportasi cepat melalui darat. Mengangkat image PT. Kereta Api Indonesia. Menjawab keinginan para penumpang di Kabupaten Gresik dan Lamongan, sehingga dapat menikmati suasana nyaman dan aman. 1.3. Batasan dan Asumsi 1. Batasan Data perencanaan ini / konsep ini dibatasi hanya untuk bangunan 1 massa, terdiri dari ruang tunggu khusus eksekutif beserta sarana dan prasarana pendukungnya. Perencanaan bangunan berupa bangunan khusus eksekutif. Tidak menghilangkan identitas yang ada di kawasan maupun wilayah tersebut. 2. Asumsi Stasiun buka setiap hari : Senin minggu 07.00 21.00 WIB Merupakan stasiun terminal / awal - akhir Dari segi perencanaan bangunan, stasiun ini dilengkapi oleh fasilitas kenyamanan dan keamanan yang bersifat standard internasional. Sehingga dapat memenuhi fungsi ruang Eksekutif yang sesungguhnya.

Tabel 1.2. jadwal angkutan Kereta Api Eksekutif Stasiun Pasar Turi Surabaya Kereta Api Jurusan Jam Keberangkatan Jam Kedatangan Argo anggrek Gambir 08.00 20.00 Sembrani Jakarta kota 18.30 07.02 Argo anggrek Gambir 20.00 08.00 Rajawali Semarang tawang 14.00 13.27 (Sumber: data dari stasiun pasar turi) 1.4. Tahap Perancangan Perancangan dengan menggunakan metode analisa sintesa, dengan melalui tiga tahapan sebagai berikut : 1. Tahap pertama yaitu tahap identifikasi masalah mencari isu dan fenomena tentang kebutuhan bangunan stasiun. 2. Tahap kedua yaitu tahap yang menganalisa data faktual tentang kegiatan waiting room dan pendukungnya, meliputi perencanaan aspek fungsi ruang dan aspek visual, serta penampilan yang menunjukkan ekletisisme. 3. Tahap selanjutnya merupakan sintesa atau kesimpulan tentang pokok permasalahan yang dapat digunakan sebagai pendekatan konsep untuk selanjutnya menuju konsep dasar perencanaan. Secara keseluruhan merupakan cara memperoleh data untuk mempermudah dalam melakukan analisis sintesis yang akan menjadi landasan pada pembahasan masalah. Cara memperoleh data yaitu : a. Pengamatan / observasi terhadap obyek yang terkait dengan bangunan transportasi khususnya untuk kegiatan perkereta apian, baik itu secara langsung maupun tidak

langsung. Kegiatan yang secara langsung yaitu peninjauan ke tempat seperti Stasiun balapan dan stasiun lain yang representatif untuk ruang tunggu kereta api VIP, serta pengambilan gambar bangunan luar maupun dalam pada bangunan tersebut. b. Studi literatur yaitu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan ruang tunggu eksekutif khususnya dengan berstandardkan internasional. c. Pengumpulan data dari PT. Kereta Api Indonesia dan buku literatur d. Wawancara yaitu mengadakan wawancara / interview dengan pihak pihak terkait baik langsung maupun tidak langsung. Studi kasus Obyek dilap. / literatur K O N Ide awal Interpretasi judul Identifikasi masalah S E Ide bentuk P Studi literature standart & teknis Pengembangan rancangan Diagram 1.1. Tahapan Perancangan Stasiun Kereta Api Eksekutif Pasar Turi Di Surabaya (Sumber: Hasil analisa pribadi,2009) 1.5. Sistematika Laporan Dalam laporan ini terdapat beberapa pembahasan untuk mendapatkan pengertian serta pemahaman materi, maka penyajian proposal ini menggunakan sistematika, sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan, berisi tahapan-tahapan mulai dari latar belakang pemilihan judul, tujuan perancangan, batasan dan asumsi rancangan, dan tahap perancangan

beserta dengan uraian penjelasan dari tiap tahapannya yang menjelaskan secara rinci isinya. Dikarenakan banyaknya permasalahan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang kereta api Eksekutif. Maka disini ingin memberikan wadah bagi penumpang khusus kereta api eksekutif yang dapat menampung dalam ruang lingkup yang lebih luas. Lalu batasan dan asumsi yang digunakan dalam perancangan nantinya. Juga tahapan perancangan dari mulai proses interpretasi judul sampai pada proses aplikasi pada rancangan gambar. 2. BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN Tinjauan Obyek Perancangan, mulai dari tahap pengertian judul yang berisi pengertian tentang pusat pengenbangan kreativitas dan pengertian anak jalanan itu sendiri yang kemudian disimpulkan menjadi suatu pengertian baru dari rancangan. Tahap studi literatur yang berisi tentang segala data dari bermacam jenis literatur yang digunakan sebagai data penunjang yang berkaitan dengan rancangan. Tahap tinjauan obyek perancangan yang berisi dua obyek studi kasus sejenis secara fungsi dan aktivitas yang digunakan sebagai acuan yang menbantu rancangan nantinya, dari hasil analisa dan pembandingan yang dilakukan pada studi kasus. Tahap kesimpulan studi, lingkup pelayanan yang menjelaskan pembatasan pelayanan rancanangan, serta aktivitas kebutuhan ruang dan perhitungan luasannya yang menguraikan secara rinci kebutuhan ruang yang diperlukan untuk kemudian dihitung secara pasti luasan yang dibutuhkan. 3. BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN Membahas dan menggambarkan secara lebih terperinci tentang lokasi yang akan digunakan. Menjabarkan tinjauan lokasi rancangan, latar belakang pemilihan lokasi, penetapan lokasi perancangan, data fisik lokasi, potensi bangunan sekitar, serta aktifitas dan fasilitas persyaratan teknis dan standarisasi. 4. BAB IV ANALISA PERANCANGAN Analisa Perancangan, isinya sudah mengarah ke arah lebih lanjut yaitu mulai dari analisa sampai dengan gambaran secara abstrak tentang konsep perancangan yang akan dibuat. Seperti dari mulai analisa ruang berserta hubungannya, analisa aksesibilitas, view, kebisingan, iklim, potensi daerah sekitar.

Sampai dengan diagram abstrak yang kurang lebih menggambarkan secara abstrak konsep bentukan atau lay out.