LEMBARAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMANFAATAN TANAH KOSONG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 24 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 4 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 18 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 17 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 25 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 15 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 22 TAHUN 2008

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 33 TAHUN 2008

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 32 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 5 TAHUN 2009 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 7 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN KETAPANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 11 SERI E

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

b. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi daerah, pengelolaan kawasan pantai merupakan wewenang Pemerintah Daerah ;

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 39 TAHUN 2008

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

-1- BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Budidaya. Izin Usaha.

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PUNCAK JAYA NOMOR 9 TAHUN 2015

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 5 TAHUN 2006 TENTANG KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENERBITAN LEMBARAN DAERAH DAN BERITA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG BALAI BENIH IKAN (BBI)

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 3 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI PANDEGLANG KEPADA CAMAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 137 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 05 TAHUN 2005 T E N T A N G ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PANITIA PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI. BAB I KETENTUAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMANFAATAN TANAH KOSONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa pada saat ini di Kabupaten Serdang Bedagai masih banyak terdapat tanah tanah kosong yang belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya baik yang dikuasai oleh perorangan maupun yang dikuasai oleh badan hukum; b. bahwa untuk pemanfaatan tanah tanah kosong sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu memberdayakan tanah tersebut dengan cara menanam tanaman pangan dan hortikultura atau perikanan semusim; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pemanfaatan Tanah Kosong; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil Tanah Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1924); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501 ); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi - 1 -

Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4346); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Atas Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3643); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); 10.Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pemanfaatan Tanah Terlantar Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3745); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12.Peraturan Menteri Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998 tentang Pemanfaatan Tanah Kosong untuk Tanaman Pangan; - 2 -

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI dan BUPATI SERDANG BEDAGAI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMANFAATAN TANAH KOSONG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Serdang Bedagai; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Serdang Bedagai, 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 5. Sekretaris Daerah Kabupaten adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 6. Dinas adalah Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai serta Dinas Perikanan dan Kelautan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 7. Kantor adalah Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Serdang Bedagai; 8. Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria. 9. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya; 10. Pemegang hak atas tanah adalah Pemegang Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai; - 3 -

11. Pemegang hak pengelolaan adalah Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau badan lain yang diberi pelimpahan kewenangan pelaksanaan sebagian Hak menguasai dari Negara atas Tanah Negara dengan pemberian Hak Pengelolaan; 12. Tanah kosong adalah tanah yang dikuasai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai dan tanah hak pengelolaan, tanah yang sudah diperoleh hak atas tanahnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undagan yang berlaku atau sebagiannya yang belum dipergunakan sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya atau rencana tata ruang wilayah; 13. Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah Padi, Jagung, Kedele, Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Sayuran Semusim serta Buah- Buahan Semusim; 14. Perikanan semusim adalah usaha perikanan yang dibudidayakan dibawah 1 (satu) tahun seperti ikan mas, ikan gurame, ikan nila, ikan kerapuh, ikan banding, udang dan kepiting; 15. Inventarisasi adalah pendataan terhadap tanah kosong; BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan Tujuan : a. Maksud diberlakukannya Peraturan Daerah ini adalah untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. b. Tujuan diberlakukannya Peraturan Daerah ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). BAB III INVENTARISASI TANAH KOSONG Pasal 3 Kriteria tanah kosong adalah : - 4 -

a. Tanah yang dikuasai dengan hak milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai. b. Tanah Hak Pengelolaan, dan c. Tanah yang sudah diperoleh hak atas tanahnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Atau sebagiannya yang belum dipergunakan sesuai dengan sifat dan pemberian haknya atau peruntukannya. BAB III TATA CARA PENERTIBAN DAN PEMANFAATAN TANAH KOSONG Pasal 4 (1) Inventarisasi/Identifikasi tanah kosong dilakukan oleh Tim Inventarisasi/Identifikasi yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati; (2) Dalam rangka Inventarisasi/Identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap orang dan badan hukum yang menguasai tanah wajib memberikan keterangan yang diminta oleh Tim Inventarisasi/Identifikasi atas tanah kosong yang dikuasainya. BAB IV PEMANFAATAN Pasal 5 (1) Pemanfaatan tanah kosong dilaksanakan oleh pemegang hak dengan bimbingan dinas teknis yang berwenang dibidang penggunaan tanah tersebut sesuai dengan peruntukannya. (2) Pemanfaatan tanah kosong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan tanpa atau melalui program kegiatan dinas bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna komoditi tananman pangan dan hortikultura serta perikanan semusim. - 5 -

(3) Pemanfaatan tanah kosong hanya diperuntukan untuk masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai. BAB V TINDAKAN TERHADAP TANAH KOSONG Pasal 6 (1) Apabila sampai tenggang waktu 4 (empat) bulan sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan I (pertama) si pemegang hak tidak menanggapi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) maka tim koordinasi menyarankan kepada Bupati untuk menyampaikan Pemberitahuan II (kedua) dan Pemberitahuan III (ketiga) dalam tenggang waktu 4 (empat) bulan untuk masingmasing pemberitahuan. (2) Apabila pemegang hak atas tanah tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) maka pemegang hak atas tanah diwajibkan mengizinkan pihak lain memanfaatkan tanah tersebut dengan pengaturan hubungan antara pemegang hak dengan pihak yang memanfaatkan tanah yang diatur oleh Pemerintah Daerah. (3) Pengaturan hubungan antara pemegang hak sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dilakukan dengan sistem sewa dan atau bagi hasil. (4) Apabila pemengang hak atau pihak yang memperoleh penguasaan tanah tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, maka atas tanah yang bersangkutan dikenakan ketentuan peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Pemanfaatan dan Penertiban Tanah Terlantar. BAB V PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 8-6 -

(1) Masyarakat secara kelompok maupun sendiri-sendiri dapat memberikan laporan terhadap adanya tanah kosong yang tidak dimanfaatkan oleh para pemegang haknya untuk dilakukan Inventarisasi/Identifikasi. (2) Laporan masyarakat disampaikan kepada Bupati, Dinas atau Kantor yang diketahui oleh Kepala Desa. BAB VI PENGAWASAN Pasal 9 Pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan Peraturan Daerah ini diatur sebagai berikut : (1) Pada tingkat Desa/Kelurahan dilakukan oleh Kepala Desa/Lurah. (2) Pada tingkat Kecamatan dilakukan oleh Camat. (3) Pada tingkat Kabupaten dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang dihunjuk. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka ketentuan-ketentuan lainnya yang mengatur tentang penertiban dan Pemanfaatan tanah terlantar yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 10 Hal-hal yang belum di atur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati - 7 -

Pasal 11 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di Undangkan, agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Ditetapkan di Sei Rampah pada tanggal : 1 Oktober 2007 BUPATI SERDANG BEDAGAI dto H. T. ERRY NURADI Diundangkan di Sei Rampah pada tanggal : 1 Oktober 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI dto H. DJAILI AZWAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2007 NOMOR 19 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PENERTIBAN DAN PEMANFAATAN TANAH KOSONG UNTUK KOMODITI PERTANIAN DAN PERIKANAN SEMUSIM Permasalahan pertanahan yang perlu mendapatkan perhatian adalah masih terdapatnya bidang-bidang tanah yang keadaanny kosong, jika tidak ditangani dengan penuh perhatian, hal ini kelak akan menganggu jalannya pembangunan, mengingat persediaan tanah yang semakin terbatas dan kebutuhan tanah untuk pembangunan yang semakin meningkat. Di daerah pedesaan keberadaan tanah kosong akan menggangu kelestarian swasembada dibidang pangan. Sedangkan di daerah perkotaan - 8 -

keberadaan tanah kosong akan menyebabkan tumbuhnya daerah-daerah kumuh, yang mengurangi keindahan perkotaan dan mengurangi efisiensi penggunaan tanah serta dapat menyebabkan masalah masalah sosial yang tidak dikehendaki. Disamping itu keberadaan tanah kosong baik di daerah pedesaan maupun daerah perkotaan akan mengurangi arti dan peran tanah yang berfungsi sosial. Kewajiban masyarakat baik perorangan maupun badan hukum yang mempunyai hubungan hukum terhadap tanah, untuk senantiasa memelihara, menambah kesuburan serta mencegah kerusakannya yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. Kriteria yang dapat dijadikan ukuran bahwa sebidang tanah kosong belumlah ditentukan secara tegas sehingga menyebabkan ketentuan hukum mengenai tanah kosong tidak dapat diterapkan dengan baik. II PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 : Cukup jelas : Cukup jelas : Sebidang tanah baru memenuhi kriteria untuk dinyatakan sebagai tanah kosong apabila kepada pemegang haknya sudah diberikan kesempatan untuk menggunakan tanah sesuai dengan ketentuan melalui pemberitahuan oleh Tim Koordinasi dengan Keputusan Bupati. : ayat (1) Susunan dan Struktur Tim Koordinasi lebih lanjut diatur dalam Keputusan Bupati. Pasal 5 : Ayat (1) dari hasil identifikasi/inventarisasi, Tim Koordinasi menyusun alternatif : a. saran terhadap pemanfaatan tanah oleh pemengang hak atas tanah. b. langkah langkah penanganan Pemanfaatan tanah kosong. Ayat (2) Kegiatan pelaporan Identifikasi/Inventarisasi adalah berupa fakta dan penjelasan mengenai - 9 -

kondisi tanah yang dilaksanakan oleh pemegang hak. Pelaporan Identifikasi/Inventarisasi disampaikan kepada Bupati. Bupati melakukan pembinaan, penilaian dan memberikan rekomendasi tindakan terhadap laporan hasil Identifikasi/Inventarisasi tanah kosong dengan berpedoman dalam pasal 3. Pasal 6 : Ayat (1) Pemanfaatan tanah kosong dilaksanakan oleh pemegang hak dan atau pihak lain dengan bimbingan dinas teknis berwenang di bidang penggunaan tanah tersebut sesuai dengan peruntukannya. Ayat (2) Program kegiatan dinas yang dimaksud adalah berupa bantuan dari Dinas teknis. Ayat (3) yang dimaksud masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai adalah perorangan dan atau kelompok yang berdomisili di Kabupaten Serdang Bedagai. Pasal 7 Pasal 8 s/d Pasal 12 : Ayat (3) Pengaturan hubungan antara pemegang hak atas tanah dengan pihak II (kedua) yang dilakukan dengan sistem sewa atau bagi hasil diatur berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. : Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2007 NOMOR 67-10 -

- 11 -