GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 39 TAHUN 2007

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERAT URAN DAERAH K ABUP AT EN BAT ANG NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT, Menimbang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 10 TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 133 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 01 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

5. Badan adalah Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bulungan. 6. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTA NG

GUBERNUR BALI, Mengingat

BUPATI BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2012

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

BUPATI PAKPAK BHARAT

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. dan GUBERNUR JAWA BARAT

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 46 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2008 NOMOR 25

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN,

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dan ketentuan Pasal 15 Peraturan Gubernur Bali Nomor 18 Tahun 2013 tentang Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Bali; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran negara republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4660); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4093); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Bali. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Bali. 3. Gubernur adalah Gubernur Bali. 4. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut Badan Koordinasi Penyuluhan adalah Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian,Perikanan, dan Kehutanan Provinsi Bali. 5. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan selanjutnya disebut Sekretariat Bakorluh adalah Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Bali. 6. Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya disebut sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan. 7. Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

8. Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan atau penyuluh kehutanan baik penyuluh Pegawai Negeri Sipil, Swasta maupun Swadaya yang selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan. 9. Pertanian yang mencakup tanaman pangan,horticultural, perkebunan dan peternakan yang selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani,agroindustri,pemasaran dan jasa penunjang pengelolaan sumberdaya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan dengan bantuan teknologi, modal dan tenaga serta manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. 10. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan mulai pra produksi,produksi,pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis periklanan. 11. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkutan paut dengan hutan,kawasan hutan dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan, 12. Pelaku utama kegiatan pertanian,periklanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut pelaku utama adalah masyarakat didalam dan selanjutnya disebut pelaku utama adalah masyarakat didalam dan disekitar kawasan hutan,petani, pekerja kebun, peternak,nelayan, pembudidaya ikan,beserta keluarga lainnya. 13. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian,perikanandan kelautan. 14. Programa penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi Bali.

BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 3 (1) Sekretariat Bakorluh adalah Lembaga Non Struktural menunjang kegiatan Badan Koordinasi Penyuluhan. (2) Sekretariat Bakorluh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Sekretariat adalah seorang pejabat setingkat eselon IIa. (3) Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secara ex-officio dilaksanakan secara bergantian setiap 2 (dua) tahun oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Dinas Kehutanan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Kepala Dinas Perkebunan. Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 4 Sekretariat Bakorluh mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada Ketua Bakorluh dalam menyelenggarakan tugas, fungsi dan kewenangannya dibidang koordinasi, pengkajian, analisis, dan perumusan kebijakan dalam upaya pemantapan penyelenggaraan penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, serta melaksanakan tugas ketatausahaan, administrasi umum dan tatalaksana, perencanaan, pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, hukum, pepustakaan dan statistik. Pasal 5 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Sekretariat Bakorluh mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan dan programa pemerintah daerah dalam bidang penyuluhan yang sejalan dengan kebijakan dan programa penyuluhan nasional; b. pelaksanaan koordinasi, integrasi, sinkronisasi lintas sektor; c. peningkatan optimalisasi partisipasi masyarakat dalam penyuluhan;

d. pelaksanaan advokasi masyarakat dalam penyuluhan dengan melibatkan unsur pakar, dunia usaha, institusi terkait, perguruan tinggi dan sasaran penyuluhan; e. penyusunan satuan administrasi pangkal (satminkal) penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan Pegawai Negeri Sipil (PNS); f. pelaksanaan penyuluhan wilayah provinsi; g. pengelolaan pembiayaan penyuluhan; h. pelaksanaan monitoring, analisis dan evaluasi kegiatan penyuluhan; i. pengembangan manajemen perstatistikan dan penyusunan statistik penyuluhan; j. peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil, Swadaya dan Swasta; k. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyuluhan pada Kabupaten/Kota; dan l. penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga dan ketatausahaan di lingkungan Sekretariat Bakorluh. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Pasal 6 (1) Susunan Organisasi Sekretariat Bakorluh terdiri atas: a. Bagian Tata Usaha terdiri atas: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Keuangan; dan 3. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi. b. Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, terdiri atas: 1. Sub Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Penyuluh; dan 2. Sub Bidang Pengembangan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha.

c. Bidang Penyelenggaraan Penyuluh terdiri atas: 1. Sub Bidang Programa, Pengembangan Metode dan Publikasi; dan 2. Sub Bidang Pengembangan Materi Penyuluhan dan Kemitraan Usaha. d. Kelompok Jabatan Fungsional (2) Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian, masingmasing Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sekretariat. (3) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. (4) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. (5) Bagan Organisasi Sekretariat Bakorluh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Bagian Kedua Kepala Sekretariat Pasal 7 Kepala Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) mempunyai tugas memimpin dan mengarahkan serta mengkoordinasikan kegiatan Sekretriat Bakorluh dalam rangka memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada Bakorluh. Bagian Ketiga BAGIAN TATA USAHA Pasal 8 (1) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan dan evaluasi, keuangan, umum dan kepegawaian.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi: a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan dan evaluasi; b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan dan asset; c. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian; dan d. melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf Kesatu Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 9 (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (1) huruf a angka 1, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi : pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Sekretariat Bakorluh. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. melakukan pengelolaan urusan ketatausahaan dan ketatalaksanaan; b. melakukan pengelolaan urusan kepegawaian; c. melakukan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan; d. melakukan pengelolaan urusan hukum; e. melakukan pengelolaan urusan kehumasan;

f. menyiapkan bahan dan ketentuan penilaian, pelaksanaan penilaian angka kredit penyuluh; g. menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf Kedua Sub Bagian Keuangan Pasal 10 (1) Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a angka 2, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi : pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan akuntansi di lingkungan Sekretariat Bakorluh. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi: a. mengumpulkan/mengolah data keuangan untuk bahan penyusunan laporan keuangan; b. menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran belanja pelaksanaan Sekretariat Bakorluh; c. menyiapkan bahan dan melaksanakan penyelenggaraan administrasi keuangan dan pembendaharaan; d. merencanakan kebutuhan anggaran; e. memonitor jalannya pelaksanaan anggaran; f. mencatat dan mengklarifikasi laporan hasil pemeriksaan serta penyiapan tindak lanjut; g. melaksankan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Keuangan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf Ketiga Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Pasal 11 (1) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a angka 3, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengoordinasian, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, meliputi : koordinasi penyusunan perencanaan, pemantauan/memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi program, kegiatan dan anggaran dan pelaporan di Bidang Penyuluhan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi mempunyai fungsi : a. menyusun rencana dan program kerja tahunan Sekretariat Bakorluh; b. mengoordinasikan penyusunan dokumen program dan rencana kegiatan penyuluhan; c. menyiapkan bahan penyusunan perumusan kebijakan; d. menyiapkan bahan koordinasi penyerasian program kegiatan; e. menyiapkan bahan penyusunan program; f. mengumpulkan dan menganalisis data pelaksanaan program kegiatan; g. menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan program kegiatan; h. menyusun laporan, monitoring dan evaluasi jalannya program/kegiatan penyuluhan; i. mempersiapkan bahan koordinasi penyusunan kebijakan program penyuluhan; j. mengoordinasikan penyusunan statistik penyuluhan; dan k. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Keempat BIDANG KELEMBAGAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Pasal 12 (1) Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (1) huruf b mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelayanan teknis dan administratif, perencanaan, pembinaan dan pengembangan di bidang Kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai fungsi : a. menyusun materi pembinaan kelembagaan, SDM Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha. b. melaksanakan koordinasi pembinaan kelembagaan, pengembangan SDM Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dengan Instansi terkait serta Kabupaten/Kota; c. melaksanakan pembinaan kelembagaan, SDM penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha; d. menyiapkan bahan pelayanan teknis dan administratif di bidang Kelembagaan dan pengembangan; e. sumber daya manusia penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha; f. memonitoring, mengevaluasi dan membuat laporan pelaksanaan kegiatan pembinaan kelembagaan; g. pengembangan SDM penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf Kesatu Sub Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Penyuluhan Pasal 13 (1) Sub Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b angka 1 mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelayanan teknis dan administratif di bidang Kelembagaan dan pengembangan penyuluh, meliputi : pelaksanaan koordinasi, pelayanan administrasi dan fasilitasi pengembangan kelembagaan penyuluh PNS, swasta dan swadaya serta penyusunan bahan materi akreditasi penyuluh swasta dan swadaya, pelaksanaan koordinasi dan pelayanan administrasi bidang pengembangan sumber daya manusia penyuluh. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Penyuluhan mempunyai fungsi : a. menyusun dan memfasilitasi pemantapan kelembagaan dan pengembangan kegiatan penyuluhan; b. melaksanakan pembinaan kelembagaan dan pengembangan penyuluhan; c. menginventarisasi, merencanakan dan menyusun kebutuhan saran dan prasarana kelembagaan dan penyuluhan; d. menyiapkan bahan pelayanan teknis dan administratif di Sub bidang Kelembagaan dan pengembangan penyuluhan; e. melaksanakan penilaian angka kredit penyuluh; f. meryiapkan bahan/materi peningkatan penyuluhan; g. melaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengembangan kelembagaan dan penyuluhan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya

Paragraf Kedua Sub Bidang Pengembangan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Pasal14 (1) Sub Bidang Pengembangan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (1) huruf b angka 2 mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelayanan teknis dan administratif di bidang pengembangan sumber daya manusia pelaku utama dan pelaku usaha, meliputi : fasilitasi koordinasi dalam penyusunan bahan penilaian kelas kelompok pelaku utama, pelaksanaan koordinasi dan pelayanan administrasi pengembangan sumber daya manusia pelaku utama dan pelaku usaha. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub bidang Pengembangan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha mempunyai fungsi: a. menginventarisasi kelembagaan, pelaku utama dan pelaku usaha serta lembaga penunjang lainnya; b. menyusun rencana kegiatan pengembangan pelaku utama dan pelaku usaha; c. mengoordinasikan pengembangan pelaku utama dan pelaku usaha dengan Instansi terkait serta Kabupaten/Kota; d. menyiapkan bahan/materi pengembangan pelaku utama dan pelaku usaha; e. menghimpun, dan mempersiapkan peraturan perundang-undangan tentang pengembangan pelaku utama dan pelaku usaha; f. menyiapkan bahan pelayanan teknis dan administratif di Sub bidang pengembangan pelaku utama dan pelaku usaha; g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan h. melaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasya.

Bagian Kelima BIDANG PENYELENGGARAAN PENYULUHAN Pasal 15 (1) Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelayanan teknis dan administratif di bidang programa dan pengembangan metode, dan pengembangan materi penyuluhan dan kemitraan usaha, serta Publikasi. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan mempunyai fungsi : a. mengoordinasikan dan melaksanakan kerjasama pengembangan metode dan materi penyuluhan; b. menghimpun dan mempelajari perangkat peraturan, pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan penyuluhan. c. menyiapkan bahan pelayanan teknis dan administratif di bidang programa, pengembangan metode dan Publikasi; d. menyiapkan bahan pelayanan teknis dan administratif di bidang pengembangan materi penyuluhan dan kemitraan usaha; e. menginventarisir, mengidentifikasi dan mempublikasikan perkembangan teknologi penyelenggaraan penyuluhan; f. melaksanakan pembinaan penyelenggaraan penyuluhan; g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf Kesatu Sub Bidang Program, Pengembangan Metode dan Publikasi Pasal 16 (1) Sub Bidang Programa, Pengembangan Metode dan Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c angka 1 mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelayanan teknis dan administratif di bidang programa, pengembangan metode dan Publikasi, meliputi: sinkronisasi penyusunan program dan programa penyuluhan, pelaksanaan koordinasi bidang programa, pengembangan metoda penyuluhan dan Publikasi penyuluhan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Programa, Pengembangan Metode dan Publikasi mempunyai fungsi : a. melaksanakan fasilitasi penyusunan programa penyuluhan Provinsi; b. menginventarisasi, mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan informasi teknologi penyuluhan spesifik lokalita; c. melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi penyusunan programa dan pengembangan metode penyuluhan; d. melaksanakan kegiatan penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik;dan e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 2 Sub Bidang Pengembangan Materi Penyuluhan dan Kemitraan Usaha Pasal 17 (1) Sub Bidang Pengembangan Materi Penyuluhan dan Kemitraan Usaha sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (1) huruf c angka 2 mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelayanan teknis dan administratif di bidang pengembangan materi penyuluhan dan kemitraan usaha, meliputi : koordinasi dan sinkronisasi bidang pengembangan materi dan kemitraan usaha. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Sub Bidang Pengembangan Materi Penyuluhan dan Kemitraan Usaha mempunyai fungsi : a. menginventarisasi, dan mengindentifikasi materi penyelenggaraan penyuluhan; b. menganalisa, dan pengkajian kelayakan materi penyuluhan; c. menyusun dan mengembangkan kebutuhan materi penyuluhan; d. melaksanakan temu kemitraan penyelenggaraan penyuluhan. e. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 18 Dilingkungan Sekretariat Bakorluh dapat ditetapkan Jabatan Fungsional tertentu sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB VI TATA KERJA Pasal 19 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan Kelompok Jabatan Fungsional harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi baik dalam lingkungan Organisasi maupun dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya. (2) Setiap Pimpinan wajib melaksanakan pengawasan melekat pada bawahan yang dipimpin dan apabila terjadi penyimpangan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (3) Dalam melaksanakan tugasnya satuan organisasi menerapkan petunjuk dan menyampaikan laporan kepada pimpinan masing-masing dengan memperhatikan petunjuk teknis dan ketentuan yang berlaku. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 20 Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Gubernur ini dibebankan kepada : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur oleh Kepala Sekretariat Bakorluh. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh ketua Badan Koordinasi penyuluhan. Pasal 23 Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bali Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 26 April 2013 GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA Diundangkan di Denpasar pada tanggal 26 April 2013 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI, COKORDA NGURAH PEMAYUN BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2013 NOMOR 19

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 26 APRIL 2013 NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN PROVINSI BALI Bagan Organisasi Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Bali. SEKRETARIAT BAKORLUH KELOMPOK JAFUNG BAGIAN TATA USAHA SUB BAG. UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAG. KEUANGAN SUB BAG. PERENCANAAN & EVALUASI BIDANG KELEMBAGAAN & PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG PENYELENGGARAAN PENYULUH SUB BID. KELEMBAGAAN & PENGEMBANGAN PENYULUH SUB BID. PROGRAMA, PENGEMBANGAN METODE & PUBLIKASI SUB BID. PENGEMBANGAN PELAKU UTAMA & USAHA SUB BID. PENGEMBANGAN MATERI PENYULUHAN & KEMITRAAN USAHA GUBERNUR BALI, MADE MANGKU PASTIKA