JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 44-52

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGARUH PENDEKATAN SAVI

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman 78-88

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 2 Mei 2011 Halaman 9-16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

RIDA BAKTI PRATIWI K

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 60-71

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

WHELLY YULIANA K

: PANDU HARYO WIBOWO K

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K

ISSN: Volume 3, Nomor 1

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

The Influence Of Collaborative-Constructivist Learning Model Of Student s Science Process Skill At SMA Negeri 2 Karanganyar In Academic Year 2012/2013

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Problem Solving Dengan Pemberian Tugas Rumah Meringkas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 3 Padang

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

Pendidikan Biologi Volume 5, Nomor 1 Januari 2013 Halaman 59-69

JURNAL PENDIDIDKAN BIOLOGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

ABSTRAK

: RISNA DIANTI K

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

Jurnal Pendidikan Biologi Februari 2015 Volume 7 Nomer 1 Halaman 28-39

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN SUNGAI LASI KABUPATEN SOLOK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA


PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO PADA POKOK BAHASAN FUNGI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SISWA SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

ISSN: April 2013 Halaman Implikasi Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Surakarta

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Septi Lilis Suryani dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya. Key Words : academic skill, guided discovery, learning output, heat

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 2 Mei 2011 Halaman 77-84

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review)

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

Transkripsi:

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PANDU HARYO WIBOWO K4308106 Pembimbing 1 : Meti Indrowati, S.Si, M.Si. Pembimbing 2 : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA OKTOBER 2012

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL HASIL PENELITIAN BENTOS PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Pandu Haryo Wibowo,Meti Indrowati, Bowo Sugiharto Biology FKIP Sebelas Maret University The purposes of this research ware to ascertain the influence of implementation bentos research result module in subject of environmental polution towards students science process skill of tenth grade students of SMA Negeri 1 Mojolaban in the academic year 2011/2012. This research is considered as quasi experiment research using quantitative approach. The research was designed using posttest only control design that applied bentos research result module in subject of environmental polution approach in experimental group and conventional approach method in control group. The population of this research was all of X degree students at SMA Negeri 1 Mojolaban in the academic year 2011/2012. The sample of this research was established by cluster random sampling that choosed X.5 as experiment group and X.6 as control group. The data was collected by using essay test, observation form, and document. The hypotheses analyzed by t-test. The conclusion result obtained using t-test are value for 0.004, so the probabilitas significance (p-value) < 0.05, thus received H 1 and H O rejected. It means there is a significant difference of implementation bentos research result module in subject of environmental polution in class experiment and conventional approach method in class control towards students science process skill. The conclusion of this research showed that application of implementation bentos research result module in subject of environmental pollution had significant effect towards students science process skill of tenth grade students of SMA Negeri 1 Mojolaban in the academic year 2011/2012. Keywords: Module, Sains Proces Skill. PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses pembelajaran yang didapat oleh setiap manusia (peserta didik) untuk dapat membuat manusia itu mengerti, paham, dan lebih dewasa serta mampu membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. Pendidikan 1

dapat diperoleh baik secara formal maupun nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui progamprogram yang sudah dirancang secara terstruktur oleh suatu institusi, departemen atau kementrian suatu negara. Pendidikan non-formal adalah pengetahuan yang didapat manusia dari pengalaman kehidupan sehari-hari baik yang dirasakan sendiri atau yang dipelajari dari orang lain (mengamati dan mengikuti).untuk mencapai tujuan pendidikan maka diperlukan kegiatan belajar. Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas manusia, sehingga dilaksanakan dalam suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dalam suatu sistem pendidikan secara integral. Ketercapaian tujuan pendidikan membutuhkan suatu proses pembelajaran. Menurut Annurahman (2009) belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan. Siswa dalam pembelajaran harus mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Proses belajar tidak hanya menghafal, tetapi siswa harus membangun pengetahuan di pikirannya sendiri tanpa harus dipaksa sehingga pembelajaran akan menjadi bermakna. Menurut Suparno (2008) pembelajaran bermakna adalah suatu proses pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses merupakan pendekatan belajarmengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri invidu siswa. Pendekatan keterampilan proses lebih menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang baru dan bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun pengembangan sikap dan nilai. Hal ini senada 2

dengan pendapat Sriyono (1992) menyatakan bahwa dalam pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan lebih menekankan pada bagaimana cara siswa dalam belajar, bagaimana cara siswa mengelola perolehannya, sehingga dapat menjadi miliknya, dimengerti, dan dapat diterapkan sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat sesuai kebutuhannya. Keterampilan proses sains perlu dikembangkan khususnya dalam mata pelajaran biologi, terkait dengan pembelajaran sains yang lebih banyak menuntut keterampilan dari siswa. Menurut Semiawan (1992) bahwa perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Pendapat dari beberapa ahli psikologi bahwa anakanak mudah memahami konsepkonsep yang rumit dan abstrak bila disertai dengan contoh konkret, contoh yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan dengan cara mempraktekan melalui benda-benda yang benar-benar nyata. Adapun peran guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa menurut Rustaman (2005) terdiri dari: (1) memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakkan eksplorasi materi dan fenomena yang memungkinkan siswa menggunakan alat indranya, mengumpulkan buktibukti, bertanya, merumuskan hipotesis dan keterampilan proses sains yang lainnya, (2) memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok ataupun kelas, tugas-tugas dirancang agar siswa berbagi gagasan, menyimak teman lain, mempertahankan dan menjelaskan gagasan mereka sehingga mereka dituntut untuk berfikir reflektif, (3) membantu siswa untuk menyadari bahwa keterampilan proses sains penting sebagai bagian dari proses belajar mereka sendiri, dengan kata lain membantu pengembangan keterampilan bergantung pada pengetahuan siswa, (4) mendorong siswa mengulas (review) secara kritis tentang kegiatan yang telah mereka 3

lakukan, (5) memberi teknik atau strategi untuk meningkatkan keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi. Guru bertindak sebagai fasilitator, guru tidak memberikan konsep kepada siswa, tetapi berusaha untuk membimbing dan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa untuk dapat melakukan penemuan konsepkonsep atau fakta-fakta. Salah satu solusi untuk menciptakan pembelajaran bermakna yang mengutamakan keaktifan siswa adalah dengan modul dalam pembelajaran. Nasution (2005) mengatakan bahwa pembelajaran modul termasuk salah satu sistem individual yang menghubungkan keuntungan dari berbagai pembelajaran individual lainnya seperti; tujuan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati dan diukur, belajar menurut kecepatan masing-masing, balikan atau feedback yang banyak. Dalam pembelajaran modul siswa, diberi kesempatan untuk belajar menurut cara masing-masing menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk memecahkan masalah-masalah tertentu, berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masingmasing. Modul merupakan suatu unit yang lengkap dan dapat berdiri sendiri serta terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar-mengajar yang disusun untuk dapat membantu siswa dalam mencapai sejumlah tujuan yang akan dicapai serta dirumuskan secara khusus dan jelas. Menurut Mulyasa (2006) bahwa terdapat beberapa keunggulan pembelajaran dengan menggunakan media modul, antara lain: pertama berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakikatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Kedua adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik. Ketiga relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara penyapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui 4

keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperoleh. Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah masih menggunakan sistem konvensional dengan metode ceramah meskipun divariasi tanya jawab dengan siswa dan pemberian tugas pada siswa. Sebagian besar waktu belajar siswa, dihabiskan untuk mendengarkan ceramah guru, menghafalkan materi dan mencatat materi. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan sumber maupun media belajar dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan kurangnya kemampuan psikomotor dan afektif siswa. Siswa jarang berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan siswa menjadi pasif, keterampilan proses sains tidak berkembang, dan sikap ilmiah siswa kurang. Kebanyakan siswa hanya berorientasi pada kemampuan kognitif saja serta menganggap bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang banyak menghafal dan membosankan sehingga timbul rasa malas untuk belajar biologi. Keterampilan proses sains siswa menjadi kurang terakomodasi dengan baik yang seharusnya ada dalam pembelajaran biologi. Berdasarkan pernyataan pernyataan tersebut maka diperlukan suatu inovasi dalam pembelajaran berupa metode atau model pembelajaran yang interaktif dan dapat membantu siswa dalam penguasaan keterampilan proses sains. Salah satu inovasi pembelajaran tersebut dengan menggunakan media modul pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2011/2012. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mojolaban pada semester genap tahun pelajaran 5

2011/2012. Penelitian ini termasuk kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design dengan menggunakan kelompok eksperimen (penggunaan modul hasil penelitian bentos) dan kontrol (model pembelajaran konvensional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester 2 SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 304 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling. Hasil pemilihan sampel secara acak menetapkan kelas X.5 sebagai kelompok eksperimen yang menerapkan modul hasil penelitian bentos dan kelas X.6 sebagai kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional dengan ceramah. Kelas X.5 memiliki 38 orang siswa dan kelas X.6 memiliki 36 orang siswa Variabel bebas berupa media pembelajaran modul hasil penelitian bentos dan variabel terikat adalah Keterampilan Proses Sains. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, tes dan observasi. Metode dokumentasi pada penelitian ini berupa dokumen nilai siswa pada semester sebelumnya digunakan untuk mengetahui keseimbangan kemampuan awal siswa berdasarkan nilai hasil belajar biologi pada populasi penelitian. Metode tes dan metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur keterapilan proses sains siswa. Tes uji coba pada instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas produk moment dan reliabilitas. Selain validasi produk moment, instrumen juga divalidasi konstruk oleh ahli. Analisis data pada penelitian dengan menggunakan uji t. Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan uji normalitas menggunakan uji Anderson-Darling dan uji homogenitas dengan uji Levene s. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis penerapan model penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai 6

bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan terhadap keterampilan proses sains disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Pengaruh penerapan model penggunaan modul terhadap keterampilan proses sains P-value Kriteria Keputusan KPS p-value Ho ditolak, 0.004 < 0.05 H1 diterima Tabel 1 menunjukan bahwa p-value<0.05 pada keterampilan proses sains sehingga H O ditolak, maka H 1 diterima, berdasarkan hasil tersebut maka dapat diambil keputusan bahwa H 0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan dengan penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa ditolak dan menerima H 1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang nyata antara penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan dengan penerapan metode ceramah, diskusi dan presentasi terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa. RATA-RA NILAI KPS 85 80 75 70 HASIL KEMAMPUAN KETERAMPILAN PROSES SAINS 77.361 KELOMPOK KONTROL 85.000 KELOMPOK EKSPERIMEN Gambar 1. Grafik Perbandingan Rata-rata Nilai Keterampilan Proses Sains Kelompok Kontrol dan Eksperimen. Gambar 1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai KPS siswa 7

secara keseluruhan yang hasilnya lebih tinggi kelompok eksperimen dari pada kelompok kontrol. Keadaan tersebut menunjukan bahwa penggunaan modul hasil penelitian mampu meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Nilai KPS juga dapat dilihat rata-ratanya setiap aspek. Aspek-aspek KPS dinilai menggunakan tes essay dan lembar observasi. Proses belajar mengajar pada kelas X.5 sebagai kelas eksperimen menunjukkan bahwa siswa cukup antusias selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat saat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modul mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep yang diberikan guru dengan memperhatikan dan bertanya kepada guru pada mata pelajaran pencemaran lingkungan. Selama kegiatan praktikum siswa terlihat semangat untuk melaksanakan percobaan pencemaran lingkungan ini. Siswa melaksanakan praktikum sesuai denganm langkah-langkah yang dijelaskan oleh guru. Terlihatnya kekompakan dan kerja sama di dalam kelompok berupa pembagian kerja yang membuat semua siswa aktif. Selain itu siswa terlihat teliti saat menganalisis hasil percobaan dan siswa berani mengkomunikasikan hasil percobaan didepan kelas. Kelas X.6 sebagai kelas kontrol selama proses pembelajaran berlangsung dengan tidak menggunakan media modul terlihat berbeda dengan pembelajaran di kelas eksperimen. Siswa-siswa di kelas ini terlihat kurang bersemangat dan kurang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran didalam kelas, hal ini dikarenakan siswa hanya mendengarkan materi pembelajaran berasal dari ceramah yang dilakukan oleh guru. Akibatnya siswa cenderung menjadi bosan mengikuti pelajaran. Pembelajaran dikelas ini siswa tidak semua melakukan percobaan pencemaran. Percobaan diganti dengan simulasi yang dilakukan oleh perwakilan siswa, sehingga siswa kurang memahami materi pembelajaran pencemaran lingkungan. Siswa yang 8

lain ada yang tidak memperhatikan teman yang melakukan simulasi. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t diketahui bahwa penerapan media modul yang dilaksanakan di kelas X.5 berpengaruh terhadap Keterampilan Proses Sains siswa. Ada pengaruh karena ada perbedaan yang signifikan rata-rata Keterampilan Proses Sains berdasarkan media modul pembelajaran. Kelas X.6 sebagai kelompok kontrol dengan pendekatan konvesional dengan metode ceramah dan kelas eksperimen yang menggunakan media modul terhadap Keterampilan Proses Sains siswa. Pengaruh penggunaan media modul didukung dengan penelitian yang di lakukan oleh Stephen Beck & Elena María Rodríguez-Falcón (2009) dalam jurnalnya yang berjudul Student learning on non-traditional modules on traditional courses. Penelitiannya menyatakan bahwa media modul dapat digunakan sebgai umpan balik siswa. Siswa memerlukan keterampilan dalam komunikasi, negosiasi, sosial dan lingkungan, kesadaran dan refleksi disamping teknik ilmu pelatihan mereka. Siswa yang telah melakukan latihan-latihan ini cenderung untuk mengingatkan mereka dan mereka dan mengambil basis keterampilan yang berbeda dan yang mereka harapkan. Penggunaan media modul juga diteliti oleh Afza Shafie1 and Wan Fatimah Wan Ahmad2 dalam jurnal Design of the Learning Module for Math Quest: A Role Playing Game for Learning Numbers. Penelitiannya mengemukakan bahwa desain modul pembelajaran untuk kuis Matematika merupakan sebuah role-playing game untuk belajar angka. Evaluasi heuristik dilakukan untuk 20 siswa untuk mendapatkan umpan balik pada modul. Fitur khusus disorot oleh responden, pelajaran mudah untuk belajar karena langkah demi langkah kerja. Menurut pendapat Mulyasa (2006) bahwa tujuan penggunaan modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah meliputi, waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna 9

mencapai tujuan secara optimal. Pembelajaran dengan sistem modul memiliki karakteristik sebagai berikut: pertama setiap modul harus memberikan informasi dan memberikan pelaksanaan yang jelas tentangapa yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik, bagaimana melakukannya dan sumber belajar apa yang harus digunakan. Kedua modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Ketiga pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu peserta didik mencapaii tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar. Modul memberikan kesempatan untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi. Keempat materi pembelajaran disajiakan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia memulai dan kapan dia mengakhiri suatu modul dan tidak meninbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakuakan. Kelima setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada pokok bahasan pencemaran lingkungan terhadap keterampilan proses sains siswa antara lain yaitu guru benar-benar mengetahui materi yang ada didalam modul hasil penelitian tersebut. Guru harus bisa mengelola waktu belajar siswa agar materi-materi pada modul dapat semua tersampaikan. Guru harus dapat membimbing siswa saat melaksanakan pembelajaran menggunakan modul sehingga mampu mengoptimalkan kemampuan keterampilan proses sains siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul hasil penelitian bentos sebagai bioindikator pada 10

pokok bahasan pencemaran lingkungan berpengaruh nyata terhadap kemampuan keterampilan proses sains biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mojolaban. Sriyono. (1992). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : Rineka Cipta. Suparno, P. (2008). Riset Tindakan untuk Pendidikan. Jakarta : Grasindo. DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. (2009). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfa Beta Beck, S and Maria, E. (2009). Student learning on nontraditional modules on traditional courses. NEXUS Journal of Learning & Teaching Research. 1: 34-54. Mulyasa. (2006). Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Rosdakarya. Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Universitas Negeri Malang: UM Press. Shafie1, A and Fatimah, W. (2011). Design of the Learning Module for Math Quest: A Role Playing Game for Learning Numbers. International Conference on Communication Engineering and Networks IPCSIT. 19: 107-113. 11