BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB II TINJAUAN TENTANG TANGGUNGJAWAB NEGARA TERHADAP KORBAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI BIDANG AGAMA

KEKERASAN YANG DILAKUKAN OKNUM POLISI DALAM MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak. Penangannanya melalui kepolisian kejaksaan Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VI/2008

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan terhadap. korban kejahatan dengan perlindungan terhadap pelaku, merupakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara yang berdiri berlandaskan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Negara yang berlandaskan atas dasar hukum ( Recht Staat ), maka

(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999)

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Prinsip

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sudah memberikan perlindungan yang dimasukkan dalam peraturan-peraturan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

berlandaskan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang Indonesia harus taat dan patuh terhadap hukum yang ada di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. maupun dewasa bahkan orangtua sekalipun masih memandang pendidikan

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-1

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan. diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kasus bullying (tindak kekerasan) di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. profesi sebagai acuan, sama seperti hakim dan jaksa. karena hal seperti itu tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan UUD 1945 sebagai konstitusi

BAB I PENDAHAULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sudikno dalam bukunya yang berjudul Mengenal Hukum menyatakan. bahwa:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah agama, agama adalah salah satu kebutuhan vital manusia, dengan alasan itulah maka hak kebebasan memeluk suatu ajaran agama dan beribadah menurut ajaran agama dan kepercayaan seseorang dimasukan kedalam hak asasi manusia. Pengertian hak asasi manusia itu sendiri menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang hak asai manusia dalam Pasal 1 Angka 1 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan di lindungi oleh Negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi penghormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara Republik Indonesia menjamin kebebasan bagi warganya untuk memeluk suatu ajaran agama dan beribadah menurut ajaran agama dan kepercayaanya masing-masing. Undang-undang Dasar Negara Repubik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen mengatur mengenai hal tersebut, yaitu terdapat dalam Pasal 29 Ayat (2) yang berisi ketentuan, Negara menjamin kemerdekaan

2 tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya. Diskriminasi yang dilakukan oleh siapapun, baik itu oleh orang perseorangan, golongan maupun Pemerintah tidak dibenarkan. Menurut pendapat Prof. Dr. Satjipto Raharjo, S.H. Negara bukan hanya merupakan bangunan hukum, politik dan sosial, melainkan juga kultur, oleh sebab itu suatu Negara hukum juga dituntut untuk menampilkan wajah kulturnya, Negara tidak dapat dipegang terlalu serius artinya too legal karena akan menghilangkan atau menghamburkan watak kultur suatu Negara 1. Negara tidak akan terlepas dari adanya keanekaragaman. Khususnya perbedaan agama dan kepercayaan yang di anut oleh setiap orang. Agama merupakan unsur yang sangat penting bagi manusia, jika unsur yang sangat penting tersebut terganggu atau di usik oleh orang lain ataupun oleh suatu kelompok, maka hal ini tentu saja akan menimbulkan rasa tidak nyaman di dalam diri seseorang atau kelompok yang merasa terganggu atau terusik tersebut. Perwujudan dari rasa tidak nyaman tersebut dapat menimbulkan rasa marah, benci, dendam, tidak adil, dan lain sebagainya, dan ini akan merusak keharmonisan hubungan antar umat beragama. Negara Republik Indonesia adalah Negara yang prural, terdiri dari banyak suku dan agama, Negara Republik Indonesia menyadari akan hal tersebut, sehingga dikenal sebuah semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika, 1 Satjipto Raharjo, Negara Hukum Yang Membahagiakan (Yogyakarta : Genta Publishing, 2009) hlm. 65

3 walaupun berbeda tapi tetap satu. Semboyan ini diharapkan bukan hanya sekedar semboyan, tapi tercermin dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Banyak perbedaan Ras dan Etnis yang ada di Negara Republik Indonesia, sikap adil dari Negara dan sikap positif Masyarakat Indonesia, diperlukan dalam menanggapi hal ini agar perbedaan Ras dan Etnis tidak merusak keharmonisan hubungan antar umat manusia. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 32, dalam Pasal 74 berisi ketentuan, bahwa tidak satu kentuanpun dalam Undang-Undang ini boleh di artikan bahwa Pemerintah, Partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi, merusak dan menghapuskan hak asasi manusia yang diatur dalam Undang-Undang ini, salah satunya adalah kebebasan memeluk suatu agama dan beribadah menurut ajaran agama dan kepercayaannya masing-masing. Pelaku pelangaran hak asasi manusia di bidang agama tidak saja hanya dilakukan oleh suatu kelompok tertentu dalam masyarakat. Pemerintah yang bertugas menegakkan hukum juga pernah melakukan perbuatan yang melanggar hak asasi manusia di bidang agama, contohnya seperti kasus penyerangan terhadap Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten, pada tanggal 6 febuari 2011, dimana sebelum peristiwa penyerangan terjadi, diketahui bahwa Aparat Kepolisian setempat telah mengetahui akan terjadi penyerangan oleh sekelompok

4 orang terhadap Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik Pandeglang Banten, tetapi dari pihak Kepolisian hanya menugaskan beberapa orang anggotanya untuk melakukan pengamanan terhadap Jemaah Ahmadiyah di Cikuesik Pandeglang Banten. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi tanggungjawab Negara terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di bidang agama? 2. Apakah faktor penghambat Negara dalam melaksanakan tanggungjawab terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di bidang agama? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan memperoleh data bagaimana tanggungjawab Negara terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di bidang agama. 2. Untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai faktor penghambat Negara dalam melaksanakan tanggungjawab terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di bidang agama. D. Mamfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan mamfaat sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum pidana

5 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Negara dalam melaksanakan tugasnya dan sebagai informasi bagi korban untuk mengetahui hak-haknya. E. Keaslian Penelitian Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku jika terbukti skripsi ini merupakan hasil duplikasi atau plagiasi dari hasil karya orang lain. Pernah ada peneliti yang meneliti dengan tema yang sama yaitu: 1. Implementasi Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 : (Studi Kasus Terhadap Suku Dayak Hindu Bumi Segandu Losarang, Kajian Hak Asasi Manusia), Disusun oleh Kristina Viri, Npm 04 05 08708, Program Studi Ilmu Hukum, Program Kekhususan Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas hukum, Tahun 2008, Tujuan penelitian yang bersangkutan adalah untuk mengetahui apakah suku dayak hindu budha sengandu losarang sudah memperoleh haknya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 29 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hasil penelitiannya masyarakat suku dayak hindu budha segandu tidak mendapatkan hak mereka sebagaimana yang diatur dalam Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahkan

6 Pemerintah juga melakukan tindakan diskriminasi terhadap mereka, misalnya pada saat mereka membuat kartu identitas, mereka dipersulit. 2. Sanksi Pidana Mati Ditinjau dari Pancasila dan Hak Asasi Manusia, Disusun oleh Tommy Bilal Octoberino A M, Nmp 00 05 07200, Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Hukum Tahun 2009, Tujuan penelitian, meninjau tentang hukuman mati bila di lihat dari Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia dan hak asasi manusia, hasil penelitian hukuman mati masih berlaku di Indonesia, dan penulis mengunggkapkan hukuman mati seharusnya dihapuskan karena tidak sesuai dengan Ideologi Bangsa Indonesia. 3. Peran Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Dalam Menegakkan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat (Studi Kasus Semangi), disusun oleh Devina Andryanto,Nmp 04 05 08790, Program Studi Ilmu Hukum, Program Kekhususan Peradilan dan Penyelesaian Sengketa Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Tahun 2008, Tujuan penelitian untuk mengetahui upaya dan hambatan berat yang dialami oleh Komisi Nasional hak asasi manusia dalam penegakan hukum terhadap kejahatan hak asasi manusia berat yang terjadi F. Batasan Konsep 1. Pengertian tanggungjawab menurut WJS. Poewodarminto adalah suatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk melaksanakan, dibalas dan

7 sebagainya, dengan demikian kalau terjadi sesuatu seseorang yang dibebani tanggungjawab, wajib menanggung segala sesuatunya 2 2. Negara, perkataan Negara dipakai dalam arti penguasa, jadi untuk menyatakan orang atau orang-orang yang memiliki kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu daerah. 3 3. Pengertian korban menurut R. Wiyono, SH. Adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mengalami penderitaan akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang memerlukan perlindungan fisik dan mental dari ancaman, gangguan, teror dan kekerasan dari pihak manapun. Perlindungan terhadap korban tersebut sifatnya wajib. 4 4. Pelanggaran adalah perilaku yang menyimpang untuk melakukan tindakan menurut kehendak sendiri tanpa memperhatikan peraturan yang telah dibuat. 5 5. Pengertian hak asasi manusia menurut Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kohormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2 Supartono, Ilmu Budaya Dasar (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999) hlm 145 3 B. Hestu Cipto Handoyo, Hukum tata Negara Indonesia (Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta) hlm 10 4 http://husnyarifuddin.blogspot.com/2012/04/penertian-dan-definisi-hak-asasi.html, pada 20.30, tanggal 23 april 2012 5 http://sarwono-supeno.blogspot.com/2012/04/pengertian-pelanggaran.html, pada 21.43, tanggal 23 april 2012

8 6. Pengertian agama menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya. 6 G. Metode Penelitian Hukum 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dipergunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang berfokus pada norma hukum positif dan dilakukan dengan cara mempelajari Peraturan Perundang-undangan. Penelitian ini memerlukan data sekunder (bahan hukum) sebagai data utama. 2. Jenis Data Jenis data yang dicari dalam penelitian ini adalah data sekunder yang menggunakan studi kepustakaan dan hasil wawancara yang meliputi : a. Bahan Hukum Primer 1) Norma Hukum Positif Indonesia a) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Hasil Amandemen. b) Undang-undang 1. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 Tentang hak asasi manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 32. 6 http://awandragon.blogspot.com/2012/03/pengertian-agama.html, pada 21.50, tanggal 5 maret 2012

9 2. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban. 3. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis. c) Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia, No. 3 Tahun 2008 Tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Ahmadiyah Indonesia dan Masyarakat. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yang digunakan adalah beberapa pendapat hukum yang diperoleh melalui buku-buku, artikel, opini sarjana hukum, dan website yang berhubungan dengan permasalahan mengenai Tanggungjawab Negara Terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Bidang Agama c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia. d. Narasumber Pada penelitian hukum ini, peneliti akan mengadakan wawancara pada beberapa narasumber untuk memberikan pendapat hukum yang

10 berkaitan dengan permasalahan bagaimanakah tanggungjawab Negara terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di bidang agama. 3. Analisis Data Data diperoleh dari hasil penelitian kemudian disajikan secara kualitatif. Selanjutnya dianalisis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana data yang telah terkumpul akan diteliti secara komperhensip agar obyek yang diteliti dapat dipahami secara mendalam sehingga dapat memberikan jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah yang ada, sedangkan data yang diperoleh diharapkan akan dapat menghasilkan suatu kesimpulan dengan permasalahan serta tujuan penelitian yang benar dan akurat, selanjutnya dianalisis. H. Sistematika Penulisan Hukum Penulisan hukum ini disusun secara sistematis dalam bab per bab yang saling berhubungan dengan tujuan agar terwujud penulisan hukum yang menghasilkan keterangan yang jelas dan sistematis, bab-bab tersebut yaitu : Bab I. Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan mamfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan hukum. Bab II. Pembahasan

11 Dalam bab ini menguraikan tanggungjawab Negara terhadap korban pelanggaran hak asasi manusia di bidang agama, serta hasil penelitian. Bab III. Penutup Dalam bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran.