BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

II. LANDASAN TEORI. menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan. Dalam bukunya, Akhadiah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang menghasilkan interaksi antara guru dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional seperti dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan di SMA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. (2007:136) bahwa narasi berusaha menjawab: Apa yang telah terjadi? Setiap

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis tulisan, (iv) hakikat menulis deskripsi, (v) penilaian hasil menulis deskripsi berbahasa Indonesia, (vi) model pembelajaran kreatif (Creative Learning). 2.1.1 Keterampilan Menulis Deskripsi 2.1.1.1 Hakikat Menulis Pada hakikatnya setiap manusia memiliki keterampilan untuk berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi seseorang dapat dilihat dari keterampilan berbahasanya. Keterampilan berbahasa meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan yang sangat penting dalam mendukung keterampilan komunikasi adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan perwujudan bentuk komunikasi tidak langsung atau komunikasi tertulis. Banyak ahli memberikan batasan menulis yang pada hakikatnya sama. Tarigan (2008:3-4) mengemukakan: Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, dan pengetahuan. Penulis di dalam kegiatan menulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Kegiatan menulis disebut sebagai kegiatan produktif karena menghasilkan tulisan dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada pembaca. Menulis suatu karangan yang baik memerlukan penguasaan beberapa keterampilan, yaitu ketepatan dan kelayakan tata bahasa, sehingga hubungan penulis dan pembaca menjadi lebih mudah. Selain itu, dalam menulis suatu karangan diperlukan kosakata yang sesuai dengan pokok persoalan tingkat penulisannya. Yang terpenting bagaimana menyusun kosakata-kosakata menjadi suatu kalimat yang jelas, sebab karangan yang baik memerlukan struktur ide-ide yang diteliti. 6

7 Enre (1988:8) juga menyatakan sebagai berikut: Unsur-unsur tulisan tersebut adalah: (a) penemuan, yaitu proses didapatkannya ide yang akan ditulis, (b) penataan, yaitu penemuan dasardasar pengaturan yang mungkin diorganisasikannya ide-ide sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan dipercaya oleh pembaca, (c) gaya, yaitu proses penentuan pemilihan mengenai struktur kalimat dan diksi yang akan dipakai dalam tulisan yang hendak disusun. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Oleh sebab itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang lebih dan sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan keterampilan menulis, seseorang harus dapat menemukan ide yang akan dijadikan bakat menulis, mampu menyusun atau mengorganisasikan karangan menjadi susunan yang runtut, menguasai struktur kalimat dengan pilihan kosakata yang tepat. Selain itu, keterampilan menulis harus selalu dilatih dengan memperhatikan cara-cara penulisan yang benar. Latihan menulis tampaknya kurang dilakukan, terutama bagi siswa sehingga ada kecenderungan siswa tidak senang jika diberi tugas untuk membuat suatu karangan atau tulisan. 2.1.1.2 Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Menulis Bagi seorang siswa kegiatan menulis mempunyai fungsi utama sebagai sarana untuk berpikir dan belajar. Melalui tugas menulis yang diberikan di sekolah siswa telah belajar mengungkapkan ide dan mendemonstrasikan kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. D Angelo (dalam Tarigan, 2008:23) menjelaskan: Fungsi utama menulis sebagai alat komunikasi, khususnya komunikasi tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan orang yang diajak berkomunikasi. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Selain itu, kemampuan menulis juga dapat memudahkan seseorang merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi,

8 memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu menjelaskan apa yang ada pada pikiran seseorang. Masih banyak orang yang mengalami kesulitan dalam proses menulis aktual, yaitu dalam menjelaskan apa yang ada pada pikiran berupa gagasan, masalah-masalah dan kejadian-kejadian. Selain mempunyai fungsi, menulis juga mempunyai tujuan, di antaranya tulisan dapat digunakan untuk menyakinkan, melaporkan, mencatat, dan mempengaruhi orang lain. Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008:24) menyebutkan: Tujuan penulisan, yaitu (a) penguasaan, (b) persuasif, (c) informasi, (d) pernyataan diri, (e) kreatif, dan (f) pemecahan masalah. Semua tujuan penulisan hanya dapat dicapai dengan baik bila seseorang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas. Beberapa alasan mengenai pentingnya keterampilan menulis adalah: (a) sebagai sarana untuk menemukan sesuatu, (b) melatih keterampilan mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep dan ide yang dimiliki, (c) melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang, (d) membantu untuk menyerap dan memproses informasi, dan (e) memungkinkan diri untuk menjadi aktif dan tidak hanya sebagai penerima informasi Hairston melalui Darmadi (1996:35). Serupa dengan pendapat di atas, Akhadiah (1993:1), menjelaskan: Beberapa keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegiatan menulis, yaitu (a) dapat mengenali kemampuan dan potensi diri, (b) mengembangkan beberapa gagasan, (c) memperluas wawasan, (d) mengorganisasikan gagasan secara sistematik dan mengungkapkannya secara tersurat, (e) dapat meninjau dan menilai gagasan sendiri secara lebih objektif, (f) lebih mudah memecahkan permasalahan, (g) mendorong diri belajar secara efektif, dan (h) membiasakan diri berpikir serta berbahasa secara tertib. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berbagai manfaat dapat diambil dari keterampilan menulis. Untuk itu perlu dikembangkan keterampilan menulis dan berlatih menulis secara terus-menerus, sehingga seseorang dapat lancar dan baik dalam membuat tulisan. Di samping itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sukar, maka tentu saja pengembangan dan latihan dapat dijadikan pengalaman produktif yang berharga bagi siswa.

9 2.1.1.3 Jenis-jenis Tulisan Jenis-jenis tulisan ada bermacam-macam, antara lain seperti yang disebutkan oleh beberapa tokoh. Sirait dkk (1985:15) mengemukakan: Tulisan secara tradisional berdasarkan tujuan penulisan mempunyai beberapa jenis, yaitu eksposisi (paparan), narasi (cerita), deskripsi (lukisan), dan argumentasi. Enre (dalam Raharjo, 1994:15) juga menambahkan adanya: Jenis tulisan persuasi atau penghimbauan. Jenis tulisan eksposisi adalah jenis tulisan yang menjelaskan suatu objek, sedangkan jenis tulisan narasi adalah tulisan yang dibuat berdasarkan urutan waktu dan kejadian atu peristiwa, sehingga tulisan menjadi lebih menarik. Biasanya, penulis narasi menceritakan sampai detail suatu peristiwa atau dengan memanipulasi urutan peristiwa. Tulisan deskripsi adalah tulisan yang menguraikan suatu penggambaran secara jelas. Pembaca seolah-olah melihat secara langsung atau mengalami seperti apa yang ada dalam tulisan. Jenis karangan argumentasi adalah tulisan yang menyatakan pendapat, gagasan, ide atau pikiran seseorang mengenai suatu hal yang disertai dengan alasan dan buktibukti yang kuat. Sementara itu, tulisan persuasi adalah tulisan yang berisi bujukan atau ajakan kepada pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki oleh penulis. 2.1.1.4 Hakikat Menulis Deskripsi Menulis deskripsi adalah menulis yang bertujuan menimbulkan imajinasi bagi pembacanya seakan ikut merasakan seperti apa yang diungkapkan penulis dalam tulisannya. Salah satu tujuan menulis deskripsi adalah agar pembaca dapat menumbuhkan daya khayal, walaupun dalam pemakaian sehari-hari menulis deskripsi tidaklah selalu menimbulkan daya khayal, kesan, atau sugesti. Sirait (1985:20) menyatakan: Berdasarkan tujuannya deskripsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu deskripsi sastra dan deskripsi teknis atau deskripsi ekspositoris. Deskripsi sastra bertujuan untuk menimbulkan imajinasi, kesan, dan pengaruh kepada para pembaca. Deskripsi sastra melukiskan hakikat yang nyata dari suatu objek sebagai titik tolak, kemudian perlahan bergerak ke arah imajinasi dan perasaan sehingga mampu membangkitkan perasaan hidup dan keanekaan subjek yang bersangkutan. Deskripsi teknis atau deskripsi ekspositoris bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila melihat objeknya. Deskripsi ekspositoris tidak berusaha untuk menciptakan kesan pada diri pembaca. Deskripsi teknis secara harfiah menjelaskan apa yang ada, sehingga dapat diperiksa kebenarannya

10 Menurut Keraf (1984:94) deskripsi teknis atau ekspositoris bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objeknya. Deskripsi teknis atau ekspositoris tidak berusaha untuk menciptakan kesan atau imajinasi pada diri pembaca. Jadi, tulisan deskripsi adalah suatu tulisan yang di dalamnya memberikan perincian yang mendetail tentang objek sehingga seakan-akan pembaca melihat, mendengar atau mengalami langsung tentang objek yang ditulis. Objek tulisan deskripsi dapat berupa benda, orang, peristiwa, suasana dan lain sebagainya. 2.1.1.5 Penilaian Hasil Menulis Deskripsi Berbahasa Indonesia Penilaian menulis pada umumnya diarahkan pada aspek mode (isi dan gagasan) serta aspek kebahasaan. Ada beberapa pendekatan dalam penilaian menulis salah satunya adalah pendekatan langsung. Menurut (Sudjana, 1988:111) menyatakan salah satu fungsi penilaian dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, yaitu tujuan instruksional khusus, serta dapat diketahui tingkat penguasaan bahan pelajaran dikuasai oleh siswa, 2) Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Guru dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar. Melalui penilaian, berarti menilai kemampuan guru itu sendiri dan hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memperbaiki usahanya, yaitu tindakan mengajar berikutnya. Agar penilai dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih rinci, penilaian hendaknya disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Penilaian dengan pendekatan analisis merinci karangan ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu. Perincian karangan ke dalam kategori-kategori antara karangan yang satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan yang digunakan. Walaupun pengkategorian itu dapat bervariasi, kategori-kategori yang pokok hendaknya meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi; (2) organisasi dan penyajian isi; (3) gaya dan bentuk bahasa; (4) mekanik, terdiri dari tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan; serta (5) respon afektif guru terhadap karya tulis Nurgiyantoro (2001:11).

11 Penerapan model penilaian analitis dengan kelima kategori di atas dapat dilakukan dengan mempergunakan skala 1 sampai dengan 10 pada unsur karangan dengan kemungkinan skor maksimum 100 Nurgiyantoro (2001: 304). Dalam penelitian ini, penilaian menulis deskripsi berbahasa Indonesia menggunakan skala 4 sampai dengan 20 meliputi aspek: relevansi isi dengan judul; diksi; ejaan dan tanda baca; kerapihan tulisan; koherensi; Masing-masing aspek yang dinilai memiliki skor sama, tiap aspek skor maksimum 20 maka skor maksimal yang akan diperoleh adalah 100. 2.1.1.6 Model Pembelajaran Kreatif (Creative Learning) Pengertian istilah kreatif (creative) berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Kreatif dapat muncul karena adanya kreativitas. Menurut Nursisto (2000:37) Kreatifitas adalah daya untuk menciptakan sesuatu di dalam angan-angan. Istilah kreatif dan kreatifitas banyak digunakan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Penilaian kreatifitas bagi siswa didasarkan pada keaslian tingkah laku yang mereka laksanakan dalam banyak cara dan kesempatan dalam menghadapi berbagai situasi belajar (Slameto 2003:145). Sedangkan Cameron (dalam Johnson 2009:213) menyatakan: Pembelajaran kreatif (creative learning) merupakan model pembelajaran yang baru dengan terbentuknya semangat kerjasama dan menghasilkan manusia yang bersahabat dengan sesamanya serta berpikir kreatif dalam mengatasi masalah. Model pembelajaran kreatif dimaksudkan untuk mengajak guru menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar lebih aktif, kreatif, menyenangkan, dan bermakna dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa (Sujdjana, 2005: 46). Supaya pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka diperlukan pencapaian kualitas pembelajaran melalui perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hal ini strategi pembelajaran yang dikembangkan di sekolah menghasilkan luaran pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

12 Penerapan model pembelajaran kreatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan memaksimalkan peran siswa sebagai peserta yang aktif. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk membentuk makna dalam proses belajarnya sehingga struktur kognitifnya mampu membangun struktur-struktur baru untuk mengakomodasi masukanmasukan pengetahuan yang baru dipelajarinya. Jadi, penerapan model pembelajaran kreatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia menempatkan siswa sebagai peserta yang aktif, yang memungkinkan siswa menemukan pengetahuan-pengetahun baru yang terusmenerus. 2.1.2 Langkah-langkah Pembelajaran Kreatif Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran menulis deskripsi melalui model pembelajaran kreatif adalah sebagai berikut : 1. Pendahuluan a. Guru menyiapkan secara psikis dan fisik untuk mengikuti KBM. b. Guru mengajukan pertanyaan dengan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai. d. Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian KBM, termasuk penilaian sesuai silabus. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi 1) Siswa mendengarkan/ menyimak apersepsi guru 2) Guru membagi siswa dalam kelompok 3) Guru menyampaikan contoh karangan diskripsi Elaborasi 1) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mencari karakteristik karangan diskripsi. 2) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menulis karangan deskripsi sesuai dengan tema dan gambar yang dibagi oleh guru berdasarkan kreasinya masingmasing.

13 3) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk saling menilai hasil karangan kelompok lain. 4) Siswa memaparkan hasil penilaiannya untuk saling ditanggapi. 5) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi 6) Guru memberikan evaluasi akhir 7) Guru menganalisis hasil evaluasi. Konformasi Guru memberikan penguatan (motivasi) dan umpan balik Penutup Guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. 2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Berbahasa Indonesia melalui Model Pembelajaran Kreatif pada Siswa Kelas V SD Negeri Trangkil 04 ini adalah sebagai berikut. (Roanne G, Brice : 2004) yang berjudul Connecting Oral and Written Language Throug Applied Writing Strategies (http://www.proquest.umi.com). Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa menulis merupakan pengetahuan yang perlu diutamakan karena menjadi dasar keterampilan berbahasa. Siswa cenderung kesulitan dalam memahami keterampilan menulis. Oleh karena itu, guru perlu memberi perhatian khusus pada komponen morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. (Lisa, Wimtead : 2004) dengan penelitian yang berjudul Increasing Academic Motivation and Cognition in Reading, Writing, and Mathematics: Meaning Making Strategies (http://www.proquest.umi.com). Penelitian itu menunjukkan bahwa guru perlu memberikan motivasi secara terus-menerus dalam pembelajaran membaca, menulis dan matematika. Untuk pembelajaran menulis dapat dimulai dengan menulis topik sesuai pengetahuan siswa, dan dilanjutkan dengan memberikan pengetahuan mengenai tata bahasa.

14 Peningkatan keterampilan menulis deskripsi dapat dilakukan dengan menggunakan metode menghadirkan model di kelas, media gambar, analisis catatan harian dan pemetaan pikiran. Penerapan model pembelajaran kreatif untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi ini belum diteliti sehingga kedudukan penelitian ini sebagai pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya. Peneliti berharap hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 2.3 Kerangka Berpikir Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Proses belajar itu terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahapan informasi, transformasi, dan evaluasi. Yang dimaksud dengan informasi adalah proses penjelasan, penguraian, atau pengarahan mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Transformasi adalah proses pengalihan atau perpindahan prinsip-prinsip struktur ke dalam diri anak. Proses transformasi itu melalui informasi. Namun, informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan dalam tataran yang lebih luas. Dalam konteks ini, peranan dan bantuan pengajar sangat diperlukan. Keterampilan berbahasa Indonesia secara tertulis merupakan salah satu bentuk transformasi yang memerlukan bantuan pengajar agar siswa memiliki kegemaran menulis dan dapat meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkannya dalam kegiatan sehari-hari. Dengan kata lain, kegemaran menulis akan membantu siswa lebih mudah dalam menyampaikan informasi aktual secara emosional, menyatakan sikap intelektual, dan menyatakan sikap moral. Oleh karena itu keterampilan menulis merupakan wujud pengelolaan pengetahuan yang dimiliki seseorang, terkait dengan aspek: relevansi judul dengan isi; diksi (pilihan kata); ketepatan ejaan; pemakaian tanda baca; kerapian tulisan dan koherensi. Pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kreatif pada siswa merupakan skenario rencana pembelajaran yang dikondisikan sedemikian rupa, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dengan sistem kerjasama di dalam kelas. Ide dan pengembangan kalimat dilakukan secara bergantian dengan teman kelompok. Penggunaan model pembelajaran kreatif juga akan menuntut

15 siswa untuk berpikir aktif menuangkan apa yang ia pikirkan dan ia rasakan dengan berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi kegiatan pembelajaran, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar. Pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kreatif diharapkan dapat merangsang anak untuk aktif belajar dan interaksi guru dan murid dapat lebih terjalin sehingga hasil pembelajaran dapat dimaksimalkan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Dengan demikian, pembelajaran menulis deskripsi berbahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran kreatif diasumsikan akan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengembangkan kalimat, ide ataupun penggunaan ejaan dalam karangannya. 2.4. Hipotesis Tindakan Dengan menerapkan model pembelajaran kreatif diduga dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi berbahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Trangkil 04 semester I tahun pelajaran 2011/2012.