digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization ( WHO ), cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi ciptaan Tuhan sehingga tidak dapat digantikan dengan makanan, minuman, susu lain. Dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga, masyarakat, terhadap informasi tentang pemberian ASI yang tepat dan benar sehingga ibu dapat menyusui ekslusif selama 6 bulan yang dimulai dengan Inisiasi Menyusui Dini dalam 1 jam pertama setelah melahirkan (Depkes RI, 2009) Pemberian ASI pada bayi merupakan salah satu cara terbaik dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak dini karena mereka kelak akan menjadi penerus bangsa. ASI juga memberikan gizi bernilai tinggi yang dibutuhkan utuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, serta kekebalan terhadap beberapa penyakit, serta mempererat ikatan emosional antara ibu dan bayinya ( Ibanez, 2012). Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yaitu bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi. Tahun 2015 yaitu untuk angka kematian 23 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 32 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 diharapkaan dapat tercapai (Depkes RI, 2009). Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tahun 2010 sebesar 42 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan kematian pada bayi baru lahir, 56% merupakan neonatal (bayi baru lahir) yang umumnya berusia 0-6 hari (Litbang Menkokesra, 2011). Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Cilacap pada tahun 2012 sebesar 10,75/1000 kelahiran hidup dan 9,2/1000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012). Penyebab kematian bayi tahun 2010 yaitu bayi berat badan lahir rendah (BBLR), Asfiksia Neonatorum, Tetanus Neonatorum dan lainnya. Program kesehatan ibu dan anak yaitu dengan commit upaya to user penurunan AKB adalah dengan 1
digilib.uns.ac.id 2 pemberian ASI eksklusif, sedangkan bagi petugas kesehatan dalam upaya penurunan angka kematian neonatal saat lahir adalah resusitasi, ASI secara dini, cegah hipotermi, cegah infeksi, injeksi vitamin K, injeksi hepatitis B, penanganan gawat darurat, rujukan kasus. (Depkes RI, 2009). Salah satu upaya menurunkan angka kematian neonatus saat lahir adalah pencegahan infeksi dan pemberian ASI dini dengan memfasilitasi inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi baru lahir dan mendukung program ASI Ekslusif. Pemberian ASI dini adalah ibu segera meneteki bayinya dalam 30 menit setelah bayi lahir, sehingga pemberian kolostrum bisa tercapai. Kolostrum mengandung zat anti bodi sehingga terhindar dari infeksi (Depkes RI, 2009).. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 54,3%. Data Riskesdas 2013 berdasarkan perilaku ibu terhadap kolostrum di Indonesia diketahui 85,3% diberikan semua, 8,9% diberikan sebagian dan 5,9% dibuang semua, sedangkan untuk Propinsi Jawa Tengah diketahui 82,8% diberikan semua, 13% dibuang sebagian dan 4,2% dibuang semua. Cakupan ASI eksklusif di Cilacap pada tahun 2011 sebesar 37,17 % (Dinas Kesehatan Cilacap, 2011) Kendala pemberian kolostrum adalah kurangnya pengetahuan atau karena kepercayaan yang salah, banyak ibu yang baru melahirkan tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Di berbagai daerah, air susu ibu pertama (kolostrum) sengaja diperah dengan tangan dan dibuang. Mereka percaya dan berpendapat bahwa kolostrum akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak. Ada angggapan bahwa pemberian kolostrum perlu dihindarkan karena mereka percaya keluarnya air susu yang sebenarnya hanya mulai pada hari ketiga (Proverawati, 2010). Paritas ada kaitannya dengan arah pencarian informasi tentang pengetahuan ibu dalam menyusui. Pengalaman yang diperoleh ibu dapat memperluas pengetahuan seseorang dalam pemberian ASI. Bahwa pengalaman ibu dalam mengurus anak berpengaruh terhadap pengetahuan tentang ASI Eksklusif (Soetjiningsih, 2012). Status gizi ibu hamil perlu diperhatikan agar janin yang dikandungnya bisa tumbuh dan berkembang secara normal sehingga bayi yang dilahirkan normal. Dengan melahirkan bayi yang memiliki commit berat to user badan normal akan mengurangi
digilib.uns.ac.id 3 kejadian gizi buruk pada balita. Ibu hamil yang terjamin konsumsi zat gizinya sesuai dengan kebutuhannya akan sangat membantu setelah melahirkan. ASI yang diproduksi oleh ibu menyusui dengan status gizi yang baik akan menjamin terpenuhinya kebutuhan ASI untuk bayinya. Dengan mengikuti anjuran pemerintah melaksanakan ASI eksklusif akan ikut menjamin mengurangi kejadian balita gizi buruk pada bayi umur 6 bulan. Pertumbuhan bayi pada awal- awal kehidupannya akanmenentukan status gizi selanjutnya sampai umur 5 tahun ( Ipa, 2010) Menurut penelitian yang dilakukan di Ghana dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah "Pediatrics", 22 persen kematian bayi yang baru lahir - yaitu kematian bayi yang terjadi dalam satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Mengacu pada hasil penelitian itu, maka diperkirakan program "Inisiasi Menyusui Dini" dapat menyelamatkan sekurangkurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan pertama kelahiran (Roesli, 2010). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Cilacap dengan melakukan wawancara pada tanggal 08 November 2014 pada 10 ibu nifas hari ke1 sampai ke3 diperoleh data 5 ibu nifas mengetahui tentang kolostrum dan memberikan kolostrum pada bayinya dan 5 ibu nifas tidak mengetahui tentang kolostrum dan tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Ibu yang tidak memberikan kolostrum rata-rata mengatakan bahwa kolostrum merupakan ASI basi yang tidak bisa diminumkan kepada bayi dan tidak punya pengalaman menyusui. S ebagi an i bu tidak menyusukan bayi setelah proses persalinan selesai karena ibu kecapekan dan lemas apalagi yang bersalin dengan bedah caesar mengatakan belum bisa gerak dan masih nyeri jahitan, tidak menyusui bayinya dengan alasan ASI belum keluar walau bayi sudah diletakkan diatas dada ibu setelah lahir dan ditemui 1 ibu dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan, Paritas, Status Gizi, Jenis Persalinan dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian Kolostrum, serta ingin membuktikan adanya hubungan tersebut. commit to user
digilib.uns.ac.id 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dapat ditetapkan rumusan masalahnya yaitu Apakah ada Hubungan Tingkat Pengetahuan, Paritas, Status Gizi, Jenis Persalinan dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian Kolostrum? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis Hubungan Tingkat Pengetahuan, Paritas, Status Gizi, Jenis Persalinan dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian Kolostrum. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian kolostrum. b. Menganalisis hubungan paritas dengan pemberian kolostrum. c. Menganalisis hubungan status gizi dengan pemberian kolostrum. d. Menganalisis hubungan jenis persalinan dengan pemberian kolostrum. e. Menganalisis hubungan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan pemberian kolostrum. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi teoritis, diharapkan dapat digunakan : a. Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu tentang hubungan tingkat pengetahuan, paritas, jenis persalinan dan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan pemberian kolostrum. b. Sebagai wacana dan menjadi bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang pemberian ASI Eksklusif pada umumnya dan kolostrum pada khususnya. 2. Bagi praktis, diharapkan dapat digunakan : a. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatan cakupan ASI Eksklusif pada umumnya dan commit kolostrum to user pada khususnya.
digilib.uns.ac.id 5 b. Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga kesehatan untuk promosi kesehatan tentang ASI Eksklusif pada umumnya dan kolostrum pada khususnya. commit to user