Oleh: Auliya Ul Fikry Staf Subdit Kebijakan dan Strategi Dit. Bina Program

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruk Legi

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah

REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

Memorandum Program Sanitasi

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM

pemanfaatan teknologi tepat guna dalam

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

Deskripsi Program / Kegiatan

PROGRAM PRIORITAS TA.2006

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Kepedulian Kita Pentingnya Air dan Pengelolaan Air Limbah

Strategi S-O (menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Lampiran 7 Rencana Implementasi Lampiran 7.a.1: Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran n+1 (khusus sumber dana dari Pemerintah)

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV Strategi keberlanjutan layanan sanitasi

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

KANTOR BALAI TAMS I MENUJU ZERO WASTE

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PERUMUSAN PERMASALAHAN/ISU STRATEGIS DAN PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

PELAKSANAAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYA PERMUKIMAN LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SANITASI DI INDONESIA

2.1 Visi Misi Sanitasi

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

Transkripsi:

Pechakucha #14 Oleh: Auliya Ul Fikry Staf Subdit Kebijakan dan Strategi Dit. Bina Program MENJAGA KELESTARIAN AIR DAN LINGKUNGAN PADA KAWASAN KUMUH DENGAN PENERAPAN ALTERNATIF TEKNOLOGI SEDERHANA Kementerian PU dan Pera Direktorat Jenderal Cipta Karya 1

KERANGKA PENYAJIAN I. Pendahuluan II. Arahan Kebijakan III.Target Peningkatan Akses Sanitasi Layak IV. Tantangan V. Air Limbah VI. Persampahan VII.Drainase VIII.Reminder Pasca Pembangunan IX. Penutup

I. PENDAHULUAN Water for slums erat kaitannya dengan bagaimana melindungi kelestarian air pada kawasan kumuh (terutama kawasan kumuh yang tidak terjangkau jaringan air minum perpipaan). Kawasan kumuh identik dengan masalah sanitasi yang buruk. Hal ini terbukti dari banyaknya studi-studi yang terkait permasalahan sanitasi pada kawasan kumuh yang telah dilakukan.

II. ARAHAN KEBIJAKAN Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan akan pentingnya pengaturan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber air. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM Peraturan ini mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah permukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum. Hal ini memiliki makna bahwa pembangunan bidang sanitasi harus terintegrasi dengan pembangunan bidang air minum untuk mewujudkan kelestarian penyediaan air minum yang berkualitas.

III. TARGET PENINGKATAN AKSES SANITASI LAYAK Indikator Outcome 2015-2019 2014 Kebutuhan Pendanaan (T) 2015 2016 2017 2018 2019 Target Capaian (%) Kebutuhan Pendanaan (T) Target Capaian (%) Kebutuhan Pendanaan (T) Target Capaian (%) Kebutuhan Pendanaan (T) Target Capaian (%) Kebutuhan Pendanaan (T) Target Capaian (%) Total Pendanaan (T) Kapasitas APBN (T) Capaian pelayanan akses air minum Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak Capaian pelayanan akses sanitasi Penataan Bangunan dan Lingkungan 70,00% 49,464 76,0% 52,212 82,0% 54,960 88,0% 57,708 94,0% 60,456 100,0% 274,8 89,1 10,00% 31,338 8,0% 33,079 6,0% 34,820 4,0% 36,561 2,0% 38,302 0% 174,1 22,2 62,40% 51,354 69,9% 54,207 77,4% 57,060 85,0% 59,913 92,5% 62,766 100,0% 285,3 94 17,928 18,924 19,920 20,916 21,912 99,6 12,4 150,084 158,422 166,760 175,098 183,436 833,8 217,7 SUB SEKTOR TARGET 2015 TARGET 2019 Air Limbah 62,41% 100% Persampahan 70,00% 100% Drainase 67,32% 100%

IV. TANTANGAN Terkait dengan target CK tahun 2015 2019 yaitu pencapaian 100 0 100 dengan keterbatasan dana yang ada, perlu adanya program terobosan dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Penerapan strategi alternatif yang sederhana untuk penanganan kumuh diluar program yang telah ada, perlu diterapkan untuk tujuan tersebut. Khusus untuk menjaga kelestarian sumber air dan lingkungan di slums area, diperlukan alternatif strategi pembangunan sanitasi (sampah, air limbah, drainase) yang mungkin dapat diterapkan diluar program yang telah ada selama ini untuk diterapkan di kawasan kumuh.

V. Air limbah Salah satu upaya yang dilakukan DJCK saat ini pada entitas kawasan/lingkungan yang bisa diterapkan pada penanganan kawasan kumuh Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) SANIMAS adalah program penyelenggaraan sanitasi berbasis masyarakat, untuk meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan pada masyarakat miskin perkotaan berdasarkan kebutuhan dan kesesuaian masyarakat itu sendiri. dibutuhkan lahan untuk membangun infratruktur. Membutuhkan proses yang cukup panjang dalam seleksi kampung sd konstruksi. KSM Pengelola dan biaya operasional.

V. Air limbah Upaya yang bisa diterapkan ketika upaya yang biasa dilakukan DJCK mengalami kendala dalam implementasinya 1000 septictank (telah dipresentasikan pada pechakucha sebelumnya) Konstruksi tangki septik lebih mudah, murah, dan cepat. Dapat diterapkan didaerah-daerah yang warganya sudah memiliki toilet maupun yang belum memiliki toilet (dengan penambahan pembuatan toilet) Tidak bergantung pada kesediaan lahan maupun kelompok masyarakat Dibutuhkan solusi cepat dalam penanganan greywater yang dapat diakomodir dengan tangki septik modifikasi Dapat Mendukung program penyedotan Lumpur Tinja Terjadwal

VI. Persampahan Upaya yang dilakukan DJCK saat ini pada entitas kawasan/lingkungan yang bisa diterapkan pada penanganan kawasan kumuh TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) 3R TPST 3R merupakan Kegiatan pengelolaan sampah yang meliputi pemilahan sampah, pembuatan kompos, pengepakan bahan daur ulang, dll Kendala pelaksanaan TPST 3R yang sering terjadi: Banyak TPST 3R yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Masyarakat banyak yang tidak memilah sampah dari rumah sehingga menyulitkan pengelolaan di TPST 3R dan membutuhkan banyak tenaga kerja untuk memilah-milah sampah. Membutuhkan pembebasan lahan (200 500 M2 untuk kapasitas 200 rumah), biaya investasi yang tidak sedikit (100 250 jt berdasarkan Best Practice).

VI. Persampahan Upaya yang bisa diterapkan ketika upaya yang biasa dilakukan DJCK mengalami kendala dalam implementasinya TAKAKURA (pengomposan skala rumah tangga) Masyarakat dapat mengolah sampahnya sendiri di rumah masing-masing (mendukung program pengurangan sampah dari sumbernya). Biaya murah, hanya @takakura = 150 rb per KK, artinya hanya dibutuhkan total dana sebesar 30 jt untuk 200KK sedangkan 3R membutuhkan 100 250 jt per 200KK.

VI. Persampahan (Persiapan Implementasi Program) Dibutuhkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pemilahan sampah dan pengoperasian TAKAKURA terutama ibu-ibu yang sehari-hari berkutat dengan aktifitas bersih-bersih rumah dan buang sampah. Perlu dibentuk Kelompok Swadaya Masyarakat sebagai pengelola sampah untuk menyalurkan sampah-sampah non organik yang masih bernilai ekonomi dan kompos (modifikasi dari KSM TPS 3R dan KSM pengelola Bank Sampah)

VI. Persampahan (Kelompok Swadaya Masyarakat Barter Sampah) KSM Barter sampah merupakan modifikasi dari KSM pengelola TPS 3R dan Bank Sampah. Berfungsi untuk menampung kompos yang diproduksi warga dan sampah non organik yang bernilai ekonomi untuk di jual dan di daur ulang kembali. Dasar pemikiran adalah banyaknya masyarakat yang tidak tertarik menabung sampah (butuh waktu untuk mendapatkan hasil). Dasar pemikiran adalah mangadopsi strategi marketing yang dilakukan tukang loak/tukang abu gosok keliling dimana kertas koran, botol dll bisa ditukarkan dengan barang-barang seperti abu gosok atau piring cantik.

VI. Persampahan (Kelompok Swadaya Masyarakat Barter Sampah) Agar menarik masyarakat dan melibatkan partisipasi ibu ibu ataupun anak-anak, kompos hasil olahan rumahan pada masyarakat (apabila tidak dipergunakan untuk kebun sendiri) dan sampah non organik yang bernilai ekonomi dapat ditukarkan dengan barang-barang yang menarik ibu-ibu / anak-anak. Barter Menarik minat Ibu ibu dan anak-anak

VI. Persampahan (Kelompok Swadaya Masyarakat Barter Sampah) Diperlukan pemasaran terhadap kompos yang terkumpul dan sampah non organik untuk dapat disalurkan kepada pengepul. Tetap diperlukan TPS dikawasan tersebut untuk menampung residu sampah. Catatan : sampah yang dibarter tentunya disesuaikan dengan nilai ekonominya sehingga pengelola tidak merugi dan memperoleh keuntungan dari hasil barter dan penjualan kembali kompos dan sampah non organik yang terkumpul

VII. Drainase (Sumur Resapan SNI No. 03-2453-2002) Setelah air limbah dan sampah tertangani dikawasan kumuh, pembuatan sumur resapan bisa diterapkan terutama untuk menjaga kelestarian air tanah dan mengurangi limpasan air hujan. Drainase lingkungan tetap diperlukan untuk menyalurkan air limpasan. Sumur resapan merupakan sebuah sarana berupa sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah dengan baik. Beberapa manfaat pembangunan sumur resapan: Melindungi serta memperbaiki kualitas air tanah. Mengurangi jumlah limpasan air. Memberi cadangan air tanah yang cukup.

VII. Drainase (Sumur Resapan SNI No. 03-2453-2002) Jokowi: Pemprov DKI menargetkan pembuatan sekitar 2 ribu sumur resapan dapat dilakukan tahun ini (www.beritasatu.com 12 Februari 2013) Jokowi: Pembuatan ribuan sumur resapan berfungsi meningkatkan kualitas air tanah untuk persediaan pada tahun mendatang (www.kompas.com 9 Oktober 2013) Jokowi: Jakarta Masih Kekurangan Ratusan Ribu Sumur Resapan (www.wartakota.tribunnews.com 2 November 2014) Jokowi: Kita sedang membuat sumur resapan sebanyak 1958 di lima wilayah Jakarta tahun 2013 ini (www.republika.co.id 9 Oktober 2013)

VII. Reminder Pasca Pembangunan (agar masyarakat tetap menjaga lingkungan dan infrastruktur terbangun di kawasan kumuh yang telah tertangani) Diperlukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat pada kawasan sasaran (kawasan kumuh yang telah ditangani oleh DJCK) dengan menggunakan media yang tepat. Tidak perlu menggunakan media komunikasi yang berbayar (above the line) karena: Memerlukan Biaya yang mahal sebagai gambaran, sekali tayang 30 detik iklan TV bs mencapai 60jt. Target sasaran terlalu luas sehingga tidak fokus dan tepat dengan sasaran yang diinginkan. Dana publikasi DJCK yang terbatas dengan kebutuhan publikasi yang banyak setiap tahun. Cukup menggunakan media komunikasi yang sangat murah dengan perlibatan langsung masyarakat Media Komunikasi Mandiri Contoh Kawasan kumuh Target sasaran kampanye

VII. Reminder Pasca Pembangunan Media Komunikasi Mandiri (MKM) Media Komunikasi Mandiri adalah media yang dibuat sendiri oleh masyarakat berdasarkan kreasi masyarakat sendiri. Bisa menggunakan media apa saja dan ditempatkan di area area strategis di kawasan sasaran. Tema bisa diarahkan dengan menggunakan gambar dan kalimat yang berisi ajakan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan infrastruktur yang dibangun. Tidak memerlukan biaya yang besar (murah) DJCK hanya memfasilitasi masyarakat berlomba melukis dan menyiapkan hadiah dengan melibatkan masyarakat mengenai mapping daerah/tempat yang bisa digunakan sebagai media kampanye.

IX. PENUTUP Apa yang disampaikan mungkin bukan merupakan teknologi yang baru, sebaliknya merupakan teknologi sederhana yang sudah ada yang mungkin bisa diterapkan sebagai alternatif dalam pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor sanitasi. Tantangan target pemenuhan 100 0 100 bidang Cipta Karya dengan sumber dana yang terbatas, memerlukan alternatif strategi disamping program-program yang telah dilakukan selama ini oleh Ditjen Cipta Karya yang mungkin dapat diterapkan untuk menjawab tantangan target 100 0 100 pada tahun 2019.

TERIMA KASIH