BAB 1 PENDAHULUAN. Di era digital ini, teknologi semakin berkembang. Banyak teknologi baru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pencahayaan alami yang berasal dari matahari sebagai sumber cahaya utama (natural

BAB I PENDAHULUAN. penerus dari masa depan mereka. Dalam kesehariannya, dunia anak memang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki aneka ragam buah. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. melalui penampilan fisik, bila keduanya bersatu maka seorang wanita dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Diecast adalah salah satu bentuk teknik cor pada mainan berkategorikan

1.4 Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran antar budaya dan bahasa. Kenichi Takeyama, selaku direktur

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. anak sebagai hari yang spesial. Berdasarkan hasil kuisioner tersebut pula

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Kepemudaan KWI (seperti dikutip dalam komkepbandung.com), orang

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang dituntut untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya berada 1 tingkat di bawah Indonesia dalam jumlah ekspor.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi nya yang kita kenal sebagai profil perusahaan (company profile /

BAB I PENDAHULUAN. (2015) yang diakses pada 3 maret 2015, anak sudah dapat melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan industri fashion Indonesia dalam jangka panjang serta melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan peran, hormon dan psikologi, serta kelelahan fisik yang dialami ibu

Commercial / Advertising Photography

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN. subyek yang dapat diproyeksikan ke sebuah layer; dan penemuan sebuah medium

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. memang sudah umum dilakukan oleh semua orang. Hal ini dilakukan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LAPORAN PROJEK KOMUNIKASI... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK...

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Bandung Photography Center

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Perkembangan kamera mulai dari kamera manual sampai digital

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak pada usia 2-5 tahun masuk ke dalam periode peletakan struktur prilaku

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB 2 DATA DAN ANALISA

2014 SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. karya seni. Hal inilah yang mendasari adanya sebuah pameran seni. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. (diakses pada 2 Febuari 2013) 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prio Rionggo, 2014 Proses Penciptaan Desain Poster Dengan Tema Bandung Heritage

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY DALAM KARYA FILM DOKUMENTER RIDER BMX BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer komunikasi atau

T E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menghambat perkembangan perilaku. Autisme bisa dideteksi

FOTOGRAFI, oleh Burhanuddin, S.E., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan di beberapa negara maju typography dipelajari secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, materi tata surya diberikan saat anak duduk dibangku kelas 6. Materi

BAB I PENDAHULUAN. kala itu bernama thephotographwedding, sebuah perusahaan jasa fotografi yang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui sesuai jaman. USDA (United States Department of Agriculture)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PUSAT PELATIHAN FOTOGRAFI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN

1.1 Latar Belakang Masalah

IMPIAN FOTOGRAFER PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO, warisan budaya merupakan warisan yang diturunkan dari generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkitab merupakan pesan dari Allah untuk manusia.alkitab merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (n.d.) yang diakses pada tanggal 17 September

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA INFORMASI MOTIF BATIK MERAK NGIBING

BAB 1 PENDAHULUAN. dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wisata museum menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menghabiskan masa

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era digital ini, teknologi semakin berkembang. Banyak teknologi baru diciptakan untuk mempermudah pekerjaan seseorang, salah satunya perkembangan dalam bidang fotografi. Fotografi merupakan sebuah seni dan penghasilan gambar dengan cahaya. Dahulu fotografi merupakan seni yang susah dikarenakan alat yang mahal serta kesulitan media penerapannya. Fotografi sudah menjadi hal biasa, karena hampir semua orang melakukan aktivitas fotografi pada saat ini ( Aditiawan, 2014, iii). Fotografi analog mulai ditinggalkan dikarenakan adanya sistem baru yaitu fotografi digital. Fotografi digital merupakan perkembangan dari fotografi analog, dimana perbedaan pada media penyimpanan yang awalnya berupa film menjadi media digital. Keuntungan dari fotografi digital adalah lebih mudah dan lebih irit, dimana dahulu film untuk fotografi tidaklah murah dan harus memiliki kemampuan khusus untuk mencetak hasil potret (Rambey, 2009). Namun dengan adanya fotografi digital semua itu menjadi mudah dikarenakan data yang didapat tersebut dapat dicetak diberbagai media. Pernyataan ini juga didukung oleh Arbain Rambey (2012) yang mengatakan bahwa fotografi digital sudah maju terlalu jauh dan tidak bisa mundur lagi. Fotografi digital hanya mungkin mati kalau sudah ditemukan sistem yang lebih mutakhir. 1

Karena kemudahan yang ditawarkan fotografi digital maka makin banyak orang yang meminati dunia fotografi. Namun banyak dari mereka yang hanya memotret dengan pembekalan teknis saja tanpa mengetahui ilmu fotografi yang sebenarnya. Andang Iskandar juga mengatakan (wawancara pada tanggal 07 Oktober 2015) bahwa masyarakat lebih membicarakan mengenai teknologi dan estetika saja. Indahnya foto ataupun teknologi kamera baru, tidak membicarakan akan rana ilmu fotografi. Dimana fotografi merupakan sebuah ilmu, bukan hanya teknis. Teori maupun istilah harus diketahui seorang fotografer untuk menambah wawasannya dalam fotografi. Berdasarkan survey, penulis sudah melakukan survey akan tingkat pengetahuan para peminat fotografer, yang telah disebar secara online dan dapat disimpulkan bahwa dominan responden yang sudah menekuni dunia fotografi selama kurang lebih 2 tahun banyak yang mengerti akan teknisnya namun tidak mengerti akan istilah teknis tersebut dalam fotografi. Dinyatakan lebih lanjut oleh Andang Iskandar ( wawancara pada tanggal 07 oktober 2015) bahwa fotografi bukan merupakan masalah teknis semata namun ada teorinya. Istilah fotografi penting dikarenakan bila seorang fotografer tidak mengetahui istilah-istilah fotografi maka mereka akan sulit untuk mengerti akan fotografi. Namun saat ini di Indonesia masih sangat sedikit buku yang membahas akan fotografi dalam bentuk ilmu. Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di toko buku, saat ini buku fotografi sudah banyak, tetapi konten yang dibahas lebih kepada teknis fotografi. Sedangkan tidak ada yang membahas akan fotografi dalam bentuk ilmu. Berdasarkan masalah di atas, penulis akan 2

merancang buku berupa kamus visual sebagai salah satu cara karena kamus visual merupakan media yang universal, menarik dan merupakan media edukasi paling menarik untuk fotografi. Hal terbesut dibuktikan oleh Andang Iskandar melalui hasil wawancara (07 Oktober 2015) dimana kamus visual merupakan media yang paling cocok karena sifatnya yang tidak terlalu tekstual dan memuat gambar yang mendukung penjelasan dari konten yang ada. Kamus ini akan membahas fotografi dalam bentuk keilmuan yang serta pengertian dari berbagai istilah yang ada di fotografi digital.oleh karena itu, penulis berharapan perancangan buku tersebut dapat membuat para pembaca mengetahui lebih dalam mengenai fotografi digital. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas dapat diambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana menginformasikan istilah fotografi digital melalui sebuah media buku kamus sebagai media edukasi? 2. Bagaimana merancang visualisasi kamus visual fotografi digital sebagai media edukasi guna memberikan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital? 1.3. Batasan Masalah Perancangan masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 3

1. Konten dari kamus ini hanya kepada hal mengenai fotografi digital. Fotografi digital yang dimaksud mencangkup juga istilah umum fotografi, namun tidak mengcangkup fotografi analog. 2. Jenis kata yang digunakan dalam kamus ini adalah kata istilah yang digunakan dalam dunia fotografi digital. 3. Penyusunan kamus ini disusun dengan urutan abjad huruf dari a hingga z. 4. Merancang kamus visual fotografi digital dengan target usia 20 28 tahun yang sudah belajar fotografi 1.4. Tujuan Tugas Akhir Tujuan Tugas Akhir dengan judul " Perancangan Buku Kamus Visual Photography Digital " adalah: 1. Merancang menginformasikan istilah fotografi digital melalui sebuah media buku kamus sebagai media edukasi. 2. Merancang visualisasi kamus visual fotografi digital sebagai media edukasi guna memberikan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital 1.5. Manfaat Perancangan 1. Bagi Penulis Menambah wawasan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital mengerti tentang perancangan sebuah kamus. 2. Bagi Masyarakat 4

Memberikan pengetahuan pada masyarakat, mengenai istilah fotografi digital agar mengetahui ilmu fotografi secara lengkap dan jelas sehingga masyarakat dapat lebih mencintai fotografi. 3. Bagi Universitas Menambah referensi bagi akademisi mengenai perancangan kamus fotografi dan menjadi sebuah buku pedoman bagi para perancang berikutnya 1.6. Metode Pengumpulan Data Penulis menggunakan metode kualitatif sebagai metode pengumpulan data. Metode kualitatif dipilih karena disusun melalui dasar ditemukan melalui induktif, membaca fenomena (Efianingrum, 2011, hlm 3). Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : Data Primer 1 Wawancara. Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi secara langsung. Mengadakan wawancara kepada para fotografer yang sudah berpengalaman, dimana penulis akan mempertanyakan istilah-istilah yang biasa digunakan dan problema yang ada di dunia fotografi mengenai istilahistilah sehingga informasi yang didapat menjadi data untuk pembuatan buku yang valid dan gampar dicerna sebagai media pembelajaran. 2 Survey. Disebar untuk menjadi bukti fenomena. Mengumpulkan data melalui survey terhadap para fotografer baik amatir maupun profesional yang akan 5

menjadi sumber informasi mengenai permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan ini. Data Sekunder 1. Studi pustaka. Mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan dari buku-buku yang berkaitan dengan fotografi yang memuat istilah-istilah dasar mengenai fotografi digital. 2. Observasi lapangan. Observasi yang dilakukan adalah observasi di toko-toko buku besar untuk mengetahui jenis buku fotografi yang beredar. Baik dari segi tampilan buku dan konten buku. 1.7. Metode Perancangan Perancangan kamus ini dilakukan dengan beberapa mode : 1. Orientasi Dalam proses ini ini dilakukan mengumpulkan fakta-fakta dan buku sebagai pedoman. Orientasi akan didukung dengan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak ahli dalam fotografi untuk menentukan informasi mengenai istilah-istilah fotografi yang akan ditampilkan dalam kamus. 2. Analisis 6

Menganalisis style yang akan digunakan untuk membuat visual dari kamus sehingga gampang dilihat dan mudah untuk dipelajari. 3. Brainstorming Menuliskan konsep kreatif yang ditemukan. 4. Konseptual Desain Berangkat dari brainstorming mengenai permasalahan yang akan dibahas, penulis menyusun ide-ide konsep desain, yang kemudian direalisasikan dalam sketsa, lalu dikembangan menjadi visualisasi yang akan diterapkan dalam kamus. 5. Sketsa Pada tahap konsep desain yang ada dicoba untuk membuat visualisasinya dengan cara mengsketsa layout. 6. Desain Pada tahap ini proses desain dikerjakan berdasarkan skestsa konsep desain yang telah dibuat. Dan akan dikembangkan disaat proses digitalisasi. 7. Implementasi Pada tahap ini aplikasi dari hasil desain telah dimasukan dalam kamus dan siap untuk dicetak untuk keperluan lain. 7

1.8. Skematika Perancangan Latar Belakang Sudah banyak masyarakat yang mulai meminati fotografi digital sekarang. Namun banyak yang hanya mengerti akan teknis saja tanpa mengerti akan istilah fotografi dalam konteks ilmu. Rumusan Masalah 1.Bagaimana menginformasikan istilah fotografi digital melalui sebuah media buku kamus sebagai media edukasi? 2.Bagaimana merancang visualisasi kamus visual fotografi digital sebagai media edukasi guna memberikan pengetahuan mengenai istilah fotografi digital? Batasan Masalah Isi dari kamus ini hanya berpatok kepada hal mengenai fotografi digital. Jenis kata yang digunakan dalam kamus ini adalah kata Istilah yang digunakan dalam dunia fotografi. Penyusunan kamus ini disusun dengan urutan abjad huruf dari a hingga z. Merancang kamus fotografi digital dengan target usia 20 28 tahun yang merupakan kalangan akademik. Metode Pengumpulan Data Studi pustaka: mempelajari literatur terkait Survey: pengumpulan data dengan menyebarkan sebuah survey. Wawancara: bertanya langsung kepada orang yang terkait Target Sasaran Peminat fotografi usia 22 hingga 28 tahun Insight kamus yang menjadi pacuan pembelajaran mengenai fotografi digital Konsep Perancangan 8 Kamus visual yang mudah dimengerti dan memiliki informasi yang memadai dengan gambar yang mendukung secara visual