ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

ANALISIS ALGORITMA SEMUT UNTUK PEMECAHAN MASALAH PENUGASAN

BAB IV ANALISIS MASALAH

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu

PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO)

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi

PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY. Budi Triandi

PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY PADA PENJADWALAN PRODUKSI

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

ANT COLONY OPTIMIZATION

Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Algoritma Ant Colony (Studi Kasus PT Shima Prima Utama Palembang)

Usulan Penjadwalan Produksi Dengan Algoritma Ant Colony (Studi Kasus PT Shima Prima Utama Palembang)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan

Matematika dan Statistika

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

IMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penelitian Awal Identifikasi Masalah Perumusan Masalah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung

PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI OPTIMASI PEMASANGAN KABEL DENGAN METODE ANT COLONY

Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. antara lain konsep mengenai Short Message Service (SMS), Global System for

ANALISIS ALGORITMA HYBRID ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) DAN LOCAL SEARCH UNTUK OPTIMASI PEMOTONGAN BAHAN BAKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

IkhsanJaelani Mahasiswa Informatika, FT UMRAH, ABSTRAK. Kata Kunci : Rute Terpendek, meta-heuristics, algoritma semut

Penerapan Algoritma Ant System dalam Menemukan Jalur Optimal pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan Kekangan Kondisi Jalan

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT

Optimasi pada Rute Truk Peti Kemas dengan Algoritma Optimasi Koloni Semut

Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering

Pengisian Kota Pertama ke dalam Tabu List Penyusunan Rute Kunjungan Setiap Semut ke Setiap Kota

Algoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penjadwalan Definisi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar

AKSES INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DI KANTOR POS JEMUR SARI UNTUK AREA SURABAYA TIMUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION BERBASIS WAP

ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA SEMUT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LINTASAN TERPENDEK (STUDI KASUS JARINGAN TRANSPORTASI PARIWISATA DI PULAU LOMBOK)

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)


BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI

Aplikasi Penentuan Jalur Terpendek Pendistribusian Bantuan Bencana alam Dengan Menggunakan Algoritma Semut Pada Wilayah Sumatera Utara

USULAN PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM (STUDI KASUS CV. BINA RUBBER SUMEDANG)

PENYUSUNAN PENJADWALAN UJIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RANK BASED ANT SYSTEM INTISARI

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

APLIKASI TRAVELLING SALESMAN PROBLEM DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dinaikkkan tegangannya untuk meminimalisir rugi-rugi daya, kemudian energi listrik

Pemanfaatan Algoritma Hybrid Ant Colony Optimization dalam Menyelesaikan Permasalahan Capacitated Minimum Spanning Tree. Tamam Asrori ( )

BAB II LANDASAN TEORI

REKAYASA APLIKASI PENCARI RUTE LOKASI INDUSTRI MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN RUTE JALAN RAYA BERDASARKAN PERILAKU PENGGUNA MENGGUNAKAN ANT-COLONY OPTIMIZATION (ACO)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. Implementasi dan pengujian dalam merancang program aplikasi

MODIFIKASI ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMASI PROBABILITAS PEMILIHAN NODE DALAM PENENTUAN JALUR TERPENDEK

BAB II KAJIAN TEORI. semut, dan travelling salesman problem. Teori graf digunakan untuk menerapkan

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

Aplikasi dan Optimasi Kombinatorial pada Ant Colony

TABU SEARCH SEBAGAI LOCAL SEARCH PADA ALGORITMA ANT COLONY UNTUK PENJADWALAN FLOWSHOP

IMPLEMENTASI ALGORITMA CAT SWARM OPTIMIZATION DALAM MENYELESAIKAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM (JSSP)

PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI PENGANGKUTAN SAMPAH DI SURABAYA SECARA ADAPTIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA KOLONI SEMUT

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK

Aplikasi Pencarian Rute Terbaik dengan Metode Ant Colony Optimazation (ACO)

PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM (KASUS: PARIWISATA KOTA BOGOR)

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

STUDI KOMPARATIF ALGORITMA ANT DAN ALGORITMA GENETIK PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB II DASAR TEORI 2.1 Penjadwalan Kuliah

IMPLEMENTASI ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION PADA APLIKASI PENCARIAN LOKASI TEMPAT IBADAH TERDEKAT DI KOTA BANDUNG

IMPLEMENTASI DAN ANALISA KINERJA ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) DALAM PENYELESAIAN MULTIPLE TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (MTSP)

BAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) UNTUK MENYELESAIKAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM (TSP) SKRIPSI. Oleh : Agus Leksono J2A

PERENCANAAN SUMBER DAYA PADA PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY

Ant Colony Optimization

Sistem Informasi Penentuan Jalur Terpendek Bagi Pengantar Surat Menggunakan Algoritma Semut

Edu Komputika Journal

Transkripsi:

Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 75-81 ISSN: 0854-4743 ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP Zainudin Zukhri, Shidiq Alhakim Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km. 14 Yogyakarta 55501 Telp. (0274) 895287 ext. 122, Faks. (0274) 895007 ext. 148 ABSTRAK Algoritma semut merupakan salah satu dari sejumlah algoritma yang dapat diterapkan pada permasalahan optimisasi kombinatorial. Algoritma ini mengadopsi perilaku semut alamiah yang telah banyak diimplementasikan salah satunya pada penjadwalan produksi jobshop. Penelitian ini memfokuskan pada implementasi penjadwalan produksi jobshop mesin dengan pendekatan algoritma semut, untuk menemukan fungsi tujuan, yaitu minimum makespan time dari seluruh kombinasi job-operasi yang didefinisikan. Pada tulisan ini akan dipaparkan teknik pendekatan algoritma semut pada penjadwalan produksi jobshop yang kemudian diimplementasikan menjadi perangkat lunak yang akan diujikan dengan 5 job dan 5 mesin. Keywords: Algoritma semut, Jobshop, graph, pheromone, tabu list 1. PENDAHULUAN Perilaku sekumpulan semut dalam mencari atau menemukan sumber makanan dari sarangnya yang kemudian kembali lagi kesarangnya, merupakan inspirator ditemukannya algoritma semut oleh Dorigo, pada tahun 1991. Kemampuannya dalam menemukan solusi yang baik dari sekian solusi yang ada dikarenakan penggunaan informasi lokal berupa pheromone yang ditinggalkan setiap kali semut melewati suatu jalur. Semakin banyak semut yang melalui jalur terebut maka pheromone yang ditinggalkan semakin banyak sehingga semut untuk menemukan jalur selanjutnya dengan menggunakan pemilihan acak yang disesuikan berdasarkan besarnya pheromone yang dimiliki oleh jalur tersebut. Implementasi algoritma semut telah banyak dilakukan seperti pada permasalahan TSP, Spanning tree dan penjadwalan. Pada permasalahan penjadwalan produksi jobshop, dalam penerapannya diperlukan teknik pendekatan graph yang akan menjadikan sebuah representasi dari urutan joboperasi dari kasus penjadwalan yang diberikan (van der Zwaan dan Marques, 1999). Ada tiga jenis algoritma semut yaitu : ant cycle, ant-density dan ant-quantity. Yang membedakan antara ketiga jenis algoritma semut tersebut adalah pada proses pembarharuan pheromone semut. Pada penelitian ini pendekatan 75

algoritma semut yang digunakan adalah ant cycle untuk menemukan waktu penyelesaian keseluruhan job yang paling optimal. 2. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a. Analisis masalah penjadwalan produksi jobshop b. Perancangan perangkat lunak untuk pemecahan masalah penjadwalan produksi dengan pendekatan algoritma semut. c. Implementasi dan hasil penelitian. 3. ALGORITMA SEMUT Dalam algoritma semut terdapat beberapa parameter masukkan sebagai inisialisasi awal untuk melakukan proses optimasi. Beberapa parameter tersebut adalah : Parameter yang bersifat tetap : a. n = banyak kota yang ada. b. Q = Konstanta jumlah pheromone c. α = tetapan pengendali intensitas jejak semut d. β = tetapan pengendali visibilitas e. η ij = visibilitas antar titik = 1/d ij f. m = banyak semut g. ρ = tetapan penguapan jejak semut h. NC max = jumlah siklus maksimum 3.1 Pemilihan Rute Perjalanan Dalam kasus TSP pertama kali setiap semut disebar pada beberapa node secara random, sedangkan pada kasus schedulling, posisis awal semut terletak di posisi ke 0 yang selanjutnya semut-semut tersebut dibiarkan memilih rute perjalanannya (Purnomo, 2002). Untuk menjaga kelayakan dari solusi yang ditemukan, dan juga merupakan mekanisme pemanfaatan informasi jejak, maka semut-semut tersebut diatur untuk memilih sebuah node berikutnya dengan probabilitas ditentukan dengan formula : α 1 β [ τij( t)].[ ] dij p ij( t) = (1) α 1 β [ τij( t)].[ ] dij dimana τ ij = Intensias pheromone pada jalur antara node(job) i dan node(job) j d ij = Jarak heuristik antara node(job) i dan node(job) j p ij = Probabilitas jalur dari node(job) i ke node(job) j Persamaan 1 digunakan untuk dibandingkan dengan nilai yang dibangkitkan secara random, jika probabilitas node terpilih yang dituju 76 Zukhri & Alhakim Algoritma Semut pada Penjadwalan Produksi Jobshop

jumlahnya sudah lebih besar dibanding dengan nilai random yang dibangkitkan maka node tersebut dipilih sebagai node yang akan dikunjungi. Dan node tersebut akan disimpan sebagai node yang telah dikunjungi oleh semut, sehingga untuk menentukan node selanjutnya tidak akan dimasukkan dalam proses pencarian. 3.2 Pembaharuan Jumlah Jejak Setelah semua semut telah melalui semua node yang tersedia, proses selanjutnya adalah melakukan pembaharuan jejak semut pada setiap jalur yang telah dilalui oleh semua semut, Berikut ini adalah rumusan untuk melakukan perhitungan pembaharuan jejak semut : baru lama τij = ρ τij τij (2) dengan τij : Q makespanti me jika node i,j dilalui oleh semut. 0 untuk yang lainnya. Rumusan diatas akan memberikan sejumlahjejak semut dari hasil node yang telah dikunjungi oleh semut. Semakin banyak jumlah semut yang melalui jalur tersebut maka akan berbanding lurus dengan jumlah jejak semut. Dan juga semakin kecil jarak waktu antar node maka semakin kecil pula intensitas jejak semut yang akan ditambahkan pada jalur tersebut. 4. PENDEKATAN ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN JOB SHOP Model yang digunakan untuk menotasikan masalah penjadwalan jobshop pada n-job dan m-mesin adalah (van der Zwaan dan Marques, 1999): N / m/ G / C max (3) yang mana n mendefinisikan banyaknya job yang akan diproses, m menunjukkan banyaknya mesin yang dimiliki, C max merupakan minimum makspan time dari suatu produksi dan G berisikan aturan urutan proses mesin untuk setiap job dan waktu prosesnya. Proses mesin dimodelkan dalam bentuk matrik T, semisal untuk T dengan n=2 dan m=3 : M1 M2 M3 T = (4) M2 M3 M1 Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004

Sedangkan untuk merepresentasikan waktu proses setiap operasi dimodelkan dengan matrik P : t( O11)... t( O1m) t( O21)... t( O2m) p =......... (5)......... t( On1)... t( Onm) Untuk merepresentasikan permasalahan jobshop pada algoritma semut digunakan graph sebagai model yang akan mempermudah dalam pencarian minimum waktu penyelesaian. Berikut ini model graph dari 2/3/G/Cmax jobshop: [τ ij,d ij ] [τ ij,d ij ] [τ ij,d ij ] 1=O11 2=O12 3=O13 4=O21 5=O22 [τ ij,d ij ] 6=O23 [τ ij,d ij ] [τ ij,d ij ] Gambar 1. Representasi dari 2/3/G/Cmax job shop pada graph Setiap node dalam graph merupakan representasi dari job operasi pada matrik T, jumlah node dirumuskan dengan Nodes = ( n * m) + 1 (6) Sedangkan untuk banyaknya garis dinotasikan sebagai berikut O *( O 1) garis = + n 2 (7) O = n * m (8) Dalam graph diatas setiap node memiliki batasan node yang dapat dikunjungi karena terdapat beberapa garis satu arah maka suatu node tidak memiliki hak untuk melalui jalur yang berlawanan arah dengan tanda arah panah tersebut. Dengan demikian setiap operasi penentuan kota harus terlebih dahulu memeriksa batasan kota yang boleh dilalui. Selain itu pemilihan node tujuan yang layak dilalui difilter dengan batasan operasi yang harus terurut. Misalkan jika job 1 78 Zukhri & Alhakim Algoritma Semut pada Penjadwalan Produksi Jobshop

operasi ke-2 hanya boleh dipilih sebagai node tujuan jika job 1 operasi ke-1 telah dipilih atau dilalui oleh semut. 4.1 Langkah Algoritma Semut Pada Job Shop Langkah-langkah algoritma semut sebagaimana yang diungkapkan oleh Dorigo et al. (1996) dan Zukhri (2001), yang kemudian disesuaikan pada aplikasi penjadwalan produksi jobshop, yaitu : 1. Inisialisasi setiap parameter algoritma 2. Penyusunan rute kunjungan setiap semut ke setiap node 3. Perhitungan makespan time pada setiap semut 4. Pencarian rute dengan makespan terkecil 5. Perhitungan perubahan harga intensitas jejak kaki semut antar node. 6. Perhitungan harga intensitas jejak kaki semut antar node untuk siklus berikutnya. 7. Jika pemberhentian terpenuhi (kondisi konvergen pada rute yang dihasilkan dengan rute sebelumnya) atau jumlah max iterasi sudah selesai, ambil urutan job/operasi yang memiliki makespan time terkecil, jika tidak kembali ke langkah ke-2. 5. IMPLEMENTASI Untuk mengimplementasikan permasalah penjadwalan produksi jobshop digunakan bahasa pemrograman BORLAND DELPHI 5. Yang dapat dijalankan pada sistem operasi WINDOWS 9.X. Masukan sistem adalah urutan job dan waktu operasi dari setiap job. Karena sistem ini digunakan untuk penjadwalan mesin maka proses perakitan diabaikan. 6. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Untuk menguji perangkat lunak tersebut, diberikan suatu permasalahan penjadwalan dengan jumlah job mesin sebanyak 5 x 5. Tabel 1. Urutan mesin setiap job Operasi Job 1 2 3 4 5 1 3 1 2 4 5 2 2 3 5 1 4 3 1 5 4 3 2 4 4 3 2 1 5 5 5 3 1 2 4 Tabel 2. Waktu proses setiap job Operasi Job 1 2 3 4 5 1 3 1 2 4 5 Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004

2 2 3 5 1 4 3 1 5 4 3 2 4 4 3 2 1 5 5 5 3 1 2 4 Gambar 2. Gantt chart solusi optimal dengan AS Parameter yang diberikan adalah : jumlah semut = 30, siklus = 5, Q=1, α=10, β=10,ρ=1dan τ=1dari data tersebut didapatkan hasil maksespan time sebesar 27 detik. Dengan membandingkan dari penelitan Agus ristono (Ristono, 2002) yang menggunakan pendekatan jaringan saraf tiruan didapatkan hasil makespan time sebesar 34 detik. Dari perbandingan ini menandakan bahwa algoritma semut dapat menghasilkan urutan penjadwalan yang lebih optimal dengan interval 7 detik. 7. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis diatas, beberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Algoritma semut dapat dijadikan pendekatan alternatif untuk menyelesaikan permasalahan penjadwalan produksi jobshop. 2. Sistem penjadwalan produksi jobshop dengan algoritma semut mampu memberikan usulan penjadwalan terbaik berdasarkan nilai minimal makespan time. Dan diharapkan usulan yang diberikan dapat menjadi masukan dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan proses produksi yang sebenarnya. 3. Pada penelitian ini algoritma semut masih diterapkan secara murni sehingga masih sangat memungkinkan untuk meningkatkan kinerjanya dengan hibridasi terhadap pendekatan lainnya. PUSTAKA 80 Zukhri & Alhakim Algoritma Semut pada Penjadwalan Produksi Jobshop

van der Zwaan, S., dan Marques, C. (1999). Ant Colony Optimisation for Job Shop Scheduling. Instituto Superior Tecnico. Purnomo, M. R. A. (2002). Hibridasi Algoritma semut dengan Algoritma Pencarian Lokal Pada Kasus Penjadwalan Flow Shop. Makalah pada Seminar Nasional BKSTI III, Surakarta. Dorigo, M., Maniezzo, V. dan Colorni, A. (1996). The Ant System: Optimization by a Colony of Cooperating Agents. IEE Trans. Syst, Man, Cyber, 26(2), 29-41. Zukhri, Z. (2001) Penggunaan Dynamic Array pada Delphi 5 sebagai Tabu List dalam Algoritma Semut. TEKNOIN, 6(4), 291 303. Ristono, A. (2002). Artificial Neural Network in Jobshop Scheduling. Prosiding Seminar Nasional, Yogyakarta, 141-147. Media Informatika, Vol. 2, No. 2, Desember 2004