BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah- masalah

SKRIPSI. Oleh SRI WAHYUNI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan belajar mempunyai komponen pokok yang meliputi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehat dan aktif, serta sikap sportif. Pendidikan jasmani merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. satu wujud kebudayaan yang ada di Indonesia yaitu kebudayaan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai model. dan efisien serta mendapat hasil optimal.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sistematik, maksudnya masing-masing komponen memiliki peranan sendirisendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses yang akan mempengaruhi dalam diri peserta

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

PEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan proses Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) di kelas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang disusun dan dilaksanakan di masing masing satuan pendidikan. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB I PENDAHULUAN. air. Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dominan dalam mempengaruhi pembelajaran adalah guru, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional dalam Peraturan Pemerintah

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sikap mengubah perilaku seseorang menuju lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal 1. para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hal ini berhungan

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang harus dipelajari disetiap jenjang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah, logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual.pembekalan materi yang baik dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari at. Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di masyarakat sekitar. 1 Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan dalil aqli melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. 2 Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,logis dan memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-ritual.pembekalan materi yang baik dalam lingkup 1 Ishak Abdulhak, Fiqih Ibadah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010), hal.64 2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tentang Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama islam dan bahasa arab Madrasah Ibtidaiyah tahun 2008

sekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari at. Oleh karena itu, peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di masyarakat sekitar. Dalam mempelajari fiqih, bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu yang jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori dan praktek. Belajar fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus dapat dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi.pembelajaran fiqih harus dimulai dari masa kanak-kanak yang berada disekolah dasar. keberhasilan fiqih dapat di lihat dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam rumah maupun diluar rumah. Contohnya, dalam rumah kecenderungan anak untuk melakukan shalat sendiri secara rutin. Sedangkan diluar rumah misalnya intensitas anak dalam menjalankan ibadah seperti shalat dan puasa dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam kehidupan di sekolah. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-sekolah.mengacu dari pendapat tersebut makapembelajaran yang aktif ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena

guru lebih mementingkan pada pencapaian tujuan dan target kurikulum. Salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana kelas yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan metode yang benar. Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. 3 Pembelajaran fiqih memerlukan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa salah satunya dengan memeberikan model pembelajaran TGT. Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Mendapatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku kata atau ras yang berbeda. 4 Pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat memberikan peluang 2012), hal. 31 3 Modul Strategipem Belajar Anpgmi (Surabaya: LAPIS PGMI 2008) 4 Baharuddin & Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

kepada siswa untuk saling berkerjasama, berkomunikasi, bertukar pikiran, dan menjawab atau memberikan pertanyaan. Permasalahan yang dihadapi siswa MI Ngreco I Tagalombo Pacitan adalah hasil belajar fiqih yang belum tuntas yakni belum mencapai angka minimal daya serap yang telah ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran fiqih guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Terlihat dari 16 siswa dalam kelas, hampir semua siswa tidak memperhatikan penyampaian guru, salah satu contoh ada sebagian siswa yang melamun, bermain sendiri, tidur, dan mengerjakan PR waktu jam pelajaran. Pada akhirnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya seputar materi pelajaran yang telah dibahas namun siswa lebih memilih diam. Berdasarkan kondidsi tersebut, peneliti ingin mencoba meningkatkan hasil belajar fiqih siswa kelas IV di MI Ngreco I Tagalombo Pacitan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), sehingga perlu diadakan penelitian tindakan. Berdasarkan pernyataan guru, kenyataan tersebut dapat diduga bahwa penyebab mengapa sebagian nilai siswa masih rendah pada pembelajaran fiqih antara lain : 1. Siswa kurang termotivasi menyelesaikan tugas-tugas di rumah 2. Minat baca siswa terhadap buku teks fiqih kurang. 3. Siswa jarang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar. 5 Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran fiqih dianggap sulit, sehingga tidak menarik untuk belajar, sehingga berdampak pada rendahnya hasilbelajar yang diperoleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa juga terjadi pada Ujian Akhir Semester (UAS). Hal tersebut, diperkirakan karena kurangnya 5 Hasil wawancara dengan Bapak Suparapto, S.Pd.I, Kepala Madrasah kelas IV MI Ngreco I Tegalombo Pacitan, 25 Maret 2016

pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran fiqih. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di MI Muhammadiyah Ngreco I, diantara permasalahan tersebut, sebenarnya ada satu masalah utama yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih, siswa kelas IV kurang antusias dalam menjalani pembelajaran fiqih karena metode pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran fiqih kurang maksimal. Guru hanya menggunakan metode ceramah, padahal dalam pelajaran fiqih, guru memerlukan model TGT untuk menerapkan pada siswa kelas IV bagaimana caranya bekerjasama dengan berkelompok, dari 16 siswa hanya 6 siswa yang mendapat nilai di atas 75, sedangkan 10 siswa mendapat nilai dibawah 75. 6 Dengan adanya fakta tersebut, guru harus mencoba mengunakan model pembelajaran kooperatif model TGT karena tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif belajar Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT),sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran fiqih yang membawa siswa belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas penulis menetapkan judul Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Kelas IV MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan Tahun Pelajaran 2015/2016. 6 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit Sayoto, S.Pd.I, guru Fiqih kelas IV MI Ngreco I Tegalombo Pacitan, 25 Maret 2016

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran fiqih di MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan? 3. Bagaimana kendala penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Fiqih materi siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan 2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV dengan penerapan metode penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran fiqih di MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan.

3. Untuk mengetahui kendala penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Fiqih siswa kelas IV MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Secara teoritis, penelitian ini sebagai sumbangan untuk memperkaya hazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan model TGT 2. Secara praktis a. Bagi Kepala MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan terutama dalam menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai guna mengoptimalkan mutu pendidikan. b. Bagi Guru MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatakan prestasi belajar terutama dalam pemilihan metode yang sesuai dengan pembelajaran. c. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau referensi untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses pendidikan melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran fiqih. d. Bagi Perpustakaan Unmuh Ponorogo

Sebagai bahan koleksi dan referensi supaya dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lainnya. E. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah Untuk memperoleh data yang relevan dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini akan dibatasi subyek, obyek dan ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Adapun ruang lingkup dan pembatasan tersebut antara lain: 1. Subyek penelitian yang sesuai dengan judul penelitian ini, adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran Fiqih serta serta siswa kelas IV Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan 2. Obyek penelitian ini adalah penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Fiqih materi shalat id di MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan. 3. Ruang lingkup penelitian ini meliputi: a. Pentingnya penggunaan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran Fiqih di MI Muhammadiyah Ngreco 1 Tegalombo Pacitan. b. Kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih. F. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, sistematika pembahasan skripsi ini dibagi dalam lima bab:

Bab pertama memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang linkup penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab kedua merupakan pembahasan tentang kajian teori, yang mencakup pembahasan tentang model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT), konsep belajar, Fiqih, dan penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih di MI. Bab ketiga berisi setting penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, penggunaan siklus dan prosedur penelitian. Bab keempat merupakan bab yang berisi tentang penelitian tindakan kelas dan pembahasan Bab kelima penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.