PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG USAHA DI BIDANG BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS BUMI

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

L E M B A R A N D A E R A H

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANDAAN DAN CETAK PETA DIBIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

RETRIBUSI TERMINAL TANAH LAUT. Daerah

KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 63 TAHUN : 2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANDAAN DAN CETAK PETA DIBIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 46 TAHUN 2000 (46/2000) TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

BUPATI GOWA RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEBERANGAN DI AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

b. bahwa atas dasar pertimbangan tersebut di atas perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Bongkar Muat Barang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 4

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 21 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIIK NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN OPERASIONAL KENDARAAN TIDAK BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 14 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 22 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA Nomor : 1 Tahun 2005 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

B U P A T I B A L A N G A N

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG NOMOR 33 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G. Nomor : 2 TAHUN 2002 Seri : C

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG USAHA DI BIDANG BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR, Menimbang : a. bahwa sebagai wujud pelaksanaan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur khususnya di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi, maka perlu pengaturan sebagian usahanya yang dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a di atas perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tetang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72. Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820); 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Dasar Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831); 3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 12. Tambahan Lembaran Negara Nomor 2944); 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 8. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 18 tahun 1997 tentang Retribusi daerah dan retribusi daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 9. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4152); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan dari Bnetuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 22 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2000 Nomor 23); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Dinas Kabupaten Kotawaringin Timur sebagaimana diubah melalui Perubahan Pertama dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 2 Tahun 2001 (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 2); Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TENTANG USAHA DIBIDANG BAHAN BAKAR MINYAK DAN GAS BUMI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum di Kabupaten Kotawaringin Timur yang mempunyai batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur;

3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Timur; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur; 5. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kotawaringin Timur; 6. Penyelenggaraan tugas pemerintahan di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi adalah kewenangan unutk menyelenggarakan kegiatan di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi yang dilakukan oleh Bupati sesuai lingkup kewenangannya; 7. Badan adalah setiap bentuk Badan Hukum/Koperasi dan perorangan yang menjalankan jeis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus yang didirikan sesuai Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku; 8. Izin adalah kewenangan yang diberikan kepada badan untuk melaksanakan kegiatan tertentu di Bidang bahan bakar minyak dan gas bumi; 9. Persetujuan adalah pernyataan setuju yang diberikan secara tertulis kepada badan untuk melaksanakan kegiatan tertentu di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi 10. Rekomendasi adalah keterangan yang diberikan kepada Badan Usaha sebagai syarat untuk mendapatkan izin 11. Pungutan daerah adalah pungutan yang wajib dibayarkan kepada daerah sebagai kompensasi pembayaran atas usaha bahan bakar minyak dan gas bumi yang diberikan terdiri dari: - Retribusi Daerah - Pungutan Lainnya 12. Retribusi daerah adalah Pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah pada Badan/Koperasi/Perorangan yang melakukan kegiatan usaha di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi; 13. Pungutan lainnya adalah kontribusi pembangunan daerah yang wajib dibayarkan kepada penyalur bahan bakar minyak dan gas bumi 14. Wajib Rertibusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundangundangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotongan Retribusi; 15. Masa Retribusi adalah jangka waktu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan dari Pemerintah Daerah; 16. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah Surat yang oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati; 17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Ketetapan yang menentukan besarnya Retribusi yang terutang. 18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya dapat disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 19. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda; BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 2

(1) Wewenang dan tanggung jawab penyelenggaraan urusan dibidang usaha bahan bakar minyak dan gas bumi di daerah dilakukan oleh Bupati; (2) Penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi sebgaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini terdiri dari: a. Pengaturan; b. Perizinan; c. Pembinaan dan Pengawasan; d. Evaluasi dan Pelaporan. (3) Bupati menugaskan Dinas unutk melaksanakan kegiatan tersebut dan dapat bekerjasama dengan instansi lainnya untuk kegiatan dlam ayat (2) pasal ini; (4) Kewenangan dan tanggung jawab pelaksanaan sesuai ayat (2) di atas yang dilimpahkan dari Bupati kepada Dinas akan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB III JENIS USAHA Pasal 3 (1) Setiap jenis usaha bahan bakar minyak dan gas bumi yang berada di dalam wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur diwajibkan untuk mendaftar kepada Pemerintah Daerah; (2) Jenis Usaha yang menjadi wewenang Bupati adalah:. a. Penjualan Bensin/Premium/Premix/Super TT b. Penjualan solar; c. Penjualan minyakl tanah; d. Penjualan gas bumi; e. Penjualan olie (pelumas); f. Penjualan pelumas bekas; g. Pengangkutan bahan bakar minyak dan gas bumi BAB IV WILAYAH USAHA Pasal 4 (1) Bupati menetapkan wilayah usaha bahan bakar minyak dan gas bumi; (2) Bupati menetapkan lokasi untuk usaha bahan bakar minyak dan gas bumi sesuai dengan permohonan perorangan atau badan hukum Pasal 5 (1) Bupati berdasarkan pertimbangan tertentu dapat menutup sebagian atau seluruh wilayah usaha bahan bakar minyak dan gas bumi sebgaimana dimaksud ayat (1) dan (2) Pasal 4 Peraturan Daerah ini; (2) Pertimbangan tertentu yang dimaksud ayat (1) pasal ini antara lain adalah pertimbangan unutk kepentingan umum, kepentingan keamanan dan keselamatan umum

BAB V PERIZINAN Pasal 6 (1) Setiap usaha bahan bakar minyak dan gas bumi baru dapat dilaksanakan setelah mendapat izin dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk; (2) Setiap usaha bahan bakar minyak dan gas bumi yang perizinannya di luar wewenang Bupati dapat dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari Bupati; (3) Perizinan sebagimana dimkasud ayat (1) Pasal ini terdiri dari: a. Izin penjalan premium/premix/super TT; b. Izin penjualan solar; c. Izin penjualan minyak tanah; d. Izin penjualan gas bumi; e. Izn penjualan pelumas (Olie); f. Izin pengumpulan dan penyaluran pelumas bekas; g. Izin pengangkutan bahan bakar minyak dan gas bumi; h. Izin pendirian gudang peledak; i. Izin pembukuan kantor perwakilan usaha bahan bakar minyak dna gas bumi; j. Izin pendirian depot lokal; k. Izin usaha stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU); l. Izin pemasaran jenis-jenis bahan bakar khusus (BBK) untuk mesin 2 (dua) langkah; (4) Permohonan untuk memperoleh perizinan diajukan secara tertulis kepada Bupati cq.dinas. (5) Persyaratan dan prosedur perizinan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 7 Pengusaha bahan bakar minyak dan gas bumi dapat diberikan kepada: a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN); b. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD); c. Koperasi/Koperasi Unit Desa; d. Badan Hukum swasta yang didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan berkedudukan di Indonesia serta bertempat tinggal di Indonesia dan mempunyai usaha di bidang BBM dan Gas Bumi yang berlokasi di daerah; e. Orang pribadi yang berkewarganegaraan Indonesia dan bertempat tinggal di Indonesia; f. Perusahaan yang modalnya berasal dari hasil kerjasama antara Badan Usaha dan Orang Pribadi sebagaimana tercantum pada huruf a, b, c, d dan e. Pasal 8 (1) Izin usaha penjualan premuim/premix/ Super TT berlaku untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (2) Izin usaha penjulan solar berlaku untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (3) Izin usaha penjulan minyak tanah untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (4) Izin usaha penjulan gas bumi untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun;

(5) Izin usaha penjulan pelumas (olie) untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (6) Izin usaha pengumpulan dan penyaluran pelumas bekas untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (7) Izin usaha penjulan pengangkutan bahan bakar minyak dan gas bumi untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (8) Izin pendirian gudang bahan peledak untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (9) Izin pembukan kantor perwakilan usaha untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun; (10) Izin pendirian depot lokal untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; (11) Izin usaha stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun; (12) Izin pemasaran jenis-jenis bahan bakar khusus (BBK) untuk mesin 2 (dua) langkah, untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; Pasal 9 Izin usaha bahan bakar minyak dan gas bumi berakhir karena: a. Dikembalikan; b. Dibatalkan; c. Habis masa berlakunya; Pasal 10 (1) Pemegang izin usaha bahan bakar minyak dan gas bumi dapat menyerahkan kemabali izin usahanya dengan pernyataan tertulis disertai alsan-alasannya kepada Bupati; (2) Pengembalian izin usha bahan bakar minyak dan gas bumi dinyatakan sah setelah ada Keputusan Bupati Pasal 11 Izin usaha bahan bakar minyak dan gas bumi dapat dibatalkan dengan keputusan Bupati apabila: a. Pemegang izin melanggar ketentuan yang berlaku sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah ini dan tidak memenuhi kewajiban sebagaimana tercantum dalam surat izin; b. Pemegang izin ingkar menjalankan perintah dan petunjuk dari pejabat yang berwenang; c. Kondisi usahanya berbahaya bagi keselamatan rakyat setempat; d. Terjadinya perengketaan hak milik tanah yang tidak dapat diselesaikan; e. Pemegang surat izin tidak melaksanakan usahanya dalam masa berlaku 6 (enam) bulan setelah diterbitkannya surat izin atau selama 2 (dua) tahun menghentikan kegiatan usahanya tanpa memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; f. Terdapat hal-hal yang dipandang perlu untuk kepentingan umum; Pasal 12 Apabila batas waktu yang ditentukan dalam surat izin usaha bahan bakar minyak dan gas bumi berakhir dan tidak diajukan permohonan perpanjangannya, maka izin usaha tersebut berakhir menurut hukum.

Pasal 13 (1) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pasal 11 Peraturan Daerah ini, harus diikuti dengan penyegelan pada lokasi usaha; (2) Penutupan dan atau penyegelan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dilakukan oleh Bupati Cq. Dinas. BAB VI KEWAJIBAN DAN HAK PEMEGANG IZIN Pasal 14 (1) Pemerintah Daerah mewajibkan kepada pemohon Surat Izin untuk memenuhi kewajiban keuangan sesuai ketentuan yang berlaku pada saat surat izin ditebitkan (2) Pemegang surat izin wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan teknis, keamanan keselamatan seta kelestarian fungsi lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3) Guna kepentingan pengendalian dampak lingkungan pada lokasi/wilayah kegiatan bangunan usahanya, kepada pemegang surat izin usaha penjualan premium/premix/super TT, usaha penjualan gas bumi dan usaha SPBU diwajibkan membayar biaya jaminan pengelolaan lingkungan sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah); (4) Uang jaminan dimaksud ayat (3) pasal ini menjadi hak pemrintah daerah bila tidak dilakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) (5) Setiap lembaga penyalur bahan bakar minyak dan gas bumi mempunyai kewajiban membayar kontribusi Pembangunan Daerah sebesar Rp. 2,- (dua rupiah) per liter (6) Pemegang izin diwajibkan untuk menyampaikan laporan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Bupati Cq. Dinas (7) Pemegang surat izin wajib membuat laporan hasil pelaksanaan Upaya triwulan/semester/tahunan kepada Bupati Cq. Dinas Pasal 15 (1) Pemegang surat izin diwajibkan membayar ganti rugi kepada orang pribadi/badan yang nyata-nyata menderita kerugian akibat usaha yang berada di atas / di sekitar tanah orang lain / badan tersebut; (2) Kerugian yang disebabkan oleh usaha bahan bakar minyak dan gas bumi oleh 2 (dua)pemegang surat izin atau lebih dibebankan kepada mereka bersama-sama Pasal 16 Pemegang surat izin berhak: a. Melaksanakan usaha bahan bakar minyak dan gas bumi sesuai ketentuan dalam surat izin; b. Menerima pembinaan dari Pemerintah Daerah; c. Mengajukan keberatan atau keringanan atas penetapan pungutan atau kewajiban lainnya disertai alasan; d. Menerima penghargaan atas ketaatan kepada peraturan perundang-undangan

BAB VII SUBJEK DAN OBJEK RETRIBUSI Pasal 17 Pendataan, pencatatan, penetapan dan pemungutan retribusi daerah dan atau pungutan lainnya dari kegiatan usaha bahan bakar minyak dan gas bumi dilakukan oleh Dinas Pasal 18 Objek retribusi daerah atau pungutan lainnya adalah setiap jenis usaha bahan bakr minyak dan gas bumi yang berada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Pasal 19 Subjek Retribusi daerah dan atau Pungutan lainnya adalh setiap BUMN, BUMD, Koperasi?KUD, Badan Hukum Orang Pribadi atau Perusahaan kerjasama yang melaksanakan kegiatan usaha di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi, sebagaimana dimaksud pasal 7 Peraturan Daerah ini. Pasal 20 Besarnya tarif retribusi daerah bagi penerbitan izin sebagaimana dimaksud pasal 6 dalam peraturan daerah ini sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk masa berlaku 1 (satu) tahun; BAB VIII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 21 (1) Retibusi daerah dan pungutan lainnya di pungut dengan menggunakan surat ketetapan retribusi daerah atau dokumen lain yang dipersamakan (2) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membyar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yangterutang atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah atau STRD; BAB IX KEBERATAN Pasal 22 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau Dokumen Lainnya yang dipersamakan

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas (3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal Surat Ketetapan Retribusi Daerah diterbitkan, kecuali apabila Retribusi dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar batas kekuasaanya (4) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi Pasal 23 (1) Bupati dalam jangka waktu paling lama enam bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu Keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan BAB XV PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 24 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk (2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) dilampaui, Bupati tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi atau lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut (5) Pengembalian kelebihan pengembalian pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB (6) Apabila pengembalian pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi (7) Tata cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam keputusan Bupati. BAB XI KADALUWARSA PENAGIHAN Pasal 25

(1) Hak untuk melakukan penagiahan retribusi. Kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi daerah (2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaiman dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila a. Diterbitkannya Surat Teguran atau; b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung. (3) Pedoman tata cara Penghapusan Piutang Retribusi yang kadaluwarsa diatur dengan Keputusan Bupati BAB XII PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Pasal 26 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab atas berhasilnya penrapan dan penegakan peraturan Perundang-undnagan di bidang lingkungan; (2) Pemerintah daerah bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan oleh pemegang izin sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; (3) Pemegang usaha dibidang minyak dan gas bumi wajib membuat laporan hasil pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Bupati Cq. Dinas BAB XIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 27 (1) Bupati bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan terhadap terselenggaranya pengusahaan di bidang BBM, dan gas bumi; (2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pengusahaan BBM, dan Gas Bumi di daerah dilakukan oleh Bupati dilaksanakan secara berkala atau sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3) Untuk melaksanakan tanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan tersebut ayat (1) pasal ini, dapat diserahkan kepada Dinas dengan Keputusan Bupati; (4) Untuk kepentingan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pemegang usaha bahan bakar minyak dan gas bumi wajib memberikan kesempatan kepada petugas yang mengadakan pemeriksaan dan penelitian baik bersifat administrasi maupun teknis; (5) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap usaha minyak dan gas bumi, Bupati serta pihak pengusaha dapat bekerjasama untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan di bidang bahan bakar minyak dan gas bumi; BAB XIV KETENTUAN PIDANA

Pasal 28 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah); (2) Selaindari sanksi tersebut ayat (1) Pasal ini, dapat juga dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan lain yang berlaku; (3) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB XV KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 29 (1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan daerah ini penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik Pegawai Negeri Sipil berwenang: a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian; c. Memerintahkan berhenti seorang tersangka dari perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan pemeriksaan, penyitaan surat atau benda; e. Mengambil sidik jari dan memotret seorang; f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan (3) Pejabat Penyidik PNS membuat Berita Acara setiap tindakan tentang: a. Pemeriksaan tersangka; b. Pemasukan rumah; c. Penyitaan benda; d. Pemeriksaan saksi; e. Pemeriksaan di tempat kejadian dan mengirimkan kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidikan. BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 (1) Surat Izin Kegiatan Usaha BBM dan Gas Bumi yang telah diterbitkan atau disetujui dan masih berlaku sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini, tetap berlaku sampai berakhirnya izin tersebut;

(2) Setiap Badan Hukum, Koperasi/ Perorangan yang telah melakukan kegiatan usaha di bidang BBM, dan Gas Bumi maka selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini diwajibkan mendaftarkan usahanya kepada Bupati Cq. Dinas dan mengikuti ketentuan berdasarkan Peraturan Daerah ini. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur tentang hal yang sama, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi; BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Pasal 33 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur. Ditetapkan di Sampit Pada tanggal 4 Juli 2002 BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR Diundangkan di Semarang Pada tanggal 4 Juli 2002 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR M. WAHYUDI K ANWAR Drs. GODHARD A. NION Pembina Utama Muda Nip. 010 072 662

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMURTAHUN 2002 NOMOR 38 SERI C