PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019); 2. Und

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

2018, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ten

b. Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat, atau penjudi yang sukar disembuhkan,

IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI


PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 76 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PETUNJUK TEKNIS IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.72, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Perkawinan. Perceraian. Rujuk. Pencabutan.

M E M U T U S K A N. Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Kepada. SURAT PEMBERITAHUAN ADANYA GUGATAN PERCERAIAN

Jakarta, 22 Desember 1990 Kepada Yth. 1. Semua Menteri 2. Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 3. Jaksa Agung 4.

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945;

SURAT EDARAN NOMOR : 08/SE/1983 TENTANG IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PERKAWINAN PERTAMA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANGPERUBAHAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG

POKOK-POKOK PP. No. 10 TAHUN 1983 Jo PP. No. 45 TAHUN 1990 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PNS

Perihal : Permohonan Ijin Yth. Bapak Bupati Sidoarjo di S I D O A R J O

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSYARATAN PENGAJUAN KARPEG/KARIS/KARSU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan

BAB II PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KEHADIRAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaturan Hukum Prosedur Perizinan Perceraian Pegawai Negeri Sipil

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.01/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.02-HL TAHUN 2006

Pedoman Pernikahan PNS. Pernikahan PNS. Catatan. Perceraian 1 / 7

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

2011, No tertulis, pemberian dan pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERINGATAN TERTULIS KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

Persyaratan Pembuatan Karis/Karsu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Nomor 293, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHASILAN,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

Lex Privatum Vol. V/No. 5/Jul/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Prosedur. Kartu Tanda Anggota.

BAB III PROSEDUR PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III. POLIGAMI MENURUT PP No. 45 TAHUN Ketentuan Poligami Bagi Pegawai Negeri Sipil

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

KEWAJIBAN PELAPORAN DALAM HAL PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

Standar Pelayanan Pengajuan Ijin Cerai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK. 01/2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASAI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.02-HL TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA MENYAMPAIKAN PERNYATAAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : KEP- 914 /K/SU/2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

2. SETIAP PERKAWINAN HARUS DICATAT Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 ayat 2)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 123); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESID

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH SURAT, BERITA ACARA PEMERIKSAAN, KEPUTUSAN DAN LAPORAN DALAM PROSES PENEGAKAN DISIPLIN DAN KODE ETIK KOP SURAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01-HL TAHUN 2006

KUISIONER HASIL SURVEI TESIS

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tunjangan. Pengamanan Pesandian. Pencabutan.

CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK*) Nomor...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

Transkripsi:

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam melaksanakan tugas pokok pegawai Lembaga Sandi Negara dibutuhkan kehidupan keluarga yang harmonis dan serasi agar dapat menciptakan suasana tenteram dan bahagia dalam kehidupan rumah tangga guna mendukung pelaksanaan tugasnya; b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum tentang hak dan kewajibannya dalam berumah tangga perlu pengaturan tentang perkawinan dan perceraian bagi pegawai Lembaga Sandi Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara tentang Perkawinan dan Perceraian Pegawai Lembaga Sandi Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3250) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3424); 4. Peraturan

- 2-4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5120); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 6. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai adalah Aparatur Sipil Negara Lembaga Sandi Negara dan Pegawai Instansi Lain yang dipekerjakan pada Lembaga Sandi Negara. 2. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 3. Perceraian adalah putusnya hubungan perkawinan antara suami istri berdasarkan keputusan Pengadilan Agama atau Pengadilan Negeri. 4. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Aparatur Sipil Negara dan pembinaan Manajemen Aparatur Sipil Negara di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB

- 3 - BAB II PERKAWINAN Pasal 2 (1) Pegawai yang akan melaksanakan perkawinan menyampaikan pemberitahuan rencana perkawinan secara tertulis kepada Kepala Lembaga Sandi Negara melalui Unit yang membidangi Kepegawaian dan diketahui oleh atasan langsung paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan. (2) Pemberitahuan rencana perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan melampirkan sebagai berikut: a. surat persetujuan orang tua atau wali Pegawai dari Pegawai dan calon suami atau calon istri; b. surat persetujuan dari calon suami dan istri; c. surat keterangan dari pimpinan tempat bekerja bagi calon suami atau istri yang bekerja; d. Surat Keterangan dari Kepolisian Republik Indonesia bagi calon suami atau istri; e. Fotokopi kartu identitas calon suami atau istri; dan f. Fotokopi Surat Keterangan dari Lurah atau Kepala Desa yang mencakup: 1) Surat Keterangan untuk nikah (model N1); 2) Surat Keterangan asal-usul calon suami atau istri (model N2); dan 3) Surat Keterangan orang tua (model N4). (3) Format pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (4) Format surat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dan huruf b tercantum dalam Lampiran II dan Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. Pasal 3 Pegawai yang telah mengajukan pemberitahuan rencana perkawinan, selanjutnya bersama calon suami atau calon istri berhak mendapatkan pengarahan dari pejabat yang membidangi kepegawaian. Pasal 4 Pegawai wanita tidak diizinkan untuk menjadi istri kedua atau ketiga atau keempat. Pasal

- 4 - Pasal 5 (1) Pegawai yang telah melaksanakan perkawinan pertama atau kedua wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui Unit yang membidangi Kepegawaian dan diketahui oleh atasan langsung paling lambat 1 (satu) tahun setelah perkawinan dilaksanakan. (2) Format surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV dan Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. Pasal 6 (1) Pegawai yang akan beristri lebih dari seorang wajib memperoleh izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian. (2) Permohonan izin Pegawai yang akan beristri lebih dari seorang dibuat secara tertulis disertai alasan dan disampaikan melalui Pejabat yang membidangi Kepegawaian dan diketahui oleh atasan langsung. (3) Atasan langsung wajib menyampaikan pertimbangan tertulis atas permohonan izin Pegawai yang akan beristri lebih dari seorang kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui saluran hierarki dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya permohonan izin. (4) Format permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan surat pertimbangan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran VII dan Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. Pasal 7 (1) Pejabat Pembina Kepegawaian Lembaga Sandi Negara berwenang menyetujui atau menolak permohonan izin Pegawai yang akan beristri lebih dari seorang. (2) Pejabat Pembina Kepegawaian dapat mendelegasikan kewenangan menyetujui atau menolak permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pejabat di Lembaga Sandi Negara; (3) Pejabat Pembina Kepegawaian dapat mendelegasikan kewewenangnya kepada Pejabat lain di Lembaga Sandi Negara, paling rendah Pejabat eselon IV atau yang disetarakan, untuk memberikan atau menolak pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2. (4) Izin Pegawai yang akan beristri lebih dari seorang ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak permohonan izin diterima oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yang didelegasikan. (5) Apabila dalam waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikeluarkan keputusan atas permohonan izin Pegawai yang akan beristri lebih dari seorang, permohonan izin tersebut ditolak. (6) Pejabat

- 5 - (6) Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yang didelegasikan dalam menetapkan jawaban atas permohonan Pegawai yang akan beristri lebih dari seorang wajib mempertimbangkan: a. Alasan yang disampaikan oleh Pegawai yang bersangkutan; dan b. Pertimbangan tertulis dari atasan langsung Pegawai yang bersangkutan. (7) Dalam hal pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dipandang kurang menyakinkan, Pejabat Pembina Kepegawaian dapat meminta keterangan tambahan dari suami atau istri Pegawai yang mengajukan permintaan izin atau dari pihak lain. Pasal 8 (1) Izin untuk beristri lebih dari seorang harus memenuhi syarat alternatif dan syarat kumulatif. (2) Syarat alternatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri; b. istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan; atau c. istri tidak dapat melahirkan keturunan. (3) Syarat kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. ada persetujuan tertulis dari istri; b. Pegawai pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk membiayai lebih dari seorang istri dan anaknya yang dibuktikan dengan surat keterangan pajak penghasilan; dan c. ada jaminan tertulis dari Pegawai pria yang bersangkutan bahwa ia akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anakanaknya. Pasal 9 Izin untuk beristri lebih dari seorang tidak dapat diterima jika: a. bertentangan dengan ajaran atau peraturan agama yang dianut Pegawai yang bersangkutan; b. tidak memenuhi syarat alternatif dan syarat kumulatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3); c. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; d. alasan yang dikemukakan bertentangan dengan akal sehat; dan/atau e. ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan. BAB

- 6 - BAB III PERCERAIAN Pasal 10 (1) Pegawai yang akan melakukan perceraian yang berkedudukan sebagai penggugat, wajib mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Pejabat Pembina Kepegawaian. (2) Format permohonan izin Pegawai yang akan melakukan perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (3) Pegawai yang akan melakukan perceraian yang berkedudukan sebagai tergugat, wajib memberitahukan secara tertulis mengenai adanya gugatan cerai kepada Pejabat Pembina Kepegawaian untuk mendapatkan surat keterangan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah Pegawai menerima gugatan perceraian (4) Format surat pemberitahuan dan Surat Pemberian Izin Cerai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Lampiran IX dan Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini. (5) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan surat pemberitahuan adanya gugatan perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai alasan dan disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui pejabat yang membidangi Kepegawaian dan diketahui oleh atasan langsung. (6) Atasan langsung wajib menyampaikan pertimbangan tertulis atas permohonan izin perceraian kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui saluran hierarki dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya permohonan izin. Pasal 11 (1) Pejabat Pembina Kepegawaian berwenang menyetujui atau menolak permohonan izin perceraian. (2) Pejabat Pembina Kepegawaian dapat mendelegasikan kewenangan menyetujui atau menolak permohonan izin perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pejabat lain (3) Pejabat Pembina Kepegawaian dapat mendelegasikan kewewenangnya kepada Pejabat lain di Lembaga Sandi Negara, paling rendah Pejabat eselon IV atau yang disetarakan, untuk memberikan atau menolak pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2. (4) Keputusan atas permohonan izin Perceraian ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak permohonan izin diterima oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat yang didelegasikan. (5) Keputusan

- 7 - (5) Keputusan atas permohonan izin perceraian wajib mempertimbangkan: a. alasan yang disampaikan oleh Pegawai yang bersangkutan; dan b. Pertimbangan tertulis dari atasan langsung Pegawai yang bersangkutan. (6) Dalam hal pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipandang kurang menyakinkan, Pejabat Pembina Kepegawaian dapat meminta keterangan tambahan dari istri atau suami Pegawai yang mengajukan permintaan izin atau dari pihak lain. (7) Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang didelegasikan harus berupaya merukunkan kembali Pegawai serta suami atau istri Pegawai yang bersangkutan. (8) Apabila dalam waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikeluarkan keputusan atas permohonan izin perceraian, permohonan izin tersebut dianggap ditolak. Pasal 12 (1) Izin untuk melakukan perceraian dapat diberikan jika didasarkan pada alasan yang sah dan disertai bukti yang cukup untuk mendukung alasan tersebut. (2) Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. salah satu pihak berbuat zina; b. salah satu pihak menjadi pemabuk, pemadat, penjudi yang sukar disembuhkan; c. salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah serta tanpa memberikan nafkah lahir maupun batin atau karena hal lain di luar kemampuannya; d. salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat secara terus menerus setelah perkawinan berlangsung; e. salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat baik lahir maupun batin yang membahayakan pihak lain; dan/atau f. antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga. (3) Izin untuk melakukan perceraian tidak dapat diberikan jika: a. bertentangan dengan ajaran atau peraturan agama yang dianut Pegawai yang bersangkutan; b. tidak memenuhi alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (2); c. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; dan/atau d. alasan yang dikemukakan bertentangan dengan akal sehat. Pasal

- 8 - Pasal 13 Pegawai yang melakukan perceraian wajib melaporkan putusan perceraian kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui pejabat yang membidangi kepegawaian paling lambat 1 (satu) bulan setelah putusan perceraian dengan melampirkan salinan putusan perceraian BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 14 (1) Dalam hal perkawinan atau perceraian yang dilakukan oleh Pegawai yang berstatus anggota Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Republik Indonesia, berkas perkawinan atau perceraian dilimpahkan ke instansi yang bersangkutan dengan disertai pertimbangan yang cukup. (2) Berkas perkawinan atau perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. (3) Pegawai yang berstatus anggota Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Republik Indonesia yang melakukan perkawinan wajib melaporkan perkawinan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui pejabat yang membidangi kepegawaian. (4) Pegawai yang berstatus anggota Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Republik Indonesia yang melakukan perceraian wajib melaporkan putusan perceraian kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui pejabat yang membidangi kepegawaian. Pasal 15 SANKSI Pelanggaran terhadap Pasal 4, pasal 5, pasal 6, pasal 10 dan Pasal 13 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini dijatuhi sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Pada saat Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku, Keputusan Ketua Lembaga Sandi Negara Nomor 0769/K/SK.1.003/99 Tahun 1999 tentang Tata Cara Ijin Melakukan Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil dan

- 9 - dan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Lembaga Sandi Negara, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 17 Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Mei 2015 Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 755

CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN RENCANA PERNIKAHAN LAMPIRAN I Kepada Yth. Kepala Lembaga Sandi Negara di J a k a r t a Jakarta, Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini: NIP/NRP : Pangkat/Gol. Ruang : Jabatan : Satuan Kerja : Memberitahukan rencana pernikahan dengan: Pernikahan tersebut insya Allah akan dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Tempat : Bersama surat ini pula kami lampirkan surat-surat yang diperlukan sebagai persyaratan administrasi untuk rencana pernikahan. kasih Demikian atas perhatian dan persetujuan Bapak, kami ucapkan terima Hormat Saya, (..)

LAMPIRAN II CONTOH SURAT PERSETUJUAN ORANG TUA/WALI DARI PEGAWAI CALON SUAMI DAN CALON ISTRI Yang bertanda tangan di bawah ini: Kewarganegaraan : Adalah orang tua/wali dari: Kewarganegaraan : Menyetujui pernikahan anak kami dengan: Kewarganegaraan : PERSETUJUAN ORANG TUA/WALI Demikian surat persetujuan ini dibuat sebagai kelengkapan persyaratan administrasi izin menikah anak kami. Jakarta,.. Ortu/wali, (..)

LAMPIRAN III CONTOH SURAT PERSETUJUAN CALON PASUTRI DAN CALON ISTRI Yang bertanda tangan di bawah ini : I. Calon Suami: Kewarganegaraan : II. Calon Istri: Kewarganegaraan : PERSETUJUAN CALON SUAMI DAN CALON ISTRI Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa atas dasar sukarela dan dengan kesadaran sendiri, tanpa paksaan dari siapapun juga, setuju untuk melangsungkan pernikahan. Demikian surat persetujuan ini dibuat sebagai kelengkapan persyaratan administrasi izin menikah. Jakarta,. I. Calon Suami, II. Calon Istri, (.) ( )

LAMPIRAN IV CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN PERKAWINAN PERTAMA LAPORAN PERKAWINAN PERTAMA 1. Yang bertanda tangan di bawah ini: a. b. NIP/NRP : c. Pangkat/Gol. Ruang : d. Jabatan/pekerjaan : e. Satuan Organisasi : f. Instansi : g. h. Jenis Kelamin : i. j. dengan ini memberitahukan dengan hormat, bahwa saya: a. Pada tanggal.. b. Di. Telah melangsungkan perkawinan yang pertama dengan wanita/pria sebagai tersebut di bawah ini: a. b. NIP/NRP : c. Pangkat/Gol. Ruang : d. Jabatan/pekerjaan : e. Satuan Organisasi : f. Instansi : g. h. Jenis Kelamin : i. j. 2. Sebagai tanda bukti bersama ini saya lampirkan: a. Salinan syah surat nikah/akta perkawinan dalam rangkap 1 (satu). b. Pas foto istri/suami saya ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar. 3. Berhubung dengan itu, maka saya mengharapkan agar: a. Dicatat perkawinan tersebut dalam Daftar Keluarga saya. b. Diselesaikan pemberian KARIS/KARSU bagi istri/suami saya. 4. Demikian laporan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (.) NIP.

CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN PERKAWINAN KEDUA LAMPIRAN V LAPORAN PERKAWINAN KEDUA 1. Yang bertanda tangan di bawah ini: a. b. NIP/NRP : c. Pangkat/Gol. Ruang : d. Jabatan/pekerjaan : e. Satuan Organisasi : f. Instansi : g. h. Jenis Kelamin : i. j. dengan ini memberitahukan dengan hormat, bahwa saya: c. Pada tanggal.. d. Di. Telah melangsungkan perkawinan kedua dengan wanita/pria sebagai tersebut di bawah ini: a. b. NIP/NRP : c. Pangkat/Gol. Ruang : d. Jabatan/pekerjaan : e. Satuan Organisas : f. Instansi : g. h. Jenis Kelamin : i. j. 2. Sebagai tanda bukti bersama ini saya lampirkan: b. Salinan syah surat nikah/akta perkawinan dalam rangkap 1 (satu). c. Pas foto istri/suami saya ukuran 2x3 cm sebanyak 2 (dua) lembar. 3. Berhubung dengan itu, maka saya mengharapkan agar: d. Dicatat perkawinan tersebut dalam Daftar Keluarga saya. e. Diselesaikan pemberian KARIS/KARSU bagi istri/suami saya. 4. Demikian laporan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hormat saya, (.) NIP

LAMPIRAN VI CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN MELAKUKAN PERCERAIAN Kepada Yth. Kepala Lembaga Sandi Negara di J a k a r t a Jakarta, Dengan Hormat, 1. Yang bertanda tangan di bawah ini: NIP/NRP : Pangkat/Gol. Ruang : Jabatan : Satuan Kerja : Dengan ini mengajukan permohonan agar saya diizinkan kawin dengan calon istri ke... dengan istri/suami saya : 2. Adapun alasan-alasan yang mendasari permintaan izin untuk melakukan perceraian adalah : a.. b.. c. Dan seterusnya. 3. Sebagai bahan pertimbangan maka bersama ini saya lampirkan : a.. b.. c. Dan seterusnya. 4. Demikian surat permintaan izin saya buat dengan sesungguhnya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Mengetahui, atasan Hormat Kami, (..) NIP/NRP. ( ) NIP

LAMPIRAN VII CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN UNTUK BERISTRI LEBIH DARI SEORANG Kepada Yth. Kepala Lembaga Sandi Negara di J a k a r t a Jakarta, Dengan Hormat, 1. Yang bertanda tangan di bawah ini: NIP/NRP : Pangkat/Gol. Ruang : Jabatan : Satuan Kerja : Dengan ini mengajukan permohonan agar saya diizinkan kawin dengan calon istri ke... dibahwa ini : 2. Adapun alasan-alasan untuk beristri lebih dari seorang adalah : d.. e.. f. Dan seterusnya. 3. Sebagai bahan pertimbangan maka bersama ini saya lampirkan : d.. e.. f. Dan seterusnya. 4. Demikian surat permintaan izin saya buat dengan sesungguhnya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Mengetahui, atasan Hormat Kami, ( ) NIP/NRP (.) NIP.

LAMPIRAN VIII CONTOH SURAT PERTIMBANGAN ATASAN UNTUK BERISTRI LEBIH DARI SEORANG Nomor :... Jakarta, Lampiran :... Perihal :... Yth. Kepala Lembaga Sandi Negara di J a k a r t a 1. Dasar : 1... 2... 2. Sesuai dengan dasar tersebut diatas, dengan ini memberitahuan bahwa : NIP/NRP : Pangkat/Gol. Ruang : Jabatan : Satuan Kerja : mengajukan permintaan izin untuk kawin dengan calon istri ke...di bawah ini: 3. Bahwa alasan-alasan dan bukti yang di kemukakan dapat di terima oleh akal sehat dan tidak bertetangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.sebagai bahan kelengkapan administrasi bersama ini saya lampirkan : a.. b.. c. Dan seterusnya. 4. Demikian mohon untuk mejadikan periksa. Jabatan, (.) NIP/NRP.

LAMPIRAN IX CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN MELAKUKAN PERCERAIAN BERKEDUDUKAN SEBAGAI TERGUGAT Kepada Yth. Kepala Lembaga Sandi Negara di J a k a r t a Jakarta, Dengan Hormat, 1. Yang bertanda tangan di bawah ini: NIP/NRP : Pangkat/Gol. Ruang : Jabatan : Satuan Kerja : Dengan ini memberitahukan percerain sesuai dengan surat gugatan dari istri saya : 2. Adapun alasan-alasan bercerai adalah : a.. b.. c. Dan seterusnya. 3. Sebagai bahan pertimbangan maka bersama ini saya lampirkan : a.. b.. c. Dan seterusnya. 4. Demikian surat pemberitahuan, mohon mejadikan periksa. Mengetahui, atasan Hormat Kami, (.) NIP/NRP... ( ) NIP.

LAMPIRAN X CONTOH SURAT PEMBERIAN IZIN MELAKUKAN PERCERAIAN KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR TAHUN PEMBERIAN IZIN PERCERAIAN Membaca : Surat tanggal...yang diajukan oleh: 1. N a m a : 2. NIP/Nomor Identitas : 3. Pangkat/golongan ruang : 4. Jabatan/pekerjaan : 6. 7. tentang permintaan izin untuk melakukan perceraian dengan isteri/suami: 1. N a m a : 2. Nomor Identitas : 3. Jabatan/pekerjaan : 4. 5. Menimbang : a. bahwa alasan-alasan dan bukti-bukti yang dikemukakan oleh Sdr.... tersebut untuk melakukan perceraian itu, dapat diterima oleh akal sehat dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas, dipandang perlu menyetujui permintaan izin yang diajukan oleh Sdr/sdri... tersebut. Mengingat : 1. Undang-Undnag Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesioa Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019); 2. dan seterusnya... Memperhatikan : Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 08/SE/1983 tanggal 26 April 1983. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KESATU : Memberikan izin kepada : 1. N a m a : 2. NIP/Nomor Identitas : 3. Pangkat/golongan ruang : 4. Jabatan/pekerjaan : 5. 6. Untuk melakukan perceraian dengan isteri/suami: 1. N a m a : 2. Nomor Identitas : 3. Jabatan/pekerjaan : 4. 5. KEDUA KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan : Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk diindahkan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Tembusan: 1...; 2. dan seterusnya. ( ) NIP/NRP