BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan dengan segala kegiatan manusia. Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). Pendidikan yang ada ditujukan untuk membantu peserta didik dalam pengembangan bakat, potensi serta kreativitas yang dimiliki peserta didik secara penuh menuju pembentukan manusia seutuhnya. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan perlu adanya upaya dalam penyelenggaraan pendidikan, seperti peningkatan interaksi timbal balik antara siswa dan guru. Interaksi timbal balik tersebut dapat berupa perlakuan khusus pada saat proses belajar mengajar berlangsung maupun dalam pemberian umpan balik terhadap hasil belajar yang dicapai. Keberhasilan mengajar guru tidak hanya ditentukan oleh penguasaan guru tentang ilmu yang diajarkan, tetapi ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tujuan pendidikan, strategi yang digunakan, pendekatan dan metode pembelajaran, media pembelajaran dan cara penerapannya dalam proses belajar mengajar. Dalam Undang - undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi dalam hal 1

2 mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan fungsi dari pendidikan nasional tersebut, maka tujuan dari pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, pendidikan yang ada harus diselenggarakan secara sistematis agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan masyarakat. Karakter yaitu nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Muchlas, 2013:41). Pendidikan berperan dalam pembangunan mentalitas, moral serta karakter peserta didik, oleh karena itu perlu dilakukan inovasi peningkatan mutu pendidikan melalui pengembangan budaya dan kultur yang baik. Kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan peserta didik, antar tenaga pendidikan, dan antara tenaga pendidik dengan pendidik dan peserta didik, dan antar anggota kelompok masyarakat dengan warga sekolah yang terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah (Kulsum, 2011 : 25).

3 Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah yang lebih manusiawi serta lebih baik daripada sebelumnya (Mulyasa, 2012:1). Pendidikan karakter memiliki sebuah makna yang lebih tinggi daripada pendidikan moral, dimana pendidikan karakter terkait dengan masalah benar - salah, adanya penanaman pembiasaan diri mengenai hal yang baik dalam kehidupan. Karakter merupakan sifat seseorang yang merespon situasi dengan menggunakan moral yang diwujudkan dengan tindakan yang baik dan bermoral. Pendidikan karakter yang ada di sekolah harus melibatkan semua komponen yang ada dalam sistem pendidikan tersebut. Komponen yang ada di dalam sistem pendidikan yaitu kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, serta etos kerja semua warga di lingkungan sekolah. Sebagian besar dari para pendidik atau semua pendidik berpendapat bahwa karakter peserta didik dapat dibentuk melalui proses belajar mengajar formal di sekolah. Selain pendidikan agama atau pendidikan budi pekerti yang berdiri sendiri, secara simultan pendidikan agama dan budi pekerti dapat dipadukan menjadi satu pada pendidikan karakter melalui semua mata pelajaran. Peserta didik hanya siap menerima apa yang diberikan oleh pengajar yang kehilangan perannya sebagai pendidik atau pembangun akhlak dan budi pekerti luhur dalam diri para peserta didik. Seharusnya pengajaran (ilmu) dan pendidikan (manusia) diarahkan pada

4 peserta didik secara utuh, dimana muatan ajaran dan pendidikan diarahkan pada seluruh potensi peserta didik sebagai sebuah living entity yang utuh dan bebas. Tanpa menghargai dan memberi peluang bagi aktualisasi kebebasan individual peserta didik, maka terjadilah indoktrinasi yang cenderung menyerupai pencucian otak. Keaslian bakatnya digusur, lalu diganti dengan isi kemauan pengajar (pendidik). Akhirnya, proses belajar mengajar tidak melahirkan kemampuan asli peserta didik, melainkan robot hidup buatan para pengajar. Hasil pengajaran yang indoktriner tersebut hanya akan melahirkan individu yang tidak memiliki ketangguhan hati untuk dapat menerima kebenaran rasional dan pilihan moral yang diterima melalui proses masuknya nilai - nilai kebenaran, kebaikan, dan nilai keutamaan dalam agama serta budaya masyarakat. Berdasarkan pada kenyataan yang terjadi di lapangan, maka dalam penerapan dan pengembangan kurikulum yang menitik beratkan kepada pengembangan peserta didik, maka pihak sekolah dan pendidik berusaha untuk membangun kembali karakter siswa melalui pengembangan diri. Menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional (2007:3) menjelaskan bahwa: Pengembangan diri merupakan salah satu komponen struktur kurikulum setiap satuan pendidikan. Kegiatan dalam pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian siswa yang dilakukan dengan berbagai macam kegiatan yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih sesuai dengan kemampuan siswa. Pengembangan diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

5 Pengembangan diri di sekolah merupakan salah satu komponen penting dari struktur kurikulum yang mengarah pada pembentukan keyakinan, sikap, perasaan dan cita - cita peserta didik. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan pada jam pelajaran klasikal yang efektif. Kegiatan pengembangan diri selain melibatkan berbagai macam kegiatan, juga melibatkan banyak orang. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pengelolaan dan pengorganisasian yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pada masing-masing sekolah. Partisipasi warga sekolah menjadi faktor utama terlaksananya kegiatan pengembangan diri sebab, apabila warga sekolah tidak memiliki peran dalam kegiatan ini, maka kegiatan ini hanya sebatas kegiatan tertulis saja tanpa adanya sebuah praktek. Partisipasi yang dimaksud yaitu keterlibatan emosi dan mental dalam sebuah kelompok untuk mengambil suatu bagian atau suatu peranan dalam pengambilan keputusan. Warga sekolah yang berpartisipasi tidak hanya guru saja, melainkan seluruh peserta didik juga harus berpartisipasi dalam kegiatan ini. SDN Ngijo 03 menjadi satu satunya sekolah di Kecamatan Karangploso yang menjadi pilot project kurikulum 2013. Berdasarkan hasil pada saat observasi awal dengan koordinator pengembangan diri SDN Ngijo 03, menyatakan bahwa SDN Ngijo 03 merupakan salah satu sekolah di kabupaten Malang yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013 dan merupakan sekolah tunggal pelaksana kurikulum 2013 di kecamatan Karangploso. Berdasarkan kurikulum yang di terapkan di SDN Ngijo 03 pengembangan diri memiliki beberapa kegiatan, yaitu kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam kelas, beragam kegiatan

6 ekstrakurikuler yang berhubungan dengan bakat dan minat siswa, pembiasaan dan bimbingan bagi yang dipersiapkan untuk lomba, serta kegiatan kesenian. Berdasarkan latar belakang dan pemaparan diatas, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam program pengembangan diri di sekolah tunggal yang ditunjuk sebagai sekolah pelaksana kurikulum 2013 di kecamatan Karangploso. Sehingga pada tanggal 23 Juni 2014 di SDN Ngijo 03 peneliti melakukan observasi dan wawancara awal, ditemukan keunikan dalam pelaksanaan pengembangan diri yang diterapkan kepada peserta didik. SDN Ngijo 03 merupakan pilot project kurikulum 2013, sehingga dalam pelaksanaan dan penerapan pengembangan diri ditujukan untuk membentuk manusia yang berkarakter. Kegiatan pengembangan diri yang diterapkan di SDN Ngijo 03 diikuti secara antusias oleh seluruh peserta didik. peserta didik yang mengikuti kegiatan pengembangan diri, baik di dalam kelas (proses belajar dan mengajar) maupun di di luar kelas terlihat fokus dan terarah. Berdasarkan paparan Ibu Lusi selaku guru, siswa yang mengikuti kegiatan pengembangan diri secara perlahan akan membentuk karakter siswa. Pembentukan karakter siswa yang terlihat bukan secara instan, akan tetapi melalui tahapan yang diikuti dalam kegiatan pengembangan diri. Maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Implementasi Pendidikan Karakter melalui Program Pengembangan Diri SDN Ngijo 3 Kabupaten Malang. 1.2 Identifikasi / Fokus Masalah Kurikulum 2013 lebih menitik beratkan pada pembentukan karakter peserta didik. Pelaksanaan pengembangan diri ditujukan untuk meningkatkan pendidikan karakter pada peserta didik. Kepribadian serta karakter peserta didik dapat

7 tercetak dengan adanya berbagai kegiatan positif yang diikuti. Dengan berbagai macam kegiatan pengembangan diri di SDN Ngijo 03 yang telah disepakati bersama antara Kepala Sekolah dan dewan guru, maka kurikulum yang ada diarahkan untuk membuat program yang yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter. Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri memiliki waktu tersendiri di SDN Ngijo 03. Adanya pelaksanaan pengembangan diri di SDN Ngijo 03 sehingga dapat memunculkan pendidikan karakter pada diri masing - masing peserta didik. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi/fokus masalah tersebut, maka rumusan masalah ini adalah: 1. Bagaimana bentuk pengembangan diri sebagai implementasi pendidikan karakter di SDN Ngijo 3? 2. Bagaimana fungsi pengembangan diri sebagai implementasi pendidikan karakter di SDN Ngijo 3? 3. Bagaimana makna pengembangan diri dalam pendidikan karakter di SDN Ngijo 3? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1. Bentuk pengembangan diri sebagai implementasi pendidikan karakter SDN Ngijo 3. 2. Fungsi pengembangan diri sebagai implementasi pendidikan karakter di SDN Ngijo 3.

8 3. Makna pengembangan diri dalam pendidikan karakter di SDN Ngijo 3. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa aspek, diantaranya: 1. Secara Teoritis Memberikan sumbangan keilmuan terhadap salah satu program di dalam ilmu kependidikan terutama satuan pendidikan dalam menumbuhkan sikap peduli terhadap pelaksanaan pendidikan karakter yang diterapkan melalui kegiatan pengembangan diri. Selain itu, memberikan referensi bagi peneliti lain pada masa yang akan datang. 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian yang dilakukan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti khususnya yang terkait dengan penelitian yang mengangkat tentang pendidikan karakter dan pengembangan diri, agar tindak lanjut yang dilakukan dapat berlangsung lebih baik dari sebelumnya. b. Bagi Guru Guru dapat mengembangkan program yang ada dengan tujuan untuk dapat lebih menguatkan karakter yang dibangun pada diri anak, mendukung dan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki oleh anak serta menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki oleh anak ke dalam wadah yang tepat.

9 c. Bagi Peserta Didik Kegiatan pengembangan diri yang diadakan disekolah dapat mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh peserta didik serta dapat memperkuat karakter yang dibangun agar dapat menjadi pembiasaan yang bernilai positif bagi kehidupan peserta didik ke depannya. 1.6 Penegasan Istilah Untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan pembaca, maka peneliti memberikan batasan istilah mengenai penjelasan dari rumusan masalah yang telah didapat, yaitu: 1. Implementasi adalah tindakan - tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang atau berkepentingan baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita - cita atau tujuan yang telah ditetapkan, implementasi dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk melaksanakan atau merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan karena pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai (Subarsono, 2006:100). 2. Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara berformal, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain dan nilai-nilai karakter mulia lainnya (Mulyasa, 2012: 3). 3. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen: kesadaran, pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai

10 tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan, sehingga menjadi manusia yang sempurna sesuai dengan kodratnya (Mulyasa, 2012: 7). 4. Pengembangan diri adalah upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah (Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Nasional, 2007: 3).