Prosiding Farmasi ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pola Tekanan Darah Pada Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari 2014

INTISARI ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

ABSTRAK INSIDEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HIPERTENSI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

Transkripsi:

Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X di Kota Bandung Periode Juli- Desember 2015 Prevalence of Prolanis Patiens Hypertension Clinic X in Bandung City Period July-December 2015 ¹Shella Ulfa Nurizka, ²Umi Yuniarni, ³Fetri Lestari 1,2,3 Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email : ¹shella4994@gmail.com, ²uyuniarni @gmail.com, ³fetrilestari@gmail.com Abstract. Hypertension is one of the most prevalent diseases in the world, especially in developing countries. Hypertension is often called the silent killer disease. The incidence of hypertension will continue to increase every year, due to changes in lifestyle patterns and the increasing number of elderly people, especially the female sex. In this research study on the prevalence of hypertension in patients who followed the Program Pelayanan Penyakit Kronis (Prolanis) in a clinic X in Bandung city period July to December 2015. This study is a research obseravatinal, where data were obtained retrospectively using the data recorded in the clinic. Samples were taken using the formula Slovin. Samples were obtained as many as 278 patients suffering from hypertension. The results in this study is shown in terms of number of patients suffering from hypertension and classified by sex and age. The results showed that hypertensive patients treated at the clinic between July and December 2016 amounted to 81.73 %, or by the number of 913 patients. According data by sex/ gender, most hypertension patients are women ( 60.07 %) and men (39.93 %). According data by age group, most hypertension patients were in the age group 51-60 years old ( 41.13 % ). Keywords : Hypertension, prevalension in age and sex. Abstrak. Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi pasien terbanyak di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer. Angka kejadian hipertensi akan terus meningkat setiap tahunnya, karena perubahan pola gaya hidup masyarakat dan meningkatnya jumlah lansia terutama yang berjenis kelamin wanita. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada pasien yang mengikuti Program Pelayanan Penyakit Kronis (Prolanis) Klinik X di Kota Bandung periode Juli Desember 2015. Penelitian ini merupakan jenis penelitian obseravational, dimana data diambil secara retrospektif menggunakan data yang tercatat di Klinik tersebut. Sampel diambil menggunakan rumus Slovin. Sampel yang didapat sebanyak 278 pasien yang menderita hipertensi. Hasil dalam penelitian ini ditampilkan dalam bentuk jumlah pasien yang menderita hipertensi dan digolongkan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hasil penelitian menunjukan penderita hipertensi yang berobat di klinik periode Juli-Desember 2016 sebesar 81,73 % atau dengan jumlah 913 pasien. Berdasarkan jenis kelamin, penderita hipertensi terbanyak adalah wanita (60,07%) dan sisanya laki-laki (39.93 %). Berdasarkan kelompok usia, penderita hipertensi terbanyak berada pada kelompok usia 51-60 tahun (41,13 %). Kata Kunci : Hipertensi, prevalensi usia dan jenis kelamin. 332

Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X 333 A. Pendahuluan Penyakit hipertensi merupakan salah satu tantangan di dunia kesehatan disebabkan karena prevalensi dan faktor resiko yang menyangkut dengan penyakit kardiovaskular (Kaplan. M, 2010). Pada tahun 2000 diperkirakan penderita hipertensi mencapai 972 juta jiwa, dengan perkiraan 333 juta jiwa berasal dari negara maju dan 639 juta jiwa berasal dari negara berkembang (Kearney et.al, 2005). Diperkirakan pada tahun 2025 penderita hipertensi akan terus meningkat sekitar 60% dari total 1.56 juta orang dewasa. Peningkatan penderita hipertensi ini diperkirakan karena perubahan pola hidup (Kearney.,et.al, 2005). Sedangkan data prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah, penduduk Indonesia dengan umur 18 tahun keatas dengan penyakit hipertensi menunjukan persentase 25,8 % (Riskesdas, 2013). Bila dilihat dari prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan jenis kelamin data tahun 2013 menujukan prevalensi hipertensi pada perempuan lebih besar (31,9 % )dibandingkan laki-laki (31,3 %) (Riskesdas 2013). B. Landasan Teori Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan pada intra-arteri. Menurut guideline yang berlaku, hipertensi berhubungan dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg atau tekanan darah diastolik lebih besar dari 90 mmhg (Venkata, 2014). Hipertensi dapat ditemukan dan dapat menjadi penyakit komplikasi pada kondisi tertentu. Kondisi penyakit lain yang biasa ditemukan pada pasien hipertensi diantaranya adalah Gagal Jantung, Post Myocardial Infraction, Resiko Serangan Jantung Parah, Diabetes Melitus, Penyakit Ginjal Kronik, Stroke Akut (DiPiro, 2005). Hipertensi primer (esential) adalah hipertensi yang penyebabnya belum diketahui secara pasti. Dan kebanyakan kasus pasien hipertensi tergolong pada hipertensi primer (Venkata, 2014) Penyakit hipertensi biasanya turun temurun dalam keluarga, setidaknya faktor genetik berperan dalam patogenesis hipertensi primer (DEPKES RI, 2006). Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya telah diketahui dengan pasti. Penyebab yang dimaksud dapat berupa penyakit atau obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah (DEPKES RI, 2006). Ketika penyebab hipertensi sekunder telah terdeteksi, pengobatan bisa dilakukan secara langsung dengan mengobati penyebabnya atau menghentikan obat-obat peningkat tekanan darah dengan mengontrol tekanan darah pasien (Venkata, 2014). Insiden hipertensi terus meningkat terutama pada usia 30 tahun keatas, dan pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita. Namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi, akibat penurunan hormon estrogen (Tambayong, 2000). C. Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non-experimental, karena tidak memberikan perlakukan pada subyek penelitian. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif. Cara pengumpulan data yang digunakan adalah secara retrospektif. Data yang diambil merupakan data penderita hipertensi yang berobat di Klinik dan mengikuti Farmasi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

334 Shella Ulfa Nurizka, et al. Prolanis periode Juli-desember 2015. Data disampel menggunakan rumus Slovin, dan dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan usia untuk melihat angka prevalensi kejadian hipertensi. Berikut rumus Slovin yang digunakan untuk pengambilan sampel : n = ² Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = Kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir Data sampel yang didapat kemudian dianalisi berdasarkan buku literatur dan dibandingkan dengan literatur yang ada. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Populasi Penderita Hipertensi Dari data hasil pengumpulan di suatu Klinik Kota Bandung, didapat total populasi pasien yang mengikuti Program Pelayanan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah sebanyak 1.117 pasien yang terdata. Sebanyak 913 (81,73%) adalah pasien yang teridentifikasi menderita hipertensi dan sisanya sebanyak 204 pasien teridentifikasi menderita diabetes. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. : Tabel 1. Perbandingan Pasien Penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus Jenis Penyakit Total Pasien Persentase n= 1.117 Hipertensi 913 81,73 % Diabetes Melitus 204 18,27 % Total 1.117 100 % Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, diketahui bahwa prevalensi penderita hipertensi Nasional di Indonesia adalah sebesar 25.8%, dan penderita diabetes menunjukkan prevalensi penderita diabetes Nasional di Indonesia adalah sebesar 2.5%. Dilihat dari data tersebut menunjukkan jumlah penderita hipertensi cukup besar melebihi penderita diabetes melitus dan menjadi perhatian untuk menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas penderita hipertensi. Gambaran Prevalensi Penderita Hipertensi Dilihat dari Jenis Kelamin Dari 913 data pasien yang ada, diambil sampel sebanyak 278 nama pasien yang digunakan untuk mewakili prevalensi hipertensi. Data ini berdasarkan penggunaan Volume 2, No.2, Tahun 2016

Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X 335 rumus Slovin untuk pengambilan data sampel. Hasil data dapat dilihat pada Tabel 2. Perbandingan data pasien berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari total 278 pasien, sebanyak 167 pasien (60.07%) adalah perempuan. Sedangkan sisanya adalah pasien laki-laki yaitu sebanyak 111 pasien (39.93%). Terlihat bahwa jenis kelamin wanita lebih besar dibandingkan laki-laki. Berikut Tabel 2. : Tabel 2. Perbandingan Pasien Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Total Pasien % Terhadap Jumlah Pasien Laki-laki 111 39.93% Perempuan 167 60.07% TOTAL 278 100% Menurut data Riskesdes 2013 memaparkan bahwa penderita hipertensi dilihat berdasarkan jenis kelamin menunjukkan prevalensi hipertensi perempuan lebih tinggi dibandingkan prevalensi laki-laki yakni sebesar 28.8% untuk perempuan dan 22.8% untuk laki-laki (Riskesdes, 2013). Data ini menujukan bahwa wanita memiliki resiko terkena hipertensi lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yang dimungkinkan karena faktor genetik, pola hidup atau hormon wanita. Gambaran Prevalensi Penderita Hipertensi Dilihat dari Usia Dari 278 data sampel yang diambil, terdapat 141 pasien yang memiliki data usia atau sekitar 50.72% dari total sampel yang didapat. Diketahui bahwa pasien yang berobat atau terdiagnosis memiliki hipertensi adalah pasien berusia lanjut dengan rentang usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 58 pasien dengan persentase sebesar 41.13%. selanjutnya berturut-turut adalah dengan rentang usia 61-70 tahun sebanyak 57 pasien dengan persentase 40.43%, pada rentang usia 71-80 tahun sebanyak 12 pasien dengan persentase 8.5%, pada pasien rentang usia 41-50 tahun sebanyak 11 dengan persentase 7.8%, pada rentang usia 31-40 tahun sebanyak 2 pasien dengan persentase 1.43%, dan terakhir adalah pasien dengan rentang usia lebih dari 80 tahun sebanyak 1 pasien dengan persentase 0.71%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Perbandingan Antara Jenis Kelamin dan Usia Pasien Farmasi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

336 Shella Ulfa Nurizka, et al. Dari data yang didapat, peningkatan jumlah pasien yang mengikuti Program Penanganan Penyakit Kronis (Prolanis) terjadi pada rentang usia 51-60 tahun dan 61-70 tahun. Pada rentang usia tersebut jumlah penderita hipertensi banyak diderita oleh kaum wanita, hal ini disebabkan karena pada rentang usia tersebut wanita telah mengalami menopouse. Menopouse yang dialami wanita mengakibatkan penurunan hormon wanita yaitu estrogen. Penurunan estrogen mengakibatkan kenaikan rangsangan saraf simpatik, dimana saraf ini akan mengeluarkan stimulan renin dan angiotensin II sebagai pemicu kenaikan darah seseorang (Ashraf MS. 2006). E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari 278 data pasien yang terdiagnosis memiliki hipertensi adalah sebanyak 913 pasien (81,73%) dari total pasien 1.117 pasien. Berdasarkan data jenis kelamin pasien hipertensi, sebesar 60.07 % adalah perempuan dan 39.93 % adalah laki-laki, data kelompok usia penderita hipertensi terbanyak terdiri dari kelompok rentang usia 51-60 tahun (41,13 %). Daftar Pustaka Ashraf MS. (2006). Estrogen and Hypertension. 8(5):368-76. University of Texas Southwestern Medical Center. DEPKES ( Departemen Kesehatan) RI. (2006). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi.Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Indonesia : Jakarta. DiPiro T. Joseph. (2005). Pharmacotherapy A Phatophysiology Approach 6 th Edition. The McGraw Hill Comppanies. United State America. Kaplan. M Norman MD.(2010). Clinical Hypertension 10 th edition. Departement of Internal Medicine, Texas. Kearney PM., et al. (2005) Global burden of hypertension: analysis of worldwide data. Lancet. Riskesdas ( dalam InfoDatin 2014). Hipertensi. (2013). Balitbangkes. Kementrian Kesehatan Indonesia. Tambayong, J. (2000). Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Venkata, S. C. (2014). Hypertension A Clinical Guide. London and New York: CRC Press : Taylor and Francis Group. Volume 2, No.2, Tahun 2016