ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

BAB III. Transformator

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

Latihan Soal dan Quiz II

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

STUDI PENGUJIAN VEKTOR GROUP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA PHASA

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi listrik

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

BAB II TRANSFORMATOR

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRAFO DISTRIBUSI

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PENGURANGAN ARUS NETRAL PADA SISTEM DISTRIBUSI TIGA FASA EMPAT KAWAT MENGGUNAKAN TRANSFORMATOR WYE-DELTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transformator (trafo)

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

TRAFO. Induksi Timbal Balik

BAB III METODE PENENTUAN VECTOR GROUP

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana ( S-1 ) pada Departemen Teknik Elektro.

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

OPTIMASI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PT.PLN (PERSERO) RAYON BELAWAN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGARUH JUMLAH DAN JARAK MESH PERISAI TERHADAP INDUKSI TEGANGAN TINGGI PADA SALURAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA BEBAN RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF GENERATOR SINKRON 3 FASA MENGGUNAKAN METODE POTTIER

BAB II EKSPERIMEN 2 RANGKAIAN TIGA FASA SERTA HUBUNGAN Y (BINTANG) DAN DELTA ( )

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

TUGAS AKHIR ANALISA ALIRAN DAYA PADA MOTOR INDUKSI LIMA PHASA ROTOR SANGKAR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT)

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISIS VECTOR GROUP PADA HUBUNGAN PARALEL TRANSFORMATOR UNIT GARDU BERGERAK

MODUL 1 GENERATOR DC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TRANSFORMATOR

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

Pengujian Transformator

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN)

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik. Dimana transformator dilengkapi dengan pengaman pengaman

BAB III PENGAMBILAN DATA

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

Transkripsi:

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT. USU) Zul Fahmi Dhuha (1), Syamsul Amien (2) Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: zulfahmidhuha@gmail.com Abstrak Pada transformator 3 phasa terdapat berbagai jenis hubungan belitan misalnya delta- delta, wye- wye, wye- delta, delta- wye, zig- zag, dan lain- lain. Dari berbagai hubungan ini, apabila di beri pembeban melebihi kapasitas dari transformator akan mempengaruhi efisiensi, regulasi tegangan maupun ketahanan dari belitan akibat dari pembebanan pada transformator itu sendiri. Tulisan ini membahas perbandingan masing- masing hubungan belitan terhadap efisiensi, regulasi tegangan, dan kenaikkan suhu yang diakibatkan pembebanan yang melebihi kapasitas transformator di Laboratorium Konversi Energi Listrik Departemen Teknik elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Dari hasil penelitian didapat bahwa hubungan belitan Dd 0 memiliki nilai efisiensi yang terbaik, hubungan Yy 0 dengan nilai regulasi tegangan terbaik dan hubungan belitan Yy 0 dengan kenaikan suhu terendah dalam keadaan beban lebih yang di bebankan pada transformator. Kata Kunci : Transformator 3 phasa, beban lebih, hubungan belitan transformator 1. Pendahuluan Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik [1]. Pada umumnya sistem kelistrikkan diseluruh dunia menggunakan sistem 3 phasa, oleh karena itu transformator juga harus dapat bekerja dengan sistem 3 phasa. Transformator 3 phasa dapat dibentuk dengan menggunakan 2 cara yaitu dengan menggunakan 3 buah transformator 1 phasa yang identik dan menghubungkan belitan ketiga transformator tersebut dan bisa juga membuat transformator dari 3 buah belitan primer, 3 buah belitan sekunder yang dihubungkan dengan 1 inti besi.transformator 3 phasa ini dikembangkan dengan alasan ekonomis, biaya lebih murah karena bahan yang digunakan lebih sedikit dibandingkan 3 buah transformator satu phasa dengan jumlah daya yang sama dengan satu buah transformator daya tiga phasa. Pada prinsipnya transformator 3 phasa sama dengan transformator satu phasa [2]. 2. Studi Pustaka Adapun yang dibahas pada sub ini adalah beban lebih pada transformator 3 phasa dan hubungan belitan pada transformator 3 phasa. 2.1 Hubungan Belitan Transformator Tiga Phasa Hubungan wye dapat di tanahkan atau tidak. Akan tetapi, tidak semua kombinasi hubungan dapat bekerja sesuai yang diharapkan, bergantung pada konstruksi transformator, karakteristik beban, dan sistem[3]. Vektor group adalah istilah yang dibuat oleh standar IEC dan manufaktur transformator sampai saat ini. Ini menunjukkan cara menghubungakan belitan dan posisi phasa dari pandangan vektor tegangan. Ditunjukkan dengan [4]: 1. Huruf menunjukkan konfigurasi dari phasa kumparan. Di sistem 3 phasa, hubungan belitan dikatagorikan oleh Delta (D,d), Star, or Wye (Y, y), interconnected star atau zigzag (Z, z) dan belitan open atau independent. Huruf kapital menunjukkan ke belitan tegangan tinggi (HV), dan tegangan rendah (LV). 49 copyright@ DTE FT USU

2. Huruf (N, n) dimana menunjukkan netral dari belitan hubungan bintang yang digunakan. 3. Nomor menunjukkan pergeseran phasa antara tegangan sisi tegangan tinggi. Nomor ini kelipatan dari 30 0, menunjukkan sudut dimana vektor dari tegangan rendah (LV) lags atau tertinggal dari kumparan tegangan tinggi (HV). Sudut dari masingmasing kumparan tegangan rendah ditunjukkan dengan notasi jam, oleh karena itu jam ditunjukkan oleh pasor belitan ketika belitan tegangan tinggi (HV) ditunjukkan oleh jam 12. 2.2 Beban Lebih pada Transformator Beban terbagi atas 2 jenis, yaitu beban tiga phasa seimbang dan beban tiga phasa tidak seimbang. 1. Beban tiga phasa seimbang, yaitu suatu keadaan dimana ketiga vektor arus atau tegangan sama besar dan ketiga vektor saling membentuk sudut 120 0 satu sama lain. Rangkaian beban tiga phasa untuk hubungan Y dapat dilihat pada Gambar 1 dan rangkaian beban tiga phasa terhubung delta dapat dilihat pada Gambar 2. Kemungkinan keadaan tidak seimbang terbagi atas tiga, yaitu [5]: a. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120 0 satu sama lain. b. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentk sudut 120 0 satu sama lain. c. Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 0 satu sama lain. Adapun bentuk rangkaian berbagai hubungan belitan transformator ditunjukkan pada Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7 [6]. Gambar 3 Hubungan Yy 0 dan Dd 0 Gambar 1 Rangkaian beban 3 phasa hubungan wye Gambar 4 Hubungan Yd 1 dan Dy 1 Gambar 2 Rangakaian beban 3 phasa hubungan Delta 2. Beban tiga phasa tidak seimbang, yaitu keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Gambar 5 Hubungan Yd 5 dan Dy 5 50 copyright@ DTE FT USU

Gambar 6 Hubungan Yd 7 dan Dy 7 Gambar 7 Hubungan Yd 11 dan Dy 11 Dalam pengoperasianya, transformator sering mengalami gangguan, masing- masing gangguan mengakibatkan berbagai hal yang merugikan bagi tansformator. Salah satu gangguan yang sering terjadi yaitu gangguan arus lebih yang disebabkan kondisi beban lebih pada transformator. Beban lebih adalah kondisi dimana beban yang dipikul oleh transformator melebihi dari kapasitas transformator itu sendiri. Pemanasan lebih atau beban lebih dapat menyebabkan kerusakan pada transformator. Suhu puncak minyak, suhu ambient, beban (arus), dan lain-lain dapat dikombinasikan untuk mengetahui suhu dan mengatur kondisi suhu pada transformator [3]. Akibat terjadinya kenaikan arus yang disebabkan oleh adanya peningkatan beban yang melebihi kapasitas transformator maka pada transformator akan mengalami kenaikan suhu yang besarnya [7]. T= K. I 2. Tmins (Ω/ ) (1) T = Kenaikan temperatur dalam celcius K = Konstanta (0,343) I = Arus yang mengalir (Ampere) T = Waktu dalam menit Ω/ = ohm per jumlah konduktor Sesuai dengan SPLN 64:1984 Ketentuan Pengaman Trafo Distribusi adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan karakteristik waktu-arusnya maka pengamanan untuk trafo distribusi dibatasi oleh dua garis kerja. Garis kerja pertama (garis batas ketahanan pelebur) dimana pelebur primer tidak boleh bekerja, ditentukan oleh beban lebih yang masih ditahan oleh trafo tersebut. Beban atau arus lebih yang dimaksud beban lebih ( Beban maksimum), arus beban peralihan (cold load pick up), hubung singkat JTR (jaringan Tegangan menengah) dan arus inrush trafo. Garis kedua (garis batas ketahanan trafo) yang merupakan batas ketahanan trafo dimana fuse harus sudah bekerja. Gangguan yang dapat melebihi batas tersebut adalah gangguan hubung singkat disisi primer atau sekunder trafo. b. Garis batas ketahanan trafo distribusi umum ditentukan oleh titik- titik 2 x In selama 100 detik - beban lebih, 3 x In selama 10 detik - beban peralihan, 6 x In selama 1 detik - beban peralihan, 15 x In selama 0,1 detik - arus inrush trafo dan 25 x In selama 0,01 detik - arus inrush trafo. c. Garis batas ketahanan trafo untuk arus lebih, hubung singkat pada jaringan tegangan rendah ditentukan oleh titik- titik 3 x In selama 300 detik, 4,75 x In selama 60 detik, 6,7 x In selama 30 detik dan 11,3 x In selama 10 detik. Salah satu bagian terpenting dari transformator adalah belitan/lilitan yang biasanya terbuat dari konduktor tembaga atau alumunium. Saat terjadi gangguan baik beban lebih maupun hubung singkat, akan timbul stress termal akibat gangguan bergantung besarnya gangguan. Untuk masing- masing konduktor, terdapat batas temperatur dimana konduktor tersebut mulai kehilangan kekuatan selama periode waktu tertentu. Konduktor yang dipilih harus tahan terhadap panas yang dihasilkan saat terjadi gangguan. Panas tersebut tidak boleh melebihi batas temperatur konduktor. Batas ketahanan termal untuk tembaga dan alumunium ditunjukkan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Batas ketahanan termal untuk tembaga dan aluminium Bahan Batas Temperatur ( o C) Tembaga 250 Aluminium 200 51 copyright@ DTE FT USU

3. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, dengan menggunakan transformator tiga phasa dengan kapasitas 2 kva. Langkah- langkah yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 8. MULAI MEMPERSIAPKAN PERALATAN PERCOBAAN MERANGKAI RANGKAIAN PERCOBAAN MELAKUKAN PERCOABAAN PENGAMBILAN DATA MELAKUKAN PERHITUNGAN APAKAH SESUAI ANTARA PERHITUNGAN DAN PERCOBAAN Y MENAMPILKAN HASIL PENGUKURAN DAN ERHITUNGAN SELESAI Gambar 8 Diagram alir penelitian Pengambilan data dilakukan pada transformator 3 phasa dengan kapasitas 2 kva, yang terdapat di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Data yang diperoleh lalu di analisa pengaruh beban lebih terhadap kinerja transformator dengan melakukan perhitungan. Adapun daya keluaran transformator dapat dihitung dengan persamaan (2). P output = 3 V I cos ɸ (2) P output = Daya keluaran transformator V = Tegangan line to line I = Arus line to line T Sedangkan untuk menghitung effisiensi (ƞ) transformator dengan persamaan (3). η = 100% (3) P out = Daya keluaran P in = Daya masukan transformator Persamaan untuk menghitung % tegangan regulasi: % = 100% (4) V N-L = Tegangan pada saat beban nol V F-L = Tegangan pada saat beban penuh Sedangkan untuk menghitung kenaikan suhu dari masing- masing hubungan belitan akibat kenaikan beban digunakan persamaan: T= K I 2 Tmins (Ω/ ) (5) T = Kenaikan suhu penghantar per menit K = Konstanta kenaikan suhu peralatan (0,343) I = Arus pada saat pembebanan T = Waktu lamanya pembebanan (menit) 4. Hasil dan Pembahasan Adapun pembahasan dari tugas akhir ini menunjukkan perhitungan dari data yang diperoleh dari hasil percobaan, diperlihatkan pada perhitungan hubungan Yy 0 sebagai berikut: a. Keadaan Beban Nol Hasil penelitian pada beban nol ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Data Beban Nol V L-L in 248 volt V L-L 292 volt b. Keadaan Berbeban Hasil penelitian pada keadaan berbeban ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Data Berbeban Lebih V L-L in 215 volt V L-N 125 volt V L-L 230 volt I Load 4,69 A 2 kva P input Dengan menggunakan persamaan (2) maka diperoleh daya keluaran transformator adalah P out = 1868 Watt. c. Dengan menggunakan persamaan (3) maka diperoleh nilai effisiensi transformator yaitu ƞ = 93,31%. 52 copyright@ DTE FT USU

Dengan menggunakan persamaan (4) diperoleh nilai % regulasi adalah %VR = 21,23%. d. Dan dengan menggunakan persamaan (5) maka diperoleh nilai kenaikkan suhu pada masing- masing hubungan belitan pada beban lebih adalah T = 1,6 0 C/ menit. Dari hasil perhitungan terhadap data yang diperoleh dari masing- masing hubungan maka didapatkan grafik pada Gambar 9 dan Gambar 10 sebagai berikut: Effisiensi 100 95 90 85 80 75 Grafik P(kwatt) vs Effisiensi yy0 dy1 Dy5 Dy11 Dd0 Yd1 70 Yd5 1 1.5 2 2.5 Yd11 3 Daya Beban (kwatt) Gambar 9 Grafik Daya beban vs efisiensi Pada Gambar 9 terlihat bahwa pada masing-masing hubungan belitan memiliki grafik yang berbeda beda dalam hal efisiensi pada masing-masing pembebanan yang diberikan. Kenaikan Suhu (0C/menit) 1.85 1.8 1.75 1.7 1.65 1.6 1.55 Grafik P(kwatt) vs Kenaikkan Suhu(0C/menit) Yy0 dy1 dy5 dy11 dd0 yd1 yd5 1.5 yd11 0 1 2 3 4 Daya Beban (kwatt) Gambar 10 Grafik Daya beban vs kenaikan suhu Grafik kenaikan suhu pada masing masing hubungan belitan ditunjukkan pada Gambar 10. Pada grafik tersebut terlihat perbedaan kenaikan suhu pada masing masing kenaikkan beban. 5. Kesimpulan Dari hasil pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil analisis percobaan berbeban lebih pada transformator 3 phasa pada masing- masing hubungan belitan didapatkan bahwa effisiensi terbaik terdapat pada hubungan belitan Dd 0 yaitu hubungan yang biasa digunakan pada transformator dengan dengan tegangan rendah. 2. Dari hasil analisis percobaan berbeban lebih pada transformator 3 phasa pada masing- masing hubungan belitan didapatkan bahwa regulasi tegangan terbaik terdapat pada hubungan belitan Yy 0 yang biasa digunakan pada tegangan tinggi. 3. Akibat beban lebih yang diberikan pada transformator 3 phasa terjadi kenaikan suhu yang bervariasi untuk masing- masing hubungan belitan, kenaikan suhu belitan tertinggi terjadi pada hubungan Dy 1, dan kenaikan suhu terendah terdapat pada hubungan belitan Yy 0. 6. DaftarPustaka [1] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1988. [2] Wijaya, Mochtar, Dasar- Dasar Mesin Listrik, Djambatan, Jakarta, 2001. [3] Harlow, James.H, Electric Power Transformer Engineering, CRC Press LLC, Florida, 2004. [4] Jargstorf, Johannes, "Effect of Demand Respon on Transformer Lifetime Expectation", IEEE PES Innovation Smart Grid Europe, Berlin, 2012. [5] Lumbanraja, Hotdas, Pengaruh Beban Tidak Seimbang Terhadap Effisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Open-Delta, Repository USU, 2008. [6] https://electricalnotes.wordpress.com/ 2012/05/23/vector-group-oftransformer [7] Palmer-Bucle, Peter,"Characteristic Of Transformer Parameter During Internal Wnding Faults Based On Experimental Measurements", IEEE Power System, Texas, 1999. 53 copyright@ DTE FT USU