BAB III UPAYA BANK BTPN MENUJU GOOD CORPORATE GOVERNANCE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. PROFIL PERUSAHAAN PT. BTPN Tbk Medan. dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTITUSI. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada awalnya bernama Bank

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baru-baru ini Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang mengemuka di Indonesia, semua lini masyarakat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Bila teori agency

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Manajemen Risiko Bagi Perusahaan Perasuransian. disampaikan dalam acara WORKSHOP Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Laporan Tahunan Pelaksanaan GCG 2009

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, isu mengenai Corporate

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAPORAN PELAKSANAAN GCG 2008

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

ORISINALITAS TUGAS AKHIR...

II. PT. BANK GANESHA

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. manajemen bisnis. Secara umum Corporate governance terkait dengan sistem dan

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

STIE DEWANTARA GCG Bank

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan

Transkripsi:

BAB III UPAYA BANK BTPN MENUJU GOOD CORPORATE GOVERNANCE 3.1 Visi Misi Bank BTPN. Pada tahun 2006 Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) melakukan perubahan, dimulai dari dimulai dari penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) sebagai prinsip dasar manajemen dengan diikuti adanya peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan badan layanan umum tanggal 13 Juni 2005, diterapkannya service of excellence sebagai tata cara pelayanan, service of excellence merupakan upaya Bank BTPN guna meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja perusahaan, serta perubahan pada identitas perusahaan (corporate identity). Perubahan tersebut mengikuti perubahan pada visi misi Bank BTPN tahun 2006. Menurut BTPN Club (2007), Mengenang 49 tahun Bank BTPN, visi misi Bank BTPN tahun 2006, yaitu : Visi. Misi. Menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian di Indonesia. Melaksanakan good corporate governance (GCG) di setiap pengoperasian bisnis Bank BTPN. Menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan bisnis Bank BTPN kepada nasabah kami. Memberikan pengalaman brand yang penuh arti bagi pemangku kepentingan (stakeholders) Bank BTPN setiap saat dimanapun kami berada secara konsisten. 20

Menurut BTPN Club (2007), Mengenang 49 tahun Bank BTPN, dalam meluncurkan produk-produknya terbagi menjadi dua yaitu: 1. Produk Dana. Rekening Giro. Tabungan Citra. Tabungan Citra Plus. Deposito Berjangka. Sertifikat Deposito. Kredit Pensiun. Kredit Pegawai Aktif (Sipil, ABRI, BUMN, dan Swasta). Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Bank Garansi. 2. Jasa. Kliring. Inkaso. Transfer. Payment Point (pembayaran rekening telepon, rekening listrik, PAM, dan penerimaan pembayaran pajak). Payroll service (pembayaran uang pensiun, pembayaran gaji kepada karyawan perusahaan BUMN dan Swasta). ATM ( Anjungan Tunai Mandiri). Bank BTPN dikelola secara hati-hati didukung dengan adanya Surat Keputusan Mentri Keuangan tahun 1976 yang memberikan kewenangan khusus kepada Bank BTPN untuk memotong gaji pensiunan dari PT.TASPEN, dan kemitraan strategis lainnya yaitu : Dana Pensiun Perhutani, Dana Pensiun Pegadaian, Dana Pensiun Biro Klasifikasi Indonesia, Dana Pensiun Pertamina wilayah Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, PT Asuransi Jiwasraya, PT BNI Life Insurance serta serta PT Jamsostek dalam hal pelayanan manfaat pensiun melalui bank serta PT POS Indonesia. 21

3.2 Good Corporate Governance (GCG). Good Corporate Governance (tata kelola) menjadi kosa kata paling hangat di kalangan para eksekutif bisnis, dilatar belakangi dengan permasalahan yang terkait di industri pasar modal, korporasi, profesi audit, tuntutan akan transparansi dan independensi dalam krisis finansial Asia. Menurut Achamd Fauzi, (1997), Pemerhati Hukum Perbankan Principles of Effective Banking Supervision, Good Corporate Governance (tatakelola) adalah mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pihak internal dan external (stakeholders) dan kelompok yang berkepentingan, Hubungan - hubungan ini dimanisfestasikan dalam bentuk berbagai aturan permainan dan sistem insentif sebagai framework yang diperlukan untuk menentukan tujuan-tujuan perusahaan dan cara-cara pencapaian tujuan-tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan pada tindakan yang menyangkut orang (moralitas), etika kerja, dan prinsip-prinsip pelayanan yang baik. Tumbuhnya kesadaran arti penting tata kelola, Organization for Economics Corporation and Development (OECO) telah mengembangkan seperangkat prinsip prinsip, salah satunya prinsipnya yaitu, Good Corporate Governance. Good corporate governance dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan baik internal maupun external (stakeholders). Terdapat empat model dalam prinsip Good Corporate Governance, yaitu : Simple financial model, yaitu : ada konflik kepentingan antara pemilik dan manajer, karena tidak memiliki saham, dikhawatirkan manajer akan banyak merugikan pemilik saham (stakeholders). Maka diperlukan kontrak insentif (misalnya hak 22

pemilikan, bonus, dll), atau aturan-aturan yang melindungi kepentingan pemilik. Stewardship model, yaitu : Berbeda dengan model pertama, manajer dianggap steward, sehingga tidak terlalu perlu dikontrol, ini bisa terjadi pada perusahaan keluarga, dimana direksi dikendalikan ketat oleh pemegang saham, sehingga diperlukan direktur yang independen. Stakeholder model, yaitu : perusahaan merupaka satu sistem dari stakeholder, suara stakeholder diakomodasi dalam struktur organisasi secara tepat dan cermat. Dalam arti suatu organisasi terdapat berbagai macam divisi, agar tercipta suatu kinerja manajemen yang baik maka sistem kerja harus distrukturkan dengan tepat dan cermat dalam menempatkan orang orang yang akan menjalankannya, karena hal tersebut akan dilihat dan dinilai oleh Stakeholder. Stakeholder model dapat diterapkan pada setiap perusahaan/organisasi secara fleksibel sesuai dengan keadaan, budaya dan tradisi yang ada. Political model, yaitu : Pemerintah memiliki pengaruh besar, misalnya dalam mengatur jumlah maksimum kepemilikan saham. Bank BTPN termasuk kedalam Stakeholder model dan di dalam menjalakan Stakeholder model terdapat aturan - aturan, yaitu : Transparansi (Transparency), yaitu : keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan sehingga semua pihak berkepentingan tahu pasti apa yang telah dan bisa terjadi. Laporan tahunan perusahaan harus memuat berbagai informasi yang diperlukan, demikian pula perusahaan go-public 23

Pertanggung jawaban (Responsibility), yaitu : suatu keadaan di dalam pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip prinsip organisasi yang sehat organisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewajaran (Fairness), yaitu : keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pihak internal dan external (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Etika Kerja, yaitu : good corporate governance lebih banyak mengatur komisaris dan direksi, namun prinsipprinsip good corporate governance harus diangkat menjadi etika kerja perusahaan seperti menyangkut moralitas dalam bekerja, prinsip-prinsip kerja yang baik, prilaku dalam bekerja dan peningkatan kinerja karyawan. 3.3 Service Of Excellence. Service of excellence merupakan tata cara pelayanan yang dikembangkan guna mendukung penerapan prinsip dasar manajemen good corporate governance, serta meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja perusahaan identitas perusahaan bukan hanya berbentuk fisik atau verbal, tetapi juga hal-hal yang bersifat non fisik seperti moralitas dalam bekerja, prinsip-prinsip kerja yang baik, prilaku dalam bekerja dan peningkatan kinerja karyawan, tentunya dengan meningkatnya mutu pelayanan dan kinerja perusahaan akan memberikan citra positif di masyarakat. 24

Menurut BTPN Club (2007), Mengenang 49 tahun Bank BTPN, service of excellence, adalah : 1. Keprofesionalan manajemen untuk menunjang tata pelaksana pelayanan kepada nasabah, yaitu : menerapkan struktur organisasi secara tepat dan cermat, menyediakan sarana dan fasilitas pelayanan meliputi sarana pendukung pelayanan dan fasilitas penunjang lingkungan serta ruang kerja pelayanan sperti : tempat pelayanan terpadu, sistem antrian, ruang tunggu, layanan informasi (costumer service), layanan transaksi (teller), layanan informasi multimedia (company profile), tempat slip tabungan, papan informasi, papan nama petugas, pendingin ruangan, dan lain sebagainya. 2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah lebih dari apa yang diharapkan oleh nasabah, yaitu : Kemampuan (Ability), tingkat pendidikan menjadi tolak ukur serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya. Sikap (Attitude), sopan dan ramah dalam bersikap, sabar dalam menghadapi nasabah, tidak egois dalam melayani nasabah, santun dalam bertutur kepada nasabah, kesedian dalam melayani. Penampilan (Appearance), penuh percaya diri baik dari luar maupun dari dalam diri di dalam melayani nasabah. Perhatian (Attention), keterbukaan dan kesederhanaan prosedur dan tata cara pelayanan kepada nasabah, untuk diperhatikan kemudahan, tidak berbelit belit dalam pelaksanaan. Tindakan (Action), kejujuran dan kepercayaan, di percaya dari tutur katanya, dapat di percaya dalam menyelesaikan tugasnya. 25

Tanggungjawab (Accountability), dalam memberikan pelayanan kepada nasabah harus dilandasi dengan tanggung jawab. Menurut BTPN Club (2007), Mengenang 49 tahun Bank BTPN, memberikan gambaran bagaimana sebuah pelayanan yang baik atau buruk terhadap dampak yang disebabakan, yaitu : Gambar 3.1 Akibat Pelayanan Yang Buruk. Sedangkan dengan memberikan pelayanan yang baik / prima perusahaan akan mendapatkan, yaitu : Gambar. 3.2 Akibat Pelayanan Yang Baik. 26

Lebih jauh lagi, menurut BTPN Club (2007), Mengenang 49 tahun Bank BTPN, menjabarkan bagaimana sebuah pelayanan prima, yaitu : 1. Komunikasi dengan nasabah. Komunikasi merupakan hal terpenting dalam pelayanan, terjadinya komunikasi yang baik akan menyebabkan respon yang positif. Dalam berkomunikasi dengan nasabahnya Bank BTPN membagi tiga cara, yaitu : Sambut. Bersikap siap dan ramah dalam menyambut nasabah seperti : a. Menanggapi nasabah dengan cepat. b. Meminta nasabah yang sedang mengantri untuk bersabar. c. Menunjukan bahasa tubuh, kontak mata dan nada suara yang sesuai dalam menyelesaikan transaksi. d. Hindari suara dari nada yang terkesan bosan dan lelah. Simak. Permintaan Nasabah yang dikomunikasikannya seringkali mengandung informasi yang terbatas, untuk dapat memenuhi permintaan nasabah maka diperlukan beberapa informasi dengan dua hal seperti : a. Mendengarkan secara aktif apa yang disampaikan oleh nasabah. b. Mengali pertanyaan nasabah dengan pertanyaan terbuka ataupun tertutup. Respon. Dalam merespon nasabah terdapat empat cara, yaitu : 27

a. Taktis dalam memberikan jawaban yang langsung pada topik yang diberikan. b. Efisien dalam memberikan respon yang cepat sesuai dengan apa yang diharapkan. c. Sopan dan santun dalam bertindak mengikuti aturan perusahaan dan berprilaku dengan berkepribadian yang baik. d. Menghargai nasabah dari sisi apapun dengan cara tidak membedakan status, sosial dan pendidikan. 2. Mengenali tipe nasabah. Nasabah adalah titik sentral atau pusat perhatian yang mesti ditujukan. Dalam memberikan pelayanan kepada nasabah tentunya sebagai pegawai Bank BTPN harus dapat mengenali karakter nasabah itu sendiri, agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan nasabah itu sendiri. Menurut BTPN Club (2007), Mengenang 49 tahun Bank BTPN, membagi tipe-tipe nasabah kedalam kelompok yaitu : Tipe Ciri ciri Cara Melayani Nasabah Tipe Kelinci Tajam, langsung pada pokok permasalahan. Kurang suka basa-basi. Terkesan agak angkuh Jangan terlalu banyak basa-basi. Segera tawarkan bantuan terhadap kebutuhannya. Berikan data yang dibutuhkan dan dilengkapi dengan pengetahuan produk. Berikan saran yang berbobot. Tipe Keledai Memberikan jawaban yang membingungkan. Senang berfikir sendiri. Bersikap agak kaku, pemalu, agak tertutup. Memberikan jawaban yang singkat. Berikan waktu untuk memutuskan. Peka terhadap bahasa tubuh. Sabar dan terus gali tanpa terkesan memaksa. Arahkan pertanyaan agar ia lebih berfokus. Jangan bersikap agresif. 28

Tipe Macan Ramah dan terbuka Berbelit-belit dan senang bebicara panjang. Berinisiatif dan bertanya tentang senua hal. Menyenangi basa-basi dan pujian Bicara basa-basi, namun jangan berlebihan. Berikan pelayanan yang personal. Tunjukan perhatian pada saat ia berbicara. Fokus pada pembinaan hubungan. Tipe Burung Hantu Mengerti pokok permasalahan. Ramah dan terbuka. Dapat berbasa-basi, namun tetap fokus dalam berbicara. Tidak malu dalam meminta bantuan. Pendengar yang baik, namun tidak mudah terbawa Berikan pelayanan yang hangat. Berikan fakta dan data jika ia membutuhkan saran. Bersikap penuh perhatian dan sopan sepanjang transaksi Tabel 3.1 Mengenal Tipe Nasabah. 3. Etika dalam bertelepon. Menurut BTPN Club (2007), Mengenang 49 tahun Bank BTPN, aturan dalam berkomunikasi melalui telepon, yaitu : a. Menghargai nasabah dari sisi apapun dengan cara tidak membedakan status, sosial dan pendidikan. b. Etika bertelepon, yaitu dalam bertelepon pastikan dapat mengkontrol kodisi, emosi, suara karena hal tersebut merupakan cerminan kita dalam bertelepon. c. Telepon keluar, yaitu : siapkan segala sesuatunya dengan baik dan gunakan kalimat yang lugas dan sopan. d. Telepon masuk, yaitu : perkenalkan diri anda dengan menyebut identitas dan persiapkan mental serta kepandaian ketika menerima telepon. 29