BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri ( capital flight)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH/US$, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN PMA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. maksimum yang diindikasikan dengan tingginya dept to equity ratio (perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di era globalilasi seperti sekarang, banyak masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen inflasi, BI Rate,

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. pada indeks harga saham di Indonesia. Pasar modal disuatu negara digunakan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

OVERVIEW 1/20

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

DWI NURDIYANTO B

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah seperti masalah kebutuhan tenaga kerja dan kekurangan sumber daya lainnya seperti modal dan juga masalah tingkat pendapatan yang rendah (Myint:1971). Permintaan dan penawaran jumlah uang beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang diminta maka dapat menghambat perekonomian negara, sebaliknya jika terjadi kelebihan uang yang diminta akan menimbulkan adanya inflasi yang dapat mengganggu aktivitas perekonomian nasional. Pada umumnya, seseorang memerlukan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk berjaga-jaga. Apabila kedua keperluan tersebut sudah terpenuhi dan orang tersebut masih memiliki uang tunai berlebih, maka kelebihan itu tentunya tidak akan didiamkan saja. Kelebihan uang tunai yang didiamkan akan mengundang banyak resiko, seperti turunnya daya beli uang di kemudian hari, rusak, hilang. Oleh sebab itu, kelebihan uang tunai umumnya akan diinvestasikan agar menghasilkan keuntungan. Alternatif investasi bisa berupa deposito dan tabungan lainnya melalui perbankan, investasi dalam emas-perhiasan dan tanah (real estate), mendirikan atau mengembangkan kegiatan usaha dan pemilikan instrument pasar modal (saham, obligasi, dan sekuritas lain). Penentuan 18

alternatif investasi selain mempertimbangkan aspek keuntungan yang sekaligus memperhatikan resikonya (keamanannya), juga mempertimbangkan aspek kemudahan untuk mengubahnya menjadi uang tunai lagi saat diperlukan (likuiditas tinggi). Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang (emerging market) yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makro-ekonomi secara umum. Krisis ekonomi tahun 1998 merupakan awal runtuhnya pilar-pilar perekonomian nasional Indonesia. Hal ini ditandai dengan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan Indonesia dalam bentuk penarikan dana secara besar-besaran (rush) oleh deposan untuk kemudian disimpan di luar negeri (capital flight). Tingkat suku bunga yang mencapai 70% dan depresiasi nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dollar AS sebesar 500% mengakibatkan hampir semua kegiatan ekonomi terganggu. Dampak lain dari menurunnya kepercayaan masyarakat berdampak hingga ke pasar modal sehingga harga saham menurun secara tajam yang menimbulkan kerugian yang cukup signifikan bagi investor (www.jsx.co.idz). Kondisi suatu investasi dalam bentuk saham dapat dilihat melalui pergerakan harga saham (indeks saham) itu sendiri yang dapat diakses 24 jam. Indeks saham pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang mencakup laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dan kebijakan perusahaan tersebut, sedangkan faktor eksternal meliputi tingkat inflasi, suku 19

bunga SBI, kurs rupiah, politik dan lain-lain. Naiknya inflasi akan berdampak pada naiknya harga bahan baku yang akan menyebabkan menurunnya daya saing terhadap produk barang yang dihasilkan suatu perusahaan. Hal ini akan berdampak pada menurunnya prospek perusahaan dan akan berdampak buruk pada harga saham perusahaan tersebut di pasar modal. Sedangkan peningkatan inflasi akan menaikkan biaya perusahaan yang berdampak menurunnya profitabilitas perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga memperkecil deviden yang diterima para pemegang saham. Menurunnya pendapatan deviden yang diterima oleh para investor akan menurunkan minat masyarakat (investor) untuk berinvestasi di pasar modal. Dengan demikian inflasi memberikan pengaruh negatif terhadap investasi di pasar modal. Inflasi yang mengakibatkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi negara-negara yang sedang berkembang, berdampak pula pada defisitnya neraca perdagangan dan meningkatnya nilai utang luar negeri (Algifari:2000). Secara garis besar fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi makro. Sedangkan perubahan kurs valas juga akan memberikan dampak bagi pasar modal. Apabila kurs valas menguat, maka investor akan menjual seluruh atau sebagian sahamnya dan dialihkan pada valas untuk kemudian diinvestasikan ke tempat lain sebagai tabungan, sehingga harga saham akan turun. Sebaliknya jika kurs valas melemah, investor akan membeli mata uang domestik untuk diinvestasikan pada saham sehingga harga saham akan cenderung naik. Variabel kurs valas atau exchange rate mempunyai pengaruh langsung berupa kenaikan 20

harga barang eksport maupun barang impor di dalam negeri (Boediono:1997). Sedangkan apabila tingkat bunga naik, maka investor saham akan menjual seluruh atau sebagian sahamnya untuk dialihkan ke dalam investasi lainnya yang relatif lebih menguntungkan dan bebas resiko, akibatnya indeks akan turun. Sebaliknya bila tingkat bunga turun, maka masyarakat akan mengalihkan investasinya pada saham yang relatif lebih profitable dan mengakibatkan indeks akan naik. Dengan demikian tingkat bunga akan memberikan pengaruh negatif pada indeks saham. Seperti kita ketahui bahwa tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham, karena investor cenderung menarik investasinya dan memindahkannya dalam bentuk tabungan atau deposito (Tandelilin:2001). Salah satu penelitian Lee (1992) mengemukakan bahwa perubahan tingkat bunga (interest rate) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham. Sementara itu menurut Moradoglu, et al (2000), juga mengemukakan bahwa perilaku harga saham telah banyak dilakukan terutama dalam kaitannya dengan variabel makro-ekonomi. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh fluktuasi makro-ekonomi. Beberapa variabel makro-ekonomi yang digunakan antara lain; tingkat inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, indeks produksi industri dan harga minyak. Ajayi dan Mougoue (1996) juga menggunakan variabel makro-ekonomi; nilai tukar dan harga saham. Mereka meneliti hubungan dinamis antara harga saham dan nilai tukar pada Delapan Besar pasar saham yaitu Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat dengan menggunakan bivariate error correction model. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang signifikan 21

antara nilai tukar dan harga saham (pasar modal dan pasar uang). Hal ini juga didukung oleh Sudjono (2002) serta Sitinjak dan Kurniasari (2003) bahwa nilai tukar rupiah (kurs) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap IHSG. Sedangkan menurut Gupta (2000) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan kausalitas antara tingkat bunga, nilai tukar dan harga saham. Menurut Sitinjak dan Kurniasari (2003) menunjukkan bahwa nilai tukar dan tingkat bunga SBI berpengaruh terhadap IHSG. Sedangkan menurut Saadah dan Panjaitan (2006) kembali menunjukkan bahwa tidak ada interaksi dinamis yang signifikan antara harga saham dan nilai tukar. Semua faktor tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada kegiatan investasi, tetapi suku bunga merupakan variabel yang cukup berpengaruh terhadap kinerja pasar modal Indonesia (Harianto:1998). Penelitian lain oleh Wand (1970) dan Fama (1990) di pasar modal Amerika mengatakan bahwa peningkatan suku bunga ternyata diikuti oleh kinerja pasar modal secara negatif. Suku bunga mempunyai hubungan negatif dengan IHSG sedangkan jumlah uang beredar dan inflasi memberikan pengaruh positif bagi IHSG dan valas tidak memberikan pengaruh bagi IHSG (Daryono:2003). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih menunjukkan hasil yang kontradiktif maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai pengaruh variabel makro-ekonomi terhadap IHSG dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis mengambil judul Analisis pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar IDR/US$ riil, dan 22

tingkat suku bunga SBI riil terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 1.2. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah variabel tingkat inflasi, nilai tukar IDR/US$ riil, dan tingkat suku bunga SBI riil dimana semua bentuk variabel dinyatakan dalam bentuk nominal dan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 2. Apakah variabel tingkat inflasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 3. Apakah variabel nilai tukar IDR/US$ riil secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 4. Apakah variabel tingkat suku bunga SBI riil secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, diberikan beberapa batasan yaitu : 23

1. Variabel makro-ekonomi yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, nilai tukar IDR/US$ riil, dan tingkat suku bunga SBI riil. 2. Variabel independen pertama adalah tingkat inflasi. Inflasi merupakan salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. 3. Variabel independen kedua adalah nilai tukar IDR/US$ riil. Penulis menggunakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, karena selama ini dollar AS merupakan mata uang internasional (paling stabil) di dunia. Selain itu dollar AS merupakan mata uang internasional yang terkuat sehingga banyak negara ataupun perusahaan yang melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang dollar AS. Dan menggunakan kurs riil karena penurunan kurs tukar akan cenderung mendorong ekspor dan menurunkan impor suatu negara. Sebaliknya pula, penguatan kurs tukar akan cenderung menurunkan ekspor dan menaikkan impor (karena harga produk ekspor menjadi relatif mahal bagi konsumen negara lain dan harga produk impor menjadi relatif murah bagi konsumen di dalam negeri), hal ini tentu akan mempengaruhi kondisi pasar modal. 4. Variabel independen ketiga adalah tingkat suku bunga SBI riil. SBI merupakan salah satu variabel makro-ekonomi yang berpotensi mempengaruhi kegiatan perdagangan di pasar modal. Tingkat suku bunga SBI riil merupakan konsep yang mengatur tingkat bunga 24

sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi tingkat inflasi yang diharapkan. 5. Varibel dependen adalah Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG merupakan salah satu indikator pasar modal yang sering dijadikan acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan di bursa efek. 6. Periode yang digunakan untuk penelitian ini adalah tahun 2003 sampai dengan tahun 2009. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel independen (tingkat inflasi, nilai tukar IDR/US$ riil dan tingkat suku bunga SBI riil) secara bersama-sama terhadap variabel dependen Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen tingkat inflasi secara parsial terhadap variabel dependen Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen nilai tukar IDR/US$ riil secara parsial terhadap variabel dependen Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 25

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen tingkat suku bunga SBI riil secara parsial terhadap variabel dependen Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi Investor dan emiten Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh investor dan emiten yang terdaftar di BEI dapat membantu mereka dalam menentukan apakah akan menjual, membeli ataukah menahan saham yang dimiliki sesuai dengan perubahan tingkat inflasi, nilai tukar IDR/US$ riil dan tingkat suku bunga SBI riil, untuk menghindari kerugian apabila variabelvariabel tersebut memang berpengaruh terhadap IHSG. 2. Bagi pemerintah Pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan inflasi, nilai tukar IDR/US$ riil dan tingkat suku bunga SBI riil setelah mengetahui dampak dari tingkat inflasi, nilai tukar IDR/US$ riil dan tingkat suku bunga SBI riil terhadap IHSG sehingga pengaruh yang telah atau akan terjadi dapat diantisipasi dengan sebaik-baiknya. 3. Bagi akademis Penelitian ini dapat membuka cakrawala baru bahwa faktor ekonomi makro juga berpotensi mempengaruhi kinerja bursa saham selain faktor internal lainnya. 26

1.6. Sistematika Penulisan Penelitian ini diorganisasikan ke dalam lima bab yang terdiri Pendahuluan, Landasan Teori, Metodologi Penelitian, Analisis Data dan Kesimpulan. Uraian secara singkat sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Dalam pendahuluan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teori Pada Bab ini dijelaskan mengenai uraian landasan teori mengenai inflasi, pengertian nilai tukar mata uang dan faktor yang mempengaruhi nilai tukar dan sistem nilai tukar, mengenai tingkat suku bunga, pengertian SBI, tujuan penerbitan SBI hingga karakteristik SBI, dan mengenai investasi, pasar modal dan Indeks Harga Saham Gabungan, macam-macam IHSG. Bab III. Metodologi Penelitian Bab ini berisi metodologi penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini, yang berisi data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis dan pengujian hipotesis. Bab IV. Analisis Data Pada Bab ini berisi pengolahan data dengan alat-alat statistik yang telah diuraikan dalam metodologi penelitian pada pendahuluan. 27

Bab V. Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV beserta keterbatasan dan saran. 28