III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. MATERI DAN METODE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2013 Januari 2014 di Dusun

I. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

Transkripsi:

21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Maret sampai September 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih cabai merah varietas Hybrid TM-999, bahan + organik (kompos daun), NPK 16:16:16 (Nitrogen (N) 16%; NH 4 9,5%, NO - 3 6,5%, Fosfat (P 2 O 5 ) 16%, Kalium (K 2 O) 16% dan terdapat Magnesium Oksida (MgO) 1,5%, Kalsium Oksida (CaO) 5%), pupuk pelengkap (Plant Catalyst-2006), dolomit (Ca.Mg(CO 3 ) 2 ), dan pestisida (Furadan 3G, Curacron, Antracol, Buldog). Alat yang digunakan pada penelitian adalah cangkul, golok, mesin pembajak, cutter, alat tulis, penggaris, meteran, tali rafia, plastik, ajir bambu, mulsa plastik hitamperak, gelas ukur, handsprayer, ember, gembor, dan timbangan. 3.3 Metode Penelitian Perlakuan disusun secara faktorial (5x3) dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah bahan organik dengan takaran 0 kg/tanaman (b o ); 0,5 kg/tanaman (b 1 ); 1,0 kg/tanaman (b 2 ); 1,5 kg/tanaman (b 3 ); 2,0

22 kg/tanaman (b 4 ). Faktor kedua adalah pupuk NPK dengan takaran 5 g/tanaman (n 1 ); NPK 10 g/tanaman (n 2 ); NPK 15 g/tanaman (n 3 ). Kedua perlakuan dikombinasikan, sehingga terdapat 15 kombinasi perlakuan dalam setiap ulangan yaitu sebagai berikut: b 0 n 1 b 1 n 1 b 2 n 1 b 3 n 1 b 4 n 1 b 0 n 2 b 1 n 2 b 2 n 2 b 3 n 2 b 4 n 2 b 0 n 3 b 1 n 3 b 2 n 3 b 3 n 3 b 4 n 3 : bahan organik 0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 5 g/tanaman : bahan organik 0,5 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 5 g/tanaman : bahan organik 1,0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 5 g/tanaman : bahan organik 1,5 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 5 g/tanaman : bahan organik 2,0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 5 g/tanaman : bahan organik 0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 10 g/tanaman : bahan organik 0,5 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 10 g/tanaman : bahan organik 1,0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 10 g/tanaman : bahan organik 1,5 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 10 g/tanaman : bahan organik 2,0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 10 g/tanaman : bahan organik 0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 15 g/tanaman : bahan organik 0,5 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 15 g/tanaman : bahan organik 1,0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 5 g/tanaman : bahan organik 1,5 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 15 g/tanaman : bahan organik 2,0 kg/tanaman dan pupuk NPK (16:16:16) 15 g/tanaman Pada penelitian ini terdapat 45 petak percobaan (bedengan), masing-masing petak berukuran (2x1) m (Gambar 2). Terdapat 15 bedengan atau petak percobaan dalam setiap ulangan dengan setiap petak terdiri dari 4 sampel tanaman (Gambar 3). Setelah data terkumpul, homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan uji Barlett dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Data diolah dengan analisis ragam dan

23 pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α 5%. Takaran bahan organik (kompos daun) dan pupuk NPK (16:16:16) berdasarkan dosis rekomendasi diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: Kebutuhan bahan organik (kompos daun) Diketahui: Luas lahan = 1 ha = 10.000 m 2 Jarak tanam = 60 x 70 cm = 0,42 m 2 Dosis kompos = 27 ton/ha = 27.000 kg Ditanya : Kebutuhan pupuk per tanaman? Jumlah tanaman cabai/ha = luas lahan/ jarak tanam = 10.000 m 2 / 0,42 m 2 = 23809 tanaman Kebutuhan pupuk per tanaman = dosis kompos / jumlah tanaman = 27.000 kg / 23809 = 1,1 kg Kebutuhan pupuk NPK (16:16:16) Diketahui : Luas lahan = 1 ha = 10.000 m 2 Jarak tanam = 60 x 70 cm = 0,42 m 2 Dosis pupuk kimia majemuk (16:16:16) = 250 kg/ha Ditanya : Kebutuhan pupuk per tanaman? Jumlah tanaman cabai/ha = luas lahan/ jarak tanam = 10.000 m 2 / 0,42 m 2 = 23809 tanaman Kebutuhan pupuk per tanaman = dosis pupuk kimia / jumlah tanaman = 250 kg / 23809 = 0,01 kg = 10 g/tan

24 U Ulangan 1 Ulangan 3 Ulangan 2 b 3 n 3 b 0 n 1 b 4 n 3 b 4 n 2 b 0 n 3 b 1 n 2 b 2 n 1 b 3 n 1 b 4 n 1 b 1 n 1 b 1 n 3 b 0 n 2 b 1 n 2 b 3 n 2 b 1 n 3 b 1 n 3 b 4 n 3 b 1 n 1 b 3 n 2 b 4 n 2 b 0 n 3 b 0 n 2 b 3 n 3 b 2 n 1 b 4 n 3 b 4 n 1 b 3 n 3 b 3 n 1 b 0 n 2 b 2 n 3 b 4 n 1 b 2 n 1 b 4 n 2 b 0 n 1 b 1 n 2 b 2 n 2 b 2 n 3 b 2 n 2 b 3 n 1 b 2 n 2 b 1 n 1 b 0 n 1 b 0 n 3 b 2 n 3 b 3 n 2 Gambar 2. Denah tata letak percobaan

25 Dalam satu petak percobaan terdapat 4 tanaman, yaitu sebagai berikut : 1 m 2 m Gambar 3. Denah tata letak tanaman dalam satu petak percobaan 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persemaian Benih cabai dipilih dengan ukuran seragam kemudian diberi perlakuan fungisida dan direndam selama 24 jam. Benih ditanam dalam plastik polibag kecil yang berisi media berupa tanah yang sudah diayak dan ditambah sedikit kompos daun (perbandingan 1:1). Setiap polibag berisi satu benih cabai. Persemaian ditaruh di tempat yang terlindung dari gangguan ternak. Penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari yaitu pada waktu pagi hari atau sore hari. Gambar 4. Penyemaian benih cabai merah TM-999

26 3.4.2 Pengolahan tanah Tanah dibersihkan dari rumput atau kotoran lain, kemudian dibajak atau dicangkul dengan kedalaman sekitar 20 35 cm. Kemudian lahan untuk kedua kalinya dibajak atau dicangkul kembali setelah tanah dibiarkan selama 2 3 minggu sejak pengolahan yang pertama. Tanah yang sudah menjadi remah dan gembur kemudian segera dibuatkan bedeng-bedeng atau petak percobaan membujur ke arah Timur-Barat. Bedengan dibuat dengan panjang 200 cm, lebar 100 cm, tinggi 30 45 cm, dan jarak anatarbedengan 50 60 cm. Terdapat 15 bedengan atau petak percobaan dalam setiap ulangan dengan setiap petak terdiri dari 4 sampel tanaman. Gambar 5. Pengolahan tanah (kiri) dan pemberian kapur pada bedengan (kanan) Selanjutnya lahan dicangkul tipis-tipis untuk menggemburkan tanah. Tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman dilakukan pengapuran dengan menggunakan dolomit. Bedeng-bedeng dialiri terlebih dahulu sebelum pemasangan mulsa plastik sehingga kondisi tanah agak lembab. Mulsa plastik dipasang pada saat udara panas dan plastik sedang memuai.

27 Gambar 6. Pemasangan mulsa (kiri) dan pelubangan mulsa (kanan) Pembuatan lubang tanam dilakukan tiga hari sebelum penanaman bibit. Jarak tanam yang digunakan adalah 60 cm x 70 cm dengan sistem zig-zag. Pemupukan dasar yaitu memberikan kompos yang telah masak, disesuaikan dengan takaran perlakuan dan lubang tanam yang ada pada setiap bedengan. 3.4.3 Pembuatan Kompos Kompos yang dipakai untuk penelitian diperoleh dari kumpulan serasah daun-daun yang terdapat di sekitar lingkungan Universitas Lampung. Sampah dimasukkan ke dalam tempat pengumpulan sampah. Sampah mengalami dekomposisi sendiri dalam waktu yang lama tanpa dilakukan proses pengomposan. Kompos yang tercampur dengan bahan anorganik lainnya dipisahkan dengan cara mengayak tanah kompos.

28 1.4.4 Penanaman Bibit cabai yang berumur antara 30 45 hari dan memiliki tinggi berkisar 10 15 cm dipindahtanamkan ke lahan pertanaman yang telah siap. Satu lubang tanam diisi dengan satu bibit tanaman cabai merah, sehingga terdapat empat sampel tanaman dalam setiap petak percobaan. Penanaman dilakukan pada pagi hari dan sore hari saat matahari tidak sedang terik untuk menghindari kelayuan tanaman. 1.4.5 Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan, pemberantasan gulma, penyulaman, pemasangan ajir, pewiwilan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. 1. Pengairan Pengairan dilakukan secara rutin 3 hari sekali dengan sistem irigasi genangan. Waktu pengairan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu panas. Lahan diusahakan agar tidak terlalu kering atau sebaliknya tidak tergenang dalam waktu yang lama. 2. Pemberantasan gulma Pemberantasan gulma dilakukan dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman dan bedengan dengan mencabut atau menyiangi gulma. 3. Penyulaman Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah tanam karena pada saat itu sudah dapat terlihat adanya tanaman yang pertumbuhannya tidak normal. Bibit yang

29 digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang sama umurnya dengan tanaman yang tidak disulam, sehingga pertumbuhan semua tanaman seragam. 4. Pemasangan Ajir Ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm dipasang (ditancapkan) tegak di samping setiap tanaman cabai merah. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Gambar 7. Irigasi genangan dan pemasangan ajir pada petak percobaan 5. Pewiwilan atau perompesan Perompesan harus dilakukan secara rutin untuk memaksimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman cabai. Perompesan atau pewiwilan dilakukan setiap tiga hari sekali dengan membuang tunas-tunas air di ketiak daun.

30 6. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian virus penyebab keriting dilakukan melalui pengendalian hama vektor virus dengan penyemprotan Curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 ml/l. Selain itu juga dilakukan penyemprotan dengan Furadan 3G, dan Buldog untuk mengendalikan hama-hama yang lain. 7. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan memberi pupuk organik (kompos daun) menjelang penanaman sesuai takaran perlakuan yaitu takaran 0 kg/tanaman, takaran 0,5 kg/tanaman, takaran 1,0 kg/tanaman, takaran 1,5 kg/tanaman, dan takaran 2,0 kg/tanaman pada lubang-lubang tanam. Tanaman juga diberi pupuk majemuk NPK (16:16:16) dengan takaran sesuai perlakuan. Pemupukan dilakukan dengan cara dikocor yaitu pupuk NPK dilarutkan terlebih dahulu masing-masing takaran 5 g/tanaman, 10 g/tanaman, dan 15 g/tanaman ke dalam satu liter air. Setelah itu, larutan pupuk dikocorkan pada permukaan tanah dan tidak langsung pada tanaman sebanyak 200 ml tiap tanaman. Pupuk diaplikasikan setiap minggu secara berkala agar pemupukan lebih efektif. Tanaman juga diberi pupuk tambahan berupa pupuk daun yang diaplikasikan setiap minggu dengan takaran 2 g/tanaman. Pupuk daun dilarutkan ke dalam satu liter air kemudian disemprotkan ke tanaman, masing-masing 100 ml/tanaman.

31 Gambar 8. Pemupukan NPK (16:16:16) dengan cara dikocor 1.4.6 Pengamatan Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel yang berjumlah empat tanaman per petak (unit percobaan). Variabel yang diamati adalah : 1. Tinggi tanaman (cm): Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi. Pengukuran dilakukan pada akhir pengamatan yaitu tanaman berumur 120 hari setelah pindah tanam. 2. Tinggi percabangan awal (cm): Tinggi percabangan awal tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh cabang primer. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah pindah tanam atau 10 hari setelah aplikasi pertama NPK. 3. Jumlah tingkat percabangan (cabang): Jumlah tingkat percabangan dihitung dari mulai tumbuh percabangan awal/primer hingga muncul percabangan terakhir

32 yang dilakukan pada akhir pengamatan yaitu tanaman berumur 120 hari setelah pindah tanam. 4. Jumlah buah per tanaman (buah): Jumlah buah dihitung dengan menghitung seluruh buah hasil panen pertama hingga panen terakhir atau panen kesebelas, dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 105 HST atau tanaman sudah mulai panen hingga panen terakhir. 5. Jumlah bunga yang gugur (bunga): Jumlah bunga yang gugur dihitung dengan cara menghitung seluruh bunga yang gugur karena hama dan penyakit atau terkena terpaan angin, dilakukan pada saat tanaman mulai berbunga hingga panen terakhir. 6. Jumlah buah yang rusak (buah): Jumlah buah yang rusak dihitung dengan cara menghitung seluruh buah yang rusak karena hama dan penyakit atau terkena terpaan angin, dilakukan pada saat tanaman mulai berbuah hingga panen terakhir. 7. Bobot per buah (g): Bobot buah dihitung dengan menimbang bobot buah cabai per buah, dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 105 HST atau tanaman sudah mulai panen hingga panen terakhir. 8. Bobot buah per tanaman (g): Bobot buah dihitung dengan cara menimbang bobot buah per tanaman mulai dari panen pertama hingga panen terakhir, dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 105 HST atau tanaman sudah mulai panen. 9. Jumlah produksi per petak (kg): Jumlah produksi dihitung dengan cara menghitung jumlah bobot buah keseluruhan dari tanaman per petak, dilakukan pada akhir pengamatan yaitu tanaman berumur 120 hari setelah pindah tanam atau panen terakhir.