PERSPEKTIF HUKUM TERHADAP PELAYANAN MOBILE BANKING DAN INTERNET BANKING DALAM TRANSAKSI TRANSFER UANG. Oleh Annie Myranika*) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Syarat dan Ketentuan Mega Syariah Mobile

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA MOBILE & BELANJA DEBIT ONLINE

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET

Syarat dan Ketentuan. Aplikasi Layanan. CoOLBanking

SYARAT DAN KETENTUAN BTPN SINAYA ONLINE dan BTPN SINAYA MOBILE

Syarat dan Ketentuan. Syarat dan ketentuan mandiri call. Untuk Nasabah Perorangan dan Badan (pemilik rekening TBM)

Syarat dan Ketentuan Aplikasi Layanan CoOLBanking

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

Syarat dan Ketentuan Aplikasi Layanan bii CoOLBanking

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY

Definisi. Pendaftaran, Kode Aktivasi, m-pin

SYARAT DAN KETENTUAN PERMATATEL Panduan Penggunaan Layanan PermataTel Bagi Nasabah Perbankan

User Guide Front-End 2011

Syarat dan Ketentuan Umum Pembukaan Rekening DEFINISI-DEFINISI

Hal-hal penting yang perlu nasabah perhatikan, antara lain:

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis internet dari PermataBank

mandiri sms - *141*6# Keuntungan mandiri sms *141*6# Registrasi mandiri sms *141*6# :

PASAL 1. REKENING DAN PEMBUKAAN REKENING

KRESNA DIRECT REGISTRATION FORM

KETENTUAN-KETENTUAN PELAKSANAAN SINARMAS SEKURITAS ONLINE TRADING ( SIMAS.NET )

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS )

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataNet

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM Tabungan DanaKu Laku Pandai

Ketentuan Khusus Layanan Transaksi Melalui PermataTel

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN SMS BANKING DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH

Syarat dan Ketentuan (Bahasa Indonesia)

BAB III TAGIHAN YANG SEBENARNYA. Electronic Bill Presentment And Payment adalah salah satu sarana yang

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM

Syarat dan Ketentuan Layanan UOB Personal Internet Banking (UOB PIB)

Syarat Dan Ketentuan

SYARAT DAN KETENTUAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING DANA NASABAH PERORANGAN DAN BADAN USAHA


kami. Apabila pekerjaan cetak tidak bersponsor, maka anda harus membayar biaya cetak langsung ke toko percetakan. KETENTUAN PENGGUNAAN

SYARAT DAN KETENTUAN TRANSAKSI ONLINE BUKAREKSA PERNYATAAN NASABAH PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA MELALUI BUKAREKSA

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

KETENTUAN DAN PERSYARATAN CIMB NIAGA MOBILE BANKING DEFINISI

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

SURAT KUASA MANDIRI TABUNGAN INVESTOR


Persyaratan dan Ketentuan Pasal 1. DEFINISI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK PEMESANAN TIKET KERETA API DENGAN LAYANAN CALL CENTER DAN PERBANKAN

SYARAT DAN KETENTUAN TRANSAKSI ONLINE REKSA DANA PERNYATAAN NASABAH PEMBUKAAN REKENING REKSA DANA MELALUI TOKOPEDIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Formulir Permohonan Penggunaan BNI e-bank Guarantee

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

FAQ LAYANAN MEGA SYARIAH MOBILE

SYARAT DAN KETENTUAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak pada dunia perbankan secara elektronik. Salah satu

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

Panduan KlikBCA. Halo BCA (021) l fb.com/goodlifebca

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

KETENTUAN DAN SYARAT KHUSUS REKENING MANDIRI TABUNGAN BISNIS INVESTOR

DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16

PENINGKATAN PENGGUNAAN Mobile BankingSEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

Ringkasan Informasi Produk/Layanan BTPN Wow!

TABUNGAN CITA2KU RINGKASAN INFORMASI PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif.

FAQ MEGA MOBILE Apa itu layanan Mega Mobile? Apa saja syarat untuk memperoleh atau menggunakan layanan Mega Mobile?

ADENDUM TERHADAP KETENTUAN PEMBELIAN DALAM BBSLA UNTUK SELURUH TOKO RIME

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 18/2/DPTP Jakarta, 28 Januari S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEMILIK REKENING GIRO DI BANK INDONESIA


PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING


SYARAT DAN KETENTUAN PEMBUKAAN REKENING. PT. Treasure Fund Investama Sentral Senayan II, Lantai 7 Jl. Asia Afrika No. 8, Senayan Jakarta 10270

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perilaku konsumen mengalami perubahan lebih. mengedepankan kemudahan di segala aspek kehidupan. Dalam melakukan suatu

FAQ LAYANAN MEGA MOBILE

e-banking STUDI TENTANG e-banking PADA BANK BNI

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SYARAT DAN KETENTUAN UMUM DANAMON ACCESS CENTER

BAB III PENUTUP. 1. Kontrak elektronik yang dilakukan melalui SMS Banking sah sepanjang

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang

SURAT PERSETUJUAN DAN KUASA REKENING INVESTOR

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perkembangan

FAQ Mandiri Mobile. Merupakan layanan e-banking untuk melakukan transaksi finansial dan non finansial dengan

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN [LN 1992/31, TLN 3472]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)

!"#$#%&'#(&)*%*(%+#(&,*$-./.(#(&%$#(!#)!0&$*)!#&'#(#&

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

Syarat dan Ketentuan. Mohon Diperhatikan. Ketentuan Penggunaan Situs Web

Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

Syarat dan Ketentuan Rekening Perorangan

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti

PERSYARATAN DAN KETENTUAN UMUM UNTUK REKENING INDIVIDU GENERAL TERMS AND CONDITIONS FOR INDIVIDUAL ACCOUNT. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.

PT UOB KAY HIAN SECURITIES ( PTUOBKH )

Transkripsi:

PERSPEKTIF HUKUM TERHADAP PELAYANAN MOBILE BANKING DAN INTERNET BANKING DALAM TRANSAKSI TRANSFER UANG Oleh *) Abstrak Saat ini dunia perbankan dalam bertransaksi sangat dimudahkan dengan adanya pengiriman atau transfer dana melalui mobile banking dan internet banking hal tersebut tentunya sangat membantu pihak pembisnis agar mudah bertransaksi tanpa harus datang ke kantor bank. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai transaksi ini. Permasalahannya adalah bagaimana perlindungan hukum bagi para nasabah bila dalam transaksi melalui layanan mobile banking dan internet banking dan bagaimana tanggung jawab pihak bank terhadap nasabah yang dirugikan oleh layanan tersebut. Teorinya mengacu pada UU Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Pasal 37B, UU Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana, UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE). Perlindungan hukum nasabah yang bertransaksi melalui mobile banking dan internet banking ada dua yaitu perlindungan secara implisit dan eksplisit, adapun tanggung jawab pihak bank terhadap kerugian nasabah dilakukan berdasarkan UU ITE. Kata Kunci : Hukum Perbankan A. PENDAHULUAN Kita hidup dalam abad Electronic Information. Teknologi informasi atau Information Technology (IT) telah mengubah masyarakat kita, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis baru, telah menciptakan jenisjenis pekerjaan baru, dan telah menciptakan karier baru dalam pekerjaan manusia. Sehubungan dengan perkembangan Information Technology, transaksi transaksi bisnis makin banyak dilangsungkan secara elektrnonik. Juga, hal ini berlangsung bagi transaksi-transaksi perbankan. Artinya transaksi-transaksi antar bank dan antara bank dengan para nasabahnya dilaksanakan secara elektronik. Teknologi informasi telah menciptakan Electronic Banking dan Mobile Banking. Peran teknologi informasi berpotensi untuk memberikan konstribusi terhadap pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, revolusi teknologi informasi juga mempengaruhi kondisi sosial pada masa yang akan datang, seperti sistem pelayanan medis, pendidikan, administrasi pemerintahan dan berbagai aspek kehidupan lainya. Di sisi lain, potensi teknologi informasi global baru dapat dirasakan oleh seluruh Negara, bila kemampuan untuk dapat mengakses informasi telah merata. Perbedaan tingkat penguasaan teknologi informasi, merupakan masalah global yang perlu dipecahkan bersama. Masalah ini dipengaruhi beberapa faktor, seperti tingkat pendapatan, usia, pendidikan, lingkungan, dan sebagainya. *) Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 1

Mempergunakan komunikasi melalui media internet maupun handphone, berarti memasuki dunia maya. Dunia maya ini bersifat universal, terlepas dari keadaan tempat dan waktu. Dengan demikian, teknologi informasi tersebut juga telah sekaligus menciptakan peluang-peluang baru bagi tindak kejahatan. Hal itu pula menciptakan peluang-peluang baru bagi tugas penyelidikan, penyidik dan penuntut oleh para penegak hukum terhadap kejahatan tersebut. 1 Konsekuensinya, Electronic Information memerlukan adanya perlindungan hukum yang kuat terhadap upayaupaya yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk dapat mengakses informasi tersebut. Kebutuhan perlindungan yang demikian ini menjadi sangat tinggi apabila menyangkut Electronic Information. Pemanfaatan layanan internet banking menjadikan lembaga perbankan tidak lagi memerlukan pengembangan kantor baru atau wilayah layanan yang baru, dimana biaya yang diperlukan sangat besar. Persepsi ini didukung hanya semata-mata adanya inovasi pada perusahaan yang memungkinkan berinteraksi secara lebih baik dan sekaligus dapat mempromosikan layanan itu sendiri. Mengingat bahwa kegiatan dengan mempergunakan media elektronik yang telah berkembang di Indonesia. Maka kegiatan itu perlu didukung dengan perangkat hukum, yaitu hukum maya yang kadang-kadang disebut dengan Hukum Telematika, Hukum Elektronik, atau Hukum Siber (Cyberlaw). Hukum siber mempunyai kaitan yang terpadu dengan disiplin hukum bidang lain, seperti Undang-Undang 1 Juergen Seitz dan Eberhard Stickel, internet banking: An Overview, http://www.arraydev. com/commerce/jibc/9801-8.htm Telekomunikasi, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Hak Milik Intelektual 2, Undang-Undang Antimonopoli, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Pajak Dan Hukum Administrasi. 3 Dalam perkembangannya, transaksi elektronik tidak hanya dilakukan melalui komputer yang tersambung dengan internet, akan tetapi karena mobilitas masyarakat yang tinggi, transaksi elektronik sekarang bisa dilakukan di telepon genggam selular (handphone). Mobile Banking BCA atau disingkat m-bca, adalah layanan produk perbankan PT Bank Central Asia TBK (BCA) yang dapat diakses secara langsung oleh nasabah melalui telepon selular/handphone, baik dengan menggunakan menu yang sudah tersedia di Subscriber Identification Module (SIM) Card, dengan mengunakan media jaringan internet pada handphone dikombinasikan dengan media SMS sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BCA. PT BCA TBK (BANK CENTRAL ASIA) adalah sebuah institusi perbankan yang didirikan pada tanggal 21 Februari 1957. BCA sempat mengalami krisis moneter pada tahun 1997. Krisis ini membawa dampak yang luar biasa, sehingga BCA menetapkan visi dan misi sebagai komitmen dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap nasabah. Persaingan di dunia perbankan sangat ketat melalui berbagai penawaran dan pelayanan pelayanan yang semakin mengutamakan kepuasan konsumen. Berbagai fasilitas yang diberikan oleh perbankan melalui jasa 2 Sutan Remi Sjahdeini, Hukum Siber Sistem pengamanan E-commerce, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal.311. 3 Surat+Panduan No: 049/SE/pol/2013 Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 2

perkreditan dan fasilitas yang memudahkan nasabah, dengan sarana peminjaman uang dengan bunga rendah dan fasilitas jasa elektronik seperti Mobile Banking dan Internet banking. Fasilitas Mobile Banking dan Internet Banking ini berperan sangat penting dan bermanfaat bagi nasabah-nasabah bisnis, karyawan swasta bahkan mahasiswa-mahasiswi yang mengunakan fasilitas ini. Pengguna fasilitas Mobile Banking dan Internet Banking diharapkan para nasabah lebih mudah dan cepat mendapatkan informasi transaksi perbankan. Layanan ini berfungsi sebagai sarana untuk mengetahui saldo yang ada di rekening nasabah sendiri selain itu bisa mentransfer uang dalam jumlah yang telah ditentukan oleh perbankan di PT BCA Tbk. Meskipun layanan BCA tersebut sangat berperan penting dan bermanfaat bagi nasabah PT BCA Tbk, namun karena sistem kerjanya di dunia maya, maka akan menimbulkan banyak permasalahan yang timbul di dunia internet. Sebagai contoh adalah ilustrasi berikut ini : Seandainya seorang pembeli memesan 2.000 (dua ribu) unit barang dari suatu perusahaan yang menjual unit tersebut. Penjual barang tersebut ternyata kemudian mengubah jumlah pesanan pembeli dari 2.000 (dua ribu) menjadi 20.000 (dua puluh ribu) unit dan mengirimkan barang kepada pembeli sebanyak 20.000 (dua puluh ribu) unit. Dalam kasus ini, adalah pembeli yang dibebani kewajiban untuk membuktikan bahwa ia hanya memesan 2.000 (dua ribu) unit saja dan bukan 20.000 (dua puluh ribu) unit. Seandainya yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu yang curang adalah pihak pembeli. Misalnya untuk transaksi yang menyangkut 2.000 (dua ribu) unit barang tersebut tidak terjadi perbedaan pendapat antara pembeli dan penjual menyangkut kuantitas dari barang yang dipesan itu. Karena tidak ada masalah mengenai jumlah barang yang dipesan itu, maka penjual mengirimkan sebanyak 2.000 (dua ribu) unit sesuai dengan purchase order yang diterbitkan oleh pembeli. Atas pengiriman barang itu, yang seluruhnya berharga Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah), ternyata pembeli hanya membayar sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah). Pembayaran itu dilakukan dengan menerbitkan suatu perintah bayar (Payment Order) kepada banknya untuk membayar sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) kepada penjual. Setelah pembayaran tersebut, pembeli kemudian menegaskan kepada penjual bahwa pembeli telah membayar kepada penjual sebesar Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). Dalam kasus ini, adalah penjual yang harus membuktikan bahwa pembeli hanya membayar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan bukan Rp 20.000.000 (dua puluh juta rupiah). Kejadian kejadian tersebut di atas dapat pula terjadi dalam Electronic banking. Dalam lingkungan dimana transaksi-transaksi berlangsung dengan menggunakan dokumen-dokumen yang berbentuk kertas (Paper Documents), pada umumnya mudah untuk mengatasi masalah masalah sebagaimana telah dikemukakan diatas. Suatu purchase order yang dibuat diatas kertas tidak dapat dimodifikasi tanpa meninggalkan jejak atau bukti yang dapat dipakai untuk menunjukkan telah terjadinya modifikasi tersebut. Jumlah pembayaran yang disebutkan dalam suatu cek tidak pula dapat dimodifikasi tanpa meninggalkan jejak. Namun apabila para pihak melaksanakan transaksinya secara Paperless atau berdasarkan dokumendokumen elektronik (Electronic Documents), maka ancaman ancaman Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 3

dari masalah-masalah tersebut di atas menjadi sangat besar. Bukan saja perubahan perubahan yang dilakukan terhadap dokumen dokumen elektronik itu dapat dilakukan tanpa meninggalkan tanda tanda yang 4 dapat 5 dilakukan dengan mata, melainkan dokumen dokumen tersebut dapat dimainkan kembali (re- played) secara sedemikian rupa sehingga transaksi itu akan tampak seakan akan merupakan transaksi yang bonafide nyata otentik. Dari uraian latar di atas, maka timbul pertanyaan : 1. Bagaimana perlindungan hukum bagi para nasabah bila dalam bertransaksi melalui layanan Mobile Banking dan Internet Banking bermasalah? 2. Bagaimana tanggung jawab pihak bank terhadap nasabah yang dirugikan oleh layanan tersebut? B. PEMBAHASAN A. Analisis Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah yang Bertransaksi Melalui Mobile Banking dan Internet Banking Perlindungan hukum nasabah yang bertransaksi melalui Mobile Banking dan Internet Banking dengan memperhatikan konsep-konsep yang ada dan deskripsi fakta produk dan jasa perbankan Mobile Banking dan Internet Banking di PT BCA, berdasarkan Peraturan Perbankan Indonesia hukum memberikan tempat Nasabah untuk melindungi dirinya dengan cara : 1. Perlindungan secara implisit (Implicit deposit protection), yakni perlindungan yang diperoleh melalui: 4 Meriam Darus Badrulzaman, Kontrak Dagang Elektronik Tinjauan Aspek Hukum Perdata, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 271. a. Peraturan Perundang-Undangan dibidang Perbankan (UU No.7 1992 dan UU No.10 1998 tentang Perubahan Atas UU No.7 1992 tentang PERBANKAN); dalam Pasal 37 B dengan jelas disebutkan bahwa : Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang di simpan pada bank bersangkutan (1), untuk menjamin simpanan masyarakat tersebut maka di bentuk lembaga penjamin simpanan (LPS) (2). b. Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan yang efektif yang dilakukan oleh Bank Indonesia. c. Upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai suatu lembaga pada khususnya dan perlindungan terhadap sistem perbankan pada umumnya. d. Memelihara tingkat kesehatan bank; e. Melakukan Usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian; f. Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah. g. Menyediakan informasi resiko pada nasabah, 2. Perlindungan secara Eksplisit (Explicit deposit protection), yaitu perlindungan yang diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat (sebagaimana yang di amanatkan pasal 37 B (2) UU 10 1998). Dalam rangka mengupayakan meningkatnya efisiensi, keamanan dan kestabilan dibidang pengawasan bank, sudah selayaknya paradigma pola pengawasan bank yang sudah berubah di efektifkan lagi pelaksanaannya, dimana pengawasan bank yang semula didasarkan pada pola pendekatan pengawasan institusional, oleh UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 4

Indonesia diubah menjadi pola pendekatan pengawasan fungsional. Berkenaan dengan itu, maka Pasal 34 UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia mengamanatkan perlunya pemisahan fungsi otoritas moneter dan sistem pembayaran di satu sisi dengan fungsi pengawasan dan pembinaan bank di sisi lainnya. Hubungan Hukum Para Pihak M- BCA adalah layanan perbankan yang dapat diakses langsung oleh Nasabah melalui telepon selular/handphone GSM (Global System for Mobile Communication) dengan menggunakan menu yang sudah tersedia di SIM card dan saat ini menggunakan media SMS (Short Message Services). Ketika nasabah yang memanfaatkan produk pelayanan mobile banking dan internet banking nasabah harus menyiapkan PIN M-bca yang merupakan identifikasi pribadi bagi nasabah yang mengunakan fasilitas m-bca. Di samping itu nasabah menerima catatan rekening transaksi dan kartu ATM BCA. Rekening adalah suatu catatan simpanan dana nasabah, dan Kartu ATM BCA adalah kartu yang diterbitkan oleh BCA yang dapat dipergunakan oleh Pemegang Kartu untuk melakukan transaksi perbankan tertentu melalui ATM BCA dan atau sarana lain yang ditentukan oleh BCA. Perlindungan hukum bagi nasabah pengguna pelayanan Mobile Banking dan Internet Banking akan dijamin oleh BCA apabila nasabah pengguna pelayanan Mobile Banking dan Internet Banking memperhatikan aspek-aspek berikut ini: a. REGISTRASI m-bca 1) Setiap Nasabah yang memegang Kartu ATM BCA berhak untuk menikmati fasilitas m-bca. 2) Untuk dapat menggunakan fasilitas m-bca, Nasabah harus memiliki SIM Card tertentu dan PIN m-bca yang dipilih sendiri pada saat Nasabah melakukan registrasi di ATM BCA. b. Ketentuan penggunaan m-bca Setelah nasabah pengguna pelayanan Mobile Banking dan Internet Banking memenuhi persyaratan sebagaimana diuraikan pada analisis di atas, maka dalam penggunaan m-bca nasabah memperhatikan hal-hal yang di jelaskan berikut ini: 1) Nasabah dapat menggunakan fasilitas m-bca untuk mendapatkan informasi dan melakukan transaksi perbankan yang telah ditentukan oleh BCA. 2) Rekening yang dapat diakses melalui m-bca adalah semua rekening yang terhubung dengan satu Kartu ATM BCA yang digunakan untuk registrasi Mobile Banking BCA. 3) Perintah/instruksi yang diberikan oleh Nasabah melalui m- BCA hanya dapat dilakukan melalui nomor handphone Nasabah yang telah diregister di ATM BCA dan melakukan aktivasi pada handphone Nasabah. 4) Nasabah harus mengisi semua data yang dibutuhkan untuk setiap transaksi secara benar dan lengkap. 5) Sebagai tanda persetujuan, Nasabah wajib menginput PIN m-bca setiap melakukan instruksi transaksi. 6) Setiap instruksi dari Nasabah yang tersimpan pada pusat data BCA merupakan data yang benar yang diterima sebagai bukti instruksi dari Nasabah kepada BCA untuk melakukan transaksi yang dimaksud, kecuali Nasabah dapat membuktikan sebaliknya. 7) BCA menerima dan menjalankan setiap instruksi dari Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 5

Nasabah sebagai instruksi yang sah berdasarkan penggunaan nomor handphone dan PIN m- BCA dan untuk itu BCA tidak mempunyai kewajiban untuk meneliti atau menyelidiki keaslian maupun keabsahan atau kewenangan pengguna nomor handphone dan PIN m- BCA atau menilai maupun membuktikan ketepatan maupun kelengkapan instruksi dimaksud, dan oleh karena itu instruksi tersebut sah mengikat Nasabah dengan sebagaimana mestinya, kecuali Nasabah dapat membuktikan sebaliknya. 8) Segala transaksi yang telah diinstruksikan kepada BCA dan disetujui oleh Nasabah tidak dapat dibatalkan. 9) Untuk setiap instruksi dari Nasabah atas transaksi finansial yang berhasil dilakukan oleh BCA, nasabah akan mendapatkan bukti transaksi berupa nomor referensi yang akan tersimpan di dalam inbox, sebagai bukti transaksi tersebut telah dilakukan oleh BCA dengan ketentuan: - Inbox message tidak penuh; - Tidak ada gangguan pada jaringan komunikasi dan GSM. 10) BCA berhak untuk tidak melaksanakan instruksi dari Nasabah, jika saldo Nasabah di BCA tidak mencukupi. 11) Nasabah wajib dan bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan dan kelengkapan instruksi transaksi. BCA tidak bertanggung jawab terhadap segala akibat apapun yang timbul karena ketidaklengkapan, ketidakjelasan data, atau ketidak tepatan instruksi dari Nasabah. 12) Setiap transaksi yang berhubungan dengan valuta asing, kurs yang berlaku adalah kurs TT yang ada di ATM BCA. 13) Catatan, tape/cartridge, print out komputer, salinan atau bentuk penyimpanan informasi atau data lain merupakan alat bukti yang sah atas instruksi dari Nasabah yang terdapat pada BCA. 14) Nasabah menyetujui keabsahan, kebenaran, atau keaslian bukti instruksi dan komunikasi yang ditransmisi secara elektronik antara kedua belah pihak, termasuk dokumen dalam bentuk catatan komputer atau bukti transaksi BCA, tape/cartridge, print out komputer, salinan atau bentuk penyimpanan informasi yang lain yang terdapat pada BCA, dan semua alat atau dokumen tersebut merupakan satu satunya alat bukti yang sah atas transaksi transaksi perbankan melalui m-bca, kecuali Nasabah dapat membuktikan sebaliknya. 15) Dengan melakukan transaksi melalui m-bca, Nasabah mengakui semua komunikasi dan instruksi dari Nasabah yang diterima BCA akan diperlakukan sebagai alat bukti yang sah meskipun tidak dibuat dokumen tertulis ataupun dikeluarkan dokumen yang ditandatangani. 16) Limit transaksi transfer dan limit pembelian pulsa melalui fasilitas m-bca merupakan limit gabungan dengan limit yang berlaku untuk fasilitas ATM BCA dan sarana Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 6

perbankan elektronik lainnya. BCA atas pertimbangannya sendiri berhak setiap saat untuk mengubah besar limit untuk transaksi tersebut. 17) Untuk setiap transaksi, berhasil atau tidak, GSM Provider akan mengenakan biaya. B. Analisis Terhadap Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking mulai dari melakukan transaksi di dunia maya misalnya melalui Mobile ataupun Internet Banking BCA sangat berbeda dengan melakukan transaksi di dunia nyata. Kenyataan ini telah menimbulkan keragu-raguan mengenai hukum dan yuridiksi hukum yang mengikat para pihak yang melakukan transaksi tersebut. Ada sementara pihak yang berpendapat, bahwa oleh karena transaksi tersebut terjadi di dunia maya, maka hukum yang berlaku di dunia nyata tidak berlaku. Dunia maya di mana transaksi transaksi elektronik berlangsung adalah memang dunia yang lain dari dunia nyata tempat kita sesungguhnya hidup karena tempat di mana kita bernapas dan merasakan kenikmatan dan kesakitan jasmaniah adalah di dunia nyata dan bukannya di dunia maya. Akan tetapi, di dunia maya di mana manusia dapat berinteraksi diantara sesamanya dan dapat melakukan berbagai perbuatan hukum, tidak mustahil manusia melakukan perbuatan perbuatan hukum yang melanggar hak orang lain. Oleh sebab itu, di dunia maya perlu adanya hukum dan perlu pula hukum tersebut dapat ditegakkan apabila dilanggar. Tanpa adanya hukum di dunia maya dan tanpa dapat ditegakkannya hukum itu apabila dilanggar, sudah barang tentu akan menimbulkan keadaan yang kacau (Chaos), persis seperti apabila hal itu terjadi di dunia nyata. Semua perbuatan hukum yang dilakukan di dunia maya adalah perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan oleh manusia-manusia yang berada didunia nyata dan dilakukan di lokasi tertentu di dunia nyata. Hanya saja perbuatan-perbuatan hukum tersebut dilakukan menggunakan media elektronik.perbuatan-perbuatan hukum yang terjadi melalui atau di dunia maya adalah sesungguhnya interaksi antara sesama manusia dari dunia nyata dan apabila terjadi pelanggaran hak atas perbuatan hukum melalui atau di dunia maya itu adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh manusia dari dunia nyata dan hak yang dilanggar adalah hak dari manusia dari dunia nyata, maka hukum yang berlaku dan harus diterapkan adalah hukum dari dunia nyata. Begitu juga yang terjadi pada transaksi m-bca. Meskipun transaksi m-bca terjadi di dunia maya melalui media elektronik telepon genggam (Handphone), akan tetapi karena pelakunya ada dalam dunia nyata, maka hukum berlaku terhadap transaksi m-bca tersebut. Aspek-aspek hukum dalam transaksi m-bca tersebut meliputi: 1. Perlindungan serta Tanggung Jawab Bank 2. Aspek-aspek Pengamanan 3. Aspek-aspek Hukum dalam transaksi M-BCA 1. Perlindungan serta Tanggung Jawab Bank Perlindungan serta Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking harus ada Sistem pengamanan terhadap komunikasi Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 7

elektronik, undang-undang terutama UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008 harus dapat memberikan perlindungan terhadap hal-hal sebagai berikut: Ketentuan penggunaan agar Pihak Bank Tanggung Jawab Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking: 1) Bukti perintah Nasabah melalui m- BCA adalah mutasi yang tercatat dalam Rekening Koran atau Buku Tahapan jika dicetak. 2) Sanggahan dari Nasabah hanya dapat dilayani bila mana sanggahan diajukan ke BCA dalam tenggang waktu selambat - lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal transaksi melalui m-bca dilaksanakan. 3) Nasabah wajib segera melaporkan kepada BCA secara tertulis apabila terjadi perubahan data Nasabah. 4) Nasabah dapat menghubungi HALO BCA atas setiap permasalahan yang berkenaan dengan transaksi dan penutupan fasilitas m-bca. 5) Untuk masalah yang berkaitan dengan SIM Card, jaringan GSM, biaya SMS, dan value added service GSM, Nasabah langsung menghubungi GSM Provider yang bersangkutan. 6) BCA dapat mengubah syarat dan ketentuan ini setiap saat dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Nasabah dalam bentuk dan melalui sarana apapun. 7) Pihak yang menggunakan fasilitas m-bca tunduk pada ketentuan ketentuan dan peraturan peraturan yang berlaku pada BCA serta syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang mengatur semua jasa atau fasilitas dan transaksi yang dicakup oleh Kartu ATM BCA, termasuk setiap perubahan yang akan diberitahukan terlebih dahulu oleh BCA dalam bentuk dan melalui sarana apapun. 2. Aspek-aspek Pengamanan Aspek-aspek pengamanan dalam upaya Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking sebagai berikut : Pengubahan, penambahan atau perusakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap data dan informasi, baik selama dalam penyimpanan maupun selama proses transmisi oleh pengirim kepada penerima. Perbuatan pihak yang tidak bertanggung jawab yang berusaha untuk dapat memperoleh informasi yang dirahasiakan, baik diperoleh langsung dari penyimpanannya maupun ketika ditransmisikan oleh pengirim kepada penerima (upaya penyadapan). Berhubung dengan itu, sistem pengamanan komunikasi elektronik harus mengakomodasi kebutuhan kebutuhan pengamanan yang berkaitan dengan aspek aspek. 1. Confidentiality Confidentiality menyangkut kerahasiaan dari data dan atau informasi, dan perlindungan bagi informasi tersebut terhadap pihak yang tidak berwenang. Informasi seharusnya dilindungi terhadap pihak luar yang tidak berwenang, terhadap hackers, dan terhadap intersepsi atau gangguan selama transmisi melalui jaringan komunikasi sedang berlangsung. Caranya adalah dengan membuat informasi itu tidak dapat dipahami, isi dari informasi itu harus ditransformasikan sedemikian rupa sehingga informasi itu tidak dapat dipahami oleh siapapun yang tidak mengetahui prosedur proses transformasi Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 8

itu. Untuk E Commerce, confidentiality sangat penting untuk melindungi misalnya data keuangan suatu organisasi atau perusahaan, informasi menyangkut product development, dan berbagai jenis informasi rahasia lainnya terhadap pihak pihak yang tidak berwenang atau terhadap pihak siapa rahasia itu ingin dirahasiakan. Bagi bank misalnya data mengenai simpanan nasabah pada bank tersebut harus dapat dirahasiakan sebagaimana hal itu diwajibkan oleh undangundang. Dalam dunia E Commerce, informasi yang dikaitkan dengan waktu, kerahasiaan dari informasi itu sangat penting. Daftar harga atau laporan penelitian menghendak tingkat kerahasiaan yang sangat tinggi selama suatujangka waktu tertentu. Rahasia itu perlu dijaga karena menyangkut daya saing perusahaan tersebut terhadap para pesaingnya. Setelah jangka waktu tersebut, informasi tersebut boleh diperoleh secara bebas karena tidak perlu lagi dirahasiakan. Terjadinya kebocoran terhadap suatu informasi yang dipercayakan oleh pihak lain tidak mustahil dapat menimbulkan tuntutan ganti rugi dari pihak yang dipercayakan informasi itu kepada kita. Pembocoran rahasia perusahaan oleh orang dalam dapat mengakibatkan hancurnya daya saing perusahaan tersebut, yang lebih lanjut dapat menimbulkan kerugian finansial yang sangat besar. 2. Integrity Integrity menyangkut perlindungan data terhadap usaha memodifikasi data itu oleh pihakpihak yang tidak bertanggung jawab, baik selama data itu disimpan atau selama data itu dikirimkan kepada pihak lain. Sistem pengamanan harus mampu memastikan bahwa pada waktu informasi itu diterima oleh penerima, informasi itu harus muncul sama seperti ketika informasi itu disimpan atau dikirimkan. Sistem pengamanan yang dibangun harus memungkinkan untuk mengetahui apabila terhadap isi yang asli dari informasi yang dikirimkan itu telah terjadi modifikasi, tambahan, atau penghapusan. Sistem tersebut juga harus dapat mencegah dimainkannya kembali (Re-Played) informasi itu, misalnya fresh copy dari data tersebut dikirimkan lagi dengan menggunakan otorisasi yang semula dipakai ketika pesan yang sesungguhnya itu dikirimkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu mekanisme yang dapat memastikan kebenaran dari isi pesan yang dikirimkan itu dan untuk dapat memastikan otentik atas pembuatan salinan dari pesan tersebut, yaitu otentik bahwa salinan itu sesuai dengan aslinya. 3. Authorization Authorization menyangkut pengawasan terhadap akses kepada informasi tertentu. Transaksitransaksi tertentu mungkin hanya dapat diakses oleh pihak pihak tertentu saja, sedangkan transaksitransaksi yang lain tidak. Authorization dimaksudkan untuk membatasi perbuatan oleh pihak - pihak yang tidak berwenang untuk dapat berbuat sesuatu di dalam lingkungan jaringan informasi itu. Pembatasan tersebut adalah bergantung pada security level dari pihak yang bersangkutan. Pembatasan itu menyangkut sampai sejauh mana pihak yang diberi Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 9

kewenangan untuk melakukan akses terhadap hal itu diberi wewenang untuk dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Memasukkan data/informasi; b. Membaca data/informasi; c. Memodifikasi data/informasi, menambah atau menghapus data/informasi; d. Mengekspor atau mengimpor data/informasi; e. Menge-Print data/informasi. Hak-hak istimewa tersebut dapat dikendalikan atau diawasi, baik dilakukan oleh petugas tertentu atau oleh suatu unit tertentu yang ditugasi khusus untuk keperluan tersebut, dengan cara menggunakan Acces Control List (ACL). Acces Control List adalah suatu daftar yang memuat siapasiapa saja yang memiliki akses kepada data/informasi tertentu dan tingkat kewenangan dari masingmasing orang atau pejabat tersebut untuk mengakses data itu. 4. Availability Informasi yang disimpan atau ditransmisikan melalui jaringan komunikasi harus dapat tersedia sewaktu waktu apabila diperlukan. Sistem perlindungan itu harus dapat mencegah timbulnya sebabsebab yang dapat menghalangi tersedianya informasi yang diperlukan itu. Kesalahan kesalahan jaringan (Network Errors), listrik mati (Power Out-Ages), kesalahan kesalahan operasional (Operational Errors), kesalahan-kesalahan yang bersangkutan dengan aplikasi dari piranti lunak yang digunakan (Software Applicatio), masalah masalah yang menyangkut piranti keras (Hardware Problem), dan virus merupakan beberapa sebab yang dapat membuat informasi yang diperlukan itu menjadi tidak tersedia ketika dibutuhkan (Unavailability Of Information). 6 5. Authenticity Authenticity atau authentication menyangkut kemampuan seseorang, organisasi atau komputer untuk membuktikan identitas dari pemilik yang sesungguhnya dari informasi tersebut. Semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi harus merasa aman dan pasti bahwa komunikasi yang terjadi melalui jaringan di antara pihak pihak itu adalah benar, yaitu benar bahwa pihak yang berhubungan dengan pihak pihak yang sesungguhnya diinginkan dan benar mengenai informasi yang dipertukarkan di antara mereka. Apabila suatu pesan diterima, maka penerima harus dapat memverifikasi bahwa pesan itu benar benar dikirim oleh orang atau pihak yang sesungguhnya. Sebaliknya juga, harus dapat dipastikan bahwa pesan tersebut memang telah dikirimkan kepada dan telah diterima oleh pihak yang sesungguhnya dituju. 6. Non-Repudiation of Origin Non-repudiation of Origin atau Non-Repudiability menyangkut perlindungan terhadap suatu pihak yang terlibat dalam suatu transaksi atau kegiatan komunikasi yang di belakang hari pihak tersebut menyanggah bahwa transaksi atau kegiatan tersebut benar terjadi. Sistem Non-Repudiation of Origin atau Non-Repudiability, harus dapat membuktikan kepada pihak ketiga yang independen mengenai 12 Suwandi, Ahmad, dan B. Setyo Riyanto, Menabur sentuh, Menuai Software Tangguh; PC Media, Jakarta: 2004, hal. 08. Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 10

originalitas dan mengenai pengiriman data yang dipersoalkan itu. Setelah suatu pesan dikirimkan kepada pihak lain, maka pengirim harus tidak mungkin dapat membantah bahwa dia telah mengirimkan pesan tersebut. Sebaliknya juga, penerima pesan tersebut seharusnya tidak mungkin dapat membantah bahwa yang bersangkutan telah menerima pesan tersebut. 7. Audiatibility Data tersebut harus dicatat sedemikian rupa bahwa terhadap data itu semua syarat confidentiality dan integrity yang diperlukan telah terpenuhi, yaitu bahwa pengiriman data tersebut telah dienkripsi (Encrypted) oleh pengirimnya dan telah di dekripsi (Decrypted) oleh penerimanya sebagaimana mestinya. 7 3. Aspek-Aspek Hukum Dalam Transaksi M-BCA Aspek-aspek Hukum Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008, dalam transaksi M-BCA dalam hubungan Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking mulai dari melakukan transaksi di dunia maya misalnya melalui: 1. GSM Provider adalah perusahaan yang menyediakan layanan jaringan GSM. 2. SMS adalah pesan singkat dalam bentuk teks yang dapat diterima dan atau dikirimkan oleh handphone yang terlihat di layar handphone. 3. Nasabah adalah pemilik rekening Tabungan atau Giro perorangan di 7 Ibid; PC Media, Jakarta:, 2004, hal. 08. BCA, harus melakukan ketentuan sebagai berikut: a.) PIN m-bca DAN KEWAJIBAN NASABAH 1. PIN m-bca hanya boleh digunakan oleh Nasabah. 2. Nasabah wajib mengamankan PIN m-bca dengan cara: - Tidak memberitahukan PIN m- BCA kepada orang lain untuk mendapatkan hadiah atau tujuan lainnya termasuk kepada anggota keluarga atau sahabat. - Tidak menuliskan PIN m-bca pada meja, handphone, atau menyimpannya dalam bentuk tertulis atau sarana penyimpanan lainnya yang memungkinkan untuk diketahui orang lain. - Berhati-hati dalam menggunakan PIN m-bca, agar tidak terlihat oleh orang lain. - Tidak menggunakan nomor Handphone dan PIN m-bca yang diberikan oleh orang lain atau yang mudah diterka seperti tanggal lahir tau kombinasinya, nomor telepon, dan lain-lain. 3. Segala penyalahgunaan PIN m-bca merupakan tanggung jawab Nasabah. Nasabah dengan ini membebaskan BCA dari segala tuntutan yang timbul, baik dari pihak lain maupun Nasabah sensiri sebagai akibat penyalahgunaan PIN m-bca. 4. Penyalahgunaan PIN pada fasilitas m-bca mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan perintah tertulis yang ditandatangani oleh Nasabah. 5. Nasabah diberikan kebebasan untuk membuat PIN-nya sendiri pada saat registrasi di ATM BCA. Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 11

6. Bilamana SIM Card GSM Nasabah hilang/dicuri/dipindahtangankan kepada pihak lain, Nasabah harus memberitahukan kepada kepala cabang BCA terdekat atau melalui HALO BCA dan Nasabah wajib menyerahkan surat asli laporan kehilangan dari kepolisian setempat (dalam kasus hilang/dicuri) dan surat pernyataan pemblokiran kepada BCA dalam waktu selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja BCA setelah pemberitahuan tersebut. Segala instruksi transaksi berdasarkan penggunaan nomor handphone dan PIN m-bca yang terjadi sebelum pejabat yang berwenang dari BCA menerima pemberitahuan tersebut merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari Nasabah. b.) PEMBLOKIRAN m-bca 1. m-bca akan diblokir jika Nasabah melakukan hal berikut: a. Salah memasukkan PIN m- BCA sebanyak tiga kali berturut-turut. b. Mengajukan penggantian Kartu ATM BCA dan atau Kartu ATM BCA dilaporkan hilang. c. Melaporkan SIM Card GSM hilang/dicuri/dipindah tangankan kepada pihak lain. 2. Apabila terjadi pemblokiran m- BCA, maka Nasabah harus menghubungi Halo BCA dan melakukan registrasi m-bca ulang di ATM BCA. c.) FORCE MAJEURE Nasabah akan membebaskan BCA dari segala tuntutan apapun, dalam hal BCA tidak dapat melaksanakan instruksi dari Nasabah baik sebagian maupun seluruhnya karena kejadian-kejadian atau sebab-sebab di luar kekuasaan atau kemampuan BCA termasuk namun tidak terbatas pada bencana alam, perang, huru-hara, keadaan peralatan, sistem, atau transmisi yang tidak berfungsi, gangguan listrik, gangguan telekomunikasi, kebijaksanaan pemerintah, serta kejadian-kejadian atau sebab-sebab lain di luar kekuasaan atau kemampuan BCA. d.) PENGAKHIRAN m-bca 1. m-bca akan berakhir jika Nasabah mengajukan permohonan pengakhiran layanan m-bca kepada BCA, karena: a. Nasabah mengakhiri penggunaan Kartu ATM BCA atau nomor handphne. b. Nasabah mengganti Kartu ATM BCA atau nomor handphone. 2. m-bca akan berakhir jika: a. Nasabah menutup semua rekening yang terhubung dengan kartu ATM BCA. b. GSM Provider mengakhiri nomor handphone Nasabah. C. PENUTUP 1. Perlindungan Hukum Nasabah yang Bertransaksi Melalui Mobile Banking dan Internet Banking 1) Perlindungan secara implisit (Implicit deposit protection), yakni perlindungan yang diperoleh melalui: a. Peraturan Perundang-Undangan di bidang Perbankan (UU No.7 1992 dan UU No.10 1998 tentang Perubahan Atas UU No.7 1992 tentang PERBANKAN); dalam Pasal 37 B dengan jelas disebutkan Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 12

bahwa : Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang di simpan pada bank bersangkutan (1), untuk menjamin simpanan masyarakat tersebut maka di bentuk lembaga penjamin simpanan (LPS) (2). b. Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan yang efektif yang dilakukan oleh Bank Indonesia. c. Upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai suatu lembaga pada khususnya dan perlindungan terhadap sistem perbankan pada umumnya. d. Memelihara tingkat kesehatan bank; e. Melakukan Usaha sesuai dengan prinsip kehatihatian; f. Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah. g. Menyediakan informasi resiko pada nasabah, 2) Perlindungan secara Eksplisit (Explicit deposit protection), yaitu perlindungan yang diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat (sebagaimana yang di amanatkan pasal 37 B (2) UU 10 1998). 2. Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking dan Internet Banking Perlindungan serta Tanggung Jawab Bank Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking harus ada Sistem pengamanan terhadap komunikasi elektronik, undangundang terutama UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008 harus dapat memberikan perlindungan terhadap hal-hal sebagai berikut: Ketentuan penggunaan agar Pihak Bank Tanggung Jawab Terhadap Kerugian Nasabah Melalui Mobile Banking Dan Internet Banking: - Bukti perintah Nasabah melalui m-bca adalah mutasi yang tercatat dalam Rekening Koran atau Buku Tahapan jika dicetak. - Sanggahan dari Nasabah hanya dapat dilayani bila mana sanggahan diajukan ke BCA dalam tenggang waktu selambatlambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal transaksi melalui m-bca dilaksanakan. - Nasabah wajib segera melaporkan kepada BCA secara tertulis apabila terjadi perubahan data Nasabah. - Nasabah dapat menghubungi HALO BCA atas setiap permasalahan yang berkenaan dengan transaksi dan penutupan fasilitas m-bca. - Untuk masalah yang berkaitan dengan SIM Card, jaringan GSM, biaya SMS,dan value added service GSM, Nasabah langsung menghubungi GSM Provider yang bersangkutan. - BCA dapat mengubah syarat dan ketentuan ini setiap saat dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Nasabah dalam bentuk dan melalui sarana apapun. - Pihak yang menggunakan fasilitas m-bca tunduk pada ketentuan ketentuan dan peraturan peraturan yang berlaku pada BCA serta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang mengatur semua jasa atau Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 13

fasilitas dan transaksi yang dicakup oleh Kartu ATM BCA, termasuk setiap perubahan yang akan diberitahukan terlebih dahulu oleh BCA dalam bentuk dan melalui sarana apapun. Untuk perlindungan hukum bagi para nasabah bila dalam bertransaksi melalui layanan Mobile Banking dan Internet Banking yang bertransaksi transfer uang bermasalah maka yang bersangkutan disediakan PIN sebagai Kode Akses yang di atur oleh nasabah sendiri dan diverifikasi kembali melalui SMS pada nomor handphone nasabah yang telah mendaftarkan melalui ATM, khususnya di bidang informasi dan komunikasi, kaitannya dengan perbankan implikasi hukum harus memperhatikan undang-undang terutama UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008, Pasal 35, sehingga diharapkan pihak bank melakukan sosialisasi terhadap masyarakat pengguna bank. Berkaitan hal diatas sebaiknya perlu adanya peraturan perundang-undangan yang menegaskan kekuatan hukum dari data elektronik sebagai alat bukti yang sah di muka pengadilan. Perlindungan Hukum terhadap nasabah Mobile Banking dan Internet Banking merupakan tanggung jawab pihak Bank sebagai pihak penyelenggara namun tanggung jawab itu dibebankan kepada nasabah dengan cara meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian dalam menggunakan layanan Mobile Banking dan Internet Banking, perlindungan Hukum bagi nasabah didasarkan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Adapun kompensasi yang diberikan oleh Bank kepada nasabah Mobile Banking dan Internet Banking adalah pemberian ganti rugi materiil sesuai kerugian yang dialami nasabah apabila telah tercapai kesepakatan nasabah dan pihak Bank. Sehubungan dengan adanya berbagai masalah dalam hal perlindungan hukum terhadap nasabah Mobile Banking dan Internet Banking, maka diharapkan kepada pemerintah untuk segera membuat peraturan perundang-undangan yang lebih jelas dan tegas. Kepada pihak perbankan agar lebih memperhatikan keamanan, kenyamanan dan kepastian perlindungan hukum terhadap nasabahnya. Untuk nasabah Mobile Banking dan Internet Banking diharapkan agar lebih berhati-hati dalam memakai setiap produk yang dikeluarkan Bank, memahami jaminan produk dan jaminan hukumnya akan menguntungkan nasabah sendiri sebagai konsumen dalam dunia perbankan. D. DAFTAR PUSTAKA A. Buku/Literatur Badrulzaman, Mariam Darus, Kontrak Dagang Elektronik Tinjauan Dari Aspek Hukum Perdata, Citra Aditya Bakti, Bandung : 2001. H.B. Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitatif. UNS Press, Surakarta : 2002. Meriam Darus Badrulzaman, Kontrak Dagang Elektronik Tinjauan Aspek Hukum Perdata, Penerbit Pt. Citra Aditya Bakti, Bandung : 2001 Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 14

Riswandi, Budi Agus, Hukum dan Internet di Indonesia, UII Press, Yogyakarta : 2003. Sjahdeini, Sutan Remy, Hukum Cyiber Sistem Pengamanan E- Commerce, Citra Aditya Bakti, Bandung : 2001. Sjahputra, Iman, Problematika Hukum Internet Indonesia, Prehallindo, Jakarta : 2002. Soepraptomo, Heru, Kejahatan Komputer Dan Cyber Serta Antisipasi Pengaturan Pencegahannya Di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung : 2001...., UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), LN RI NO.4843 C. Sumber Hukum Lain http://www.ecorp.com/history.htm Juergen Seitz dan Eberhard Stickel, internet banking : An Overview, http://www.arraydev.com/commerce/j IBC/9801-8.htm. Surat+Panduan No: 049/SE/pol/2013 Sumardjono, Maria S. W., Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : 1997. Suwandi, Ahmad, dan B. Setyo Riyanto, Menabur sentuh, Menuai Software Tangguh, PC Media, Jakarta : 08/2004. B. Perundang-undangan : Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Indonesia, UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, LN Th.92 No.31, Tambahan LN 3472..., UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, LN RI No.3881..., UU Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, LN RI Th.2000 No.242 Fakultas Hukum Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang 15