Food Science and Culinary Education Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

PENGARUH PENGGUNAAN GUMPALAN PROTEIN SUSU (CURD) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI STICK CURD

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

SKRIPSI. SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KULIT ARI BIJI KEDELAI SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TERHADAP KUALIITAS CHOUX PASTRY KERING

Key words: chicken nuggets, broiler chicken livers, the fat content, elasticity, flavour

Food Science and Culinary Education Journal

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

Food Science and Culinary Education Journal

SKRIPSI SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNG BIJI NANGKA

METODOLOGI PENELITIAN

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal

METODE. Waktu dan Tempat

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

Food Science and Culinary Education Journal

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Food Science and Culinary Education Journal

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

Food Science and Culinary Education Journal

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TAHU PADA PEMBUATAN NUGGET Nyi Mas Indang 1, Parlin Dwiyana 2

e jurnal boga online 3 new 3, yudisium bulan oktober 2014 hal

Food Science and Culinary Education Journal

e-journal boga, Volume 04, Nomor 2, edisi yudisium periode Juni tahun 2015, hal 9-17

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

Effect of Substitution Soy Flour and Flour Anchovy towards Protein and Calcium Crackers

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

SIFAT ORGANOLEPTIK NUGGET DAGING BROILER MENGGUNAKAN TEPUNG TEMPE. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

Padang, Maret Putri Lina Oktaviani

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

PEMANFAATAN WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN MIE BASAH SERTA ANALISA MUTU FISIK DAN MUTU GIZINYA

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

PENGARUH SUBSTITUSI OAT BRAN PADA SOSIS TEMPE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN SENSORIS

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

PENGARUH PENCAMPURAN TEPUNG KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES TERHADAP SIFAT FISIK, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN KADAR PROKSIMAT

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat setiap tahunnya. Konsumsi daging ayam pada tahun 2013

PENGARUH PROPORSI BANDENG (Chanos chanos)-menjes TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET BANDENG PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SUBSTITUSI JAMUR KUPING PUTIH DAN JENIS PATI TERHADAP KUALITAS BAKSO SAPI DENGAN ISIAN SAUS

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

PEMBUATAN MI KERING DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TULANG CEKER AYAM DRY NOODLE MAKING BY CHICKEN METATARSAL MEAL ADDITION ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG AMPAS TAHU DALAM PEMBUATAN NUGGET TERHADAP KADAR PROTEIN DAN DAYA TERIMA KONSUMEN

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

PENGARUH PERBANDINGAN PISANG RAJA DAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK KUE KUKUS SKRIPSI. Oleh : RIA RUMINDO PURBA NIM :

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Karakteristik Dendeng Ayam Broiler Pada Berbagai Suhu dan Lama Pengeringan

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KONSENTRASI ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN XANTHAN GUM TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM

Transkripsi:

FSCEJ 2 (1) (213) Food Science and Culinary Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/fsce PENGARUH SUBSTITUSI NANGKA MUDA ( ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS LMK ) TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK NUGGET AYAM Tisnginiyati Khairun Nisa Jurusan Teknik Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Agustus 213 Disetujui September 213 Dipublikasikan Oktober 213 Keywords: jackfruit, chicken nugget Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kualitas nugget ayam dengan substitusi nangka muda dengan persentase yang berbeda yaitu 3%, 4%, dan 5% dilihat dari aspek warna, tekstur, aroma, dan rasa. Untuk mengetahui penerimaan masyarakat terhadap nugget ayam substitusi nangka muda dilihat dari aspek warna, tekstur, aroma, dan rasa. Untuk mengetahui kandungan gizi karbohidrat, protein, lemak dan kalsium pada nugget. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah nugget ayam dengan substitusi nangka muda yang telah digoreng sebesar 3%, 4%, dan 5%. Pengambilan sampel didasarkan secara acak sehingga subyek didalam populasi dianggap sama yaitu dengan Simple Random Sampling. Desain eksperimen yang digunakan adalah Desain Acak Sempurna. Metode pengumpulan data 1) penilaian subyektif dengan uji inderawi dan uji kesukaan, 2) penilaian obyektif dengan uji kadar air, kadar abu, protein, lemak, karbohidrat dan kalsium dari sampel terbaik hasil uji inderawi. Alat pengumpulan data yaitu panelis agak terlatih untuk uji inderawi dan panelis tidak terlatih untuk uji kesukaan. Metode analisis data uji inderawi menggunakan analisis regresi linear sedangkan uji kesukaan menggunakan analisis deskriptif prosentase. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil dari analisis regre si yaitu ada pengaruh kualitas nugget ayam dengan yang bervariasi jumlahnya yaitu 3%, 4% dan 5% ditinjau dari warna, tekstur, aroma dan rasa. Sampel nugget ayam dengan substitusi nangka muda terbaik ternyata adalah sampel dengan penggunaan nangka muda 3%. Sampel yang disukai masyarakat juga sama yaitu sampel dengan penggunaan nangka muda 3%. dengan kandungan kadar air 37,41 g, kadar abu 4,52 g, lemak 23,48 g, protein 8,93 g, karbohirat sebesar 25,66 g dan kalsium,51 mg. Abstract The purposes of this study are to know the effects of the quality of the chicken nuggets with substitution of jackfruit seen from the colour, texture, flavour, and taste, to know the public acceptance toward this kind of nuggets, and to find out the compositions of these nuggets including carbohydrate, protein, fat, and calcium. I used chicken nuggets as the objects of the study with substitution of jackfruits with percentage of 3%, 4%, and 5%. I considered to use simple random sampling which took samples randomly from the population. In data collection, I employed subjective assessment with sensory test and interest preference test; and objective assessment with water content, ash, protein, fat, carbohydrate, and calcium from the best sample of the sensory test. I took trained panelists for sensory test and untrained panelist for preference test. In the data analysis, I used linear regression analysis for sensory test and descriptive percentage analysis for preference test. The regression analysis showed that there was effect of the quality of the chicken nuggets with substitution of jackfruit seen from the colo ur, texture, flavour, and taste. The nuggets with 3% of jackfruit were considered to be the best sample. It went without saying that the latest sample was mostly preferred. It contains 37,41 g of water; 4,52 g of ash; 23,48 of fat; 8,93 g of protein; 25,66 g of carbohydrate; and,51 g of calcium. 213 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung E1 Lantai 2 FT Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 5229 E-mail: journal.tjp@gmail.com ISSN 2252-6587 63

PENDAHULUAN Nugget adalah suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat persegi dan dilapisi dengan tepung berbumbu (battered dan breaded). Badan Standarisasi Nasional (BSN) (22) pada SNI.1-6638-22 mendefinisikan nugget ayam sebagai produk olahan ayam yang dicetak, dimasak, dibuat dari campuran daging ayam giling yang diberi bahan pelapis dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diperbolehkan. Dalam Standar Nasional Indonesia 1-6683-22 kandungan gizi nugget ayam dalam 1g adalah kadar air 6g, kadar protein 12g, kadar lemak 2g, kadar karbohidrat maksimum 25g, kadar kalsium maksimal 3mg. Sedangkan nilai energi pangan nugget sebesar 1.364 kj atau senilai 326 kcal. Tingginya kandungan gizi nugget tersebut diperoleh dari bahan-bahan yang berkualitas baik sehingga menghasilkan nugget yang berkualiatas baik pula, selain itu pembuatan nugget harus mengacu pada SNI yang telah ditentukan. Banyak bahan pangan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu diantaranya produk olahan nangka muda.saat ini nangka muda belum dimanfaatkan secara optimal. Masyarakat kebanyakan hanya mengolah nangka muda sebagai sayur. Potensi nangka muda yang belum banyak dimanfaatkan ini sebenarnya dapat dikembangkan dari berbagai jalan. Mengingat nilai tambah nangka muda masih tergolong rendah, sehingga harus ada teknologi lain yang dapat menaikkan nilai tambah dan nilai gizi nangka muda. Dengan kandungan gizi nangka muda per 1 gram yaitu 57 kalori, 2 g protein,.4 g lemak, 11.3 g karbohidrat, 45 mg kalsium, 29 mg fosfor dan 9 mg Vit C. Dengan mensubtitusikan nangka muda bersama dengan daging ayam menjadi produk makanan berkualitas seperti nugget. Hal tersebut dapat meningkatkan kandungan gizi dari nugget yaitu kalsium, fosfor, protein, nabati dan serat. Sehingga nugget ayam substitusi nangka muda menjadi salah satu lauk pauk yang mengandung serat tinggi,atau menjadi makanan camilan yang menyehatkan. Berdasarkan hal tersebut mendorong peneliti untuk mengangkat dalam bentuk penelitian dengan judul Pengaruh Substitusi Nangka Muda ( Artocarpus Heterophyllus Lmk ) Terhadap Kualitas Organoleptik Pada Pembuatan Nugget Ayam METODE Populasi dalam penelitian ini adalah nugget ayam dengan substitusi nangka muda yang telah digoreng sebesar 3%, 4%, dan 5%. Sampel dalam penelitian ini adalah nugget ayam substitusi nangka muda yang sudah digoreng yang warnanya merata dan ukuran tebalnya sama. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunkan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yaitu teknik penentuan sampel yang dalam pengambilan sampelnya dilakukan secara acak. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah banyaknya nangka muda yang digunakan sebagai substitusi pada dalam pembuatan nugget ayam. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sustitusi nangka muda sebanyak 3%, 4%, dan 5% yang digunakan dalam pembuatan nugget ayam. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas nugget ayam substitusi nangka muda meliputi rasa, warna, tekstur dan aroma, serta kesukaan masyarakat dan kandungan gizi yang meliputi karbohidrat, lemak, protein dan kalsium. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah jumlah bahan yang digunakan, pencampuran adonan, alat yang digunakan, pencetakan, lama pengukusan dan penggorengan. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain yang perlakuannya dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen atau sebaliknya.metode penilaian yang digunakan ada 2, yaitu penilaian subyektif dan penilaian obyektif. Penilaian subyektif dilakukan dengan uji inderawi menggunakan panelis agak terlatih yang berjumlah 15 orang, dan uji kesukaan menggunakan panelis tidak terlatih dengan 64

jumlah 8 orang yang telah dikelompokkan sesuai usia. Penilaian obyektif yaitu dengan penilaian kandungan karbohidrat, protein, lemak dan kalsium yang terkandung pada nugget ayam substitusi nangka muda terbaik. Untuk hasil uji inderawi data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis regresi linier, sedangkan untuk uji kesukaan menggunakan analisis deskriptif persentase. Hasil penilaian obyektif dianalisis dengan membandingkan hasil berdasarkan SNI. HASIL DAN PEMBAHASAN Indikator Warna Dalam ayam substitusi nangka muda dengan 6 4 2 4,778 dengan persentase nangka muda sebesar % dengan kriteria warna dalam putih. Sesuai interval skor untuk kriteria nugget ayam substitusi nangka muda yang baik diperoleh jumlah rerata pada setiap sampel. Dari hasil penilaian ternyata sampel kontrol memiliki ratarata skor tertinggi yaitu sebesar 4,778 termasuk pada kriteria warna dalam putih. Sampel A (persentase nangka muda 3%) sebesar 3,444 termasuk pada kriteria warna dalam putih keabu-abuan, sampel B (persentase nangka muda 4%) sebesar 3,167 termasuk pada kriteria warna dalam abu-abu dan untuk sampel C (persentase nangka muda 5%) memiliki rerata skor yang paling rendah yaitu 2,167 termasuk pada kriteria warna dalam abu-abu keputihan.untuk memperjelas selisih rerata skor dari masing-masing sampel nugget ayam substitusi nangka muda pada aspek warna dalam dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 3,444 3,167 2,167 rata-rata Gambar 1. Diagram rerata skor nugget ayam substitusi nangka muda dengan indikator warna dalam ada pengaruh kualitas nugget ayam dengan ayam substitusi nangka muda dengan tekstur, aroma, dan rasa. Perbedaan warna tersebut karena penggunaan substitusi nangka muda yang semakin banyak akan memberikan warna yang kurang baik nugget akan cenderung dengan persentase nangka muda sebesar % dengan kriteria warna luar kuning kecoklatan. Sesuai interval skor untuk kriteria nugget ayam substitusi nangka muda yang baik diperoleh jumlah rerata pada setiap sampel. Dari hasil berwarna keabu-abuan pada nugget yang penilaian ternyata sampel kontrol memiliki ratarata dihasilkan. Dan adanya proses pada pengukusan nangka muda, sehingga warna nangka muda mengalami perubahan warna menjadi putih keabu-abuan. skor tertinggi yaitu sebesar 4,788 termasuk pada kriteria warna luar kuning kecoklatan. Sampel A (persentase nangka muda 3%) sebesar 3,5563 termasuk pada kriteria warna luar kuning agak kecoklatan, sampel B Indikator Warna Luar (persentase nangka muda 4%) sebesar 3,111 65

termasuk pada kriteria warna luar kuning agak keputihan dan untuk sampel C (persentase nangka muda 5%) memiliki rerata skor yang paling rendah yaitu 2,56 termasuk pada kriteria 1 warna luar kuning. Untuk memperjelas selisih rerata skor dari masing-masing sampel nugget ayam substitusi nangka muda pada aspek warna luar dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 4,788 3,556 3,111 2,56 Gambar 2. Diagram rerata skor nugget ayam substitusi nangka muda dengan indikator warna luar ayam substitusi nangka muda dengan dengan persentase nangka muda sebesar % ada pengaruh kualitas nugget ayam dengan dengan kriteria tekstur dalam padat dan kompak tekstur, aroma, dan rasa. Perbedaan warna tersebut karena proses ideal. Sesuai interval skor untuk kriteria nugget ayam substitusi nangka muda yang baik diperoleh jumlah rerata pada setiap sampel. Dari hasil penilaian ternyata sampel kontrol memiliki penggorengan, munculnya warna kuning rata-rata skor tertinggi yaitu sebesar 4,722 kecoklatan pada produk nugget ayam substitusi nangka muda ini diduga sebagai pengaruh dari termasuk pada kriteria padat dan kompak ideal. Sampel A (persentase nangka muda 3%) lamanya proses penggorengan. Warna ini sebesar 3,677 termasuk pada kriteria padat dan muncul karena reaksi millard. Tingkat intensitas kompak, sampel B (persentase nangka muda warna ini tergantung dari lama, suhu 4%) sebesar 3,278 termasuk pada kriteria cukup penggorenngan dan komposisi kimia pada permukaan luar dari bahan pangan, sedangkan jenis lemak yanng digunkan berpengaruh sangat kecil terhadap warna permukaan bahan pangan. padat dan kompak dan untuk sampel C (persentase nangka muda 4%) memiliki rerata skor yang paling rendah yaitu 2,333 termasuk pada kriteria kurang padat dan kompak. Untuk memperjelas selisih rerata skor dari masingmasing Indikator Tekstur Dalam sampel nugget ayam substitusi nangka muda pada aspek tekstur dalam dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 5 4,722 3,677 3,278 2,333 Gambar 3. Diagram rerata skor nugget ayam substitusi nangka muda dengan indikator tekstur dalam tekstur, aroma, dan rasa.tekstur padat dan ada pengaruh kualitas nugget ayam dengan kompak dihasilakan karena bahan pengikat 66

antara tepung terigu dan tepung tapioka dan emulsifier seperti telur. Konsentrasi bahan pengikat dan emulsifier yang digunakan akan mempengaruhi tekstur nugget yang dihasilkan. Formulasi antara tepung terigu dan tepung tapioka sangat mempengaruhi kekerasan dan elastisitas produk. Jumlah bahan pengikat dan emulsifier yang sesuai menyebabkan tekstur menjadi lebih padat dan kompak. Selain itu tekstur padat juga disebabkan karena proses pengukusan dan penggilingan nangka muda sebelum dicampur dengan bumbu. Indikator Tekstur Luar ayam substitusi nangka muda dengan 1 dengan persentase nangka muda sebesar % dengan kriteria tekstur luar sangat krispi. Sesuai interval skor untuk kriteria nugget ayam substitusi nangka muda yang baik diperoleh jumlah rerata pada setiap sampel. Dari hasil penilaian ternyata sampel kontrol memiliki ratarata skor tertinggi yaitu sebesar 4,778 termasuk pada kriteria sangat krispi. Sampel A (persentase nangka muda 3%) sebesar 3,611 termasuk pada kriteria krispi, sampel B (persentase nangka muda 4%) sebesar 3,278 termasuk pada kriteria cukup krispi dan untuk sampel C (persentase nangka muda 5%) memiliki rerata skor yang paling rendah yaitu 2,56 termasuk pada kriteria kurang krispi. Untuk memperjelas selisih rerata skor dari masing-masing sampel nugget ayam substitusi nangka muda pada aspek tekstur luar dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 4,778 3,611 3,278 2,56 Gambar 4. Diagram rerata skor nugget ayam substitusi nangka muda dengan indikator tekstur luar ayam substitusi nangka muda dengan ada pengaruh kualitas nugget ayam dengan dengan persentase nangka muda sebesar % tekstur, aroma, dan rasa. dengan kriteria aroma sangat nyata khas nugget. Sesuai interval skor untuk kriteria nugget ayam substitusi nangka muda yang baik diperoleh Perbedaan tekstur tersebut sebabkan jumlah rerata pada setiap sampel. Dari hasil selama proses penggorengan nugget dilakukan dengan minyak yang panas dan nugget yang penilaian ternyata sampel kontrol memiliki ratarata skor tertinggi yaitu sebesar 4,722 termasuk digoreng tercelup kedalam minyak. Suhu pada kriteria sangat nyata khas nugget. Sampel minyak yang tinggi pada proses penggorengan menyebabkan terjadinya evaporasi air, yang berpindah dari bahan pangan menuju sekeliling minyak. Bersamaan dengan proses tersebut terjadi penyerapan minyak oleh bahan pangan, untuk menggantikan air yang hilang. A (persentase nangka muda 3%) sebesar 3,389 termasuk pada kriteria khas nyata nugget, sampel B (persentase nangka muda 4%) sebesar 3 termasuk pada kriteria cukup nyata khas nugget dan untuk sampel C (persentase nangka muda 4%) memiliki rerata skor yang paling rendah yaitu 1,944 termasuk pada kriteria Indikator Aroma kurang nyata khas nugget. Untuk memperjelas selisih rerata skor dari masing-masing sampel 67

nugget ayam substitusi nangka muda pada aspek aroma dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 5 4,722 3,389 3 1,944 Gambar 5. Diagram rerata skor nugget ayam substitusi nangka muda dengan indikator aroma ayam substitusi nangka muda dengan dengan persentase nangka muda sebesar % ada pengaruh kualitas nugget ayam dengan dengan kriteria rasa gurih ideal. Sesuai interval tekstur, aroma, dan rasa.aroma khas nyata khas skor untuk kriteria nugget ayam substitusi nangka muda yang baik diperoleh jumlah rerata pada setiap sampel. Dari hasil penilaian ternyata nugget yang khas dihasilkan dari kombinasi sampel kontrol memiliki rata-rata skor tertinggi daging, nangka muda, telur dan bumbu-bumbu. Pada proses kuring yaitu pencampuran bumbu dengan bahan, sehingga menghasilkan aroma nugget yang khas. Selain itu aroma nugget juga yaitu sebesar 4,889 termasuk pada kriteria gurih ideal. Sampel A (persentase nangka muda 3%) sebesar 3,611 termasuk pada kriteria gurih, sampel B (persentase nangka muda 4%) sebesar terbentuk selama proses pengukusan dan 3,333 termasuk pada kriteria cukup gurih dan penggorengan. Pada kedua proses ini terjadi untuk sampel C (persentase nangka muda 5%) reaksi maillard dimana akan terbentuk memiliki rerata skor yang paling rendah yaitu komponen-komponen citarasa. 2,389 termasuk pada kriteria kurang gurih. Untuk memperjelas selisih rerata skor dari Indikator Rasa masing-masing sampel nugget ayam substitusi nangka muda pada aspek rasa dapat dilihat pada gambar dibawah ini 1 5 4,889 3,611 3,333 2,389 Gambar 6. Diagram rerata skor nugget ayam substitusi nangka muda dengan indikator rasa nangka muda, semakin sedikit presentase nangka muda yang digunakan maka dihasilkan rasa yang gurih dan karena terjadinya reaksi ada pengaruh kualitas nugget ayam dengan pencoklatan selama pemasakan ( penggorengan). Pada proses penggorengan terjadi pelarutan komponen makanan. Cita rasa tekstur, aroma, dan rasa. makanan yang digoreng terbentuk akibat Rasa pada nugget ayam substitusi nangka pemanasan dari komponen makan tersebut muda dipengaruh jumlah penggunaan substitusi seperti protein, karbohidrat, lemak dan 68

komponen minor lainnya yang terdapat dalam Hasil uji kandungan gizi nugget ayam makanan tersebut. substitusi nangka hasil terbaik uji inderawi adalah sebagai berikut: Uji Laboratorium Tabel 7. Kandungan Gizi sampel nugget ayam substitusi nangka muda terbaik No. Kandungan gizi Hasil pengujian 1 Air (g) 37,41 2 Abu (g) 4,52 3 Lemak (g) 23,48 4 Protein (g) 8,93 5 Karbohidrat (g) 25,66 6 Kalsium (mg),51 Nugget ayam substitusi nangka muda dengan sampel A dengan penggunaan nangka muda 3% telah memenuhi standar untuk kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar karbohidrat. Namun kadar kalsium dibawah standar SNI yaitu,51% sedangkan kadar kalsium dari SNI maksimum 3%, kurang terpenuhinya kandungan kalsium pada nugget ayam pada sampel A karena substitusi nangka muda yang sedikit dan bahan dasar yang disubstitusikan yaitu daging ayam banyak mengandung protein dan lemak. Maka untuk menambah kandungan kalsium pada nugget ayam substitusi nangka muda ini, dapat ditambahkan keju mozarela. Kandungan kalsium pada keju mozarela sebesar 777 g dapat ditambahkan pada nugget agar kandungan kalsium nugget nangka muda sesuai dengan SNI. Tabel 8. Hasil Uji Kesukaan Keseluruhan Panelis (8 orang) Uji Kesukaan Uji kesukaan telah dilakukan oleh 8 orang panelis tidak terlatih yang dipilih berdasarkan 4 golongan, yaitu remaja putri (usia 12-19 tahun) 2 orang, remaja putra (usia 12-19 tahun) 2 orang, dewasa putri (usia 3-45 tahun) 2 orang, dan dewasa putra (usia 3-45 tahun) 2 orang. Panelis tidak terlatih ini adalah masyarakat yang berada di desa Kutabanjar, Banjarnegara. Panelis tidak terlatih ini juga melakukan penilaian terhadap 4 sampel dendeng jamur tiram dengan indikator warna (dalam dan luar), tekstur (dalam dan luar), aroma, dan rasa nugget ayam substitusi nangka muda. Ringkasan hasil uji kesukaan masyarakat terhadap nugget ayam substitusi nangka muda hasil eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Jumlah skor tiap indikator W W T T Sampel A R Kontrol 34 33 35 34 35 33 r Total 257 % Kriteria 85 Sangat suka Sampel 28 27 35 34 35 28 1876 78 Suka Sampel 19 21 22 18 27 21 133 54 Cukup Suka Sampel 12 12 15 15 16 11 845 35 Kurang Suka 69

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa sampel 415 kontrol sangat disukai oleh masyarakat yaitu dengan skor tertinggi sebesar 257. Dengan kode sampel 519 yang hanya disukai masyarakat. Sampel dengan kode 365 juga cukup disukai oleh masyarakat. Sedangkan nilai terendah uji kesukaan nugget ayam substitusi nangka terdapat pada sampel 939 dengan kriteria kurang disukai oleh masyarakat dengan total skor hanya sebesar 845. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik radar dibawah ini : Rasa Aroma Warna dalam 5 4 3 2 1 Warna luar Tekstur dalam 415 519 365 939 Tekstur luar Gambar 9. Grafik Radar uji kesukaan nugget ayam substitusi nangka muda SIMPULAN Ada pengaruh penggunaan nangka muda sebesar 3%, 4%, 5% dan % pada kontrol, terhadap mutu inderawi nugget ayam substitusi nangka muda yang ditinjau dari aspek warna (dalam dan luar), tekstur (dalam dan luar), aroma dan rasa. Dari keempat sampel nugget ayam substitusi nangka muda yang disajikan kepada panelis ternyata yang memiliki mutu inderawi terbaik ditinjau dari aspek warna (dalam dan luar), tekstur (dalam dan luar), aroma dan rasa adalah sampel yang digunakan sebagai kontrol yaitu nugget ayam substitusi nangka muda dengan penggunaan nangka muda sebesar % dengan kode sampel 415. Sampel yang disukai masyarakat yaitu sampel nugget ayam substitusi nangka muda yang digunakan sebagai kontrol dengan penggunaan nangka muda sebesar % (415) dengan persentase 85,7%. Termasuk dalam kriteria sangat disukai. Sedangkan dari tiga sampel nugget ayam substitusi nangka muda dengan penggunaan nangka muda 3%, 4%, dan 5% yang disukai adalah sampel dengan penggunaan nangka muda 3%. Sampel terbaik yang di uji kandungan gizinya adalah sampel dengan penggunaan nangka muda sebesar 3% yang diambil dari 3 sampel terbaik dari penggunaan nangka muda sebesar 3%, 4%, dan 5%. Sampel tersebut memiliki kadar air 37,41 g, kadar abu 4,52 g, lemak 23,48 g, protein 8,93 g, karbohirat sebesar 25,66 g, dan kalsium,51 mg. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Yuyun. 26. Membuat Sendiri Frozeen Food Seafood Nugget. Jakarta: Gramedia Pustaka -----------------------.27. Aneka Nugget Sehat Nan Lezat, Jakarta: Gramedia Pustaka Almaitser, Sunita.29. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Arikunto, Suharsimi. 26. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Harper, Laura I,dkk. 1985. Pangan Gizi dan Pertanian. Universitas Indonesia: UI Press Indiarta, A Nabila. 27. Budi Daya Nangka. Jakarta: Sinar Cemerlang Abadi Kartika, Bambang,dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada Persatuan ahli gizi Indonesia. 29. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Jakarta: PT Elex Media Komputindo 7

Standar Nasional Indonesia. 22. Nugget Ayam. SNI 1 6638 22:. Dewan Standarisasi Nasional. Sudjana. 1996. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 28. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Winarno, F.G,1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia http://majalahkesehatan.com/beberapafakta-penting-mengenai-kalsium/ 25 nov 212 71