BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya Pemerintah dalam rangka menunjang lajunya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan anak melalui bimbingan, mendidik, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-nya. 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki nilai yang strategi dan urgen dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya pemerintah dalam rangka menunjang lajunya pembangunan nasional adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan mampu membangun dan memajukan bangsa dan negara, sehingga dapat di katakan maju dan berkembang suatu masyarakat bangsa dan negara itu tergantung pada pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimam dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatip, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 1 Berdasarkan Undang-Undang di atas jelas bahwa setiap warga negara berhak atas setiap individu untuk menerima pendidikan dan pengajaran. Sedang yang menjadi pelaksana dan penaggung jawab pada pendidikan formal adalah keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka di selenggarakan melalui pendidikan di sekolah. Khusus untuk lembaga formal (sekolah) adalah salah satu yang memegang peranan penting untuk mencapai keberhasilan dari suatu tujuan pendidikan di 1 Undang-Undang RI Pasal 3 No, 20 Th 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Sikdiknas), (Bandung: Citra Umbara, 2003). h. 8.

2 sekolah ditinjau oleh tiga komponen pendidikan, yaitu dalam bidang Pengajaran, bidang Administrasi, dan bidang Bimbingan dan Konseling. 2 Dari ketiga komponen tersebut Bimbingan dan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada semuan individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Kegiatan Bimbingan dan Konseling sebagai salah satu kegiatan penting diselenggarakan secara profesional oleh tenaga khusus Guru Bimbingan/Konselor dengan layanan terarah kepada siswa/siswi sebagimana disebutkan dalam SK Mendikbud No. 035/1995 berbunyi: Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, beradasarkan norma-norma yang berlaku. 3 Bimbingan dan Konseling adalah suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam pendidikan siswa, oleh sebab itu pendidikan dan Bimbingan dan Konseling tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, kesamaan dan hubungan erat antara Bimbingan dan Konseling dengan pendidikan nampak dalam dasar tujuan pengembangan individu. Baik bimbingan maupun pendidikan memandang bahwa Manusia pada dasarnya memiliki potensi-potensi dan kemudian untuk berkembang. 4 Dengan potensi dan kemudian manusia maju tahap demi tahap dalam pertumbuhan dan 2 Dewa Ketut sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 1. 3 Prayitno, dkk, Seri Pemadu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 1997), h. 4. 4 Prayitno & Emam Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (jakarta: Bumi Aksara, 2003)

3 perkembangannya atas bantuan dari orang lain atau masyarakat, bantuan-bantuan itu dilaksanakan dengan menggunakan berbagai pendekatan dan metode serta alatalat yang khusus terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga individu dapat mencapai kemandirian, memiliki pribadi yang utuh sesuai dengan yang diharapakan masyarakat, itulah upaya Bimbingan dan Konseling. Di dalam Bimbingan dan Konseling terdapat pelaksanaan sistem poin ada yang bersifat positif dan negatif, sistem poin yang bersifat positif mencakup tentang prestasi-prestasi siswa di Madrasah seperti peringkat rangking di kelas tiap semester, memenangkan perlombaan olah raga dan berbagai kegiatan lainnya. Kegunaan dari sistem poin positif ini adalah agar bisa memotivasi prestasi para siswa di Madrasah. Adapun sistem poin yang bersifat negatif adalah seperti kenakalan antar remaja, tauran, membolos, merokok di Madrasah, membawa benda tajam yang dapat membahayakan siswa lainnya, berpakaian seragam tidak rapi, terlambat datang, sering tidak masuk Madrasah. Dan masalah-masalah tersebut akan berakibat seperti tidak naik kelas, rendahnya nilai-nilai prestasi belajar, rendahnya motivasi dalam belajar, tidak bisa melanjutkan sekolah. Masalah-masalah kenakalan yang dilakukan siswa tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, hal tersebut harus ditanggulangi sedini mungkin yaitu dengan melaksanakannya sistem poin. Dimana di dalam sistem poin tersebut dapat beberapa aturan atau hukuman bagi siswa yang melanggar aturan ketentuan Madrasah akan diberi sanksi sesuai dengan tingkat jumlah poin yang ia dapat.

4 Contoh salah satu pelanggaran yang dilakukan siswa seperti: 1. Siswa yang bernama Budi (nama samaran) sering ketahuan tidur di kelas pada saat jam belajar dan poin yang ia dapat sebanyak 5 poin. 2. Siswa yang bernama Anna (nama samaran) membuat keributan di kelas pada saat jam belajar dan poin yang ia dapat sebanyak 10 poin. 3. Siswa yang bernama Andi (nama samaran) membawa rokok ke Madrasah dan poin yang ia dapat sebanyak 25 poin. Adapun peran penting dalam melaksanakan sistem poin ini adalah kerjasama antara tiap-tiap wali kelas, guru mata pelajaran dan Guru Bimbingan dan Konseling, tiap wali kelas diberi beban dan tanggung jawab untuk mengawasi, memantau dan mencatat masing-masing siswa mereka yang telah melakukan pelanggaran tata tertib Madrasah setelah itu catatan poin tersebut dilaporkan kepada Guru Bimbingan dan Konseling. Apabila ada siswa melakukan pelanggaran yang tergolong kasus berat maka sanksi akan ditentukan melalui rapat Dewan Guru, Kepala Madrasah dan Guru Bimbingan dan Konseling. Jadi, agar tujuan sistem poin dalam Bimbingan dan Konseling dapat tercapai dan terlaksana secara efektif harus ada kerjasama yang baik dari semua pihak, diantaranya Kepala Madrasah, wali kelas, guru mata pelajaran, Guru Bimbingan dan Konseling, Orang tua/ wali murid dan dengan siswa itu sendiri. Dilaksanakannya sistem poin sebagai tata tertib mempunyai tujuan dan maksud yakni memberi batasan-batasan kepada siswa agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang atau bersifat negatif, dimana nantinya dapat merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain. Namun pada kenyataannya

5 tidak semua siswa mau memenuhi aturan-aturan tersebut, disinilah para pembimbing diharuskan memiliki metode yang tepat untuk disampaikan kepada mereka. Seorang pembimbing juga dituntut untuk bertindak secara bijaksana, ramah, bisa menghargai, dan mengetahui cara membimbing dengan baik. Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin merupakan salah satu Madrasah yang favorit yang ada di Banjarmasin, dalam melaksanakan visi dan misi pendidikan berupaya membina dan mengembangkan nilai-nilai moral dan agama pada siswanya. Hal ini mengimplekasikan dengan diterapkannya sistem poin di Madrasah. Setiap siswa yang melanggar tata tertib Madrasah akan diberikan sanksi dalam bobot poin, berdasarkan pelanggaran yang dibuatnya. Apabila seorang siswa sudah mencapai bobot 100 poin, maka siswa tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya, dikeluarkan dari Madrasah, bobot 100 poin berlaku selama siswa belajar di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang pelaksaan sistem poin, maka dari itu penulis mencoba menuangkan ke dalam sebuah Skripsi yang berjudul: Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan Sistem Poin di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berorientasi dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

6 1. Bagaimana Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan Sistem Poin sebagai Tata Tertib di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Poin sebagai Tata Tertib di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. C. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi salah paham atau terhindar dari interpretasi yang keliru terhadap judul tersebut, maka penulis merasa perlu untuk menegaskan terhadap istilah tersebut di atas yaitu sebagai berikut: 1. Peran menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah orang yang melakukan tindakan di suatu peristiwa/pekerjaan. Yang dimaksud peran menurut penulis adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling terutama pada kegiatan pelaksanaan sistem poin. Guru adalah seorang yang memberi/melaksanakan tugas pendidikan, jadi guru adalah orang yang di tugaskan untuk mendidik. 2. Bimbingan dan Konseling semula di kenal dengan istilah GC (Guidance and counseling) menurut Crow, seperti yang dikutip H.M Umar Sarjono mengartikan bimbingan yaitu: Bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatankegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangan sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri. 5 Sedangkan konseling menurut James F. Adams seperti yang dikutif Jumhur dan Muhammad Surya diartikan dengan: 5 M. Umar Sarjono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka Setia). h. 9.

7 Suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana seorang (konselor) membantu yang lain (klien) supaya ia lebih dapat memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Jadi, peran Guru Bimbingan dan Konseling yang dimaksud adalah seorang pendidik yang diberi tugas khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling yakni memberi bimbingan, arahan, atau pilihan-pilihan kepada siswa di Madrasah untuk perkembangan kehidupannya sesuai dengan yang diharapkan. 3. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan asal kata laksana, kemudian mendapat awalan pe dan akhiran an, yang mempunyai arti proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dan sebagainya). 6 Pelaksanaan yang dimaksud adalah proses dari melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sebelumnya telah dirancang/direncanakan sebelumnya agar berjalan sesuai tujuan. 4. Sistem Menurut John Mc Manama Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien. 7 Jadi yang dimaksud sistem seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan suatu tujuan. 6 Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), cet. ke-iii, h. 488. 7 http:/www.creativebrain.web.id/media.php?action+readnews&id=84&title=pengertiam %20Sistem%20Menurut%20Para%20Ahli.

8 5. Poin Poin adalah Titik atau angka. 8 Poin merupakan suatu bobot angka atau nilai yang biasa digunakan dalam suatu kegiatan tertentu. Yang dimaksud pelaksanaan sistem poin yaitu melaksanakan suatu kegiatan pemberian angka/nilai (poin). Jadi pelaksanaan sistem poin ialah suatu metode atau kegiatan yang terarah yakni pemberian nilai (poin) kepada siswa di Madrasah baik nilai positif ataupun nilai negatif dan diberlakukan secara teratur oleh pihak madrasah kepada siswanya, dimana pemberian poin ini nantinya diharapkan dapat membina atau membimbing siswa ke arah akhlak/moral yang lebih baik dan proses pembelajaran pun di sekolah dapat berlangsung dengan tertib. Kaitannya sistem poin sebagai tata tertib di Madrasah dengan peran Guru Bimbingan dan Konseling adalah sangat menentukan keberhasilannya, dimana sistem poin adalah salah satu tata tertib di Madrasah dalam rangka membina/membentuk kepribadian-kepribadian siswa di madrasah ke arah yang lebih baik, bertanggung jawab atas setiap perbuatannya, dapat memotivasi semangat belajarnya dan menjadi siswa yang berprestasi sesuai bakat dan minatnya. D. Alasan Memilih Judul berikut: Adapun yang menjadi alasan mengadakan penelitian ini adalah sebagai 8 S. Wojowasito, Kamus Umum Lengkap, (Bandung, PT Pengarang, 1982). h. 295.

9 1. Mengingat pentingnya pelaksanaan sistem poin sebagai tata tertib yang di laksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin, karena dengan dilaksanakannya sistem poin dapat Menunjang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar di Madrasah. 2. Ingin mengetahui peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan sistem poin di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. 3. Untuk menjalankan visi dan misi Madrasah dalam menunjang pendidikan memerlukan peraturan di dalamnya berupa tata tertib yang harus di taati oleh seluruh siswa agar semua tindakan yang menghambat pembelajaran dapat di atasi. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimana Pean Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pelaksanaan Sistem Poin sebagai Tata Tertib di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Poin sebagai Tata Tertib di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin.

10 F. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk 1. Informasi bagi guru-guru Madrasah, sehingga dapat membuat dan melaksanakan sistem poin sebagai tata tertib Madrasah khususnya Guru Bimbingan dan Konseling di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Banjarmasin. 2. Menambah khazanah pengetahuan bagi orang-orang yang berkeinginan / ingin mendalami dan mengetahui tentang Bimbingan dan Konseling. 3. Bacaan dan memperkaya khazanah perpustakaan Pusat IAIN Antasari Banjarmasin khususnya Perpustakaan Fakultas Tarbiyah. 4. Bahan informasi bagi penelitian yang berkeinginan mengadakan penelitian. G. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penulisan, signifikansi penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis tentang peran guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan sistem poin, yang memuat pengertian peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan sistem poin, pengertian Bimbingan dan Konseling, fungsi Bimbingan dan Konseling, pengertian pelaksanaan sistem poin sebagai tata tertib, tujuan Pelaksanaan sistem poin sebagi tata tertib, peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam pelaksanaan sistem poin sebagai tata tertib dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem poin sebagai tata tertib.

11 Bab III Metode Penelitian berisi tentang objek dan subjek penelitian, data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, serta prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian yang didalamnya berisi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. Bab V Penutup yang di dalamnya berisi kesimpulan dan saran-saran.

12