Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres Bajawali Kecamatan Lariang Kabupaten Mamuju Utara

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 9 Bokat Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sekolah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Benda Asli Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Tingkulang Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas IV SDN I Tonggolobibi

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Dasar Tentang Jual Beli Melalui Metode Diskusi Untuk Pelajaran IPS Di Kelas V SD Inpres 2 Kasimbar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 3 Kasimbar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPS

Penerapan Experiential Learning

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Luok Manipi Pada Pokok Bahasan Gaya Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Membuat Kalimat Tanya melalui Teknik 5w 1h di Kelas IV SD Inpres Lobu Gio

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Teknik Modeling di Kelas III SD Terpencil Gondalon

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Hasmawati, Syamsuddin, dan Ida Nur aeni. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Puisi Melalui Metode Latihan di Kelas V SD Inpres 1 Siney

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI PENGGUNAAN GARIS BILANGAN DI KELAS V SDN NO.

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar di Kelas IV SDN 9 Bunobogu

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIB SDN Inpres Dodung Pada Materi Luas Permukaan Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Peraga

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Nurliani, Ritman IshakPaudi, dan Dewi Tureni

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar Menggunakan Huruf Kapital Dalam Karangan Melalui Metode Latihan

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Susilawati, Lilies, dan Bustamin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV Dengan Metode Demonstrasi Pada SD Inpres Gunung Sari

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Demonstrasi di Kelas III SD Inpres Laemanta

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun Di Kelas IV SDN Pipikoro

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Fince, Achmad Ramadhan, dan Yusdin Gagaramusu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Transkripsi:

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara Siarni, Marungkil Pasaribu, dan Amran Rede Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara. Masalah yang diselidiki adalah hasil belajar siswa. Alternatif pemecahan masalah adalah pemamfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara dengan jumlah siswa 13 orang. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, dan data kuantitatif berupa hasil belajar siswa melalui tes evaluasi akhir tindakan. Hasil siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal 76%, aktivitas guru sebesar 83% dalam kategori baik dan aktivitas siswa sebesar 75% dalam kategori cukup. Selanjutnya pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 92%, aktivitas guru berada pada kategori sangat baik yaitu 95% dan aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik sebesar 95%.Berdasarkan hasil belajar siswa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemamfaatan barang bekas sebagai media dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Hasil Belajar I. PENDAHULUAN Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum media modern hadir, para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru terdahulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras agar siswanya bisa belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin. Dengan datangnya media berteknologi modern menyebabkan berbagai masalah yang selama ini tidak dapat dipecahkan telah mampu dipecahkan dan memungkinkan mata ajaran apapun diajarkan dan dijelaskan dengan sebaikbaiknya. 94

Namun, banyak guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Media modern telah memudahkan mereka memecahkan berbagai masalah didalam proses belajar mengajar. Ketika dalam keadaan tertentu mereka harus jauh dari media tersebut mereka menjadi bingung karena ketergantungan pada media tersebut. Mereka telah melupakan media yang bisa dikembangkan dari bahan-bahan sederhana disekitar mereka. Akibatnya mereka menjadi kurang peka terhadap potensi disekitar lingkungan mereka. Sehingga menyebabkan guru tidak mempunyai banyak ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar, guru juga tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkan sehingga guru tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media. Sebenarnya, kreativitas seorang guru bias terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang bias dijadikan suatu media didalam mata pelajarannya. Berdasarkan hasil observasi di SDN 07 Salule diperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas IV pada tahun 2010-2011 nilai rata-rata yang diperoleh siswa 5,67% 2011-2012 6,06% dan tahun 2012-2013 5,56%. Sehubungan dengan permasalahan di atas, perlu dilakukan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan barang bekas sebagai media pembelajaran, upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, barang diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata bekas adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai.jadi, barang bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang kegunaannnya tidak sama seperti benda yang baru. Jika kita memperhatikan sekeliling kita, maka kita dapat menemukan begitu banyak sumber belajar yang bias dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bias mengembangkan menjadi suatu media yang menarik, kreatif dan mempermudah proses 95

belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber belajar. Menurut Robson, Pam (1995) Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga. Untuk mengembangkan atau memunculkan kreativitas guna mengembangkan barang bekas yang ada, berikut disajikan beberapa cara yang harus dilakukan. a) Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka rencanakannlah terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis-garis besar program pengajaran. b) Analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran. c) Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan. d) Membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat. e) Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar dalam bahasa arab media berarti perantara. Atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Adapun pengertian media menurut sebagian para ahli diantaranya : Fleming (1987: 234). Beliau mengartikan media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Heinich (1993), mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. jadi seperti telivisi, foto, gambar yang diproyeksikan, bahan bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Hamijojo dalam Latuheru (1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, gagasan atau pendapat. Sehingga ide, gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh 96

pengetahuan, keterampilan, atau sikap, dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. f) Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. g) Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Ini bertujuan bahwa dengan menggunakan barang bekas sebagai media pembelajaran dan sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran itu sangat berguna. h) Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. i) Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa. 97

II. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang diteliti, Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, jenis penelitian adalah penelitian tindakan partisipasi dimana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan akhir penelitian adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data secara tertulis maupun lisan dari aktivitas atau perilaku subjek yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung (Sugiyono, 2007). Adapun alurnya mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri atas kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Depdiknas, 2003: 19). Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat fase sebagai berikut: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 07 Salule Desa Pangiang Kec. Bambalamotu Kab. Mamuju Utara. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 13 orang yaitu terdiri dari 5 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Data dikumpulkan dengan cara : 1. Data tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas pada saat dilakukan tindakan, dikumpulkan melalui lembar observasi. 2. Data hasil belajar siswa diambil melalui tes evaluasi hasil belajar. Data dianalisis dilakukan dengan dua cara : 1. Analisa Data Kualitatif Analisa data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah: (1) Mereduksi data, (2) Menyajikan data, dan (3) Verifikasi data/penyimpulan. a. Mereduksi Data 98

Kegiatan mereduksi data merupakan bagian dari analisis yang digunakan untuk menajamkan informasi, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan. b. Menyajikan Data Menyajikan data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam tabel serta menyusun uraian secara naratif. Naratif artinya yang diperoleh dari hasil reduksi dibuat dalam bentuk tabel dan diberi nama kualitatif. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. c. Penyimpulan Data / Verifikasi Penyimpulan adalah proses penampilan intisari dari sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang singkat dan jelas. 2. Analisa Data Kuantitatif a. Daya Serap Individu Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus sebagai berikut : DSI = x 100% Keterangan : DSI X Y = Daya serap individu = Skor yang diperoleh siswa = Skor maksimal soal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65% (Depdiknas, 2001 : 37). b. Ketuntasan Belajar Klasikal 99

Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut : KBK = x 100% Keterangan : KBK N S : Ketuntasan belajar klasikal : Banyak siswa yang tuntas : Banyak siswa keseluruhannya Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika presentase ketuntasan belajar klasikal rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individual (Depdiknas, 2001 : 37). c. Daya Serap Klasikal Analisa data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakan rumus sebagai berikut : DSK = x 100% Keterangan : DSK P I : Daya serap klasikal : Skor total presentase : Skor ideal seluruh siswa Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentase daya serap klasikal sekurangkurangnya 65 % (Depdiknas, 2001 : 37). III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil perolehan pada analisis tes akhir siklus I skor tertinggi 86,67%(2orang) skor terendah 60,00% (30rang) banyak siswa yang tuntas 10 orang dan yang tidak tuntas 3 orang. Daya serap klasikal 74,87% serta ketuntasan klasikal 67,92%. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan hasil belajar siswa siklus I, diketahui bahwa siswa secara klasikal masih perlu diberikan pembelajaran yang lebih baik. Walaupun 100

dari hasil analisis telah menunjukkan kategori baik, seperti pada observasi aktivitas guru penilaian hasil kerja siswa, namun masih ada sebagian siswa yang mendapat nilai rendah sehingga perlu diberikan tindakan lanjutan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga belum mencapai indikator yakni 80%. Untuk itu perlu dilakukan refleksi agar bisa menilai apa saja kekurangannya dalam pembelajaran siklus I sehingga dapat dilakukan perbaikan pada siklus II. Dari hasil perolehan pada analisis tes akhir siklus II skor tertinggi 100% skor terendah 60,00% banyak siswa yang tuntas 12 orang dan yang tidak tuntas 1 orang. Daya serap klasikal 81,53% serta ketuntasan klasikal 92,30%. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui dampak dari tindakan yang diberikan. Adapun hasil evaluasi tindakan siklus II yaitu : 1. Motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran semakin meningkat, hal ini terlihat pada saat mereka melakukan demonstrasi dengan barang bekas dan siswa juga lebih aktif dalam pembelajaran. 2. Materi sidah dikuasai oleh guru (peneliti). 3. Siswa sudah paham/mampu menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Guru memberikan waktu yang cukup untuk siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami sehingga siswa dapat berkreasi sendiri. Pembahasan Berdasarkan hasil belajar siswa sebelum pembelajaran hanya mencapai 61,53%, dari hasil tersebut dapat dijelaskan sebelum pemamfaatan barang bekas dalam pembelajaran siswa belum mampu mencapai ketuntasan belajar dengan indikator 80% yaitu dengan syarat siswa mencapai nilai minimal 65%. 101

Dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama diperoleh persentase nilai sebesar 62,50% ini menunjuk bahwa aktivitas siswa berada di kategori kurang dan pada pertemuan kedua diperoleh persentase nilai sebesar 75,00% ini sudah mengalami kenaikan karena sudah berada pada kategori cukup. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan semua kegiatan masih didominasi oleh guru, tapi pada pertemuan kedua sudah mengalami perbaikan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama memperoleh persentase nilai sebesar 78,50% ini berarti aktivitas siswa berada dalam kategori baik dan pada pertemuan kedua diperoleh persentase nilai sebesar 95,83% ini berarti aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena sudah termotivasi untuk mengikuti kegiatan dan sudah aktif dalam pembelajaran. Ini terlihat pada saat pembelajaran siswa lebih aktif dalam proses pengambilan data dan menjawab soal pada siklus II. Dari hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama di peroleh persentase nilai sebesar 75,00% berada pada kategori cukup dan pertemuan kedua diperoleh persentase nilai sebesar 83,33% berada pada kategori baik. Pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase nilai sebesar 87,50% berada pada kategori baik dan pertemuan kedua memperoleh persentase nilai sebesar 95,83% berada pada kategori sangat baik. Ini menunjukkan kenaikan aktivitas guru pada setiap siklus sangat signifikan. Kenaikan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II pada setiap pertemuan disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan memotivasi dan membimbing siswa dengna berbagai cara agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada hasil analisis tes akhir siklus I diperoleh persentase daya serap klasikal sebesar 74,87% dengan jumlah siswa yang tuntas 10 orang dari 13 orang siswa. Persentase daya serap ini sangat jauh dari indikator keberhasilan yaitu 80%. Rendahnya persentase daya serap klasikal pada siklus I disebabkan karena motivasi siswa dalam pembelajaran masih kurang 102

sehingga siswa kebanyakkan bermain saja di kelas. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I dilakukanlah perbaikan pada siklus II dengan meningkatkan motivasi dan bimbingan pada siswa, perlakuan ini memberi dampak yang sangat baik, ini terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dengan persentase daya serap klasikal mencapai 81,53% dengan jumlah yang tuntas 12 orang dari 13 orang siswa. Peningkatan hasil belajar pada tiap siklus dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I dan siklus II. Skor rata pada siklus I diperoleh 76,92% dan skor rata-rata pada siklus II 92,30% dengan penggunaan persamaan (2) diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 15,38% ini menunjukkan peningkatan hasil belajar pada tiap siklus. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan pemamfaatan barang bekas dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 92,30% dan daya serap klasikal 81,53%. Dari perolehan tersebut menunjukkan hasil lebih baik dari siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis kuantitatif telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk daya serap individu 65% dan tuntas klasikal 80% serta daya serap klasikal minimal 80%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa tindakan penelitian berhasil, dan hasil analisis kualitatif memperlihatkan bahwa peran siswa yang sesuai dengan skenario dalam kegiatan pembelajaran telah terarah dengan baik sehingga proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut: Bahwa pemamfaatan barang bekas sebagai media dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya hasil dari siklus I untuk daya serap klasikal individu 74,87%, ketuntasan belajar klasikal 76,92%, serta 103

daya serap klasikal 74,87% menjadi 81,53% untuk daya serap klasikal individu, ketuntasan belajar klasikal 92,30% serta daya serap klasikalnya 81,53%. Peningkatan juga terlihat pada aktivitas guru dari 83% kategori baik pada siklus I menjadi 95% kategori sangat baik pada siklus II. Peningkatan ini diikuti juga peningkatan aktivitas siswa dari 75% kategori cukup pada siklus I menjadi 95% kategori sangat baik pada siklus II. Terlihat jelas bahwa hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan, pencapaian ini bahkan melebihi KKM. Sesuai hasil penelitian dan analisa data serta kesimpulan,maka peneliti menyarankan : 1. Jangan hanya mengandalkan media yang ada di sekolah saja tapi cobalah berkreasi dengan barang bekas. 2. Agar melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan sehingga mereka merasakan pengalaman yang bisa membuat mereka termotivasi untuk berkreasi. 3. Guru hendaknya memberikan siswa kebebasan untuk mengeluarkan pendapat sehingga bisa terbuka wawasannya untuk berkreasi. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2001: Penilaian. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas, 2003 : Desain Penelitian. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas, 2004: Penilaian. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional Fleming, 1987: http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/ di Akses tgl 22 November 2012 Gerlach & Ely, 1971: http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/ di Akses tgl 22 November 2012 Hamijojo dalam latuheru, 1993: http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/ di Akses tgl 22 November 2012 Heinich, 1993: http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/ di Akses tgl 22 November 2012 National Education Associaton, 1969: http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/ di Akses tgl 22 November 2012 Robson, Pam, 1995: Bengkel Kreativitas Magnetisme. Jakarta: Taman Garaha Sugiyono, 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta 104