PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SIKAP TOLERANSI TERHADAP SISWA PENYANDANG DISABILITAS DALAM SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus Pada Siswa SMA Muhammadiyah 5 Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. April sampai dengan 19 Juni 2016, namun apabila dalam kurun waktu. yang diperlukan benar-benar terkumpul dan lengkap.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

PRESTASI DIRI PENYANDANG TUNANETRA (STUDI KASUS SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA /SLB A-YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU (STUDI TENTANG PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MASYARAKATNYA DI SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PELAKSANAAN SAMBATAN UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller pengertian penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali)

BAB II METODE PENELITIAN. kesejahteraan lansia yang dilakukan oleh gerakan Aisyiah di Perumnas

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, RnD, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 15.

BAB III METODE PENELITIAN

EDY NOVIYANTO A

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012)

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian field research yaitu

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KETAATAN HUKUM PETUGAS PARKIR (Studi Kasus pada Petugas Parkir Pasar Gedhe Hardjonagoro Surakarta)

PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN. Naskah Publikasi. Sarjana S-I

NASKAH PUBLIKASI EKA MARTININGSIH SRI RAHAYU A PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Pancasiladan Kewarganegaraan.

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN PRAMUKA

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. yang dipilih, yaitu pendekatan penelitian kualitatif. 45 Untuk mendeskripsikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur penelitian.

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang sesuai, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang keadaan keadaan nyata sekarang (sementara. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang be rusaha untuk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN PENARIKAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Desa Tempurharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri)

Transkripsi:

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ERNA KURNIAWATI A.220090148 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 i

ii

iii

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) Erna Kurniawati, A.220090148, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xvi+109 halaman. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kegiatan pramuka dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan (studi kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Penelitian ini untuk mengetahui tentang, (1) pelaksanaan peranan gerakan pramuka, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan, (3) peranan kegiatan pramuka dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan studi kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Penelitin ini menggunakan dua macam trianggulasi yaitu sumber data dan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan model analisis interaktif yang meliputi; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dan pembahasan di hasilkan simpulan yaitu (1) pelaksanaan dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan diberikan dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, dan menyenangkan tetapi tetap dalam kaidah pendidikan yang sesungguhnya. Antara lain gotong royong, musyawarah, memperkuat sistem keamanan, mengikuti upacara bendera hari senin, mengikuti kegiatan pramuka, menghargai perbedaan. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan yaitu faktor eksternal terdiri lingkungan sekolah, pergaulan siswa itu sendiri. Sedangkan faktor internal yaitu keluarga dan diri pribadi. (3) peran kegiatan pramuka dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Yaitu mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia, sanggub dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa, mengembang rasa bangga berkebangsaan dan bertanah air Indonesia, meningkatkan semangat Bhineka Tuggal Ika, menghindari penonjolan SARA atau perbedaan. Kata kunci: kegiatan pramuka, membangun jiwa, persatuan dan kesatuan 1

A. Pendahuluan Gerakan Pramuka nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka yang diatur dalam pasal 1 dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan (Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2010). Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai banyaknya etnis, suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Disisi lain masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang budaya beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya perbedaan. Hendaknya perbedaan-perbedaan justru dijadikan perbendaraan dan sumber inspirasi yang tidak habis-habisnya untuk digali dan dikembangkan. Bhinneka Tunggal Ika berarti pengakuan terhadap kemacaman-ragaman yang ada dan sekaligus memperkembangkan mereka demi kekayaan bersama, sehingga persatuan bukan hanya persatuan yang kosong tetapi justru harus merupakn perpaduan yang semakin mapat dan padat dengan nilainilai yang bermacam ragam dan sekaligus membentuk kesatuan yang indah, harmonis dan damai. Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri negara menyadari bahwa keberadaban masyarakat yang majemuk merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus diakui, diterima, dan dihormati yang kemudian diwujudkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Namun disadari bahwa ketidak mampuan untuk mengelola kemajemukan dan ketidaksiapan sebagai masyarakt untuk menerima kemajemukan tersebut serta pengaruh berkelanjutan politik kolonial dievide et imperate dan telah mengakibatkan terjadinya berbagai gejolak yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki beragam kultur dan budaya, selayaknya seluruh warganya mempunyai jiwa persatuan dan kesatuan yang tinggi, akan tetapi rasa 2

persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia saat ini dirasa semakin berkurang, mengalami krisis persatuan dan kesatuan. Banyak orang yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, sehingga hilangnya persatuan dan kesatuan ini dapat menyebabkan timbulnya disintegrasi bangsa. Gerakan pramuka merupakan organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Peranan kegiatan pramuka perlu ditanamkan kepada generasi muda sebagai ujung tombak penerus bangsa, dengan memberikan pendidikan baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Hal ini penting guna pertumbuhan dan perkembangan anak, sebagai wadah pembentukan dan pembinaan generasi muda yang mandiri, berkualitas, serta untuk menumbuhkan generasi yang beretos kerja tinggi. Maka dari itu gerakan Praja Muda Karana sangat perlu digiatkan dan dikembangkan dilingkungan sekolah untuk mendidik para pelajar sebagai generasi penerus bangsa agar memiliki rasa persatuan dan kesatuan, serta menjunjung tinggi rasa cinta tanah air dan bangsa. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui Peranan Kegiatan Pramuka dalam Membangun Jiwa Persatuan dan Kesatuan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengambaran pelaksanaan dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali 2. Untuk Mendeskripsikan Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali 3. Untuk mengambarkan kegiatan gerakan pramuka dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali 3

B. Metode Penelitian Tempat penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Tahaptahap pelaksanaan kegiatan, sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian. Secara keseluruhan dilakukan selama kurang lebih empat bulan, yaitu sejak bulan Nopember 2012 sampai dengan febuari 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif metode deskriptif. Menurut Nawawi dan Martini (1992:67), metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan kedaan obyek yang diselidiki. Selain penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian ini juga merupakan penelitian kualitatif. Menurut Maryadi dkk (2011:9), penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala-gejala yang dikaji secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diripeneliti sebagai instrumen utama (instrumen kunci). Strategi penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang. Peneliti menggunakan strategi tersebut agar dalam penelitian ini lebih mudah dalam mencari data yang sesuai dengan masalah, serta mengumpulkan datanya lebih terarah daripada tujuan yang hendak dicapai. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, pembina pramuka dan siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. peranan kegiatan kepramukaan dalam membagun jiwa persatuan dan kesatuan siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Adapun jenis sumber data yang digunakan dalam peneliti ini adalah Data primer: Informan atau narasumber, yaitu, kepala sekolah, pembina pramuka, dan siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali, Tempat berlangsungnya penelitian yaitu di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Data skunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh bukan secara langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini sumber data skunder yang dipakai adalah sumber tertulis seperti sumber buku, jurnal, artikel, majalah ilmiah dan dokumen-dokumen dari pihak terkait mengenai peranan kegiatan pramuka dalam membagun jiwa persatuan dan kesatuan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. 4

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas yaitu dengan observasi, wawancara, dokumentasi yang masing-masing diuraikan secara singkat berikut ini: 1. Teknik observasi. Sugiyono (2011:203) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Melalui observasi peneliti dapat mengetahui peranan kegiatan pramuka dalam membagun jiwa persatuan dan kesatuan para siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali 2. Teknik wawancara atau interview. Menurut Esterberg, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2006:231) mendefinisikan interview yaitu, A meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sugiyono (2011:194-197), menyatakan wawancara dapat dilakukan dengan secara sebagai berikut. a. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang menggunakan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan. b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis untuk mengumpulakan data. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara terstrukur karena peneliti menyiapkan daftar pertanyaan dan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis untuk mengumpulkan datanya. Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh melalui teknik observasi. 3. Dokumentasi. Menurut Arikunto (2006:231), dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi yang digunakan dalam peneliti ini adalah: 5

a. Data sekolah b. Data siswa MAN 2 Boyolali c. Foto wawancara dengan nara sumber. Instrument Menurut Arikunto (2006:149), bahwa instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan metode. Adapun langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1992:15-17) adalah sebagai berikut Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1992:15-19), adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan obsevasi di lokasi penelitian, wawancara kepada informan, dan meminta dokumen yang mendukung pelaksanaan kegiatan kepramukaan. 2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian. Setelah pengumpulan data, peneliti mereduksi data yang ada, memilih data-data yang dibutuhkan 3. Penyajian data, yaitu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel. 4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebab-akibat. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dengan langkahlangkah sebagaimana dirumuskan oleh Moleong (2011:127-148), rancangan atau desain dalam pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Tahap pra lapangan yaitu merupakan tahap yang dilakukan mulai dari menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus 6

perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, sampai persoalan etika penelitian. 2. Tahap penelitian lapangan. Pada tahap ini peneliti diharapkan mampu memahami latar peneliti dipersiapkan diri baik secara fisik maupun mental. 3. Tahap analisis data. Setelah data yang terkumpul cukup selanjutnya dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang diteliti. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Setelah dilaksanakannya penelitian dapat digambarkan mengenai pelaksanaan persatuan dan kesatuan bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali, diberikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menarik, menantang, dan menyenangkan tetapi tetap dalam kaidah pendidikan yang sesungguhnya. Antaralain melakukan gotong-royong, musyawarah, memperkuat keamanan, mengikuti bendera hari senin, mengikuti kegiatan pramuka, dan menghargai perbedaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi membangun jiwa persatuan dan kesatuan bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali yaitu dipengaruhi oleh dua faktor yang pertama adalah faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terdiri lingkungan sekolah, pergaulan siswa itu sendiri. Sedangkan faktor internal yaitu keluarga dan diri pribadi. Peranan kegiatan pramuka dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan para siswa menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa indonesia, dari hasil penelitian terbukti dengan mengikuti kegiatan pramuka dapat membangun jiwa persatuan dan kesatuan pada diri siswa MAN 2 Boyolali. Khususnya dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia, sanggub dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa, mengembang rasa bangga berkebangsaan dan bertanah air Indonesia, meningkatkan semangat Bhineka Tuggal Ika, menghindari penonjolan SARA atau perbedaan. D. Kesimpulan 7

Berdasarkan penelitian dan pembahasan sebagaimana sudah diuraikan pada Bab IV maka peneliti yang berjudul peranan kegiatan pramuka dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan (Studi kasus Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali), dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan membangun jiwa persatuan dan kesatuan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali diberikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang menarik, menantang dan menyenangkan tetapi tetap dalam kaidah pendidikan yang sesungguhnya. Antara lain gotong royong, musyawarah, memperkuat sistem keamanan, mengikuti upacara bendera hari senin, mengikuti kegiatan pramuka, menghargai perbedaan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi membangun jiwa persatuan dan kesatuan bagi siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali yaitu dipengaruhi oleh dua faktor yang pertama adalah faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terdiri lingkungan sekolah, pergaulan siswa itu sendiri. Sedangkan faktor internal yaitu keluarga dan diri pribadi. 3. Peranan kegiatan pramuka dalam membangun jiwa persatuan dan kesatuan para siswa menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah bangsa indonesia, dari hasil penelitian terbukti dengan mengikuti kegiatan pramuka dapat membangun jiwa persatuan dan kesatuan pada diri siswa MAN 2 Boyolali. Khususnya dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia, sanggub dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa, mengembang rasa bangga berkebangsaan dan bertanah air Indonesia, meningkatkan semangat Bhineka Tuggal Ika, menghindari penonjolan SARA atau perbedaan. E. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2006. Metode PTK (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung Alfabeta. Sugioyo. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 8

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Miles, Mathew B. dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru). Jakarta: UIP. Moleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rodakarya. 9