BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

Pengertian. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF MELALUI KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Eksistensi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

MONITORING DAN EVALUASI

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN PARTISIPASI ORANG TUA PADA PROGRAM PAUD MELALUI PENYULUHAN DI POS PAUD MELATI 03 (KEL. PADASUKA KEC. CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI)

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM PENGEMBANGAN PAUD TERBUKA DI DESA PRAWIRODIREJAN BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan. spiritual) dan sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama).

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERANAN PAUD DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Disajikan pada pelatihan Tutor PAUD di Bekasi Oleh Babang Robandi PLS-FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. layak, hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

PENGEMBANGAN MODEL POS PAUD KELILING

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berlangsung di tempat-tempat kursus, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seorang anak di masa depan bergantung dari pendidikan yang diperoleh sebelumnya. Keberhasilan anak di jenjang Sekolah Dasar (SD), misalnya, tidak terlepas dari peran orang tua dalam memberikan bekal pendidikan kepada anak-anaknya. Sebelum memasuki jenjang pendidikan formal, pada umumnya orang tua berupaya mendidik anak-anaknya yang berusia 0 sampai 6 tahun secara informal di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Agar lebih teratur, orang tua juga melibatkan anak-anaknya pada suatu kegiatan yang terogasisasi dan sistematis di luar sistem persekolahan formal, yang dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tersebut. Salah satu kegiatan pendidikan norformal yang diterapkan untuk anak-anak 0 sampai 6 tahun adalah pendidikan anak usia dini (PAUD). Di Indonesia, cita-cita besar pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk mengantarkan anak Indonesia menjadi insan yang cerdas komprehensif. Dalam hal ini, program PAUD merupakan salah satu bentuk investasi pengembangan sumber daya manusia. Kelak, sumber daya tersebut diharapkan akan menjadi penggerak pembangunan bangsa dan negara menuju kehidupan yang lebih baik. Menurut Ditjen PAUDNI (2013:i), permasalahan PAUD di Indonesia masih sangat mendasar, baik masalah pemerataan akses maupun mutu. Dari aspek pemerataan, data tahun 2011/2012 menunjukkan APK PAUD untuk kelompok usia 3-6 tahun baru mencapai 60,33 %, padahal target APK Tahun 2013 adalah sebesar 67,4% dan tahun 2014 sebesar 72,9 %. Dari aspek mutu, masih banyak layanan yang belum sesuai standar. Selain itu, data menunjukkan masih terdapat 30.124 desa yang belum memiliki layanan PAUD atau baru sekitar 1

2 39,11% dari 77.013 desa/kelurahan/nama lain di seluruh Indonesia. Hal ini memerlukan kerja keras dan dukungan semua pemangku kepentingan. Pendidikan anak usia dini di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang pesat setidaknya jika dilihat dari adanya peningkatan jumlah satuan PAUD yang diprakarsai oleh masyarakat. Pos PAUD merupakan salah satu contoh PAUD yang dikelola oleh masyarakat. Dari hasil pendataan online, di awal tahun 2013 ini jumlah lembaga Satuan PAUD Sejenis (SPS) yang di dalamnya termasuk Pos PAUD yang sudah terdata adalah 24.143 lembaga. PAUD pada nonformal sebagian besar didirikan oleh masyarakat sekitar yang peduli terhadap penyelenggaraan pendidikan anak usia dini tersebut. Dalam hal ini, PAUD sangat penting bagi keluarga dalam menciptakan generasi muda penerus bangsa sebelum mereka masuk ke jalur pendidikan formal SD, SMP, SLTA sampai perguruan tinggi. Menurut Solehuddin (1997) kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan PAUD dapat didasarkan pada tiga alasan utama: (1) Usia dini (balita) merupakan tahap yang sangat mendasar bagi perkembangan individu anak, (2) Belajar dan perkembangan anak usia dini sampai dewasa merupakan suatu proses yang berkesinambungan, dan (3) Adanya hubungan antara orang tua, masyarakat dan lembaga penyelenggara PAUD. Dalam hal ini, Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelligences) dan kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan Anak Usia Dini, penyelenggaraan Pendidikan bagi Anak Usia Dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh Anak Usia Dini. Pendidikan anak usia dini memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Bihler & Snowman dalam Diah Harianti (1996) menekankan anak usia dini ini kepada anak usia 2,5 tahun sampai dengan usia 6 tahun. Istilah anak usia dini di Indonesia ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Mengacu pada Pasal 1 Ayat 14 Undang-Undang

3 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Adapun pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa (1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Berbeda dengan pernyataan di atas, Bredekamp & Copple (1997) mengemukakan bahwa, pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan usia delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosi, bahasa, dan fisik anak. Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004) ditegaskan bahwa pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Penyelenggaraan PAUD ini tentunya tidak terlepas peranan lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini yang bekerja sama dengan orang tua peserta didik (anak usia dini) dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan Anak Usia Dini memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak. Oleh karena itu lembaga

4 penyelenggara pendidikan anak usia dini perlu menyediakan berbagai program dan kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Penyelenggaraan PAUD dapat berperan seperti yang diharapkan jika lembaga penyelenggara PAUD dapat menerapkan pengelolaan berbagai program pendidikan yang diperlukan oleh peserta. Agar pengelolaan program-program pendidikan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien, diperlukan suatu pengelolaan yang menyeluruh, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penyelenggaraan PAUD. Pos PAUD di Rukun Warga 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur merupakan salah satu penyelenggara pendidikan anak usia dini yang terpadu dengan pelayanan Posyandu. Penyelenggaraan Pos PAUD pada awalnya dibentuk oleh Ibu-Ibu PKK di Posyandu RW 04 sebagai kelanjutan dari pendidikan masa batita (bayi di bawah tiga tahun) ke jenjang pendidikan nonformal di Pos PAUD pada usia empat sampai enam tahun. Semua itu dilakukan sebagai upaya pengembangan pendidikan anak usia dini secara berkelanjutan sebelum anak-anak tersebut memasuki pendidikan formal di SD. Penyelenggaraan Pos PAUD tersebut sudah berjalan beberapa tahun dan telah menghasilkan anak-anak yang siap untuk memasuki pendidikan formal di SD. Namun demikian, penyelenggaraan Pos PAUD di Rukun Warga 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur tidak terlepas dari berbagai masalah yang dihadapinya, terutama dari sisi pengelolaan dan sumber daya yang dimilikinya. Pengelolaan suatu lembaga pendidikan memerlukan perencanaan yang baik sehingga pelaksanaannya juga baik, kemudian perencanaan dan pelaksanaan tersebut dievaluasi sehingga dapat dijadikan umpanbalik untuk perbaikan di periode berikutnya. Penelitian ini dituangkan dalam judul penelitian Pengelolaan Program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi.

5 B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah Pembentukan anak yang sehat, cerdas, dan ceria dapat diperoleh salah satunya melalui pendidikan dan pembinaan yang dilaksanakan pada kegiatan Posyandu. Pada kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini yang berbasis Posyandu ini selain melihat perkembangan anak, juga membina orang tua khususnya ibu agar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan untuk mendidik dan membina anak dengan baik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui pengamatan di Pos PAUD RW. 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi adalah sebagai berikut: 1. Latar belakang pendidikan dan pelatihan kader tutor yang belum memenuhi syarat. 2. Kompetensi dan keterampilan pengelola Pos PAUD yang masih terbatas. 3. Kompetensi tutor Pos PAUD belum optimal dalam memahami materi dan metode mendidik Anak Usia Dini dengan baik. 4. Pengembangan kurikulum Pos PAUD yang belum sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. 5. Tempat penyelenggaraan Pos PAUD yang belum menunjang untuk proses pembelajaran Anak Usia Dini. 6. Potensi keunggulan/muatan lokal yang belum banyak digali untuk mendukung keseluruhan pengelolaan Pos PAUD. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana pengelolaan program Pos PAUD RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi?. Terdapat beberapa pertanyaan yang penulis ungkap dalam penelitian ini yang mengacu pada identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas, yaitu sebagai berikut. 1. Bagaimana perencanaan program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi? 2. Bagaimana pelaksanaan program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi?

6 3. Bagaimana evaluasi program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus kajian penelitian dan perumusan masalah, tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui perencanaan program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi. 2. Mengetahui pelaksanaan program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi. 3. Mengetahui evaluasi program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi. D. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksploratif dengan pendekatan kualitatif atau studi kasus. Penggunaan metode dan pendekatan ini berawal dari tujuan pokok penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh gambaran tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan nilai-nilai teoretis dan praktis dari efektivitas dan efisiensi pengelolaan program Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi. Secara teoretis hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk memberikan sumbangan pemikiran dan gambaran di bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang berkaitan dengan pengelolaan Pos PAUD.

7 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi Pos PAUD dalam pengelolaan Pos PAUD dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi tenaga pendidik, bekerja sama dengan orang tua, dalam mengembangkan program Pos PAUD yang lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik. F. Struktur Organisasi Skripsi Sebagai kerangka dalam penelitian ini, maka struktur organisasi penulisan skripsi disusun sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Skirpsi. Bab II Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran Bab III Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut: Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian ini, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi Pengolahan atau analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan. Bab V Kesimpulan dan Saran.