NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAITUL MAAL BAHTERA. Lembaga Amil Zakat Infaq & Shadaqah. SK.Walikota Pekalongan. Nomor : 451.1/02711 Tgl. 29 Desember 2004

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan qardhul hasan. maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Bank Perkreditan Rakyat didirikan berdasarkan pada pandangan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB II GAMBARAN UMUM BMT BISMILLAH NGADIREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. 4.1 Sistem Informasi Akuntansi Yang Diusulkan

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

MUKADIMAH VISI DAN MISI. dengan sdi yang profesional menuju kesejahteraan bersama dunia dan akhirat

PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT

BAB IV PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA SEMARANG UNTUK PENGEMBANGAN USAHA MIKRO. A. Program Pelaksanaan BAZNAS Kota Semarang dala Pendayagunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT BAITUL MAAL HIDAYATULLAH KUDUS

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Proposal. ZISWAF Ramadhan 1435 H. Jl. Beringin III, Margonda Raya, Depok. Web :

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROPOSAL Waqaf Pembebasan Tempat Tinggal Panti Yatim dan Dhuafa Daarul Adzkar

BAB III. JUAL BELI MURABAHAH di BMT BEN TAQWA. Dengan dipelopori ICMI, MUI, dan PINBUK (Pusat Inskubasi Bisnis

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi pembiayaan Qardhul Hasan pada Baitul Maal wa Tamwil

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBERDAYAAN MUSTAHIK MELALUI PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DI BAITUL MAAL HUDTAMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BINAMA. muda yang didukung oleh para tokoh masyarakat. Pendirian ini didasarkan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB II GAMBARAN UMUM BAYTUL MĀL WAT TAMWIL (BMT) BERSAMA KITA BERKAH. yang didukung oleh sumber daya alam (S DA) yang melimpah, terutama

BAB I PENDAHULUAN. adalah agama fitrah (suci), yang sesuai dengan sifat dasar manusia ( human

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, dilakukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

PROPOSAL WAKAF TANAH UNTUK PERLUASAN LAHAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA BMT QM SEJAHTERA MANDIRI KOTA DEPOK

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pola Qardhul Hasan KJKS BMT Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia. Indonesia

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah dan Perkembangan LAZISMU Pekanbaru. tidak bisa bangkit dalam hidupnya padahal jika kita mau sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Islam berguna untuk membangun keadilan sosial dan ekonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV. Analisis Pinjaman Modal Koperasi Syari ah Madani Agung Sejahtera Masjid. Agung Semarang (KOSAMAS) dan Pengaruhnya dalam Pemberdayaan

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH WALIKOTA BANDA ACEH,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT UNTUK HOME INDUSTRI DI PT. BPRS DAYA ARTHA MENTARI BANGIL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

MENUMBUHKAN JIWA SOSIAL MELALUI SANTUNAN KAUM DHUAFA Tim Penulis : Indri Astuti

BAB II GAMBARAN UMUM BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) AL- AITTIHAD RUMBAI PESISIR PEKANBARU

LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010

BAB III PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MUDHARABAH DI KSPS BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANGBANYUMANIK

Transkripsi:

Al Kaafii Foundation PROPOSAL Pemberdayaan Fakir Miskin ( Program Pemberdayaan fakir miskin melalui Pembiayaan Kebajikan dan Pengembangan SDM Anak Yatim melalui Pendidikan Gratis sampai Perguruan Tinggi ) DIMENSI NAMA PROGRAM LATAR BELAKANG URAIAN PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. At Taubah:103). Zakat adalah rukun Islam ketiga setelah Syahadat dan Shalat. Sehingga Zakat merupakan pokok agama yang sangat penting dan strategis dalam Islam. Jika Shalat berfungsi untuk membentuk keshalehan Muslim dari sisi pribadi, maka Zakat berfungsi membentuk keshalehan Muslim dari sisi sosial. 1

Pembentukan Muslim yang memiliki tingkat keshalehan pribadi dan keshalehan sosial inilah salah satu dari tujuan diturunkannya Risalah Islam kepada Manusia. Pengetahuan, kesadaran dan pengamalan terhadap perintah Shalat sudah cukup merata dikalangan umat Islam di Indonesia, tetapi tidak begitu dengan perintah Zakat. Padahal Shalat dan Zakat adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Al Qur an menyebutkan ayat yang berbarengan antara perintah Shalat dan Zakat dalam 7 (tujuh) ayat. Bahkan Abu Bakar ra dalam suatu pidatonya mengungkapkan : Demi Allah, Saya akan memerangi orang yang memisahkan antara Shalat dan Zakat, karena Zakat adalah kewajiban atas harta (HR.Jamaah). Secara Eksplisit ternyata ayat tersebut di atas juga memberikan tuntunan bahwa seharusnya ada sebuah badan Amilin Zakat yang proaktif menarik Zakat kepada para Muzaki (para wajib zakat) untuk dikelola dan didistribusikan kepada para Mustahik (yang berhak menerima zakat). Agar fungsi Zakat sebagai bagian terpenting dari sistem perekonomian Islam dapat mencapai sasaran yang lebih optimal. Berdasarkan pemikiran inilah, Baitul Maal BMT Bersama Kita Berkah membentuk kepanitiaan Zakat, Infaq, Shadaqah, Waqaf (ZISWAF) untuk menjembatani antara Muzaki dan Mustahik tersebut di atas. Al Kaafii Foundation melalui BMT Bersama Kita Berkah telah menjalankan program pemberdayaan ekonomi umat fakir miskin melalui pengarahan, pembinaan, motivasi serta bantuan permodalan kebajikan yaitu modal tanpa bunga (Qardhul Hasan) bagi kaum dhuafa dan membuat pesantren yatim piatu untuk disekolahkan sampai perguruan tinggi dan santunan untuk yatim piatu lainnya. Dalam kedudukan ini Baitul Maal BMT Bersama Kita Berkah bertindak sebagai mediator untuk mendapatkan sumber dana seperti permodalan yang diperoleh dari Muzaki berupa Zakat, Infaq, Shadaqah, Waqaf, serta dana Hibah atau dana sosial lainnya. TUJUAN 1. Membina fakir miskin menjadi entrepreneur 2. Meningkatkan pendapatan fakir miskin 3. Mengurangi kemiskinan 4. Meningkat sumber daya manusia anak yatim dengan menjadikannya sarjana SASARAN 1. Pemetik manfaat adalah fakir miskin sekitar Tebet 2

(Jakarta Selatan) dan Kampung Melayu, Jatinegara dan daerah Klender 2. Fakir miskin dengan penghasilan berkisar 20.000 50.000,- 3. Anak anak yatim sekitar Tebet, Pangedegan, Bukit Duri dan Lenteng Agung (Jakarta Selatan) dan Kampung Melayu, Jatinegara dan Klender (Jakarta Timur) SISTEM PEMBINAAN 1. Sistem pembiayaan menggunakan akad kebajikan atau Qordhul Hasan yaitu pembiayaan tanpa margin 2. Dana yang diberikan melalui pembiayaan bergulir, pokok diangsur sampai lunas dan diberikan lagi untuk penguatan 3. Setelah kuat, maka untyuk pengembangan BMT BKB memberikan pembiayaan komersil dengan margin yang disepakati 4. Angsuran pokok yang diambil dari dana zakat, akan diberikan ke fakir miskin lainnya dan seterus sehingga memberikan manfaat kepada banyak fakir miskin 5. Terlebih dahulu ada proses seleksi dan pembinaan 6. Anak yatim diasramakan atau dipesantrenkan dan disekolahkan sampai sarjana 1. BMT BKB melakukan pembinaan usaha dan pengajian anggota fakir miskin yang dibiaya dua minggu sekali 2. BMT BKB melakukan pendampingan, monitoring ke anggota fakir miskin satu minggu sekali ke lokasi usaha mereka 3. Anggota fakir miskin yang dibiayai diwajibkan untuk menabung di BMT BKB 4. anak yatim dipondok diajarkan agama, menghapal Al Quran kursus bahasa inggris dan pelajaran lainnya PROSES PEMILIHAN CALON FAKIR MISKIN YANG DIBIAYAAI Pemilihan calon pemetik manfaat menjadi bagian yang sangat penting dalam pengamanan dana program. Proses standar yang dilakukan BMT BKB dalam penentuan calon sasaran adalah sebagai berikut : 1. Studi Kelayakan Anggota (SKO) : Merupakan proses seleksi awal apakah calon sasaran memiliki persyaratan mengikuti program. SKO juga menjadi alat identifkasi potensi calon pemetik manfaat. 2. Pengisian Surat Pengajuan Pembiayaan, Setiap individu akan mengisi surat pengajuan usaha. Pengisian SPP ini akan didampingi oleh pendamping dalam hal pembuatan cash flow, analisa usaha, perhitungan usaha dll. 3

3. Survei: dilakukan oleh Manager Program atau orang yang ditunjuk oleh manager program. Survei ini untuk melihat kelayakan dan kesiapan individu untuk mendapatkan pembiayaan atau belum. 4. Rapat komite: adalah untuk menentukan apakah individu ini layak diberikan pembiayaan atau belum, berapan nominal yang pantas untuk diberikan dsb. Rapat komite ini dihadiri oleh pendamping, manager program, bagian keuangan dan direktur 5. Akad : akad perjanjian dengan individu yang telah disetujui dilakukan dikantor BMT BKB Proses ini semata-mata untuk sarana pembelajaran agar calon pemetik manfaat sadar bahwa mereka sedang bergabung dengan sebuah program yang terkordinasi. PERTEMUAN ANGGOTA Pertemuan anggota, Wajib dilakukan sekurang-kurangnya 2 minggu sekali. Hal ini akan memudahkan control terhadap perkembangan usaha anggota dan angsuran pokok pembiayaan ALUR / TAHAPAN PEMBIAYAAN TAHAPAN KETERANGAN A. PROSES PENGAJUAN Tahap 1 Pengajuan anggota penyaluran revolving fund dengan akad qordhul hasan dari anggota melalui pendamping dengan mengisi SPP dan SKO terlebih dahulu SPP diserahkan oleh anggota kepada pendamping paling lambat 2 hari sebelum rapat komite Tahap 2 SPP SKO anggota dibahas malalui rapat Komite yang terdiri dari : pendamping, manager program, bagian keuangan dan direktur SPP SKO yang disetujui Komite diajukan ke bagian administerasi untuk diketik akad Tahap 3 SPP SKIM yang disetujui anggota atau pun yang ditolak, diberitahukan oleh pendamping kepada mitra bahwa pengajuannya telah disetujui Pendamping memberitahukan kepada mitra tanggal akad Tahap 4 Pengakad-an dilakukan dikantor BMT BKB antara anggota dengan manager program Pencairan SPP anggota oleh Bag. Keuangan langsung ke anggota di kantor BMT BKB 4

B. PROSES ANGSURAN Tahap 1 Anggota menyetor angsuran kepada pendamping per minggu dengan mengisi slip setoran rangkap 3 (arsip anggota, pendamping dan Bag.Keuangan) Tabungan anggota disetor ke pendamping Tahap 2 Pendamping menyetor angsuran POKOK dan tabungan ke teller ( Bagian Keuangan ) siang hari jam 14.00 Tahap 3 Bagian keuangan memasukkan data anggota kedalam sistem komputerisasi dan pengarsipan DANA YANG DIBUTUHKAN Program ini pemberdayaan fakir miskin mengikuti perkembangan dana yang terkumpul Untuk sekarang ini,pengembangan SDM anak yatim dibutuhkan dana 336.000.000 pertahun untuk 30 anak Rekening Nama Bank : PT. Bank Syariah Mandiri Capem Kuningan Norek. : 7020528227 Atas nama : BMT Bersama Kita Berkah Penutup PENANGGUNG JAWAB PROGRAM Program yang dilakukan oleh BMT BKB menganut prinsip bahwa dana yang digulirkan dalam komunitas sasaran akan menjadi asset produktif sasaran mereka, hingga kemandiriaan tercapai. Semoga program ini bermanfaat bagi semua pihak. Program ini disetujui oleh; Drs. Sulaeman Hayyun Sekretaris KH. DR. Ali Sibromalisi, MA Ketua Pengurus Catatan: Kami telah bertahun-tahun menyelenggarakan kegiatan pendidikan, santunan anak yatim, bea siswa, santunan fakir miskin, serta sunatan massal. Anda bisa melihat kegiatan dan foto-fotonya di website kami: http://kaafii-indonesia.or.id/layanan 5

6