Hubungan Antara Pengetahuan, lingkungan Sosial, dan Pengaruh Iklan Rokok dengan Frekuensi Merokok (Studi pada Siswa Kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DAN GANGUAN POLA TIDUR DENGAN IMT PADA SISWA KELAS XI SMA YPKP KADER PEMBANGUNAN BATURAJA TAHUN 2014

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua Dan Teman Sebaya Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMK 2 Mei Bandar Lampung. Gede Merta Mertana

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA USIA TAHUN DI DESA PANAWAREN KECAMATAN SIGALUH KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

BAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa SMP Kelas IX Husni Thamrin Medan tentang Bahaya Rokok terhadap Timbulnya Penyakit Paru.

HUBUNGAN ANTARA IKLAN ROKOK DENGAN SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA (Studi Kasus di SMA Negeri 4 Semarang) ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA SMK NEGERI 2 BUNGORO KAB. PANGKEP

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

PENGARUH PAPARAN ASAP ROKOK TERHADAP PERILAKU BELAJAR DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA DI SMA N 2 SEMARAPURA

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

HUBUNGAN PENGARUH ASAP ROKOK DENGAN TERJADINYA KELUHAN PADA MATA.

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seluruh dunia sejak satu dekade yang lalu (Mayasari, 2007). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

GAMBARAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI- LAKI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

Sri Wulandari : Pengetahuan Siswa Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMP Negeri 2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. walaupun sering ditulis di surat-surat kabar, majalah dan media masa lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

Transkripsi:

Hubungan Antara Pengetahuan, lingkungan Sosial, dan Pengaruh Iklan Rokok dengan Frekuensi (Studi pada Siswa Kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal) Diky Sukma Wibawa 1 Margo Utomo 2 Merry Tiyas Anggraini 3 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang 2 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang 3 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar Belakang : merupakan salah satu penyebab terjadinya 90% kanker paru pada laki laki dan 70% pada perempuan, 22% dari penyakit jantung, kanker mulut dan tenggorokan, kanker esofagus, kanker kandung kemih, serangan jantung dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru paru. Banyak alasan yang menyebabkan remaja merokok, beberapa sebabnya adalah kurangnya pengetahuan secara mendalam akan akibatnya, melihat dan mengikuti kebiasaan di lingkungannya (misalnya orang tua, teman, guru), identitas diri, menyangkut rasa kedewasaan dan harga diri, terpengaruh oleh iklan-iklan rokok, memperoleh rasa tenang ketika merokok, serta merokok sudah lumrah bagi manusia. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan, lingkungan sosial dan pengaruh iklan rokok dengan frekuensi merokok terhadap siswa kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat melalui pengkajian hipotesis. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kendal dengan menggunakan metode survei yang dilakukan dengan pemberian kuisioner pada masing-masing siswa dari masing-masing kelas yang telah ditentukan dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal yang berjumlah 310 orang yang terbagi menjadi 9 kelas dengan besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah 74 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik proportional stratified random sampling. Hasil Penelitian : Hasil uji statistik Rank Spearman menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa mengenai rokok dengan frekuensi merokok, ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan frekuensi merokok, serta ada hubungan yang signifikan antara pengaruh iklan rokok dengan kejadian frekuensi merokok. Kata Kunci : Pengetahuan mengenai rokok, lingkungan sosial, pengaruh iklan rokok, frekuensi merokok. The Correlation Between Knowledge, Social Environment and Influence of Cigarette Advertisement with The Frequency of Smoking (Study on 3 th Grade Student of Vocational High School State 2 at Kendal) ABSTRACT Background: Smoking is one out of several causation that occur 90% lung cancer to men and 70% to women, 22% of heart disease, mouth and throat cancer, esophagus cancer, bladder cancer, heart attack and another disease like blood artery stricture, hypertension, heart and lung. A lot of reason that cause the adolescent to smoke, some of them are less of knowledge deeply, take a look at and take a part of the habit in it environmental (such as parent, friend, and teacher), self identity, involving a sense of maturity and self esteem, influenced by cigarrete ads, gain a sense of calm when smoking and smoking was common for human. Objective: To find the correlation between knowledge, social environment and influence of cigarette advertisement with the frequency of smoking to 3 th grade student of vocational high school state 2 at Kendal. Methods: This research is an explanatory research which explain if there is a correlation between the independent variable with the dependent variable by hypothesis study. This research implemented at vocational high school state 2 at Kendal by using method survey which done by giving the quesinnaires in each class that have been determined by cross sectional approach. The population research is all 3 th grade student of vocational high school state 2 at Kendal which has 310 students that divided to 9 class with minimal total sampling of this research is 74 students. The sampling technic of this research is proportional stratified random sampling. The results: The Rank Spearman test resulted the p value < 0.05 which means there is significant correlation between independent variable with dependent variable. Conclusion: There is significant correlation between student s knowledge of cigarette with the frequency of smoking, there is significant correlation between social environment with the frequency of smoking, there is significant correlation between influence of cigarette advertisement with the frequency of smoking. Key words: Knowledge about smoking, social environment, influence of cigarette advertisement, frequency of smoking. Korespondensi: Diky Sukma Wibawa, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Jl. Wonodri No. 2A. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, telepon/faks (024) 8415764. 21

PENDAHULUAN Jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang pada tahun 2008, bila jumlah penduduk dunia pada tahun yang sama mencapai 6,7 milyar jiwa, maka berarti prevalensi perokok dunia pada tahun 2008 mencapai 19,4%. Menurut WHO, 80% perokok di dunia berdomisili di negaranegara berkembang. Terdapat lebih dari 50 juta orang di Indonesia yang membelanjakan uangnya secara rutin untuk membeli rokok. (WHO, 2008). Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kebiasaan merokok akan menurunkan kemampuan ekonomi keluarga miskin yang banyak terdapat di negara-negara berkembang. Sedangkan menurunnya kemampuan ekonomi akan berakibat lebih lanjut pada menurunnya kemampuan menyediakan makanan bergizi bagi keluarga, pendidikan dan upaya memperoleh pelayanan kesehatan. Sepertiga dari penduduk di dunia terutama pada populasi dewasa adalah perokok dengan perincian 57% diantaranya adalah laki laki dan 43% diantaranya adalah perempuan. Satu dari sepuluh kematian di dunia adalah akibat rokok dengan jumlah kematian mencapai 500 juta orang per tahun. Dalam setiap enam detik terdapat satu kematian akibat rokok. (Gondodiputro, 2007) merupakan salah satu penyebab terjadinya 90% kanker paru pada laki laki dan 70% pada perempuan, 22% dari penyakit jantung, kanker mulut dan tenggorokan, kanker esofagus, kanker kandung kemih, serangan jantung dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru paru dan bronkitis kronis. (Kaplan, 1993) Presentase nasional merokok setiap hari pada penduduk umur > 10 tahun adalah 23,7%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi merokok setiap hari pada penduduk umur > 10 tahun di atas prevalensi nasional, yaitu Sumatera Barat (25,7%), Riau (24,4%), Jambi (24,5%), Sumatera Selatan (25,4%), Bengkulu (29,5%), Lampung (28,8%), Bangka Belitung (24,6%), Jawa Barat (26,6%), Jawa Tengah (24,3%), DI Yogyakarta (23,8%), Jawa Timur (24,3%), Banten (25,8%), Nusa Tenggara Barat (25,2%), Sulawesi Utara (24,6%), Sulawesi Tengah (24,6%), Gorontalo (27,1%) dan Maluku Utara (23,9%). (Riskesdas, 2007) Secara nasional, rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari oleh lebih dari separuh perokok (52,3%) adalah 1-10 batang. Sekitar dua dari lima perokok saat ini rata-rata merokok sebanyak 11-20 batang per hari. Sedangkan prevalensi yang merokok rata-rata 21-30 batang per hari dan lebih dari 30 batang per hari masingmasing sebanyak 4,7 persen dan 2,1 persen. Provinsi dengan rata-rata penduduk yang merokok 1-10 batang per hari paling tinggi dijumpai di Maluku (69,4%), disusul oleh Nusa Tenggara Timur (68,7%), Bali (67,8%), DI Yogyakarta (66,3%) dan Jawa Tengah (62,7%). (Riskesdas, 2010) Tingginya persentase penduduk Indonesia yang mempunyai kebiasaan merokok, kesehatan menjadi salah satu faktor yang tidak bisa dikesampingkan. Tercatat tidak kurang dari 4.000 jenis zat kimia yang terkandung dalam sebatang rokok dan 60 zat diantaranya bersifat karsinogenik dan bersifat adiktif. Dilihat dari sisi kesehatan bahan bahan kimia yang terkandung di dalam rokok akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat. Ketertarikan awal individu untuk merokok pada umumnya muncul saat usia remaja, 15-19 tahun atau sewaktu duduk di bangku SMA. Kebiasaan merokok di kalangan remaja mempunyai dampak negatif yang lebih berbahaya jika dibandingkan dengan perokok secara umum, karena dari kebiasaan merokok tersebut dapat menjadi jembatan yang membawa individu pada bahaya yang lebih besar seperti bahaya narkotika terutama ganja. Banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa remaja merokok, beberapa sebabnya adalah kurangnya pengetahuan secara mendalam akan akibatnya, melihat dan mengikuti kebiasaan di lingkungannya (misalnya orang tua, teman, guru), identitas diri, menyangkut rasa kedewasaan dan harga diri, terpengaruh oleh iklan-iklan rokok, memperoleh rasa tenang ketika merokok, serta merokok sudah lumrah bagi manusia. (Gondodiputro, 2007; Komalasari, 2008) Remaja yang merokok juga merupakan fenomena yang ada di masyarakat. Gaya hidup remaja banyak dipengaruhi gemerlapnya kota besar yang glamor. Munculnya budaya merokok dikalangan remaja diakibatkan oleh pergaulan dan gencarnya iklan rokok, yang mendorong remaja untuk merokok. Selama ini orang menganggap citra atau image dari merokok menandakan orang gaul, terlihat keren, membuat tubuh bugar, stres hilang, menjaga kecantikan atau membuat tubuh ideal. Ini adalah akibat promosi rokok yang dilakukan sedemikian rupa. Perusahaan rokok berlombalomba memberikan sponsor pada kegiatan olahraga, acara remaja, dan konser musik di Indonesia. Rokok dalam promosinya, diasosiasikan dengan keberhasilan dan kebahagiaan. Pendapatan dari iklan rokok di Indonesia melalui media massa meningkat, sehingga menimbulkan persepsi bahwa rokok adalah sarana untuk mencapai kedewasaan, mencapai kepercayaan diri dan sebagainya. Hal ini didukung dengan penelitian dari WHO yang memperkirakan bahwa kenaikan jumlah perokok Indonesia, khususnya anak usia muda, 22

karena gencarnya iklan rokok melalui berbagai media, sponsorship pada kegiatan olahraga dan hiburan. (Komalasari, 2008; Mangoenprasodjo dan Hidayati, 2005) Berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi merokok di luar perkotaan adalah 67 % dibandingkan dengan 58,3 % di perkotaan. Atas dasar penelitian tersebut maka dilakukan penelitian di wilayah Kendal. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Negeri 2 Kendal melalui observasi, sekitar 7 dari 10 siswa merokok di luar jam sekolah. Berdasarkan hal yang diuraikan maka peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan pengetahuan, lingkungan sosial dan pengaruh iklan rokok dengan frekuensi merokok terhadap siswa kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat melalui pengkajian hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal sesuai dengan kriteria inklusi, diperoleh dengan cara proportional stratified ranrom sampling. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan pemberian kuisioner pada masing-masing siswa dari masingmasing kelas yang telah ditentukan,. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dianalisis untuk mengetahui gambaran responden menurut variabel yang diteliti dan menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat. Analisis bivariat yaitu menggunakan uji korelasi Rank Spearman, uji normalitas dengan Kolmogorof-Smirnov. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan Siswa Mengenai Rokok Distribusi frekuensi pengetahuan siswa mengenai rokok responden seperti yang tertera dalam tabel 1 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa Mengenai Rokok Sangat Baik 49 66,2 Baik Kurang Baik 18 7 24,3 9,5 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan siswa mengenai rokok dalam penelitian ini bahwa responden paling banyak yang berpengetahuan sangat baik mengenai rokok yaitu sebanyak 49 responden (66,2%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan tidak baik mengenai rokok (0%). Lingkungan Sosial Distribusi frekuensi lingkungan sosial responden seperti yang tertera dalam tabel 2 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Lingkungan Sosial Sangat Berpengaruh Berpengaruh 2 24 2,7 32,4 Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh 38 10 51,4 13,5 Distribusi frekuensi berdasarkan lingkungan sosial dalam penelitian ini bahwa paling banyak lingkungan sosial kurang berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 38 responden (51,4%) dan paling sedikit lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 2 responden (2,7%). Iklan Rokok Distribusi frekuensi pengaruh iklan rokok responden seperti yang tertera dalam tabel 3 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengaruh Iklan Rokok Frekuensi Presentase (%) Sangat Berpengaruh 7 9,5 Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh 17 28 22 23,0 37,8 29,7 Distribusi frekuensi berdasarkan pengaruh iklan rokok dalam penelitian ini bahwa paling banyak iklan rokok kurang berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 28 responden (37,8%) dan paling sedikit iklan rokok yang sangat berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 7 responden (9,5%). Frekuensi Distribusi frekuensi berdasarkan frekuensi merokok responden seperti yang tertera dalam tabel 4 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Perokok Kurang Berat Perokok Ringan 31 43 41,9 58,1 23

Distribusi frekuensi berdasarkan frekuensi merokok responden dalam penelitian ini bahwa mayoritas responden yang masuk dalam kategori perokok ringan yaitu sebanyak 43 responden (58,1 %) dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori perokok sangat berat dan perokok berat. Variabel frekuensi merokok yang diteliti dalam nilai terendah, tertinggi, rata-rata dan simpangan baku seperti yang tertera dalam tabel 5 Tabel 5 Statistik Deskriptif Variabel Frekuensi Variabel n Minimal Maksimal Frekuensi merokok (batang/hari) 74 1 12 6,82 Rata - rata Frekuensi merokok responden berkisar antara 1 batang/hari sampai 12 batang/hari. Rata rata frekuensi merokok responden 6,82 batang/hari. diperoleh nilai Correlation Coefficient = - 0,241 berlawanan karena hasilnya negatif ( -) namun memiliki hubungan yang lemah karena berada di rentang nilai - 0,2 sampai 0,399 sedangkan nilai p = 0,039 ( p < 0,050 ) artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa mengenai rokok dengan frekuensi merokok, semakin baik pengetahuan responden mengenai rokok maka semakin rendah frekuensi merokok responden. diperoleh nilai Correlation Coefficient = 0,275 sedangkan nilai p = 0,018 ( p < 0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan frekuensi merokok, semakin tinggi pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku merokok responden maka semakin tinggi pula frekuensi merokok responden. diperoleh nilai Correlation Coefficient = 0,271 sedangkan nilai p = 0,018 ( p < 0,050 ) artinya ada hubungan yang signifikan antara pengaruh iklan rokok dengan frekuensi merokok, semakin tinggi pengaruh iklan rokok terhadap responden maka semakin tinggi pula frekuensi merokok responden. PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan Siswa Mengenai Rokok dengan Frekuensi diperoleh nilai Correlation Coefficient = - 0,241 berlawanan karena hasilnya negatif ( -) namun memiliki hubungan yang lemah karena berada di rentang nilai - 0,2 sampai 0,399 sedangkan nilai p = 0,039 ( p < 0,050 ) artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa mengenai rokok dengan frekuensi merokok. Berdasarkan dari data hasil uji di atas menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima karena telah terbukti bahwa adanya analisis yang menunjukkan hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel yang diuji. Adanya hubungan tersebut dikarenakan bahwa banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa remaja merokok, beberapa sebabnya adalah kurangnya pengetahuan secara mendalam akan akibatnya sehingga remaja yang kurang mengetahui akan dampak merokok memiliki frekuensi merokok yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang lebih mengetahui akan dampak dari merokok. (Komalasari, 2008) Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Frekuensi diperoleh nilai Correlation Coefficient = 0,275 sedangkan nilai p = 0,018 ( p < 0,050) artinya ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan frekuensi merokok, semakin tinggi pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku merokok responden maka semakin tinggi pula frekuensi merokok responden. Berdasarkan dari data hasil uji di atas menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima karena telah terbukti bahwa adanya analisis yang menunjukkan hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel yang diuji. Adanya hubungan tersebut dikarenakan faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial atau lingkungan. Terkait itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter seseorang banyak di bentuk oleh lingkungan sekitar, baik keluarga, tetangga ataupun teman pergaulan. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka. Biasanya, mereka memperhatikan tindakan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru perlakuannya. Hal ini sebagai suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup. Namun, sangat disayangkan karena tidak hanya kebiasaan kebiasaan yang baik saja yang ditiru, melainkan juga kebiasaan kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok. (Aula, 2010) 24

Hubungan Pengaruh Iklan Rokok Dengan Frekuensi diperoleh nilai Correlation Coefficient = 0,271 sedangkan nilai p = 0,018 ( p < 0,050 ) artinya ada hubungan yang signifikan antara pengaruh iklan rokok dengan frekuensi merokok, semakin tinggi pengaruh iklan rokok terhadap responden maka semakin tinggi pula frekuensi merokok responden. Berdasarkan dari data hasil uji di atas menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima karena telah terbukti bahwa adanya analisis yang menunjukkan hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel yang diuji. Adanya hubungan tersebut dikarenakan remaja merupakan kelompok tertinggi yang rentan terhadap pengaruh iklan, baik di media massa (cetak dan elektronik) maupun papan ikla n dipinggir jalan. (Kuswandi, 1996) SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai yaitu: Mayoritas responden yang berpengetahuan sangat baik mengenai rokok yaitu sebanyak 49 responden (66,2%). Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 2 responden (2,7%) dan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 24 responden (32,4%). Iklan rokok yang sangat berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 7 responden (9,5%) dan iklan rokok yang berpengaruh terhadap responden yaitu sebanyak 17 responden (23,0%). Mayoritas responden masuk dalam kategori perokok ringan yaitu sebanyak 43 responden (58,1 %). Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa mengenai rokok dengan frekuensi merokok pada siswa SMK Negeri 2 Kendal. Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan frekuensi merokok pada siswa SMK Negeri 2 Kendal. Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh iklan rokok dengan frekuensi merokok pada siswa SMK Negeri 2 Kendal. UCAPAN TERIMA KASIH Siswa kelas 3 SMK Negeri 2 Kendal, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru SMK Negeri 2 Kendal. DAFTAR PUSTAKA 1. Aula, Lisa Ellizabet., 2010. Stop. Yogyakarta: Garailmu. 2. Gondodiputro, S., 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-bentuk Sediaan Tembakau. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Available from: http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/ uploads/publikasi_dosen/rokok.pdf.( Accessed 2011 July 12 ) 3. Kaplan, RM, Sallis, J.F., Patterson, T.L., 1993. Health and Human Behavior. New York: McGraw-Hill Book Co. 4. Komalasari, D., Helmi, A.F., 2008. Faktorfaktor Penyebab Perilaku Pada Remaja. Universitas Gadjah Mada Press.; Available from: http://avin.staff.ugm.ac.id?data/jurnal/peri laku_merokok_avin.pdf. ( Accessed 2011 July 12 ) 5. Kuswandi, Wawan., 1996. Komunikasi Massa-Sebab Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta. 6. Mangoenprasodjo, A. Setiono dan Hidayati, Sri Nur., 2005. Hidup Sehat Tanpa Rokok. Yogyakarta: Pradipta Publishing. 7. Riskesdas. 2007. Available from: http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/ data/lapriskesdas.pdf ( Accessed 2011 July 12 ) 8. Riskesdas. 2010. Available from: http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id /laporan2010/reg.php ( Accessed 2011 July 12 ) 9. Riwidikdo H. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendiakia Press; 2007. 10. WHO. 2008. WHO report on the Global Tobacco Epidemic.WHO. Available from: http://www.who.int/tobacco/mpower/mpo wer_report_full 2008.pdf. ( Accessed 2011 July 12 ) 25