Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N.

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BENTUK, FUNGSI DAN JENIS TINDAK TUTUR DALAM KOMUNIKASI SISWA DI KELAS IX UNGGULAN SMP PGRI 3 DENPASAR. Ni Nyoman Ayu Ari Apriastuti

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

TINDAK DIREKTIF BAHASA INDONESIA PADA POSTER BADAN LINGKUNGAN HIDUP DI TAMAN WISATA STUDI LINGKUNGAN KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

TINDAK TUTUR DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

2015 ANALISIS TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM TEKS IKLAN PADA MAJALAH ONLINE LA GAZETTE DE COTE-D OR EDISI BULAN JANUARI MARET

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM KEGIATAN KESAMAPTAAN DI SMK NEGERI 2 REMBANG

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

ANALISIS TINDAK TUTUR WACANA IKLAN DALAM MAJALAH GENIE EDISI NOVEMBER 2011 (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

III. METODE PENELITIAN

TINDAK TUTUR GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK WANGUN SESANA PENARUKAN SINGARAJA

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai alat sosial, dan sebagai sarana mengekspresikan diri (2007:3). Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUTURAN DIREKTIF DALAM WACANA MOTIVASI DARWIS TERE LIYE DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN KEMUNGKINAN EFEK YANG DITIMBULKANNYA SKRIPSI

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja

Transkripsi:

SELOKA 4 (2) (2015) Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO Yuliarti, Rustono, Agus Nuryatin Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima September 2015 Disetujui Oktober 2015 Dipublikasikan Nopember 2015 Keywords: speech act speech trilogy novel Abstrak Tujuan penelitian tesis ini adalah (1) mengidentifikasi jenis-jenis TTD yang ada di dalam novel Trilogi karya Wibowo; (2) mendeskripsi fungsi TTD dalam novel Trilogi karya Wibowo; (3) menentukan jenis TTD dalam novel Trilogi karya Wibowo,dan (4) menentukan fungsi TTD dalam novel Trilogi karya Wibowo. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Analisis data menggunakan analisis pragmatik dengan teknik padan pragmatis dan teknik agih. Pemaparan hasil analisis data menggunakan metode informal. Hasil penelitian adalah tuturan di dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo ditemukan berbagai macam variasi tuturan. Berdasarkan jenis tindak tutur dalam tuturan direktif ditemukan tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur harfiah, dan tindak tutur tidak harfiah. Berdasarkan fungsi pragmatis tindak tutur direktif ditemukan fungsi direktif yang meliputi fungsi mengajak, perintah, memperingatkan, bertanya, melarang, menasihati, mendorong, memohon, mengizinkan, menyarankan, mengajak, meminta, dan mengkomando. Berdasarkan dominasi jenis TTD yang paling banyak ditemukan adalah TTD tindak tutur langsung dan tidak langsung, dominasi fungsi yang banyak ditemukan adalah TTD dengan fungsi perintah dan pertanyaan. Abstract The research objective of this thesis were (1), to identify the types of TTD in the trilogy novel Wibowo works; (2) a description of the TTD function in the trilogy novel of Wibowo works; and (3) to determine the type and function of TTD in the trilogy novel of Wibowo works, (4) to determine the type and function of TTD in the trilogy novel of Wibowo work. The data collection methods were done by heed and record methods. Data Analysis used a pragmatic analysis with the pragmatic match and agih techniques. Data analysis exposure used informal methods.results of the study were the speech in the discourse of the trilogy novel of Wibowo work political found. Based on the type of speech act in a directive speech found a direct, indirect, literal and non literal speech acts. Based on the pragmatic functions of speech acts directive found that the directive functions included invites, orders, warning, ask, prohibit, advise, encourage, plead, permit, advise, encourage, ask, and command functions. Based on the dominant most commonly found TTD was TTD of direct and indirect speech acts, and the dominance of the functions commonly found was TTD with the functions of commands and questions. 2015 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233 E-mail: biomul@gmail.com ISSN 2301-6744 78

PENDAHULUAN Bahasa merupakan kunci utama dalam komunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi salah satu bagian penting dalam mengembangkan kebudayaan maupun ilmu pengetahuan. Sependapat dengan hal tersebut Tarigan (1990:4) menyatakan bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi vital. Bahasa adalah salah satu ciri pembeda utama antara makhluk satu dengan lainnya. Keraf (1984:4) menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksud seseorang. Bahasa berperan penting dalam dunia sastra. Hal ini karena bahasa mempunyai pengaruh dalam perkembangan dunia sastra karena terdapat beragam bahasa lain yang dapat kita pelajari di dalamnya sekaligus dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk perkembangan bahasa. Di dalam ilmu pragmatik bahasa dapat dimanfaatkan untuk perkembangan dunia sastra, yaitu untuk mengetahui apa yang dimaksudkan penutur terhadap mitra tutur agar langsung dikabulkan oleh penutur. Di dalam novel, apabila seseorang ingin menyampaikan sesuatu, bertujuan meyakinkan dan memberitahukan sesuatu kepada pendengarnya dengan salah satu cara. Komunikasi yang berwujud tuturan maupun percakapan dilakukan dengan berbagai cara untuk menarik masyarakat. Seorang penutur bebas menggunakan bahasa yang hidup dan berkembang di masyarakat. Seorang penutur juga harus dapat memilih kosakata yang akan digunakan dalam komunikasi. Tujuan pemilihan ini adalah agar mitra tutur dapat dengan mudah memahami maksud yang akan disampaikan oleh penutur. Secara khusus, tindak tutur dibahas dalam kajian pragmatik, tindak tutur merupakan satuan analisis pragmatik yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya Rustono (1999:21). Sementara itu Sumarsono (2004: 48) mengatakan tindak tutur adalah suatu ujaran sebagai suatu fungsional dalam komunikasi.suatu tuturan merupakan sebuah ujaran atau ucapan yang berfungsi tertentu di dalam komunikasi, artinya ujaran atau tuturan mengandung maksud. Maksud tuturan sebenarnya harus diidentifikasi dengan melihat situasi tutur yang melatarbelakanginya, dalam menelaah maksud tuturan situasi penelaahan yang tidak memperhatikan situasi tutur akan menyebabkan hasil yang keliru. Tuturan memiliki jenis, fungsi yang beragam. Begitu pula novel, di dalamnya mengandung jenis tuturan yang beragam dan mempunyai fungsi pragmatis yang beragam pula. Jenis tuturan jika dianalisis berdasarkan kajian pragmatik sangatlah banyak. Salah satunya jenis tuturan direktif, jenis tuturan ini merupakan tuturan yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan apa yang dilakukan oleh penutur. Fraser (1978) menyebut tindak tutur ekspresif dengan istilah evaluatif. menyuruh, memerintah, memohon, mengimbau, menyarankan, dan tindakantindakan lain yang diungkapkan oleh kalimat bermodus imperative. Sementara itu, fungsi pragmatis tuturan adalah fungsi yang diacu oleh maksud tuturan di dalam pemakaiannya untuk berkomunikasi antar penutur.misalnya fungsi pragmatis direktif yakni fungsi yang dimaksud tuturan di dalam pemakaiannya untuk berkomunikasi antarpenutur dengan fungsi pragmatis ini, penutur bermaksud melakukan apa yang dimaksudkan oleh penutur atas hal yang dituturkannya, tindak tutur memohon, tindak tutur pertanyaan,tindak tutur perintah, tindak tutur larangan, tindak tutur pemberian izin, dan tindak tutur menasihati. Tuturan dalam novel merupakan salah satu bentuk tindak tutur yang dapat dijadikan sarana komunikasi. Di dalamnya terdapat informasi, pernyataan rasa senang, marah, kesal atau simpati.sebagai sarana komunikasi apabila disampaikan dengan tepat, novel dapat berfungsi bermacam-macam. Tuturan di dalam novel yang mengandung maksud apa yang diinginkan oleh penutur. Novel berisi cerita dan merupakan karya sastra yang populer dimana 79

terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik Pradopo (2008). Tuturan dalam novel timbul karena ada dua orang atau lebih yang sedang melakukan komunikasi di dalam tuturan tersebut mengandung maksud, tujuan dan fungsi pragmatik tertentu menghasilkan beberapa pengaruh pada lingkungan penyimak. Novel dapat dikaji dalam bentuk pragmatik yang merupakan bagian dari linguistik, mengkaji kegiatan berbahasa dalam dunia percakapan yang sesuai dengan konteks pemakaiannya, percakapan yang demikian bersifat pragmatik, baik percakapan yang bersifat monolog (antara pengarang dan pelaku), maupun dialog (antara pelaku). Tindak tutur dapat dilihat dari segi makna tindakan berbentuk kalimat dan dapat dipahami secara jelas tuturan penutur kepada mitra tutur.bahasa yang dituturkan oleh penutur tidak hanya bermakna menginformasikan, tetapi terdapatnya suatu makna tindakan yang diinginkan si penutur.berdasarkan uraian tersebut, menarik untuk dilakukan analisis TTD pada novel Trilogi Karya Wibowo. Novel Trilogi karya Wibowo ini adalah novel naratif yang dikemas dengan bahasa yang lugas. Novel ini diangkat dari pengalaman penulis itu sendiri (Wibowo) dari perjalanannya berkunjung ke berbagai negara. Dari negara-negara yang dikunjungi memiliki bahasa yang berbeda-beda, sehingga penulis novel cenderung tidak menggunakan banyak ragam gaya bahasa dalam penulisan novelnya tetapi menerjemahkan percakapan dengan beragam bahasa tersebut ke dalam Bahasa Indonesia yang lugas dan mudah dipahami. Novel merupakan sarana komunikasi kepada pembaca yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis dan fungsi tuturan yang mempunyai maksud dan makna berbeda. Tindak tutur direktif (selanjutnya disingkat TTD) dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan maksud agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturantuturan yang termasuk jenis tindak tutur direktif adalah: memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberi aba-aba, dan menantang. Objek penelitian ini adalah tuturan dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo. Tuturan tersebut dijadikan sebagai objek penelitian karena di dalam novel ini merupakan sekumpulan pengalaman atau kejadian yang dialami sendiri oleh pengarang dalam novel Trilogi yang dibentuk dalam Wibowo dalam tiga buku. Buku yang pertama terbit adalah novel Selimut Debu di dalam buku ini terdapat banyak sisipan infomasi tentang budaya dan sejarah Afganistan. Wibowo mendapatkan informasi itu dari beragam buku tentang Afganistan yang dibawanya selama perjalanan. Buku kedua yang terbit adalah Garis Batas dalam buku ini cerita yang ditampilkan terasa lebih dalam karena bukan hanya tentang petualangan saja tapi juga tentang makna dari sebuah perjalanan yang menarik membaca kisah hidup sejarah dan kebudayaan orang-orang yang hidup di Asia Tengah. Semua dipaparkan dengan sangat menarik oleh Wibowo.Buku yang ketiga karangan Wibowo adalah Titik Nol merupakan buku yang sangat personal berisi kisah perjalanan seorang anak yang pada akhirnya pulang.wibowo sudah berjalan kilometer, tapi pada akhirnya dia menggali makna tentang perjalanan dari Ibunya yang justru tidak pergi kemana-mana. TTD tersebut dijadikan sebagai objek penelitian karena di dalam novel ini terdapat banyak TTD yang dalam bahasa percakapan oleh para tokoh dalam novel. Oleh karena itu, apabila dilihat dan dipahami secara cermat dalam novel Trilogi karya Wibowo bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang mengungkapkan ekspresi yang dituangkan oleh penutur dan mitra tutur dalam cerita secara baik dan lancar. METODE Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan secara teoretis dan pendekatan secara metodologis. 80

Pendekatan penelitian secara teoretis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik artinya peneliti sebagai penganalisis wacana mempertimbangkan gejala kebahasaan yang bersifat progesif. Dengan demikian peneliti menggunakan sudut pandang pragmatis dalam melakukan penelitiannya. Sudut pandang pragmatis berupaya menemukan maksud tuturan baik yang diekspresikan secara tersurat maupun tersirat dibalik tuturan (Rustono 1999:18). Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang menggunakan pemakaian bahasa sebagai pijakan utama, bagaimana penggunaan bahasa dalam tuturan dan bagaimana tuturan digunakan dalam konteks tertentu (Parker dalam Rustono 1999:3). Menurut Arikunto (2010:3) pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena hasil analisis datanya tidak berupa data statistik karena data penelitian ini tidak dikuantifikasi melainkan penjabaran berupa kalimat maupun paragraf dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo. Menurut Pangaribuan (2008: 14), penelitian kualitatif berupaya menemukan hipotesis, yaitu kaidahkaidah yang ada dalam realitas yang diamati dengan observasi partisipati. Pendekatan deskriptif juga digunakan dalam penelitian ini. Dengan pendekatan deskriptif, penelitian ini berupaya mengungkapkan TTD, jenis dan fungsi dalam novel Trilogi karya Wibowo. Deskripsi dalam penelitian ini merupakan deskripsi kualitas atas TTD, jenis dan fungsi dalam novel Trilogi karya Wibowo. karena penelitian ini tidak berkaitan dengan variabel-variabel terukur. Deskripsi di dalam penelitian ini juga bersifat khas dan verbal. Penelitian tentang TTD dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo, merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi data, yaitu data yang berupa jenis, dan fungsi tuturan direktif. Penelitian deskriptif berisi gambaran apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Menurut Djajasudarma (1993:15), pendekatan deskriptif adalah gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri. Data sebagai bahan penelitian, yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah). Sebagai bahan penelitian, di dalam data terkandung objek penelitian membentuk data, yang disebut konteks (objek penelitian). Jadi pada dasarnya data adalah objek penelitian dan konteks (Sudaryanto 1993: 3). Data dalam penelitian ini adalah penggalan teks yang diduga terdapat TTD, terdapat dalam novel Trilogi karya Wibowo yang berjudul Selimut Debu, Garis Batas, dan Titik Nol dipilih novel tersebut karena banyak terdapat dialog TTD yang dituturkan oleh tokoh-tokohnya.sumber data penelitian ini adalah novel Trilogi karya Wibowo. Novel tersebut diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama, dengan judul novel masing-masing adalah, (1) Selimut Debu terbit Januari 2010 setebal 480 halaman, (2) Garis Batas terbit 2012 setebal 528 halaman, dan (3) Titik Nol terbit februari 2013 setebal 568 halaman. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah teknik simak dan catat. Pengambilan data dilakukan dengan teknik simak dan catat yaitu peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan terhadap data secara cermat. Istilah menyimak tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa lisan, tetapi juga bahasa tulis (Mahsun, 2005: 92). Hal ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui wujud data penelitian yang benar-benar diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan terdapat aspek penyeleksian dalam pengambilan data dari sumber data. Penyimakan itu sebenarnya dapat dilakukan baik terhadap aturan-aturan yang dilisankan maupun yang dituliskan atau tertulis Subroto (1992). Keabsahan pada penelitian ini mengacu pada Sugiyono (2009: 368-375) disesuaikan dengan penelitian analisis TTD pada novel Trilogi karya Wibowo. Adapun teknik uji keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) perpanjangan pengamatan, (2) meningkatkan ketekunan, (3) 81

diskusi dengan teman, dan (4) analisis kasus negatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik padan pragmatik dan teknik agih. Dalam penggunaanya, teknik analisis data yang dipilih harus sesuai dengan satuan kebahasaaan yang diangkat sebagai objek analisis. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode padan dengan alat penentunya adalah mitra tutur. Teknik padan yang digunakan adalah padan pragmatis karena apabila dituturkan menimbulkan reaksi tertentu pada mitra tutur yang bersangkutan (Sudaryanto 1993:15). Data dianalisis sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah 1) menuliskan kalimat yang di dalamnya terdapat tuturan direktif; 2) mentranskip data pada wacana novel Trilogi karya Wibowo; 3) mengamati dan mencatat kartu data; 4) kesepadanan data yang diduga mengandung tuturan direktif; 5) mengklasifikasikan dan menganalisis data ke dalam komponen yang telah ditentukan berdasarkan jenis dan fungsi tindak tutur direktif; 6) menyimpulkan hasil analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Dominasi jenis TTD merupakan hasil jenis TTD terbanyak yang terdapat dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo yang meliputi jenis (1), jenis TTD langsung (2), TTD tidak langsung (3), TTD langsung harfiah (4), TTD langsung tidak harfiah (5), TTD tidak langsung harfiah, dan (6) TTD tidak langsung tidak harfiah. Dominasi tersebut diuraikan secara rinci nampak pada Tabel 1. TTD dalam novel Trilogi karya Wibowo didominasi oleh jenis TTD langsung dan tidak langsung. TTD langsung adalah TTD yang mempunyai kesesuian modus dan fungsi berfungsi secara konvensional, sementara itu TTD tidak langsung adalah TTD tidak mempunyai kesesuian modus dan fungsi berfungsi secara tidak konvensional. Hal ini karena novel Trilogi karya Wibowo ini adalah novel naratif yang dikemas dengan bahasa yang lugas. Novel ini diangkat dari pengalaman penulis itu sendiri (Wibowo) dari perjalanannya berkunjung ke berbagai negara. Dari negara-negara yang dikunjungi memiliki bahasa yang berbeda-beda, sehingga penulis novel cenderung tidak menggunakan banyak ragam gaya bahasa dalam penulisan novelnya. Novel ini cenderung menerjemahkan bahasa percakapan yang terjadi dengan bahasa yang lugas, cenderung menggunakan tuturan langsung, dan bahasa yang sering digunakan adalah bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan jenis TTD langsung secara langsung dan tidak langsung yang cenderung lebih banyak digunakan dalam novel ini. Dominasi Fungsi TTD pada Novel Trilogi Karya Wibowo Dominasi fungsi dalam Wacana novel Trilogi karya Wibowo merupakan dominasi fungsi paling banyak yang terdapat dalam wacananovel Trilogi karya Wibowo dan memiliki fungsi yaitu (1) tindak tutur mengajak, (2) tindak tutur perintah, (3) tindak tutur mengingatkan, (4) tindak tutur bertanya, (5) tindak tutur melarang, (6) tindak tutur menasihati, (7) tindak tutur mendorong, (8) tindak tutur memohon, (9) tindak tutur mengizinkan, (10) tindak tutur mengarahkan, (11) tindak tutur mengkomando.dominasi fungsi TTD dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo tersebut diuraikan secara rinci nampak pada Tabel 2. 82

Tabel 1. Jumlah Jenis DataTTD dalam Wacana Novel Trilogi Karya Wibowo No. Novel Selimut Debu Novel Garis Batas Novel Titik Nol Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah 1 76 79 62 2 4 2 8 3 6 4 13 4 23 32 32 5 7 4 8 6 7 8 9 10 Bemodus interogatif langsung 11 20 10 41 22 interogatif Bemodus langsung 10 30 30 37 16 Bemodus interogatif langsung 0 30 21 28 14 11 Interogatif 14 Interogatif 8 Interogatif 12 12 17 20 17 83

Tabel 2. Jumlah Fungsi Data TTD dalam Wacana Novel Trilogi Karya Wibowo No. Novel Selimut Debu Novel Garis Batas Novel Titik Nol Fungsi Jumlah Fungsi Jumlah Fungsi Jumlah 1 Meminta 15 Meminta 9 Meminta 13 2 Memohon 7 Memohon 4 Memohon 11 3 Mengajak 10 Mengajak 12 Mengajak 19 4 Mendorong 2 Mendorong 0 Mendorong 0 5 Bertanya 21 Bertanya 19 Bertanya 22 6 Mengkomando 3 Mengkomando 0 Mengkomando 0 7 Perintah 35 Perintah 54 Perintah 34 8 Melarang 13 Melarang 15 Melarang 15 9 Mengizinkan 6 Mengizinkan 1 Mengizinkan 0 10 Menyarankan 2 Menyarankan 12 Menyarankan 5 11 Menasihati 12 Menasihati 6 Menasihati 9 12 Mengingatkan 6 Mengingatkan 6 Mengingatkan 8 Fungsi TTD dalam novel Trilogi karya Wibowo didominasi oleh fungsi TTD perintah dan fungsi TTD Bertanya. Hal ini karena dalam novel Trilogi karya Wibowo TTD perintah merupakan TTD yang sering digunakan oleh tokoh, sementara itu TTD fungsi pertanyaan juga menjadi fungsi TTD yang paling banyak ditemukan karena dalam novel Trilogi karya Wibowo terdapat banyak tuturan pertanyaanpertanyaan yang ditanyakan oleh para penutur dan mitra tutur dalam wacana novel Trilogi karya Wibowo. TTD perintah adalah tuturan yang digunakan oleh penutur untuk menyuruh mitra tutur agar melakukan sesuatu sementara itu TTD fungsi pertanyaan adalah TTD Tindak tutur pertanyaan merupakan questions (pertanyaan) dalam kasus yang khusus SIMPULAN Hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data TTD dalam novel Trilogi Karya Wibowo, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Jenis-jenis TTD yang terdapat dalam Novel Trilogi karya Wibowo adalah (1) TTD langsung yang meliputi TTD langsung bermodus deklaratif, TTD langsung bermodus interogatif, TTD langsung bermodus imperatif, (2) TTD tidak langsung yang meliputi TTD tidak langsung bermodus deklaratif, TTD tidak bermodus interogatif, (3) TTD harfiah yang meliputi TTD langsung harfiah, TTD tidak langsung harfiah, dan (4) TTD tidak harfiah yang meliputi TTD langsung tidak harfiah dan TTD tidak langsung tidak harfiah. 2. TTD dalam Novel Trilogi Karya Wibowo memiliki fungsi yaitu (1) tindak tutur mengajak, (2) tindak tutur perintah, (3) tindak tutur mengingatkan, (4) tindak tutur bertanya, (5) tindak tutur melarang, (6) tindak tutur menasihati, (7) tindak tutur mendorong, (8) tindak tutur memohon, (9) tindak tutur mengizinkan, (10) tindak tutur mengarahkan, (11) tindak tutur mengkomando 3. Jenis TTD dalam novel Trilogi karya Wibowo didominasi oleh jenis TTD langsung dan tidak langsung karena novel Trilogi karya Wibowo ini adalah novel naratif yang dikemas dengan bahasa yang lugas. novel ini diangkat dari pengalaman penulis itu sendiri (Wibowo) dari perjalanannya berkunjung ke berbagai negara. Dari negara-negara yang dikunjungi memiliki bahasa yang berbeda-beda, sehingga penulis novel cenderung tidak menggunakan banyak ragam gaya bahasa dalam penulisan novelnya tetapi menerjemahkan percakapan dengan beragam bahasa tersebut ke dalam 84

Bahasa Indonesia yang lugas dan mudah dipahami. DAFTAR PUSTAKA Keraf.Gorys (2004). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Pangaribuan, Tagor. 2008. Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pradopo, D. 2000. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya, Jakarta: Pustaka Pelajar. Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: CV IKIP Semarang Press. Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press Tarigan, Henry G. 12997. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. 85