NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM INDIA TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

~ ' REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK KOLOMBIA MENGENAI PEMBENTUKAN KOMISI BERSAMA

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Republik Liberia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"),

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Pasal 1 Tujuan Kerjasama

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri dan Agama Republik Kosta Rika (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihakn);

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

REPDBLIK INDONESIA. bidang-bidang geosains atas dasar keinginan dan manfaat bersama para Pihak;

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK FEDERAL ETHIOPIA TENTANG KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG KERJA SAMA MARITIM ANT ARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DAN TENT ANG KEGIA TAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

BERKEINGINAN untuk tersedianya mekanisme dan komitmen Para pihak untuk melakukan sebuah penelitian dan pengembangan bersama, termasuk melakukan

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

REPUBLIK 11'1>0NESIA

REPUBLIK INDONESIA. MENGANUT pada Kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Republik Fiji dalam Kerangka Pengembangan kerja sama;

NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA DAN JAPAN EXTERNAL TRADE ORGANIZATION TENT ANG

MEMORANDUM KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA DENGAN

1/4. MEMPERTIMBANGKAN prinsip kesetaraan dan keuntungan bersama di antara Para Pihak;

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

REPUBUK INDONESIA. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Gambia untuk selanjutnya disebut "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

NOTA KESEPAKATAN ANT ARA PEMERINTAH PROVINS! SHAANXI REPUBLIK RAKYAT CHINA DAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA UNTUK IKAN DAN PRODUK PERIKANAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FEDERASI NIGERIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

r ANTARA KANTOR BERITA ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR BERITA TASR REPUBLIK SLOVAKIA

Mengingat Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, saling menghargai, dan saling menguntungkan;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Sudan, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"

Kementerian Negara Pemuda dan Otahraga Repubtik Indonesia dan Federasi Pemuda Seturuh China Repubtik Rakyat China, setanjutnya disebut "Para Pihak";

ditandatangani oleh kedua belah pihak.

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

Tsinghua University batan LETTER OF INTENT ANTARA SADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN UNIVERSITAS TSINGHUA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

REPUBLDl INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN. ANTARA KEMENTERIAN KELAUT AN DAN PERl KANAN REPUBLIK INDONESIA DAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

REPUBLIK INDONESIA NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM INDIA TENTANG KERJA SAMA Dl BIDANG PENGELOLAAN DAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia dan Komisi Pemilihan Umum India, selanjutnya disebut "Para Pihak", Berkeinginan untuk memperkuat hubungan persahabatan dan kerja sama bilateral yang telah terjalin antara Indonesia dan India; Bertindak sesuai kapasitas keduanya sebagai lembaga negara dengan tanggung jawab di negara masing-masing untuk melaksanakan pengelolaan dan administrasi pemilihan umum; Menegaskan kembali komitmen Para Pihak terhadap demokrasi dan memegang teguh keyakinan dan kepercayaan terhadap proses demokrasi yang bebas dan JUjur serta norma-norma hak asasi rnanusia yang diterima secara luas; Mengupayakan peningkatan pengelolaan dan administrasi pemilihan umum dalam rangka penguatan institusi demokrasi; Mempertimbangkan pengalaman yang diperoleh kedua belah Pihak dalam bidang pemilihan umum dan demokrasi: Menyadari perlunya membangun sebuah mekanisme yang saling menguntungkan dalam rangka peningkatan dan kerja sama pertukaran keterampilan teknis, keahlian dan informasi dalam bidang pengelolaan dan administrasi pemilihan umum;

Sesuai dengan hukum dan ketentuan yang berlaku di negara masing-masing Pihak. Telah menyepakati hal-hal sebagai berikut: PASALI Para Pihak menyepakati untuk meningkatkan kerja sama, bedasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama, dalam bidang pengelolaan dan administrasi pemilihan umum, yang dapat mencakup: (a) Peningkatan prakarsa-prakarsa yang dirancang untuk memperku&t sistem pemilihan umum dan institusi demokrasi; (b) Peningkatan pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pengembangan organisasi dan teknis, dengan maksud untuk mengembangkan praktik terbaik dari proses dan sistem pemilihan umum; (c) Pertukaran informasi, materi-materi, keahlian dan keterampilan terkait proses dan sistem pemilihan umum (d) Peningkatan kapasitas kelembagaan, termasuk namun tidak terbatas pada pelatihan dan pengembangan personel, serta pengembangan organisasi; (e) Memproduksi dan mendistribusikan materi-materi mengenai sistem pemilihan umum, teknologi pemungutan suara, pendidikan dan kesadaran bagi pemilih, partisipasi perempuan, kaum minoritas, kaum dengan keterbatasan fisik dan peningkatan partisipasi dalam proses pemilihan umum atau bidang terkait; (f) Memfasilitasi hubungan dengan otoritas-otoritas dan organisasi pemiiihan umum lainnya; dan (g) Bentuk kerja sama lainnya yang disepakati oleh Para Pihak. PASAL II Dengan rnaksud untuk mempertahankan mekanisme yang tepat untuk pelaksanaan dan dan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman ini, Para Pihak akan melakukan konsultasi tentang isu-isu berikut: (a) Mengidentifikasi dan mengevaluasi bidang-bidang prioritas kerja sama khususnya bidang kegiatankegiatan organisasi dan teknis;

(b) Merekomendasikan dan menyiapkan instrumen-instrumen yang dirancang untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan proyek yang akan dilaksanakan, serta pengaturan khusus untuk pelaksanaannya. (c) Menelaah dan meninjau pelaksanaan Nota Kesepahaman ini. PASAL Ill Tidak ada apapun dalam Nota Kesepahaman 1m yang akan, dengan cara apapun, menghalangi salah satu Pihak melaksanakan perjanjian bilateral dengan negara lain mengenai hal-hal yang tercakup dalam Nota Kesepahaman ini. PASAL IV Para Pihak dapat membuat pengaturan pelaksanaan mengenai kegiatan kerja sama organisasi dan teknis, penyusunan persyaratan dan ketentuanketentuan kerja sama, sumber daya keuangan yang dibutuhkan dan juga status hukum personel yang terlibat. PASAL V Setiap materi dan informasi yang dipertukarkan sebagai hasil dari Nota Kesepahaman hanya dapat dipublikasikan dengan persetujuan tertulis Pihak lainnya. PASAL VI Sengketa antara Para Pihak yang berkaitan dengan penafsiran dan pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan secara damai melalui perundingan atau cara penyelesaian lainnya yang disepakati bersama. PASAL VII Nota Kesepahaman ini dapat sewaktu-waktu direvisi atau diamandemen dengan kesepakatan Para Pihak. Revisi atau amandemen tersebut akan mulai berlaku pada tanggal yang ditentukan oleh Para Pihak. PASAL VIII a. Nota Kesepahaman ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganannya. b. Nota Kesepahaman ini akan tetap berlaku selama jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan perjanjian tertulis dari kedua belah Pihak untuk jangka waktu 5 (lima) tahun berikutnya.

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE GENERAL ELECTIONS COMMISSION OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE ELECTION COMMISSION OF INDIA ON COOPERATION IN THE FIELD OF ELECTORAL MANAGEMENT AND ADMINISTRATION The General Elections Commission of the Repuolic of Indonesia and the Election Commission of India, hereinafter referred to as the "Parties"; Desiring to strengthen the existing friendly relations and bilateral co-operatic n between India and Indonesia; Acting in their capacities as State institutions with responsibilities in their respective countries for electoral management and administration; Reaffirming their comrnitment to democracy and reposing faith and trust in free and fair democratic processes and generally accepted norms of human rights; Seeking to improve electoral management and administration in order to strengthen democratic institutions; Considering the experience gained by the Parties in the field of elections and democracy:

Acknowledging the need of establishing a mutually beneficial mechanism for the promotion and cooperation for the exchange of technical knowhow, expertise and information in the field of electoral management and administration; Pursuant to the prevailing laws and regulations of the Parties respective states. Hereby agreed as follows: ARTICLE I The Parties undertake to promote cooperation, on the basis of agreed terms and conditions, in the field of electoral management and administration, which may include: (a) Promotion of initiatives designed to strengthen electoral systems and democratic institutions; (b) Promotion of exchanges of knowledge and experience in the field cf organizational and technical development, with a view to develop best practices of electoral management ar.d administration; (c) Exchange of information, materials, expertise and technical knowhow relating to electoral processes, systems and technologies; (d) Institutional capacity building, including but not limitet:i to training and development of personnel, and organizational development; (e) Production and dissemination of materials pertaining to electoral systems. voting technology, voters education and awareness, participa1ion of women, minorities, invalids and enhancing participation in electoral process or related areas; (f) Facilitating relationships with other electoral authorities and organizations; and (g) Any other modality of cooperation as mutually agreed by the Parties. ARTICLE II With a view to maintaining an appropriate rr1echanism for irnplementation ano follow up of this Memorandum of Under~tanding, the Parties shall conduct consultations on the following i8sues:

(a) Identifying and evaluating priority areas of cooperation in particular organizational and technical fields of activity; (b) Recommending and preparing instruments designed to identify activities, programmes and projects to be executed, as well as specific arrangement for their implementation; (c) Assessing and revie\iving implementation of this Memorandum of Understanding. ARTICLE Ill Nothing in this Memorandum of Understanding shall, in any way, prevent either Party from entering in to bilateral agreements with other countries on matters covered under this Memorandum of Understanding. ARTICLE IV The Parties may conc:ude particular implementing arrangements pertaining to organizational and technical cooperation activities, setting out the terms and conditions of such cooperation, the financial resources required and aiso the legal status of the personal involved. ARTICLE V Any materials and information exchanged as a result of this Memorandum of Understanding shall be available for publication only with the prior written consent of the other party. ARTICLE VI Any dispute between the Parties relating to the interpretation and application of this Memorandum of Understanding shall be settled amicably through negotiations or other mutually agreed mode of settlement. ARTICLE VII This Memorandum of Understanding may be amended as mutually agreed by the Parties Such amendment shall come into force on a date as may be mutually agreed upon by the Parties.